PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain :
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian , pengukuran dan konduktivitas salinitas
2. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian temperatur, pengukuran temperature, serta
penyebarannya
3. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian densitas
4. Mahasiswa mampu mengetahui pengukuran tekanan
5. Mahasiswa mampu mengetahui penyerapan cahaya di lautan
BAB II
PEMBAHASAN
Hubungan antara konduktivitas dan salinitas memiliki tingkat akurasi sebesar ±0.003 dalam
salinitas. Kesalahan yang sangat kecil mungkin diakibatkan oleh variasi konstituen dalam air
laut.
Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat macam
termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin.
Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti:
Karena dari Kelvin ke derajat Celsius, Kelvin dimulai dari 273 derajat, bukan dari -273
derajat. Dan derajat Celsius dimulai dari 0 derajat. Suhu Kelvin sama perbandingan nya
dengan derajat Celsius yaitu 5:5, maka dari itu, untuk mengubah suhu tersebut ke suhu yang
lain, sebaiknya menggunakan atau mengubahnya ke derajat Celsius terlebih dahulu, karena
jika kita menggunakan Kelvin akan lebih rumit untuk mengubahnya ke suhu yang lain.
4 4
Contoh: K=R x (300−273) daripada: C=R x 27 .Sebagai contoh:
5 5
dan (2.4)
Mengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit,
dan Reamur. Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C adalah
titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering digunakan di
dunia. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup
ditambahkan 273 (atau 273.15 untuk lebih tepatnya). Skala Fahrenheit adalah skala umum
yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku adalah 32 °F dan titik didih air adalah
212 °F. Sebagai satuan baku, Kelvin tidak memerlukan tanda derajat dalam penulisannya.
Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K.
Gambar 2.4 Sebuah peta global jangka panjang suhu udara permukaan rata-rata bulanan
dalam proyeksi Mollweide.
Temperatur Laut
Dalam oseanografi dikenal dua istilah untuk menentukan temperatur air laut yaitu
temperatur insitu (selanjutnya disebut sebagai temperatur saja) dan temperatur potensial.
Temperatur adalah sifat termodinamis cairan karena aktivitas molekul dan atom di dalam
cairan tersebut. Semakin besar aktivitas (energi), semakin tinggi pula temperaturnya.
Temperatur menunjukkan kandungan energi panas. Energi panas dan temperatur
dihubungkan oleh energi panas spesifik. Energi panas spesifik sendiri secara sederhana dapat
diartikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur dari satu
satuan massa fluida sebesar 1o.. Jika kandungan energi panas nol (tidak ada aktivitas atom dan
molekul dalam fluida) maka temperaturnya secara absolut juga nol (dalam skala Kelvin). Jadi
nol dalam skala Kelvin adalah suatu kondisi dimana sama sekali tidak ada aktivitas atom dan
molekul dalam suatu fluida. Temperatur air laut di permukaan ditentukan oleh adanya
pemanasan (heating) di daerah tropis dan pendinginan (cooling) di daerah lintang tinggi.
Kisaran harga temperatur di laut adalah -2o s.d. 35oC.
Tekanan di dalam laut akan bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Sebuah
parsel air yang bergerak dari satu level tekanan ke level tekanan yang lain akan mengalami
penekanan (kompresi) atau pengembangan (ekspansi). Jika parsel air mengalamai penekanan
secara adiabatis (tanpa terjadi pertukaran energi panas), maka temperaturnya akan bertambah.
Sebaliknya, jika parsel air mengalami pengembangan (juga secara adiabatis), maka
temperaturnya akan berkurang. Perubahan temperatur yang terjadi akibat penekanan dan
pengembangan ini bukanlah nilai yang ingin kita cari, karena di dalamnya tidak terjadi
perubahan kandungan energi panas. Untuk itu, jika kita ingin membandingkan temperatur air
pada suatu level tekanan dengan level tekanan lainnya, efek penekanan dan pengembangan
adiabatik harus dihilangkan. Maka dari itu didefinisikanlah temperatur potensial, yaitu
temperatur dimana parsel air telah dipindahkan secara adiabatis ke level tekanan yang lain. Di
laut, biasanya digunakan permukaan laut sebagai tekanan referensi untuk temperatur
potensial. Jadi kita membandingkan harga temperatur pada level tekanan yang berbeda jika
parsel air telah dibawa, tanpa percampuran dan difusi, ke permukaan laut. Karena tekanan di
atas permukaan laut adalah yang terendah (jika dibandingkan dengan tekanan di kedalaman
laut yang lebih dalam), maka temperatur potensial (yang dihitung pada tekanan permukaan)
akan selalu lebih rendah daripada temperatur sebenarnya.
Jika temperatur akan digunakan untuk menghitung kandungan energi panas dan transpor
energi panas, harus digunakan satuan Kelvin. 0oC = 273,16K. Perubahan 1oC sama dengan
perubahan 1K.
Seperti telah disebutkan di atas, temperatur menunjukkan kandungan energi panas,
dimana energi panas dan temperatur dihubungkan melalui energi panas spesifik. Energi panas
persatuan volume dihitung dari harga temperatur menggunakan rumus
Q = densitas x energi panas specific x temperatur
(temperatur dalam satuan Kelvin). Jika tekanan tidak sama dengan nol, perhitungan energi
panas di lautan harus menggunakan temperatur potensial. Satuan untuk energi panas (dalam
mks) adalah Joule. Sementara itu, perubahan energi panas dinyatakan dalam Watt
(Joule/detik). Aliran (fluks) energi panas dinyatakan dalam Watt/meter2 (energi per detik per
satuan luas).
Kisaran suhu pada daerah tropis relatif stabil karena cahaya matahari lebih banyak
mengenai daerah ekuator daripada daerah kutub. Hal ini dikarenakan cahaya matahari yang
merambat melalui atmosfer banyak kehilangan panas sebelum cahaya tersebut mencapai
kutub. Suhu di lautan kemungkinan berkisar antara -1.87°C (titik beku air laut) di daerah
kutub sampai maksimum sekitar 42°C di daerah perairan dangkal (Hutabarat dan Evans,
1986).
Sebaran suhu secara menegak ( vertikal) diperairan Indonesia terbagi atas tiga lapisan,
yakni lapisan hangat di bagian teratas atau lapisan epilimnion dimana pada lapisan ini gradien
suhu berubah secara perlahan, lapisan termoklin yaitu lapisan dimana gradien suhu berubah
secara cepat sesuai dengan pertambahan kedalaman, lapisan dingin di bawah lapisan
termoklin yang disebut juga lapisan hipolimnion dimana suhu air laut konstan sebesar 4ºC.
Pada lapisan termoklin memiliki ciri gradien suhu yaitu perubahan suhu terhadap kedalaman
sebesar 0.1ºC untuk setiap pertambahan kedalaman satu meter.
Densitas Potensial
Jika kita mempelajari lapisan antara dari laut, mengatakan pada kedalaman dekat satu
kilometer, kami tidak bisa mengabaikan kompresibilitas. Karena perubahan tekanan terutama
mempengaruhi suhu air, pengaruh tekanan dapat dihapus, untuk pendekatan pertama, dengan
menggunakan densitas potensial.Kepadatan Potensi σθ adalah densitas sebidang air akan jika
dibesarkan adiabatik ke permukaan tanpa perubahan salinitas.
σθ = σ (s, θ, 0)…………………(2.8)
σθ ini sangat berguna karena merupakan properti termodinamika kekal.
Potensi kepadatan tidak berguna untuk membandingkan densitas air pada kedalaman
besar. Jika kita membawa paket air ke permukaan dan membandingkan kepadatan mereka,
perhitungan densitas potensial mengabaikan efek dari tekanan pada coeffcients untuk
ekspansi termal dan garam. Akibatnya, dua sampel air memiliki kepadatan yang sama tetapi
berbeda suhu dan salinitas pada kedalaman empat kilometer dapat memiliki kepadatan
potensi terasa berbeda. Di beberapa daerah penggunaan σ (θ) dapat mengakibatkan
penurunan yang kepadatan dengan kedalaman (Gambar 2.10) meskipun kita tahu bahwa hal
ini tidak mungkin karena seperti kolom air akan menjadi tidak stabil .
Gambar 2.10 bagian vertical dari kepadatan di Atlantik barat. Perhatikan bahwa
perubahan skala kedalaman pada kedalaman 1000 m. Atas: σθ, menunjukkan inversi
kepadatan terlihat di bawah 3.000 m. Turunkan: σ4 menunjukkan terus meningkatnya
kepadatan dengan kedalaman. Dari Lynn dan Reid (1968).
2.6 Pengukuran Temperatur
Pengukuran temperature permukaan air laut dapat menggunakan beberapa cara.
Contoh paling umumnya adalah penggunaan thermometer termistor dan merkuri yang
biasanya digunakan pada kapal laut, maupun pelampung. Sebelum dan sesudah digunakan,
alat ini di kalibrasi dulu oleh laboratorium sehingga keakuratannya sesuai standart
laboratorium nasional. Tidak hanya dengan thermometer, pengukuran temperature juga bisa
menggunakan infrared radiometer pada satelit.
Mercury Termometer
Alat ini sangat sering digunakan dan merupakan thermometer non elektronik. Alat
inilah yang sangat sering digunakan, dimasukkan kedalam keranjang kemudian dimasukkan
kedalam air, dimasukkan kedalam botol Nansen untuk mengukur temperature bawah laut.
Akurasinya kurang lebih 0.001°C dengan kalibrasi yang sangat teliti. Termometer Merkuri
adalah jenis termometer yang sering digunakan oleh masyarakat awam. Merkuri digunakan
pada alat ukur suhu termometer karena koefisien muainya bisa terbilang konstan sehingga
perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama.
Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan
Merkuri di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga
hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa
dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah
ditentukan. Skala suhu yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah Skala Celcius
dengan poin 0 untuk titik beku dan poin 100 untuk titik didih.
Termometer Merkuri pertama kali dibuat oleh Daniel G. Fahrenheit. Peralatan sensor
panas ini menggunakan bahan Merkuri dan pipa kaca dengan skala Celsius dan Fahrenheit
untuk mengukur suhu. Pada tahun 1742 Anders Celsius mempublikasikan sebuah buku
berjudul “Penemuan Skala Temperatur Celsius” yang diantara isinya menjelaskan metoda
kalibrasi alat termometer seperti dibawah ini:
1. Letakkan silinder termometer di air yang sedang mencair dan tandai poin termometer
disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin titik beku
air.
2. Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut mendidih
seluruhnya saat dipanaskan.
3. Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.
Sampai saat ini tiga poin kalibrasi diatas masih digunakan untuk mencari rata-rata skala
Celsius pada Termometer Merkuri. Poin-poin tersebut tidak dapat dijadikan metoda kalibrasi
yang akurat karena titik didih dan titik beku air berbeda-beda seiring beda tekanan.
Cara Kerja :
1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume Merkuri berada pada kondisi awal.
2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon Merkuri dengan
perubahan volume.
3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika
suhu menurun.
4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.
Gambar 2.12 Suhu Permukaan Laut dari data satelit NOAA-18 tanggal 1 Januari 2006 jam
12.48 WITA
Gambar 2.13 Suhu Permukaan Laut dari data satelit NOAA-17 tanggal 1 Januari 2006
jam 10.12 WITA
Global Maps of Sea Surface Temperature
Global Peta Sea-Suhu Permukaan global, adalah peta bulanan permukaan suhu yang
dihasilkan oleh Pusat Nasional untuk Prediksi Lingkunganyang menggunakan metode
interpolasi optimal- . inicampuran pengukuran suhu permukaan laut dengan teknik kapal
dan pelampung .AVHRR data diolah oleh Kantor Oseanografi Angkatan Laut
didaerah ◦ untuk 1 bulan. Pada dasarnya, data AVHRR yang menyela antara pelampung dan
laporankapalmenggunakan informasi sebelumnya tentang bidang suhu. Secara
keseluruhan akurasiberkisar dari sekitar ± 0,3 ◦ C di daerah tropis untuk ± 0,5 ◦ C dekat barat
batas arus di belahan bumi utara di mana gradien suhubesar. Peta suhu rata-rata juga telah
dibuat dari data icoads. Itu . Data yang kurang didistribusikan dalam waktu dan ruang kecuali
untuk beberapa wilayah dibelahan bumi utara. Selain itu, Reynolds dan Smith (1994)
menemukan kapal yang data suhu memiliki kesalahan dua kali lebih
besar kesalahan suhu dalam data dari pelampung dan AVHRR.
Dengan demikian, ruang data diproses oleh Reynolds lebihakurat, dan lebih
baik didistribusikan dari icoads.
Anomali suhu permukaan laut dihitung menggunakan rata-rata permukaan laut- suhu dari
periode 1950-1979 dihitung dari icoads dilengkapi dengan empat tahun data satelit 1982-
1985 (Reynolds dan Smith, 1995).
Gambar 2.17 Waktu A CTD siap untuk diturunkan di sisi kapal. Dari Davis (1987). Hak botol
air Nansen sebelum berbalik (I), selama (II), dan setelah (III). Kedua instrumen disajikan
dekat dengan skala yang sama. Setelah Defant (1961: 33).
Berat efisien jatuh melalui air pada kecepatan konstan. Jadi kedalaman dapat dihitung dari
waktu jatuh dengan akurasi ± 2%. Suhu akurasi ± 0,1 oC. Dan, resolusi vertikal biasanya 65
cm. Probe mencapai kedalaman 200 m sampai 1830 m, tergantung pada model.
Botol Nansen (gambar 2. dikerahkan dari kapal berhenti di stasiun hidrografi. stasiun
Hidrografi adalah tempat di mana ahli kelautan mengukur sifat air dari permukaan hingga
kedalaman tertentu, atau ke bawah, menggunakan instrumen diturunkan dari kapal. Biasanya
20 botol dipasang pada interval beberapa puluh hingga ratusan meter untuk kawat yang
diturunkan dari sisi kapal. Distribusi dengan mendalam dipilih sehingga sebagian besar botol
di lapisan atas dari kolom air dimana laju perubahan temperatur pada vertikal terbesar.
Termometer membalikkan dilindungi untuk mengukur suhu yang melekat pada masing-
masing botol bersama dengan termometer membalikkan tidak dilindungi untuk mengukur
kedalaman. Botol berisi tabung dengan katup pada setiap ujungnya untuk mengumpulkan air
laut di kedalaman. Salinitas ditentukan oleh analisis laboratorium sampel air yang
dikumpulkan pada kedalaman.
Setelah botol telah melekat pada kawat dan semua telah diturunkan ke kedalaman
yang dipilih mereka, dengan berat memimpin dijatuhkan sepanjang kawat. Berat tersandung
mekanisme pada setiap botol, dan botol terbalik, membalikkan termometer, menutup katup
dan perangkap air di tabung, dan melepaskan berat lain. Ketika semua botol telah tersandung,
string botol dipulihkan. Penyebaran dan pengambilan biasanya mengambil beberapa jam.
CTD mekanik instrumen pada botol Nansen diganti dimulai pada tahun 1960 dengan
instrumen elektronik, yang disebut CTD, bahwa diukur konduktivitas, temperatur, dan
kedalaman (gambar 6.16). Pengukuran dicatat dalam bentuk digital baik dalam instrumen
seperti yang diturunkan dari kapal atau di kapal. Suhu biasanya diukur oleh sebuah
thermistor. Konduktivitas diukur oleh sel konduktivitas. Tekanan diukur oleh kristal kuarsa.
instrumen modern telah akurasi diringkas dalam tabel 2.1
Tabel 2.1 Ringkasan Akurasi Pengukuran
Suhu 42 oC ± 0,001 oC
± 0,65 dbar
Tekanan 10,00 dbar
± 0,005 kg/m3
Kepadatan 2 kg/m3
± 0,005 kg/m3
Persamaan Negara
CTD pada Drifters Mungkin sumber yang paling umum dari suhu dan salinitas sebagai
fungsi dari kedalaman di atas dua kilometer laut adalah himpunan argo profil mengapung
diuraikan dalam § 11.8. Yang mengapung hanyut pada kedalaman 1 km, tenggelam ke 2 km,
kemudian naik ke permukaan. Mereka profil temperatur dan salinitas saat mengganti
instrumen menggunakan kedalaman sangat mirip dengan yang terdapat pada sebuah CTD.
Data dikirim ke pantai melalui sistem Argos pada satelit NOAA kutub-mengorbit. Pada tahun
2006, hampir 2.500 mengapung telah memproduksi satu profil setiap 10 hari di sebagian
besar laut. Ketepatan data dari mengapung adalah 0,005 oC untuk suhu, 5 decibars untuk
tekanan, dan 0,01 untuk salinitas (Riser et al (2008).
Data Set Data dalam Lingkungan Kelautan dan Keamanan Untuk Wilayah Eropa
mersea Menetapkan / Ensemble (EN3 Quality Controlled di situ Samudera Suhu dan Salinitas
database Profil Seperti tahun 2008 database. Terkandung sekitar satu juta profil xbt, 700.000
profil CTD, 60.000 Argos profil, 1.100.000 botol Nansen data berkualitas tinggi di atas 700
m dari laut (Domingues et al, 2008).
(2.9)
di mana x adalah jarak di sepanjang berkas cahaya, c adalah koefisien atenuasi (Gambar
2.17), dan I adalah radiansi atau irradiansi.
Gambar 2.17 Koefisien Penyerapan
air murni sebagai fungsi dari
panjang gelombang λ dari radiasi.
Digambar ulang dari Morel (1974:
18, 19). Lihat Morel (1974) untuk
referensi.
Radiance adalah daya per satuan luas per sudut ruang. Hal ini berguna untuk menggambarkan
energi dalam seberkas cahaya datang dari arah tertentu. Terkadang kita ingin tahu seberapa
banyak cahaya mencapai beberapa kedalaman di laut terlepas dari arah mana cahaya tersebut
datang. Dalam hal ini kita menggunakan irradiansi, yang merupakan daya per satuan luas
permukaan.
Jika koefisien penyerapan adalah konstan, intensitas cahaya berkurang secara eksponensial
dengan jarak.
di mana I1 adalah radiansi atau irradiansi cahaya original, dan I 2 adalah radiansi atau
irradiansi cahaya setelah penyerapan.
Kejernihan Air Laut. Air laut di tengah lautan sangat jernih – lebih jernih daripada
air yang disuling. Perairan ini sangat dalam biru kobalt, hampir hitam. Dengan demikian arus
kuat yang mengalir ke utara lepas pantai Jepang membawa air yang sangat jernih dari Pasifik
tengah ke lintang yang lebih tinggi dikenal sebagai Arus Hitam, atau Kuroshio dalam bahasa
Jepang. Air laut yang paling jernih disebut perairan Tipe I oleh Jerlov (Gambar 2.18). Air
terlihat sangat jernih di mana 10% dari cahaya yang ditransmisikan di bawah permukaan laut
mencapai kedalaman 90 m.
Gambar 2.18 Kiri: Transmisi
dari siang hari di laut dalam %
per meter sebagai fungsi dari
panjang gelombang. I: air laut
sangat murni; II: air keruh
tropis-subtropis; III: air
lintang tengah; 1-9: perairan
pesisir dengan kekeruhan
meningkat. Sudut datang
adalah 90° untuk tiga kasus
pertama, 45° untuk kasus lain.
Kanan: Persentase cahaya
465 nm mencapai kedalaman
yang ditunjukkan untuk jenis
air yang sama. Dari Jerlov
(1976).
Di daerah subtropis dan lintang lebih dekat ke pantai, air lautnya mengandung fitoplankton
lebih dari perairan tengah laut yang sangat jernih. Pigmen klorofil dalam fitoplankton
menyerap cahaya, dan tumbuhan fitoplankton itu sendiri menyebarkan cahaya . Bersama-
sama, proses ini mengubah warna laut seperti yang terlihat oleh pengamat yang melihat ke
dalam laut. Perairan yang sangat produktif, memiliki fitoplankton dengan konsentrasi tinggi,
muncul warna biru-hijau atau hijau (Gambar 2.19). Pada hari-hari cerah warna tersebut dapat
diamati dari ruang angkasa. Hal ini memungkinkan scanner warna laut, seperti pada
SeaWiFS, untuk memetakan distribusi fitoplankton di daerah yang luas.
Gambar 2.19 Reflektansi spektral air laut
diamati dari pesawat terbang dengan
ketinggian 305 m di atas perairan dengan
warna yang berbeda di Atlantik Barat Laut.
Nilai numeriknya adalah konsentrasi klorofil
rata-rata di zona euphotic (diterangi matahari)
dalam satuan mg/m3. Reflektansinya adalah
untuk cahaya terpolarisasi secara vertikal
diamati pada sudut Brewster sebesar 53°.
Sudut ini meminimalkan cahaya yang
dipantulkan dan menekan cahaya dari bawah
permukaan laut. Dari Clarke, Ewing, dan
Lorenzen (1970).
dimana λi adalah panjang gelombang radiasi pada ikatan yang diukur oleh instrumen, L W
adalah radiansi yang meninggalkan permukaan laut, Lr adalah radiansi yang tersebar oleh
molekul yang disebut radiansi Rayleigh, L adalah radiansi yang tersebar dari aerosol, dan t
adalah transmitansi atmosfer. Lr dapat dihitung dari teori; dan L dapat dihitung dari jumlah
cahaya merah yang diterima pada instrumen karena sangat sedikit cahaya merah yang
dipantulkan dari air. Oleh karena itu LW dapat dihitung dari radiansi yang diukur pada
pesawat ruang angkasa. Konsentrasi klorofil dalam air dihitung dari rasio LW pada dua
frekuensi. Dengan menggunakan data dari Scanner Warna Zona Pesisir, Gordon et al. (1983)
mengusulkan
(2.12a)
(2.12b)
di mana C adalah konsentrasi klorofil di lapisan permukaan pigmen dalam mg/m 3, dan LW
(443), LW (520), dan LW (550) adalah radiansi pada panjang gelombang 443 nm,, 520 nm dan
550 nm. C13 digunakan ketika C13 ≤ 1,5 mg/m3, jika nilainya berbeda C23 digunakan. Teknik
ini digunakan untuk menghitung konsentrasi klorofil dalam faktor 50% dibandingkan dengan
berbagai konsentrasi dari 0,01 mg/m3 sampai 10 mg/m3.
Gambar 2.20 Penyerapan Cahaya Matahari
0m
1 meter sekitar 60% cahaya yang
1m
diserap.
sebesar 10 m sekitar 85% cahaya
10m
telah diserap.
50m
100 dengan 150 m sekitar 99% cahaya
m telah diserap.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kepadatan di lautan ditentukan oleh suhu, salinitas, dan tekanan.
2. Kepadatan perubahan di laut sangat kecil, dan studi massa air dan arus memerlukan
densitas dengan akurasi 10 bagian per juta.
3. Kepadatan tidak diukur, itu dihitung dari pengukuran suhu, salinitas tekanan, dan
menggunakan persamaan keadaan air laut.
4. Perhitungan yang akurat dari kepadatan membutuhkan definisi akurat dari suhu dan
salinitas dan persamaan akurat negara.
5. Salinitas sulit untuk mendefinisikan dan mengukur. Untuk menghindari kesulitan, ahli
kelautan menggunakan konduktivitas bukan salinitas. Mereka mengukur
konduktivitas dan menghitung kepadatan dari suhu, konduktivitas, dan tekanan.
6. Sebuah lapisan campuran suhu konstan dan salinitas biasanya ditemukan di bagian
atas 1-100 m laut. Kedalaman ditentukan oleh kecepatan angin dan fluks panas
melalui permukaan laut.
7. Untuk membandingkan suhu dan kepadatan massa air pada kedalaman yang berbeda
di laut, ahli kelautan menggunakan temperatur potensial dan densitas potensial yang
menghilangkan sebagian besar pengaruh tekanan pada kepadatan.
8. Water Parcels di bawah lapisan campuran bergerak sepanjang permukaan netral.
9. Suhu permukaan laut biasanya diukur pada suhu laut menggunakan ember atau injeksi.
Peta global suhu menggabungkan pengamatan dengan pengamatan sinar inframerah
dari permukaan laut diukur oleh AVHRR di ruang angkasa.
10.Suhu dan konduktivitas biasanya diukur secara digital sebagai fungsi dari tekanan
menggunakan CTD. Sebelum 1960-1970 salinitas dan suhu diukur pada kedalaman
sekitar 20 menggunakan botol Nansen diturunkan pada garis dari sebuah kapal. Botol
dilakukan membalikkan termometer yang mencatat suhu dan kedalaman dan mereka
kembali sampel air dari kedalaman yang digunakan untuk menentukan salinitas di atas
kapal.
11.Cahaya cepat diserap di laut. 95% dari sinar matahari diserap di 100m atas dari air
laut yang paling jelas. Sinar matahari jarang menembus lebih dari beberapa meter di
perairan pantai keruh.
12.Fitoplankton mengubah warna air laut, dan perubahan warna dapat diamati dari ruang
angkasa. Warna air digunakan untuk mengukur konsentrasi fitoplankton dari ruang
angkasa.
MAKALAH OSEANOGRAFI
Oleh :
Kelompok 5
SURABAYA
2012