Oleh :
Aprianto 19061007
FAKULTAS PERIKANAN
2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................6
A. Pengertian Air Payau..............................................................................................6
B. Parameter Penyusun Perairan Ekosistem Air Payau...............................................7
1. Parameter Kimia.................................................................................................7
2. Parameter Fisika...............................................................................................10
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................14
A. Kelayakan Lokasi Budidaya.................................................................................14
B. Jenis-jenis budidaya yang bisa dilakukan di perairan payau.................................19
C. Dampak positif dan dmpak negatif yang ditimbulkan dari budidaya di perairan
payau............................................................................................................................23
Dampak negatif................................................................................................23
Dampak positif.................................................................................................23
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................24
A. Kesimpulan..........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25
2
KATA PENGANTAR
Budidaya pada Air Payau” ini dan ucapan terimakasih diucapkan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulisan makalah
payau. Ibarat kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak”, kami pun menyadari
bahwa makalah ini masih belum sempurna. Kritik dan saran yang bersifat
di masa mendatang.
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perairan payau. Air payau atau brackish water adalah air yang
mempunyai salinitas antara 0,5 ppt s/d 17 ppt. Air ini banyak
mempunyai salinitas < 0,5 ppt dan air minum maksimal 0,2 ppt.
Dari sumber literatur lain, air tawar maksimal mempunyai salinitas 1 ppt
sedangkan air minum 0,5 ppt. Sementara itu air laut rata-rata mempunyai
yaitu 81.000 km dan luas laut yang mencapai 5,8 juta km2, menjadikan
Indonesia, 2009).
B. Rumusan Masalah
4
3. Apa saja dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dari
C. Tujuan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pasang surut, dimana air laut bercampur dengan air tawar dari buangan air
daratan, perairan terbuka yang memiliki arus, serta masih terpengaruh oleh
karena intrusi air asin ke air tawar. Hal ini dikarenakan adanya degradasi
lingkungan. Pencemaran air tawar juga dapat terjadi karena fenomena air
pasang naik. Saat air laut meluap, masuk ke median sungai. Kemudian
Air payau adalah campuran antara air tawar dan air laut (air asin).
Jika kadar garam yang dikandung dalam satu liter air adalah antara 0,5
sampai 30 gram, maka air ini disebut air payau. Namun jika konsentasi
garam melebihi 30 gram dalam satu liter air disebut air asin (Suprayogi,
Air payau dapat memiliki range kadar TDS yang cukup panjang
6
karbon organic rendah dan partikulat rendah ataupun kontaminan koloid
(Dewi, 2011).
1. Parameter Kimia
seperti oksigen (O2), ion hidrogen (pH), karbon dioksida (CO2), amonia
(NH3), asam sulfida (H2S), nitrogen dalam bentuk nitrit (NO2-N), dan lain-
a. Oksigen Terlarut
karena bandeng tidak dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan
7
b. DO meter (Dissolved Oxygen Meter)
Oksigen masuk dalam air payau melalui difusi langsung dari udara,
aliran air, termasuk hujan, dan proses fotosintesa tanaman berhijau daun.
dan perombakan bahan organik. Cuaca mendung dan tanpa angin dapat
terlarut di dalam air (Dissolved Oxygen = DO). Dapat diukur dengan titrasi di
ion hidrogen atau nilai yang dikenal dengan istilah pH. Kalau konsentrasi ion
hidrogen (H+) tinggi, pH akan rendah, reaksi lebih asam. Sebaliknya kalau
konsentrasi ion hidrogen rendah pH akan tinggi dan reaksi lebih alkalis. pH
selama proses produksi yang disebabkan oleh terbentuknya asam yang kuat,
d. Konsentrasi Karbondioksida
8
- Terbawa oleh air hujan
berbahaya bagi makhluk hidup yang terdapat di perairan tersebut. Bahaya ini
meliputi :
- Penurunan pH
titrasi.
e. Amonia (NH3)
organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat dalam tanah
dan air; dapat pula berasal dari dekomposisi bahan organik (tumbuhandan
biota akuatik yang telah mati) yang dilakukan oleh mikroba dan jamur. Kadar
amonia di perairan payau juga dipengaruhi oleh kadar pH dan suhu. Makin
tinggi suhu dan pH air maka makin tinggi pula konsentrasi NH3. Kadar
9
f. Asam Sulfida (H2S)
perairan payau sebagai hasil proses dekomposisi bahan organik dan air laut
2. Parameter Fisika
a. Salinitas
Salinitas atau kadar garam adalah konsentrasi dari total ion yang
klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi. Salinitas ini dinyatakan
dalam satuan gram/kg air atau permil (0/00). Nilai salinitas sangat
10
- Polyhalin, salinitas >16,00/00 – 300/00
b. Suhu air
nilai tersebut pertumbuhan mulai terganggu, bahkan pada suhu tertentu ikan
mati. Suhu ini berkaitan dengan kelarutan gas di dalam air, khususnya
oksigen. Pada keadaan suhu perairan payau tinggi, maka kelarutan oksigen
c. Kecerahan
dengan alat secchi disk. Nilai kecerahan (yang satuannya meter) sangat
11
C. Sifat-Sifat Ekosistem Air Payau
Sebagai tempat pertemuan air laut dan air tawar, salinitas di estuaria
1. Salinitas yang tertinggi berada pada bagian luar, yakni pada batas
wilayah estuaria dengan laut, sementara yang terendah berada pada tempat-
tempat di mana air tawar masuk ke estuaria. Pada garis vertikal, umumnya
salinitas di lapisan atas kolom air lebih rendah daripada salinitas air di lapisan
bawahnya. Ini disebabkan karena air tawar cenderung ‘terapung’ di atas air
laut yang lebih berat oleh kandungan garam. Kondisi ini disebut ‘estuaria
positif’ atau ‘estuaria baji garam’. Akan tetapi ada pula estuaria yang
air tawar ke estuaria, menjadikan air permukaan dekat mulut sungai lebih
tinggi kadar garamnya. Air yang hipersalin itu kemudian tenggelam dan
12
4. Perubahan-perubahan salinitas di kolom air dapat berlangsung cepat dan
berasal dari sedimen yang terbawa aliran air, baik dari darat maupun dari laut.
Sebabnya adalah karena pertukaran partikel garam dan air yang terjebak di
13
BAB III
PEMBAHASAN
segi keragaman hayati maupun karakter lahannya (jenis tanah, dan lain
perairan air payau dengan komoditas yang sesuai dengan spesifik lokal
mempunyai persyaratan lokasi yang spesifik pula, baik ditinjau dari segi
lahan (tanah) dan sumber air maupun dari segi daya dukung lahan lainnya,
merupakan syarat utama yang secara teknis harus dipenuhi. Hal ini sangat
ini sangat dinamis dan beresiko tinggi. Dan lebih diutamakan lagi dari aspek
penjagaan kondisi dan kualitas parameter lingkungan yang harus selalu sesuai
adanya usaha komditas budidaya perairan air payau ini perlu disesuaikan
dengan daya dukung lahan dan tata ruang dari suatu hamparan, sehingga pada
lingkungan.
14
Beberapa lokasi/lahan di wilayah pesisir air payau mempunyai
karakter dan kriteria yang berbeda, baik dari kondisi air maupun tanah. Secara
umum kondisi wilayah pesisir hampir sama, sebagai contoh tercantum pada
Tabel 1.
terendah, tangga,
60 ppm,
6. Alkalinitas 80-120
ppm,
15
7. pH 7- 8,5,
8. Tingkat kesuburan
subur,
9. Terdapat jenis
plankton yang
menguntungkan
dan yang
merugikan.
usaha budidaya air payau dapat mengacu kepada komoditas spesifik dalam
hal kebutuhan biologis dan kebiasaan hidup (life habits) dan kemudian sistem
Tabel 2. Spesifik lokasi dan air sumber yang dapat dikembangkan untuk
budidaya air payau.
16
Sumber Air Dikembangkan
1. Tanah liat Udang Windu Musim tanam
0°C Kondisi
pencemaran kebutuhan
berat biologis
subur
Daerah pasut
yang ideal
Mikroklimat
pantai
2. Persyaratan Udang putih Dapat
17
25 ppt dan suhu (rostris dan sebagai sistem
bediding) dan
sebagai sistem
pola tanam.
Artemia
dibudidayakan
pada tambak
garam (salinitas
18
liat berdebu/ Rumput Laut
berlumpur
Perairan tidak
terlalu jernih,
tetapi subur
0°C
Salinitas 15-35
ppt
Mikroklimat
pantai
payau adalah 1.225.500 ha dengan total panjang pantai mencapai 81.000 km,
lebar.
(daerah) pasang surut air laut sebagai sumber air utama untuk kehidupan dan
19
alternatif pengembangan usaha budidaya di wilayah perairan yang spesifik
dan karakter lokasi. Bagi daerah pasang surut yang memenuhi standar dan
payau. Ini dapat diukur dan dilihat dari tinggi rendahnya pasang surut pada
suatu lokasi secara periodik dan periode masa pasang (lamanya waktu air
lingkungan secara fisika, kimia dan biologis yang optimal. Hal lain dalah
penghujan dan periode musim kemarau. Kedua musim ini secara langsung
merupakan bekal dan tolok ukur untuk dijadikan kawasan ini sebagai lahan
20
usaha budidaya yang prospektif pula. Hal ini secara alamiah dan habitatnya
termasuk keragaman hayatinya. Dalam hal ini BBPBAP Jepara telah banyak
21
Beberapa komoditas yang sudah dikembangkan dan dapat diterapakan
4. Budidaya Rajungan
7. Nila Salin
di perairan payau
Dampak negatif
22
3. Banyak jenis ikan yang tidak dapat di budidayakan menggunakan air
Dampak positif
protein yang tidak kalah tinggi sehingga baik di konsumsi bagi orang
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
23
untuk budidaya air payau serta menyesuaikan komoditas yang akan
3) Dampak positif dari budidaya perairan payau adalah berdampak baik bagi
memiliki tingkat protein yang tidak kalah tinggi sehingga baik di konsumsi
bagi orang yang sakit atau anak kecil yang dalam pertumbuhan. Sedangkan
dampak negatif dari budidaya perairan payau adalah merusak lingkungan dan
merusak ekosistem karena berbahaya bagi tumbuhan dan hewan air tawar.
24
DAFTAR PUSTAKA
Azfah, R.A., Dewi L.K. dan Soedjono E.S., (2011). Studi Awal Reverse Osmosis
Tekanan Rendah Untuk Air Payau dengan Salinitas dan Susprnded Solid Rendah.
Jurusan Teknik Lingkungan. Institut Teknologi Sepuluh November.
Surabaya.
25