Anda di halaman 1dari 5

STRUKTUR KORALIT

A. BAGIAN STRUKTUR KORALIT

Koralit adalah struktur rangka yang dihasilkan oleh individu polip. Koralit
merupakan tabung yang di dalamnya terdapat pelat vertical yang memancar dari
pusat kolumella. Bagian tabung yang menyerupai dinding pada koralit disebut
dengan septa-costae. Koralit yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan pelat
horizontal atau lempeng horizontal yang dikenal dengan istilah koenestum. Beberpa
polip memiliki lapisan atau lembaran tipis tambahan dari kerangka di sekitar dinding
yang disebut dengan epitheca (Duckworth, Giofre, & Jones, 2017).

Koralit karang dibangun oleh elemen kerangka yang bervariasi, namun


umumnya di susun oleh elemen-elemen berikut yakni septa-costae, synapticulae,
coenestum, sterome, kolumella, dan paliform lobe. Bagian septa-kosta merupakan
elemen radial dari koralit yang dibagi menjadi dua yakni septa dan costae. Septa
merupakan bagian yang menebal di dinding bagian dalam dan kostae merupakan
bagian luar dari septa. Namun pada beberapa spesies karang bagian septa-costae
dapat berupa elemen tunggal yang seragam. Coenestum merupakan bagian dari
koralit yang membentuk struktur seperti spons. Coenosteum umumnya terletak
diantara dinding koralit yang berdekatan namun dalam beberapa taksa coenosteum
membentuk sebagian atau keseluruhan dinding individu polip itu sendiri.
Synapticulae merupakan bagian yang merupakan batang horizontal yang
membentuk kisi-kisi di antara septa-costae. Synapticulae juga dapat didefinisikan
sebagai batang yang menghubungkan septa, baik membentuk jaringan atau bahkan
berkontribusi pada isi dinding karang. Sterome merupakan bagian yang membentuk
lapisan tidak berpori dalam dinding karang, atau dapat juga disebut sebagai pengisi
kerangka yang berasal dari penebalan septa untuk menyediakan sebagian besar
kandungan dinding karang pada beberapa family karang. Epitheca yang membentuk
lapisan tipis tidak berpori di bagian luar dinding. Pada beberapa individu karang
bentuk koralit membuat individu karang itu telihat menonjol dan beberapa lainnya
individu polipnya terlihat tidak jelas posisinya. (Sheppard, Davy, Pilling, & Graham,
2018).
Pada materi di mata kuliah telah disinggung mengenai pertunasan secara
intratentakular dan ekstratentakular, umumnya bentuk koralit ini menentukan bentuk
pertunasan karang. Koloni yang memiliki koralit dengan dinding terpisah dapat
memiliki tunas intratentakular dan ekstratentakular sedangkan koloni karang dengan
dindinng umum hanya dapat memiliki tunas intratentakular. Sebagian karang
mungkin memiliki sedikit atau tanpa jaringan penghubung (koenestum) karena
dinding-dinding koralit yang saling menyatu satu sama lain (Bahan Ajar Koralogi,
2021).

B. TIPE SEPTA

Karang dikenal sebagai binatang dengan bentuk morfologi mirip seperti tabung
dengan mulut di bagian atas yang juga dapat berperan sebagai anus. Binatang
karang disebut dengan polip. Polip itu sendiri merupakan individu karang yang
menghuni kerangka kapur yang dibangunnya. Jaringan polip didukung oleh
kerangka kapur sebagai penyangga. Pada kerangka kapur terdapat sebuah
lempengan yang disebut dengan septa. Menurut Suharsono (2018) septa adalah
lempengan dari kerangka kapur yang tersusun secara radial dan berdiri tegak pada
lempeng dasar. Septa tersusun dari bahan anorganik dan hasil sekresi karang
(Suharsono, 2008).

Septa dapat dibedakan menjadi beberapa bagian dengan karakteristik yang


berbeda yakni septa utama yangmana posisi dan ukuran septa utama ini biasanga
yang paling menonjol dan ukurannya lebih besar dari septa yang lain. Kemudian
terdapat septa kedua dimana septa ini memiliki ukuran yang lebih tipis atau pendek
dari septa utama, biasanya berurut dari septa utama, berlanjut ke septa ketiga
dimana septa ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding dengan septa
utama dan septa kedua, begitu seterusnya urutan septa yang didasarkan pada
besar kecilnya serta posisinya (Suharsono, 2008).

Setiap jenis karang memiliki karakteristik bentuk dan jumlah septa yang
berbeda. Bentuk septa dibedakan berdasarkan bentuk tonjolan gigi septa. Bentuk
gigi septa menurut (Duckworth et al., 2017) dibedakan menjadi;
1. Minute

Bentuk minute adalah bentuk atau tipe septa dengan karakteristik margin
septa yang halus dan ukurannya yang kecil serta tak beraturan
2. Acute

Bentuk acute merupakan bentuk atau tipe septa dengan karakteristik dimana
ditemukan gigi kecil yang terdapat di sepanjang tepi septa dan umumnya
dindingnya menebal seakan terdapat lubang kecil.
3. Lacerate

Bentuk lacerate adalah bentuk tipe septa yang bagian tepinya tak beraturan.
4. Beaded
Bentuk beaded merupakan bentuk tipe septa yang berbentuk seperti
lembaran, bersusun di antara lempengan dengan tonjolan yang mencuat
keluar di bagian dalam sampai ke bagian luar.
5. Lobulate

Bentuk lobulated merupakan bentuk tipe septa yang pada bagian tepi septa
tampak kasar tak beraturan dan tonjolan bergerigi.
6. Fan system

Bentuk fan system merupakan bentuk tipe septa dengan pinggiran mencuat
dan tebal.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengampu Mata Kuliah Koralogi. (2021). Bahan Ajar Koralogi (Bentuk
Pertumbuhan Karang). Makassar : Universitas Hasanuddin

Duckworth, A., Giofre, N., & Jones, R. (2017). Coral morphology and sedimentation.
Marine Pollution Bulletin, 125(1–2), 289–300.
https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2017.08.036

Sheppard, C. R. ., Davy, S. K., Pilling, G. M., & Graham, N. A. . (2018). The Biology
of Corals Biology (Second Edi). https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2017.08.015

Suharsono. (2008). JENIS-JENIS KARANG DI INDONESIA (vii; Suharsono, ed.).


Jakarta: LIPI Press.

Anda mungkin juga menyukai