Anda di halaman 1dari 4

Home /

Kamis, 26 Des 2019

DAMPAK EROSI TERHADAP LAHAN PERTANIAN


DAMPAK EROSI TERHADAP LAHAN PERTANIAN

Oleh : YASMANIDAR, SP

Erosi tanah merupakan keadaan dimana lapisan tanah bagian atas menjadi menipis
akibat terjadinya pengikisan tanah oleh beberapa elemen seperti angin, air, atau es.
Erosi tanah juga disebabkan berdasarkan letak astronomis yang berpengaruh
terjadinya erosi. Pengikisan tersebut juga bisa disebabkan oleh adanya kegiatan
makhluk hidup seperti hewan yang membuat sarang atau liang di tanah, atau bisa juga
karena pengaruh gravitasi.  Pada saat terjadi erosi maka tanah akan mengalami
pengikisan atau longsor sehingga hanyut oleh air maupun angin.

Faktor-Faktor Penyebab Erosi Tanah

Erosi tanah bisa terjadi secara alamiah maupun ulah manusia. Erosi tanah juga dapat
menyebabkan kerusakan hutan di sekitar lingkungan. besar kecilnya peristiwa tersebut
sangat tergantung pada beberapa faktor seperti :

1. Faktor iklim

Faktor iklim sangat berpengaruh pada terjadinya suatu erosi tanah. Perubahan musim,
kecepatan angin, intensitas hujan, frekuensi terjadinya badai, maupun suhu rata-rata
suatu wilayah dapat menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya pengikisan tanah.
Wilayah yang memiliki curah hujan dengan frekuensi yang tinggi maupun wilayah yang
memiliki frekuensi terjadinya badai dan terpaan angin yang lebih intens akan lebih
mudah mengalami erosi.

2. Faktor Geologi

Terjadinya erosi tanah juga sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi suatu area seperti
kemiringan lahan, panjangnya lahan, tipe batuan, tipe sedimen, maupun permeabilitas
lahan. Semakin curam suatu area, maka energi air untuk mengangkut material-material
tanah akan semakin besar.

3. Faktor Biologis
Faktor biologis seperti vegetasi, kondisi tanah, serta makhluk hidup yang tinggal
disuatu area juga memberikan pengaruh pada terjadinya erosi tanah.

Berikut adalah beberapa pengaruh dari faktor biologis : 

Vegetasi yang baik akan dapat membantu mengurangi kekuatan air hujan untuk
menghancurkan tanah, yaitu dengan menghalanginya agar tidak jatuh langsung ke
permukaan tanah. Adapun pengaruh suatu vegetasi sebagai pelindung tanah antara
lain adalah :

Melindungi tanah dari terpaan air hujan secara langsung


Mempertahankan agar partikel-partikel tanah tetap pada tempatnya
Mengurangi kecepatan aliran air
Mempertahankan kemampuan tanah dalamproses penyerapan air

Dampak Erosi Terhadap Pertanian

Erosi tanah menyebabkan lapisan permukaan tanah bagian atas menjadi menipis.
Terjadinya erosi tanah tersebut akan memberikan dampak yang cukup besar, baik itu
pada tempat asal terjadinya erosi (on-site) maupun di tempat lainnya (off-side). Berikut
dampak atau bahaya yang ditimbulkan oleh erosi tanah : 

Dampak dari erosi tanah on site biasanya akan dapat dirasakan secara langsung oleh
pihak yang mengelola tanah tersebut, yaitu penurunan tingkat produktivitas tanah.
Produktivitas tanah yang menurun dapat ditandai oleh beberapa hal seperti :

1. Hilangnya kesuburan tanah akibat hanyutnya pertikel-partikel atau mineral-mineral


dalam tanah, sehingga sulit dijadikan lahan untuk bercocok tanam.

1. Penurunan hasil panen


2. Peningkatan biaya penggunaan pupuk
3. Penurunan kemampuan tanah dalam menyerap air (infiltrasi). Hal ini nantinya
dapat mengakibatkan peningkatan limpahan air di permukaan tanah dan pada
akhirnya dapat terjadi banjir.
4. Terjadinya perubahan struktur tanah
5. Perubahan profil tanah
6. Lahan menjadi tandus

Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan
menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi
adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan
kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan
limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran
tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai
(sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan
pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.

Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik
untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah
melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah,
semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara
serentak.

Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan
intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan
angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan
permeabilitasnya, kemiringan lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,
makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna lahan oleh manusia.

Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi,
frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi.
sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan
yang curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan
pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan
erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak
di bawah tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga
mengurangi erosi permukaan. Sedimen yang mengandung banyak lempung cenderung
lebih mudah bererosi daripada pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer
terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya diperhatikan

Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. pada
hutan yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan
organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan hujan.
lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah menyerap air
hujan. Biasanya, hanya hujan-hujan yang lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang
akan mengakibatkan limpasan di permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan
dihilangkan akibat kebakaran atau penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi
dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang parah dapat menyebabkan peningkatan
erosi secara menonjol jika diikuti denga hujan lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau
pembangunan jalan, ketika lapisan sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan,
derajad kerentanan tanah terhadap erosi meningkat tinggi.

Jalan, secara khusus memungkinkan terjadinya peningkatan derajat erosi, karena,


selain menghilangkan tutupan lahan, jalan dapat secara signifikan mengubah pola
drainase, apalagi jika sebuah embankment dibuat untuk menyokong jalan. Jalan yang
memiliki banyak batuan dan hydrologically invisible ( dapat menangkap air secepat
mungkin dari jalan, dengan meniru pola drainase alami) memiliki peluang besar untuk
tidak menyebabkan pertambahan

Adapun cara untuk mencegah terjadinya erosi tanah adalah :

1. Mengatur sistem drainase yang baik guna mengatur sirkulasi air. Cara ini akan
sangat membantu memaksimalkan tingkat kesuburan tanah, adapun langlah-
langkah yang bisa diambil antara lain adalah :

1. Membuat pembatas alami dari batas air yang paling tinggi hingga ke bawah yang
bertujuan untuk memperlambat aliran air.
2. Membuat cabang-cabang saluran air untuk membagi jalur alirannya
3. Membuat dinding batu atau tanggul yang membujur pada kemiringan lahan akan
membantu mencegah terhanyutnya tanah ke tempat yang lebih rendah. Selain itu
juga dapat menciptakan habitat yang subur bagi tanaman
4. Menerapkan sistem contur farming, yaitu menanan tanaman sesuai dengan garis
kontur tanah. Cara ini akan membantu akar tanaman dalam menahan air.
5. Melakukan kegiatan tanam menanam berdasarkan sistem teras demi teras. Ini
akan membantu menahan pengaruh gravitasi tanah yang menjadi salah satu
penyebab terjadinya erosi. Sistem ini sering disebut sebagai terasering
6. Untuk menciptakan alur penanaman yang horizontal, sebaiknya pembajakan
sawah dilakukan searah dengan garis kontur tanah yang ada. Sistem ini
dinamakan contour plowing.
7. Melakukan pemetakan atau membagi lahan bercocok tanam sesuai dengan garis
kontur tanah menjadi beberapa bagian yang lebih sempit sehingga menghasilkan
bentuk lahan yang berbelok-belok.
8. Mengganti jenis tanaman yang bertujuan untuk menghindari penyerapan unsur
hara tanah secara terus menerus oleh tanaman yang sama dari waktu ke waktu.
9. Melakukan kegiatan pemupukan etrutama dengan menggunakan pupuk hijau
guna mengembalikan vitalitas tanah.
10. Melakukan kegiatan Reboisasi, yaitu penanaman kembali lahan-lahan yang gundul
akibat eksploitasi yang dilakukan secara besar-besaran dan tidak bertanggung
jawab.

Demikian Artikel Dampak Erosi Terhadap Lahan Pertanian ini semoga bermanfaat,
terima kasih

Sumber : Arsyad (1989). DAMPAK EROSI TERHADAP LAHAN PERTANIAN

Anda mungkin juga menyukai