KABUPATEN BANGGAI
OLEH
KELOMPOK 4
FAKULTAS PERIKANAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia dan
Kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen Pembimbing ibu Ir. Sri
yang telah membantu menyiapkan dan memberikan saran dalam penyusunan laporan
ini.
bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun sehingga dapat
menyempurnakan kekurangan kami dalam menyusun laporan di masa yang akan datang
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Tujuan...................................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pantai....................................................................................................... 4
2.2. Pesisir...................................................................................................... 4
2.3. Wilayah Pesisir........................................................................................ 6
III. POTENSI DAN PERMASALAHAN
3.1. Potensi Kelurahan................................................................................... 8
3.2. Permasalahan Kelurahan......................................................................... 8
IV. PEMBAHASAN
4.1. Solusi Dari Permasalahan Wilayah Pesisir Desa ................................... 10
4.2. Kegiatan-Kegiatan Yang Perlu Dilakukan ............................................. 11
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan................................................................................................ 12
5.2. Saran.......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
I. PENDAHULUAN
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Kearah darat
wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih
dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin.
Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-
proses alami di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan
oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Bengen,
2002). Wilayah pesisir yang letak wilayahnya menjadi pertemuan antara darat dan laut
ini menjadikan wilayah pesisir sebagai wilayah penghasilkan sumberdaya lautan dan
sumberdaya daratan.
Sumberdaya pesisir dapat didefinisikan sebagai potensi yang berasal dari lautan
ataupun daratan dengan langsung berbatasan pada lautan. Sumberdaya pesisir berupa
potensi alam di wilayah pesisir yang mampu dimanfaatkan, dikonsumsi, dan dinikmati
oleh masyarakat umum. Keberadaan Sumberdaya pesisir saat ini mulai disadari oleh
bagi masyarakat nelayan. Ketertarikan lebih akan potensi sumberdaya pesisir ini
semakin meningkat, karena sumberdaya pesisir yang berasal dari lautan secara logis
menjadi sumberdaya milik bersama (umum) dan sumberdaya pesisir yang berasal dari
menunjang ini tentunya akan lebih berkembang dan mampu mengangkat taraf
perekonomian masyarakat pesisir. Pengelolaan sumberdaya pesisir yang tepat dan baik
1
tentunya sebagai langkah penunjangnya. Adanya pengembangan, pelestarian,
pengelolaan, serta pemanfaatan hasil pesisir dengan baik tentu memerlukan peran dari
berbagai pihak, seperti halnya kepedulian masyarakat sekitar, Pemerintah, Dinas terkait,
dan stakeholders.
Kelurahan maahas yang berada pada kecamatan luwuk selatan memiliki potensi
sumberdaya perairan dan sumberdaya laut yang cukup besar, sehingga Maahas
merupakan daerah perikanan yang sangat potensial baik. Hasil tangkapan yang biasa
diperoleh nelayan pada umumnya adalah ikan-ikan jenis pelagis dan demersal seperti
yang seharusnya mampu terus dikembangkan. Berbagai peluang yang berasal dari
sumberdaya laut tentu juga menjadi peluang dalam memotifasi peningkatan kualitas
Maahas menjadi suatu kebutuhan yang harus terus ditingkatkan, baik oleh
Hasil tangkapan nelayan hanya saat ini masih banyak dimanfaatkan menjadi
olahan tradisional seperti ikan kadompe langsung dijual dalam keadaan segar.
Mengingat ikan memiliki sifat produk pangan yang cepat mengalami kerusakan
produk olahan ikan sebagai langkah menambahkan daya simpan serta nilai
tambah pada produk hasil tangkapan ikan oleh nelayan. Persoalan yang dialami
2
oleh masyarakat nelayan saat ini, kurangnya jalan atau alternatif pengembangan
hasil tangkapan serta usaha meningatkan nilai tambah pada hasil tangkapannya,
sehingga membuat garis ekonomi masyarakat pesisir juga turut berada pada
1.2. Tujuan
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pantai
Dimana daerah daratan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah
permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Sedangkan daerah
lautan adalah daerah yang terletak pada bagian atas dan bawah permukaan laut
dan bagian bumi dibawahnya garis surut terendah, termasuk dasar laut dan
2.2. Pesisir
ekonomi untuk memenuhi suatu kebutuhan hidup. Menurut Dahuri (2002) dalam
aktivitas ekonomi yang mencakup perikanan laut dan pesisir, transportasi dan
Selain memiliki tingkat ekonomis, wilayah pesisir memiliki nilai ekologis yang
merupakan pusat interaksi antara darat dengan laut. Wilayah ini berperan
sebagai penyangga, pelindung dan penyaring di antara daratan dan lautan, serta
4
alamiah yang produktif, unik, dan mempunyai nilai ekologis dan ekonomis yang
keperluan rumah tangga dan industri yang dalam konteks ekonomi bernilai
tinggi, wilayah pesisir juga memiliki fungsi-fungsi ekologis penting, antara lain
tempat mencari makanan bagi beragam biota laut. Menurut Bengen (2002)
dalam Astuti (2009) menyatakan bahwa ekosistem pesisir dan laut berperan pula
sebagai pelindung pantai atau penahan abrasi bagi wilayah daratan yang berada
pesisir pantai merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut yang masih
dipengaruhi sifat-sifat laut, seperti pasang surut dan proses alami yang terjadi di
darat seperti aliran air tawar maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di
darat. Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut dan
daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian passang
surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga
dapat melekat erat di substrat keras (Leksono, 2007). Sebagai wilayah peralihan,
ekosistem pesisir memiliki struktur komunitas dan tipologi yang berbeda dengan
5
fungsional saling terkait dan berinteraksi satu sama lain sehingga membentuk
pertemuan antara darat dan laut, ke arah darat meliputi daratan baik kering
maupun terendam air yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang
surut, angin laut dan perembesan air asin. Kearah laut mencakup bagian laut
yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti
sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan kegiatan manusia
perairan antara daratan dan lautan dimana ke arah darat adalah jarak secara
arbiter dan rata-rata pasang tertinggi dan batas ke arah laut adalah yurisdiksi
perairan laut. Secara fisiologi didefinisikan sebagai wilayah antara garis pantai
hingga kearah daratan yang masih dipengaruhi pasang surut air laut, dengan
lebar yang ditentukan oleh kelandaian pantai dan dasarlaut, serta dibentuk oleh
endapan lempeng hingga pasir yang bersifat lepas dan kadang materinya berupa
kerikil.
6
Adapun cakupan horizontal wilayah pesisir dibatasi oleh dua garis
proses-proses oseanografi (angin laut, pasang-surut, pengaruh air laut dan lain-
lain) yang masih dapat dirasakan pengaruhnya. Kedua, kearah laut daerah-
sungai, pengaruh air tawar, dan lain-lain), maupun yang disebabkan karena
2013).
bahwa secara alamiah wilayah ini sering disebut sebagai wilayah jebakan
nutrient (nutrient trap). Akan tetapi, jika wilayah ini terjadi perusakan
lingkungan secara masif karena pencemaran maka wilayah ini disebut juga
7
III. POTENSI DAN PERMASALAHAN
BBM untuk mesin perahu harganya masih relatif mahal menjadi kendala
8
Belum adanya tempat pembuangan sampah di sekitar kelurahan maahas
pesisir.
pada ikan. Selama ini, nelayan hanya menggunakan cara yang tradisional
nelayan.
9
IV. PEMBAHASAN
Adapun solusi dari permasalahan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
yaitu :
Jika ada masyarakat yang tidak melaut dikarenakan ombak besar ataupun
ada alasan lain sampai waktu 1-3 bulan yaitu bisa disiasati dengan
kemiskinannya.
10
4.2. Kegiatan-kegiatan yang Perlu Dilakukan
olahan ikan.
11
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
potensi sumberdaya perairan dan sumberdaya laut yang cukup besar, sehingga
tangkapan yang biasa diperoleh nelayan pada umumnya adalah ikan-ikan jenis
pelagis dan demersal seperti ikan ikan deho, cakalang, tongkol, kadompe dan
lainnya.
berasal dari sumberdaya laut tentu juga menjadi peluang dalam memotifasi
Maahas menjadi suatu kebutuhan yang harus terus ditingkatkan, baik oleh
Hasil tangkapan nelayan hanya saat ini masih banyak dimanfaatkan menjadi
olahan tradisional seperti ikan kadompe langsung dijual dalam keadaan segar.
Mengingat ikan memiliki sifat produk pangan yang cepat mengalami kerusakan
produk olahan ikan sebagai langkah menambahkan daya simpan serta nilai
tambah pada produk hasil tangkapan ikan oleh nelayan. Persoalan yang dialami
oleh masyarakat nelayan saat ini, kurangnya jalan atau alternatif pengembangan
12
hasil tangkapan serta usaha meningatkan nilai tambah pada hasil tangkapannya,
sehingga membuat garis ekonomi masyarakat pesisir juga turut berada pada
bakar minyak (BBM) dan kurang perhatiannya pemerintah atau dinas terkait
5.2. Saran
kegiatan yang melibatkan istri-istri nelayan dan perlu adanya perhatian dari
13
DAFTAR PUSTAKA
Bengen, D G. 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serta
Secara
14
LAMPIRAN
15
Gambar 3. Lokasi praktikum di kelurahan Maahas
16