Air Laut
Disusun Oleh :
Alifyah Faradillah Syam 09220210005
Alif Ramadhan 09220210006
Naila shakirah 09220210007
Nur Inaya 09220210013
Nurmayani 09220210038
Emilda 09220210044
Nur Ainur 09220210047
Sedek Booy 09220210078
Kelompok 3/Kelas C2
Jurusan Teknik Kimia
“Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Utilitas”
MAKASSAR
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia – Nya, sehinggah kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Utilitas dengan
judul “AIR LAUT”.
2
Daftar Isi
3
BAB I
PENDAHULUAN
Laut adalah sebuah perairan asin besar yang dikelilingi secara menyeluruh
atau sebagian oleh daratan. Dalam arti yang lebih luas, "laut" adalah sistem
perairan samudra berair asin yang saling terhubung di Bumi yang dianggap sebagai
satu samudra global atau sebagai beberapa samudra utama. Laut
mempengaruhi iklim Bumi dan memiliki peran penting dalam siklus air, siklus
karbon, dan siklus nitrogen.
Ciri khas utama air laut adalah sifatnya yang asin. Walaupun tingkat
keasinannya (salinitas) dapat beragam, sekitar 90% air di samudra memiliki 34─35
g zat padat yang terlarut per liter, sehingga menghasilkan tingkat salinitas sebesar
3,4─3,5%. Agar dapat lebih mudah mendeskripsikan perbedaan-perbedaan yang
kecil, salinitas umumnya dinyatakan dalam satuan permil (‰) atau perseribu (part
per thousand, ppt). Salinitas permukaan air laut di Belahan Bumi Utara pada
umumnya mendekati angka 34‰, sementara di Belahan Bumi Selatan mencapai
35‰. Salinitas di Laut Tengah sedikit lebih tinggi daripada laut pada umumnya
yaitu senilai 38‰. Sementara itu, di Laut Merah bagian utara, salinitas bahkan
dapat mencapai 41‰. Komposisi zat larut di dalam samudra relatif
stabil. Natrium dan klorida, yang merupakan unsur pembentuk garam biasa,
mencakup sekitar 85% dari zat padat yang terlarut dalam air laut. Terdapat pula ion-
ion logam seperti magnesium, kalsium, dan ion-ion negatif seperti sulfat, karbonat,
dan bromida. Air laut terlalu asin untuk diminum oleh manusia dan ginjal manusia
tidak mampu mengeluarkan urin yang seasin air laut.
Pencemaran laut (bahasa Inggris: Marine pollution) terjadi ketika efek
berbahaya, atau mungkin berbahaya, terjadi akibat masuknya bahan-bahan
kimia, partikel, limbah industri, pertanian, dan perumahan, bunyi, atau
ketersebaran organisme invasif. Delapan puluh persen pencemaran laut berasal dari
daratan. Pencemaran air juga merupakan faktor yang berperan penting dengan
4
membawa pestisida atau kotoran ke lautan. Pencemaran udara dan darat juga
terbukti berbahaya bagi kehidupan laut dan habitatnya.
Pencemaran sering berasal dari sumber bukan tentu, seperti limpasan
pertanian, puing-puing yang tertiup angin, dan debu. Pencemaran dalam badan air
yang besar juga dapat diperburuk dengan fenomena fisik, seperti efek biologis
sirkulasi Langmuir. Pencemaran nutrien merupakan suatu bentuk pencemaran
air yang merujuk kepada kontaminasi karena masuknya nutrien yang berlebihan.
Ini merupakan penyebab utama eutrofikasi permukaan air, ketika nutrien yang
berlebihan, biasanya nitrat atau fosfat, merangsang pertumbuhan alga. Banyak
bahan kimia yang berpotensi beracun menempel pada partikel-partikel kecil yang
nantinya dibawa oleh plankton dan hewan-hewan bentik, yang sebagian besar
merupakan pemakan deposit atau hewan penyaring. Dengan cara ini, racun terpusat
ke atas dalam rantai makanan laut. Banyak partikel yang bergabung secara kimiawi
menyebabkan berkurangnya oksigen, sehingga muara menjadi anoksik.
1. Bagaimana cara mengolah air laut menjadi air bersih (air sanitasi).
2. Bagaimana pengolahan lanjutan air laut agar dapat menjadi air industri
(air umpan boiler).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengolah air laut menjadi air bersih (air
sanitasi)
2. Untuk mengetahui pengolahan lanjutan air laut agar dapat menjadi air
industri (air umpan boiler).
5
BAB II
PEMBAHASAN
Air laut adalah air murni yang di dalamnya larut berbagai zat padat dan gas.
Zat terlarut meliputi garam-garam organik yang berasal dari organisme hidup, dan
gas-gas terlarut fraksi terbesar dari bahan terlarut terdiri dari garam-garam
anorganik yang berwujud ion-ion. Enam ion anorganik membentuk 99,28% berat
dari bahan anorganik padat. Ion-ion ini adalah klor natrium belerang (sebagai
sulfat), magnesium, kalsium, dan kalium. Lima ion berikutnya menambah 0.71%
berat, hingga sebelas ion bersama-sama membentuk 99,99 % berat zat terlarut.
Diantara sisa (0,01%), dari zat-zat yang terlarut dalam air laut, terdapat beberapa
garam anorganik yang sangat penting artinya bagi binatang-binatang laut.
6
Termasuk ke dalamnya adalah nutrien, yaitu fosfat dan nitrat, yang dibutuhkan
tumbuh-tumbuhan untuk sintesis zat organik dalam fotosintesis, dan silikon
dioksida yang diperlukan diatom dan radiolaria untuk membentuk cangkangnya.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Memiliki luas wilayah
5.193.252 km2 dua per tiga luas wilayahnya merupakan lautan, yaitu sekitar
3.288.683 km2. Sehingga Indonesia juga memiliki julukan sebagai benua maritim.
Ironinya di tengah kepungan air laut itu ternyata masih ada beberapa tempat yang
mengalami kekurangan air, terutama mengenai ketersedian air bersih. Akibatnya,
di tempat seperti itu air menjadi barang eksklusif. Masyarakatnya harus membeli
untuk mendapatkan air bersih. pemanfaatan teknologi RO untuk menghasilkan air
tawar di Indonesia pun masih menghadapi beberapa kendala. Diantaranya,
mengenai bahan baku air laut yang sudah relatif kotor. Sehingga, jika penggunaaan
bahan baku semacam ini dipaksakan tentu akan berpotensi untuk menyumbat
membran.
Pencemaran Laut
Wilayah pesisir dan laut Indonesia sangat rentan terhadap berbagai ancaman
pencemaran baik yang berasal dari aktivitas domestik manusia (marine debris),
industri (pengolahan perikanan), perhubungan laut seperti tumpahan minyak (oil
spill), maupun aktivitas lainnya.
Pencemaran di Lingkungan Laut (Pollution of the marine environment)
yaitu dimasukanya oleh manusia, secara langsung atau tidak langsung ke dalam
lingkungan laut yang mengakibatkan dapat buruk sedemikian rupa seperti
kerusakan pada keberlangsungan kehidupan laut sehingga berbahaya bagi
kesehatan manusian, gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk penangkapan
ikan. (UNCLOS. 1982) Hal ini tentunya akan menimbulkan dampak negatif
terhadap ekosistem, habitat, biota laut dan penurunan kualitas lingkungan pesisir.
Ancaman pencemaran tersebut apabila tidak ditangani secara tepat dapat
mengakibatkan semakin meluasnya dampak negatif terhadap kehidupan manusia
dan biota.
7
Pemerintah telah menerbitkan PP No.19 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran dan/atau Perusakan Laut. Pemerintah mengatur terkait mekanisme
pengurangan pencemaran laut, termasuk pembentukan Tim Koordinasi Nasional
terhadap penanganan sampah di laut.
Terdapat beberapa Jenis Pencemaran Laut diantaranya:
1. Tumpahan Minyak (Oil Spil)
2. Sampah Laut (Marine Debris)
3. Dumping
4. Pencemaran Limbah Industri
5. Kecelakaan Kapal Bermuatan Tambang non Minyak di Laut
Untuk menghasilkan air yang aman dikonsumsi, proses desalinasi air laut
menggunakan reverse osmosis (RO) terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
8
• Pretreatment, yaitu air umpan yang berasal dari laut disesuaikan
dengan membran dengan cara memisahkan partikel padat yang
tersuspensi, menstabilkan kadar pH, serta menambahkan inhibitor yang
bermanfaat untuk mengontrol scaling yang disebabkan oleh senyawa
kimia di dalam air.
• Pressurization, di mana air yang telah melewati pretreatment dipompa
untuk meningkatkan tekanan dari air umpan hingga sesuai dengan
membran RO dan salinitas air umpan.
• Membrane separation, merupakan proses penyaringan dengan
membran permeabel untuk menghalangi aliran garam yang terlarut
sehingga terpisah dari air umpan. Pada proses ini terjadi 2 aliran yang
menuju tempat berbeda, yaitu aliran air bersih dan juga brine atau air
asin terkonsentrasi.
• Post-treatment stabilization, adalah proses akhir desalinasi air
laut berupa penyesuaian kembali kadar pH air sebelum dialirkan ke
sistem distribusi.
2.5 Proses Air Umpan Boiler
Air Laut
Aerator
Polisher
Kondensat
Desalinasi Turbin
injeksi okxygen
scavenger
Deaerator
9
2.5.1 Aerator
Alat ini berfungsi untuk mengurangi kandungan besi (Fe2+) dan mangan
(Mn) dengan cara oksidasi menggunakan udara. Reaksi yang terjadi adalah:
4Fe(HCO3)2 + O2 + 2H2O 4Fe(OH)3(s) + 8CO2
4Mn(HCO3)2 + O2 2MnO2 + 4CO2(g) + 2H2O
Besi dioksida dan mangan dioksida yang dihasilkan tidak larut dalam air dan
selanjutnya dipisahkan dalam iron removal filter. Didalam aerator juga terjadi
proses pengurangan gasgas terlarut yang ada di dalam air seperti gas karbon
dioksida, ammonia, dan hydrogen sulfide.
2.5.2 Iron Removal Filter
Air yang keluar dari aerator kemudian masuk ke dalam iron removal filter.
Filter terdiri dari multimedia antara lain pasir kuarsa, antrasit, dan polarite. Air laut
yang menjadi bahan baku utama dialirkan menuju sea water pit, dan untuk
menghambat pertumbuhan biota-biota laut diinjeksikan sodium hipoklorit dengan
kadar tertentu. Selanjutnya air laut difiltrasi menggunakan travelling screen untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang berukuran besar.
Dari sea water pit, air laut dialirkan menuju primary filter dengan
menggunakan sebuah pompa. Diperjalanan, air tersebut diinjeksi senyawa koagulan
FeSO4 yang berfungsi untuk mengumpulkan partikel-partikel berukuran kecil
menjadi partikel-partikel berukuran lebih besar sehingga lebih mudah dilakukan
proses filtrasi.
Setelah injeksi FeSO4, air dialirkan menuju ke filter pertama yang disebut
dengan Primary Filter, dengan tujuan untuk menahan suspended solids yang
terkandung di dalam air laut. Filter ini berjenis multi media filter yang berarti
menggunakan beberapa jenis komponen yang berbeda pada satu filter. Komponen-
komponen tersebut adalah antrasit pada lapisan atas, pasir pada lapisan tengah,
garnet pada lapisan paling bawah, dan gravel sebagai media pendukung. Dari
primary filter air dialirkan menuju polishing filter yang memiliki komponen sama
dengan primary filter dengan tujuan untuk lebih membersihkan air dari suspended
solids yang ada. Didalam filter ini, sebagian besar oksida besi dan mangan dapat
disaring.
10
Setelah itu air disimpan dalam tangka terfiltrasi.
2.5.3 Polisher
Hampir sebagian besar uap yang telah menjadi kondensat dikembalikan lagi
ke dalam tangki kondensat. Kondensat ini biasanya akan membawa produk -produk
korosi sepanjang perpipaan. Hal ini dimungkinkan karena masih terdapatnya
kontaminan-kontaminan baik terdapat dalam steam kondensat maupun maupun
kebocoran di dalam system pendingin. Dengan adanya kontaminan di dalam air
maka kecenderungan proses korosi akan semakin meningkat. Oleh karena itu,
kondensat sebelum digunakan diolah untuk menghilangkan ionion produk korosi
yang terbawa ke dalam kondensat. Karena sebagian besar korosi berupa ion-ion
besi dan tembaga, maka resin yang digunakan pada pertukaran ion di unit polisher
ini berfungsi untuk menukarkan ion-ion Fe, Cu, dan kesadahan (Ca, Mg) yang
terlarut.
Reaksi pada pertukaran ion adalah:
[Ca,Mg]-[SO4,2Cl, 2 HCO3] + Na2Z Z-[Ca,Mg] + [Na2SO4,2NaCl,2NaHCO3]
2NaHCO3 + panas 2NaOH + CO2(g)
Sama dengan reaksi penukar ion pada umumnya, bila kapasitas pertukaran
ion resin dalam polisher ini telah habis, maka resin perlu diregenerasi. Regenerasi
ini bias dilakukan dengan menggunakan larutan NaCl.
Komponen Primary dan Polishing Filters
11
Tahapan selanjutnya, air dari filter tank dialirkan menuju cartridge filter yang
memiliki clearence sebesar 5 μm dengan tujuan untuk melindungi membran reverse
osmosis dari suspended solids yang masih mungkin terkandung di dalam air.
2.5.4 Tahap Desalinasi
Air dari cartridge filter dialirkan menuju proses Desalination Reverse
Osmosis. Desalination Reverse Osmosis adalah proses filtrasi dengan
menggunakan membran semi permeable dengan jalan membalik proses Osmosis.
Pada tahap ini, air laut sudah berubah menjadi air tawar, dari konduktivitas 40.000-
50.000 μS/cm sebelum masuk proses menjadi 700-800 μS/cm di akhir proses
reverse osmosis ini.
Selanjutnya air akan mengalami proses decarbonator atau proses
menghilangkan kandungan CO2 dalam air. CO2 harus dihilangkan karena ia akan
membentuk bikarbonat jika di dalam air dan dapat menurunkan pH. Proses ini
dengan jalan menghembuskan udara ke dalam tangki air sisi bawah menggunakan
blower, sehingga udara akan mengikat CO2 dalam air.
Setelah itu air ditampung kembali di tangki Permeate Storage Tank. Dari tangki ini,
air dialirkan ke dua jalur yaitu jalur pertama untuk digunakan sebagai potable water
dan service water, dan jalur yang kedua adalah menuju proses demineralisasi.
Air yang digunakan untuk potable dan service water mengalami proses-proses
lanjutan sebagai berikut:
• Diinjeksi soda ash yang bertujuan untuk menaikkan pH menjadi 9,2-9,6.
• Penambahan sodium silikat untuk membuat lapisan pasif di permukaan
pipa.
• Air untuk potable water dialirkan ke carbon filter yang bertujuan untuk
menghilangkan warna, bau, dan rasa. Kemudian diinjeksikan hipoklorit
untuk membunuh mikroorganisme air. Selanjutnya potable water masuk
ke potable water tank sebelum dapat dipergunakan secara umum.
• Sedangkan service water dialirkan ke service tank dan dipergunakan
untuk keperluan umum serta kebutuhan pemadam kebakaran.
12
2.5.5 Tahap Demineralizer
Tahap ini menggunakan air dari hasil tahap desalinasi. Demineralisasi juga
menggunakan proses reverse osmosis, yang membedakan adalah penggunaan
membran semi permeable jenis lain. Air yang keluar dari proses ini akan memiliki
nilai konduktifitas sebesar hanya 20-30 μS/cm dari 1000 μS/cm pada saat sebelum
proses. Demineralizer berfungsi untuk menghilangkan semua mineral yang
terkandung dalam air dengan cara menukar kation dan anion padatan penukar ion
(resin). . Resin merupakan polimerisasi dari difinil benzena dan stirine serta
ditambah dengan gugus aktif. Cara kerja alat ini pada dasarnya, air masuk dalam
kolom penukar kation jenis Strong Acis Cation Resin(SACR) sehingga semua
kation yang ada ditukar dengan ion H+ yang ada di dalam SACR. Air keluar kolom
penukar kation kemudian masuk ke kolong penukar anion jenis Strong Based Anion
Resin (SBAR) sehingga semua anion yang ada dalam air ditukar dengan ion OH-
yang dimiliki oleh resin SBAR. Dengan demikian air keluar kolom penukar anion
sudah bebas dari kation dan anion dalam tangka air denim.
Prinsip Reverse Osmosis
2.5.6 Deaerator
Proses selanjutnya adalah air dialirkan ke unit deaerator setelah
ditambahkan make-up water dari tangka air denim. Fungsi deaerator adalah untuk
mengurangi kandungan gas-gas yang terlarut di dalam air umpan ketel terutama
oksigen dan karbin dioksida. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko korosi
13
pada sitem perpipaan ketel dan perlatan yang dilaluinya. Prose pengurangan gas-
gas terlarut di dalam air kondensat dilakukan dengan du acara yaitu secara chemis
dan mekanik. Cara mekanik dilakukan dengan cara stripping yaitu air kondensat
yang masuk ke dalam deaerator melalui spray valve dikontakkan dengan steam
tekanan rendah. Sebagian besar gas-gas yang terlarut dalam air kondensat terlepas
dan dibuang ke atmosfer menggunakan fan. Namun demikian kandungan gas – gas
stripping ini masih belum memenuhi spesifikasi yang ditentukan, misalnya
kandungan oksigen masih diatas 30 ppb. Oleh karena itu perlu upaya lanjutan untuk
mengurangi kandungan oksigen dengan menambahkan baham-baham kimia. Bahan
kimia ditambahkan dengan system injeksi dan biasanya berupa senyawa
hiroquinone. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
C6H4(OH)2 + ½ O2 C6H4O2 + H2O
Pengolahan ini menggunakan berbagai macam zat kimia, yang diinjeksikan
kedalam air umpan boiler. Penambahan bahan kimia ini diharapkan dapat
digunakan untuk mencegah berbagai akibat yang dapat merugikan perfomansi kerja
ketel. Air hasil dari proses deaerasi inilah yang selanjutnya dipergunakan sebagai
media kerja untuk proses siklus air - uap air. Selain itu juga dipergunakan sebagai
media kerja auxiliary cooling water dan pendingin pada stator generator.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air laut merupakan larutan yang kompleks yang mengandung berbagai
macam bahan kimia organik dan anorganik. Air laut memiliki kadar garam rata-rata
3,5%. Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral
yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, kalsium,
dll. Air pendingin merupakan salah satu jenis air yang diperlukan dalam proses
industri. Kualitas air pendingin akan mempengaruhi integritas komponen atau
struktur reaktor, karena pada dasarnya air sebagai pendingin akan berhubungan
langsung dengan komponen atau struktur reaktor. Baku mutu air laut telah
ditetapkan oleh Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 tahun 2004,
sehingga tahap pengolahan air laut untuk memenuhi baku mutu yaitu dengan
dilakukan tahap filtrasi, netralisasi dan demineralisasi. Kemudian jika sudah
memenuhi, untuk diolah menjadi air umpan boiler dapat dilakukan pengolahan
dengan tahap aerasi, riron removal filter, polisher, demineralisasi, desalinasi dan
deaerasi.
3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna
15
Daftar Pustaka
Agustiningsih, D., Sasongko, S. B., & Sudarno. (2012). Analisis Kualitas Air Dan
Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai Blukar Kabupaten Kendal.
PRESIPITASI , 64-71.
16