OLEH :
NURUL ILMY
I1C118035
Arus di laut merupakan suatu fenomena dinamika air laut yang terjadi setiap hari dan
merupakan pencerminan gerakan massa air laut dari suatu tempat ke tempat lain. Fenomena ini
berperan sangat penting dalam proses abrasi/akresi pantai, karakteristik ekosistem laut, serta pola
penyebaran zat pencemaran. Beberapa jenis arus yang umum dikenal adalah arus pasang surut,
arus akibat gelombang (arus sejajar pantai), arus akibat tiupan angin, dan arus yang disebabkan
perbedaan densitas air laut (Sudarto, 1993). Dalam mempelajari proses abarasi pantai,
karakteristik ekosistem laut serta pola penyebaran zat pencemar di laut, pengukuran arah dan
kecepatan arus sangat perlu dilakukan.
Untuk mengukur arus laut dapat dilakukan dengan bantuan alat seperti :
- Layangan arus
- ADCP
- Current Meter
1. Layangan Arus
Layangan arus adalah alat pengukur kecepatan dan arah arus sederhana yang terbuat dari
aluminiun, tali dan pelampung, seperti yang terdapat pada gambar 1.
Alat ukur Acoustic Doppier Current Profiler / ADCP merupakan salah satu alat pengukur
kecepatan arus air berteknologi tinggi. ADCP menggunakan gelombang suara (sonar) sebagai
alat pendeteksinya dan mempunyai akurasi yang tinggi. Informasi yang diukur oleh alat tersebut
adalah meliputi besar dan arah arus air hingga 128 titik di kolom air dengan maksimum
kedalaman pengukuran mencapai beberapa ratus meter, tergantung pada frekuensi suara yang
digunakannya. Selain itu, alat ini mampu memberikan informasi mengenai suhu air laut, lintasan
kapal, topo grafi dasar perairan serta dapat dihubungkan dengan Global Positioning System
(GPS) untuk penentuan posisi pengukuran. ADCP dapat mengukur komponen arus vertikal
(Edikusmanto, 1996).
Pada prinsipnya, ADCP bekerja dengan mentransmisikan gelombang suara dengan pola
tertentu ke kolom air dan menerima pantulannya yang disebabkan oleh partikel-partikel yang ada
di dalam air. Informasi tersebut dianalisa berdasarkan pergeseran frekuensi menurut teori
Doppler. Teori Doppler menjelaskan mengenai perubahan frekuensi gelombang yang berasal
atau dipantulkan oleh objek yang bergerak. Jika objek bergerak mendekati. maka gelombang
suara tersebut akan makin tinggi frekuensinya dibandingkan dengan frekuensi asalnya. Jika
objeknya menjauhi, frekuensi gelombang yang diterima menjadi lebih rendah. Besarnya
perbedaan frekuensi tersebut sebanding dengan kecepatan relatif antara ADCP dan partikel.
Besarnya perbedaan nilai tersebut kemudian dikonversikan ke dalam bentuk komponen
kecepatan arus (Edikusmanto, 1996).
Gambar 2. ADCP
Alat ukur arus yang terakhir adalah current meter. Current meter merupakan sebuah alat
ukur yang digunakan untuk menghitung kecepatan arus air, dimana kecepatan arus air akan
dihitung dalam satuan meter / detik (m/s) (Chang, 2017).
Alat ini ditenggelamkan ke dalam air bergerak yang dilengkapi dengan rotor (komponen
yang berputar) untuk mengetahui kecepatan aliran. Alat ini secara aktual mengukur kecepatan
titik pengukuran arus air pada tampang saluran. Alat ini terdiri atas sensor kecepatan yang
berupa baling-baling (propeller), sensor optik, pengolah data, rangkaian multiplek digit peraga,
dan peraga 4 digit (Permana, 2015).
Gambar 4. Rancang bagun Current meter
Current meter dilengkapi penghitung elektronik yang menunjukkan putaran baling-
baling. Dengan adanya kalibrasi, maka alat ini dapat langsung digunakan dimana banyaknya
putaran perdetik dicatat dalam alat dan tinggal masukkan dalam rumus (Tangkudung, 2011).
Sistem kerja current meter berdasarkan pada putaran propeller (baling-baling) yang
digerakkan oleh aliran air. Selanjutnya putaran baling-baling dihubungkan langsung keroda-roda
gigi/jarum penunjuk angka untuk mencari kecepatannya. Arah arus ditentukan dengan
menggunakan kompas penunjuk arah yang terangkai secara mekanik dengan bantuan bola gotri
kecil yang akan jatuh ke ruang arah arus melalui kompas penunjuk arah setiap pada putaran
baling-baling tertentu. Sebagai contoh adalah alat ukur arus jenis "Ekman Merz Current Meter".
Sedangkan yang tidak berhubungan langsung ke baling baling yaitu dengan menggunakan
sistem coupling magnetik. Biasanya yang menggunakan sistem ini adalah alat ukur arus jenis
recording yang hasil rekamannya dapat berupa kertas grafik. Sebagai contoh adalah "ONO
Current Meter". Dapat juga berupa rekaman pita magnetik, seperti "Current Meter Aandera".
Ada juga yang menggunakan sistem coupling magnetik yang terangkai langsung kedisplay,
sebagai contoh adalah "Direct Reading Current Meter CM2". Untuk pengukuran arus kuat
maupun arus lemah dapat dibedakan dari jenis kalibrasi baling-balingnya (Sudarto, 1993).
Baso, H.S., Marhayana, S. 2021. Analisis Pertumbuhan Kerang Mutiara (Pinctada Maxima)
Berdasarkan Kedalaman di Perairan Kupa, Kabupaten Barru. Fisheries of Wallacea
Journal, Vol. 2(1) : 34 – 44.
Chang, H., Fany, I. 2017. Sistem Pengukur Kecepatan Arus Air Menggunakan Current Meter
Tipe “1210 AA”. T E S L A. Vol. 19(1) : 81 – 95.
Edikusmanto, Bonita, N.E., Dharma, A. 1996. Mengenal Direct Reading Acoustic Doppler
Current Profiler. Oseana, Vol. 21(3) : 1 – 11.
Permana, R., Bambang, A.K. , Istiarto. 2015. A Study of Channel Water Current Velocity Meter
with Horizontal and Vertical Axis Propeller Type. Jurnal Potensi. Vol.17(1) : 17 – 22.
Sudarto, 1993. Pembuatan Alat Pengukur Arus Secara Sederhana. Oseana, Vol. 28(1) : 35 – 44.
Tangkudung, H. 2011. Pengukuran Kecepatan Aliran dengan Menggunakan Pelampung dan
Current Meter. TEKNO-SIPIL. Vol. 9(55) : 28 – 31.