dari perairan, kemdian menggubahnya kedlam bentuk grafik pada kertas pencatat. Dengan demikian
akan di peroleh data kuantitatif dalam pendugaan biomassa yang dideteksi dalam perairan.
2. Dual-beam system
Dengan mengkombinasikan dual-beam system untuk mendapatkan in situ target strength
dan digital echo integrator seperti tertera pada Gambar 19, maka dual-beam acoustic system ini
mempunyai suatu keunggulan dalam sistem perolehan dan pemrosesah data (Burczynski and
Johnson, 1986).
Seperti terlihat pada Gambar tersebut, dengan transducer yang menggunakan dual-beam
yang dioperasikan dengan towed-body (V-fin), maka melalui echo sounder akan diperoleh echo
signal yang kemudian disalurkan ke masing-masing TVG. Echo signal dari wide beam yang
melalui TVG 40 log R + 2R hanya digunakan untuk mengukur in situ target strength melalui
dual-beam processor. Sedangkan echo signal yang berasal dari narrow beam dipecah menjadi
dua, yang satu masuk ke TVG = 40 log R + 2R untuk diproses bersama echo signal dari wide-
beam di dual-beam processor, sedangkan yang satu lagi untuk ke TVG = 20 log R + 2R untuk
diproses lebih lanjut di echo integrator. Demikianlah seterusnya, dari dual-beam processor akan
dihasilkan nilai rata-rata in situ target strength sedangkan dari echo integrator dihasilkan nilai
rata-rata SV. Kemudian dengan micro computer dapat dilakukan penghitungan lebih lanjut
sampai mendapatkan densitas ikan dan kemudian stok/kemelimpahan ikan.
Demikianlah secara ringkas prinsip dari dual-beam acoustic system yang hingga saat ini
memiliki keunggulan komparatif pada portabilits yang tinggi karena transducer dioperasikan
dengan towed body dan sudah tentu jika noise tidak telalu besar maka ketelitiannya tinggi.
3. Split-beam system
Pada prinsipnya tidak ada perbedaan yang mendasar dari digital echo integrator yang
digunakan pada split-beam acoustic system ini dengan dual-beam acoustic system.
Perbedaannya hanya pada perolehan dan pemrosesan data target strength. Secara umum
sistem perolehan dan pemrosesan data dengan sistem ini adalah seperti tertera pada Gambar
20.
Sehubungan dengan prinsip kerja dari sistem ini adalah mencari beda fase dari echo
signal yang diterima oleh dua belahan transducer (sebutlah yang satu adalah port-starboard
phase pulse, dan yang satu lagi fore-aft phase pulse), maka selain dapat mengukur in situ target
strength secara akurat juga dapat mengukur posisi sudut dari masing-masing target yang
terletak di dalam beam (Foote, 1988).
Untuk sistem perolehan dan pengolahan data yang real time, maka ada baiknya diberikan
penyederhanaan dari sistem yang ada hanya untuk memudahkan pemahaman tentang
bagaimana real-time system tersebut bekerja (lihat Gambar 21 diatas).
4. Quasi ideal-beam system
Dengan ditemukannya quasi-ideal-beam seperti yang telah dijelaskan pada Bab-3, maka
kalibrasi akustik dan pengukuran in situ target strength yang akurat menjadi kenyataan.
Echo integrator dengan sistem ini seperti pada sistem lainnya, memiliki dua processor yang
terpisah yang memungkinkan nilai SV dan TS untuk frekuensi ganda dan secara simultan
menghitung SV dan TS untuk frekuensi tinggal tertentu (lihat Gambar 22).
Dalam perhitungan dengan SV mode, SV dan data lain seperti SS (Surface scattering
strength per unit area), S (ratio of the area of the fish echo recorded within each integration
layer), N (density of fish) dan BSV (backscattering strength of a single fish per unit volume = TS)
dapat juga dihitung dan diprint-out secara bersamaan.
Selanjutnya pada penghitungan dengan TS mode, perhitungan dari nilai rata-rata TS
pada masing-masing layer, TS max (maksimum TS), M (total fish density) dan N (densitas ikan)
dapat dihitung dan diprint-out seperti haInya SV-mode. Sebagai tambahan,, disediakan juga
TS distribution mode yang memperlihatkan histogram dari distribusi TS atau panjang dari ikan-
ikan yang diteliti/ disurvai.