Anda di halaman 1dari 3

MORFOLOGI, ANATOMI DAN LAPISAN TUBUH POLIP

A. MORFOLOGI POLIP KARANG

Terdapat tiga kelompok besar hewan cnidarian yang sangat penting dan
menonjol yakni hexacorals yang meliputi karang berbatu yang membangun
kerangka batu kapur dengan ciri polip memiliki 6 tentakel atau kelipatannya;
octocorals, yang mencakup karang lunak dan kipas laut, memiliki ciri polipnya selalu
memiliki delapan tentakel; kemudian yang ketiga adalah karang hitam dan cambuk
laut. polip adalah satu kesatuan karang yang memiliki bentuk seperti anemone laut
kecil yang saling terkait. Bentuk polip setiap karang memiliki bentuk dan ukuran
yang berbeda-beda tergantung spesies karang (Sheppard, Davy, Pilling, & Graham,
2018).

Polip pada hexacorals memiliki bentuk tubuh menyerupai tabung kecil yang
memiliki satu atau lebih tentakel yang mengelilingi mulut yang mana tentakel ini
mengelilingi mulut mengarah ke rongga tubuh utama. Jaringan polip karang
menyimpan kalsium karbonat di sekitar tubuhnya dalam bentuk aragonite sehingga
polip berada di tengah dengan sebuah plot atau ruang kecil yang tumbuh ke atas
atau ke luar yang di sebut dengan koralit. Tentakel polip umumnya muncul pada
malam hari, sedangkan pada siang hari, tentakelnya ditarik ke dalam koralit.
Tentakel polip hexacorals umunya sangat halus, meski begitu tentakelnya juga
dilengkapi dengan sel penyengat yang digunakan untuk mencari makanan. Polip
dapat terhubung satu sama lain dengan polip lainnya melalui jaringan tipis yang
disebut dengan coenosarc yang juga menyimpan kapur di bawahnya (Sheppard et
al., 2018).

Polip pada octocoral memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan


polip pada hexacoral. Octocoral atau yang umumnya di kenal sebagai karang lunak
atau kipas laut, polipnya tidak membangun terumbu atau tidak menyimpan kapur di
sekitar tubuhnya. Polip octocorallia memiliki delapan tentakel yang bagian tepinya di
kelilingi oleh pinnula yang tersusun dalam beberapa deret (Barus, Partono, &
Soedarma, 2018). Ciri-ciri polip pada beberapa spesies octocorallia seperti spesies
dari grup Stolonifera yakni polipnya muncul dari bagian basal koloni yang berbentuk
pita dan disebut stolon karena identic dengan akar rimpang lamun. Polip tumbuh
terpisah satu sama lain di sepanjang stolon. Dari genus Dampia sendiri ciri khas
polipnya adalah memiliki pangkal polip yang panjang dan menonjol di bagian atas
koloni (Duckworth, Giofre, & Jones, 2017).
B. ANATOMI POLIP KARANG

Kebanyakan karang dibangun oleh ratusan atau bahkan ribuan individu polip
karang. Ukuran setiap polit karang batu sangat beragam dengan diameter berkisar
antara 1-3 mm. anatomi polip karang cukup sederhana, polip karang berbentuk
seperti tabung kecil yang terdiri dari satu mulut yang di sekitar mulutnya terdapat
tentakel yang mengandung sel penyengat yang disebut dengan nematosit. Bagian
mulut dari polip karang terhubung langsung dengan badan tubuh yang juga
berperan sebagai lambung atau usus. Jadi mulut karang akan menjadi saluran
masuknya makanan dengan bantuan tentakel untuk menangkap makanan sekaligus
juga mulut akan menjadi anus tempat pengeluaran hasil metabolit. Polip karang
membangun kerangka dari kalsium karbonat di sekeliling tubuhnya guna melindungi
tubuhnya sendiri yang disebut dengan calyx. Bagian dasar dari calyx itu sendiri
dimana polip itu menempel disebut dengan basal plate. Dinding yang mengelilingi
calyx disebut dengan theca serta jaringan tipis yang menghubungkan satu polip
dengan polip lainnya dan membantu untuk membangun koloni disebut dengan
coenosarc. Perbedaan mendasar antara octocorallia dengan hexacorallia ialah
hexacorallia membangun pelindung dari kalsium karbonat dan memiliki 6 tentakel
dan kelipatannya sedangkan octocorallia memiliki polip dengan 8 tentakel atau
kelipatannya dan tak membangun kerangka kapur di sekelilingnya (Eliseba &
Manuputty, 2016).

C. LAPISAN TUBUH POLIP KARANG

Dinding polip karang terdiri dari 3 lapisan utama yakni, ektoderma, mesoglea
dan endoderma. Ektoderma sebagai lapisan terluar merupakan jaringan yang terdiri
dari berbagai jenis sel seperti sel mucus dan nematosit. Nematosit merupakan sel
penyengat yang berfungsi sebagai alat penangkap makanan serta menyengat
predator. Sedangkan sel mucus berfungsi untuk menghasilkan mucus yang dapat
membantu menangkap makanan dan membersihkan diri dari sedimen yang
melekat. Pada lapisn terluar ini termasuk di dalamnya bagian mulut dan tentakel.
Selanjutnya mesoglea, mesoglea merupakan jaringan yang terdapat di antara
ectoderm dan endoderm yang mirip seperti jelly. Terdapat fibril di bagian lapisan
dalam dan sel otot di lapisan luar mesoglea. Sel otot yang ada di mesoglea
bertanggung jawab atas gerakan polip untuk mengembang atau mengerut sebagai
respon perintah jaringan syaraf. Lapisan endoderm merupakan lapisan dalam yang
sebagian besar selnya berisi zooxhanthella yang merupakan simbion karang
(Suharsono, 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Barus, B. S., Partono, T., & Soedarma, D. (2018). PENGARUH LINGKUNGAN


TERHADAP BENTUK PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG DI PERAIRAN TELUK
LAMPUNG. Jurnal Ilmu dan Teknolohi Kelautan Tropis, 10(3), 699–710.

Duckworth, A., Giofre, N., & Jones, R. (2017). Coral morphology and sedimentation.
Marine Pollution Bulletin, 125(1–2), 289–300.
https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2017.08.036

Eliseba, A., & Manuputty, W. (2016). Karang Lunak ( Octocorallia : Alcyonacea ) di


Perairan Biak Timur The Common Soft Corals ( Octocorallia : Alcyonacea ) in
East Biak Waters Abstrak Pendahuluan Metodologi. Jurnal Oseanologi dan
Limnologi, 1(2), 47–59.

Sheppard, C. R. ., Davy, S. K., Pilling, G. M., & Graham, N. A. . (2018). The Biology of
Corals Biology (Second Edi). https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2017.08.015

Suharsono. (2008). JENIS-JENIS KARANG DI INDONESIA (vii; Suharsono, ed.). Jakarta:


LIPI Press.

Anda mungkin juga menyukai