Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL INOVASI NURSING TECHNOLOGY

ASIGMA (Avoid Stunting Mobile Application) : Aplikasi Seluler


monitoring perkembangan anak cegah Stunting

Diusulkan

oleh:

Nama :

NIM :

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI

NERS FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI

KENCANA 2021

i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM PENERAPAN IPTEK

1. Judul Produk/ Inovasi : ASIGMA (Avoid Stunting Mobile


Application : Aplikasi seluler
monitoring perkembangan anak cegah
Stunting)
2. Mata Kuliah : NursingTechnology
3. Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap :…..
b. NIM :…..
c. Jurusan : SarjanaKeperawatan
d. Universitas : Universitas BhaktiKencana
e. Alamat Rumah danNoTel/HP : ….. /…..
f. Email :
DosenPendamping
a. Nama LengkapdanGelar : Dedep Nugraha, S.Kep., Ns,M.Kep
b. NIDN : 0428118201
c. Alamat Rumah danNoTel./HP : Neglabakti No.7, Ujungberung,
Bandung / 081328071211
4. Biaya KegiatanTotal : Rp ……..
5. JangkaWaktuPelaksanaan bulan
Bandung, 25 Juni 2021
Menyetujui
Wakil Dekan Mahasiswa Pengusul Program,
FakultasKeperawatan

Inggrid Dirgahayu, ………………………


M.KMNIK. 0428118201 NIM.
Wakil Rektor IV DosenPendamping,
Universitas Bhakti Kencana Bandung

Agus Mi’raj Dajat, Dedep Nugraha,


M.KesNIK. 0428118201 M.KepNIDN.04281182
01

i
DAFTAR ISI

PENGESAHAN PROPOSAL PKM PENERAPAN IPTEK.........................................................2


DAFTAR ISI.................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan Kegiatan................................................................................................................2
1.4 Luaran Yang Diharapkan...................................................................................................2
1.5 Manfaat Kegiatan..............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................4
2.1 Sindrom Stunting Dan Efektivitas E-Health Sebagai Salah Satu Media Pelayanan
Kesehatan Di Indonesia.................................................................................................................4
2.1 Gambaran Kondisi Umum Lingkungan.............................................................................5
2.3 Potensi ASIGMA dan Kebutuhan Lingkungan......................................................................5
BAB III METODE........................................................................................................................8
3.1 Tempat dan Waktu.............................................................................................................8
3.2 Tahapan Recana Kerja.......................................................................................................8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN..........................................................................10
4.1 Anggaran Biaya...............................................................................................................10
4.2 Jadwal Kegiatan...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................11
LAMPIRAN................................................................................................................................12

3
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, Indonesia sedang menghadapi isu-isu kesehatan yang sangat
penting. selain kasus pandemi COVID-19 yang semakin memprihatinkan,
sindrom Stunting masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Dikutip dari
laman website Dinas Komunikasi dan Informatika Humbang Hasundutan, pada
akhir tahun 2020 hingga awal tahun 2021, Indonesia masih mempertahankan
peringkat empat di dunia dan peringkat dua di Asia Tenggara sebagai negara
dengan prevalensi Stunting terbesar. Sindrom Stunting ini tidak hanya
mempengaruhi indeks tinggi badan menurut umur anak, namun anak yang
menderita Stunting juga terpengaruh pada kemampuan kognitif, motorik serta
penurunan performa kerja. Oleh karena itu, pengawasan Stunting sejak dini patut
dilakukan guna memperkecil kesempatan terjadinya Stunting.
Perhatian khusus Stunting pada balita patut digalakkan untuk mencegah
perkembangan fisik dan motorik anak yang irreversible, perkembangan yang
terganggu tentu dapat mempengaruhi pencapaian anak di sekolah. Hal ini relevan
dengan contoh kasus yang terjadi pada kota Kupang dan wilayah kabupaten
Sumbawa Timur, sebanyak 41,18 % di kota Kupang dan 18,39 % di wilayah
kabupaten Sumbawa Timur, siswa Stunting mengalami rendahnya penyerapan
dan penguasaan materi. Beberapa penelitian dari tahun-tahun kemarin seperti
yang dilakukan oleh Yustika (2006) di Kecamatan Samalantan menyatakan jika
terdapat korelasi positif antara kondisi anak Stunting dengan capaian prestasi
belajar anak di sekolah, seiringan dengan menurunnya status gizi TB/U sebesar 1
SD maka capaian belajar anak akan menurun sebanyak 0,444 (Picauly & Toy,
2013). Tak hanya di wilayah pelosok Indonesia bagian timur, bahkan di kelurahan
Kemijen, Kecamatan Semarang Utara juga menunjukkan adanya pengaruh
Stunting anak usia 9-12 tahun terhadap capaian belajar di sekolah (Saniarto,
2013).
Banyak faktor-faktor yang dapat menyebabkan Stunting, entah itu pola
asuh dan pemenuhan gizi yang buruk atau bahkan karena faktor lingkungan
sekitar. Masyarakat masih terlalu awam dengan yang namanya Stunting sehingga
pertumbuhan anak yang irreversible di anggap wajar oleh masyarakat karena

1
mengira faktor genetik dari orang tua lah penyebabnya. Awamnya masyarakat
akan sindrom Stunting ini menyebabkan anak-anak usia sekolah akan mengalami
kendala dalam hal pertumbuhan fisik dan psikologis. Terlebih saat ini ketika
maraknya kasus COVID-19 beberapa fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan
pusat layanan kesehatan lainnya cukup kualahan dalam menghadapi lonjakan
kasus yang terjadi sehingga menyebabkan masyarakat sangat berhati-hati untuk
mengunjungi fasilitas kesehatan karena dipandang sebagai tempat yang rawan.
Selama pandemi , diharapkan segala aktivitas luar ruangan kini dibatasi untuk
mencegah penularan virus COVID-19, namun karena kecanggihan teknologi saat
ini, keterbatasan tersebut dapat diatasi melalui interface di ponsel pintar atau
beberapa fasilitas lainnya.
Berdasarkan rujukan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya saya
tertarik untuk membuat sebuah aplikasi seluler yang dapat digunakan sebagai
media monitoring perkembangan anak oleh orang tua serta sebagai sumber
informasi tentang Stunting. Gagasan ASIGMA (Avoid Stunting Mobile
Application) direncanakan untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
mencegah Stunting dengan memonitoring perkembangan anak serta
merencanakan pola gizi yang cukup untuk anak. Gagasan ini juga menjadi salah
satu satu inovasi untuk menggalakkan urgensi sindrom Stunting di Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dapat ditarik dari latar belakang di atas
adalah
1. Bagaimana cara merancang prototype aplikasi ASIGMA?
2. Bagaimana cara penggunaan aplikasi guna memonitoring pertumbuhan
anak cegah Stunting?

1.3 Tujuan Kegiatan


Adapun tujuan dari kegiatan ini ialah membantu masyarakat dalam
mencegah Stunting sejak dini serta menurunkan jumlah kemungkinan terjadinya
Stunting pada calon pasien.

2
1.4 Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari produk / inovasi ASIGMA adalah

1. Terbentuknya prototype aplikasi yang dapat digunakan sebagai acuan


dalam memantau perkembangan anak guna mencegah Stunting sejak dini
dan dapat digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat.

2. Prototype ini selanjutnya akan dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat


dioperasikan pada perangkat elektronika lain selain android.

1.5 Manfaat Kegiatan

Dengan adanya produk/inovasi ini maka salah satu isu masalah kesehatan
yakni Stunting dapat diminimalisir dengan melakukan pengawasan sejak dini
melalui interface aplikasi ini.

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sindrom Stunting Dan Efektivitas E-Health Sebagai Salah Satu Media
Pelayanan Kesehatan Di Indonesia

Stunting di definisikan sebagai kondisi dimana pertumbuhan tubuh anak


yang sangat pendek dibawah tinggi badan anak yang seharusnya pada usianya.
Menurut WHO, Stunting merupakan keadaan tubuh pendek hingga melampaui
standar defisit yakni sebesar -2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan
anak. Kadaan tubuh yang pendek tidaklah selalu dipengaruhi oleh gen pembawa
sifat, dinyatakan jika gen pembawa sifat hanya berperan sebanyak 15 % dalam
mempengaruhi bentuk tubuh anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak
dipengaruhi oleh kecukupan gizi selama 1000 hari pertama kehidupan, meskipun
begitu terdapat pula factor lain yang mampu menjadi sebab terjadinya Stunting
yakni factor internal seperti infeksi penyakit tertentu dan factor eksternal terkait
dengan kebersihan lingkungan. Sindrom Stunting tidak hanya mempengaruhi
pertumbuhan fisik anak, namun juga dapat menyebabkan morbiditas pada balita
serta penurunan kemampuan kognitif pada anak yang akan berdampak pula pada
sumber daya manusia kelak (Saniarto, 2013).
Stunting banyak melanda negara-negara berkembang khususnya di benua
Asia. Indonesia sendiri menduduki peringkat ke-empat dunia dengan jumlah
Stunting yang cukup tinggi. Kondisi yang memprihatinkan ini membuat
pencegahan Stunting menjadi salah satu tantangan besar bagi Indonesia, awamnya
masyarakat terhadap fenomena Stunting dan anggapan jika factor keturunan
mempengaruhi pertumbuhan fisik anak juga menjadi salah satu penyebab
terhambatnya pencegahan Stunting. Fenomena Stunting tidak selalu terjadi pada
wilayah dengan taraf pendidikan yang rendah, stumting dapat terjadi diwilayah
perkotaan maupun pedesaan, menurut hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Farah (2015) yang meneliti factor penyebab Stunting pada balita di wilayah
pedesaan dan wilayah perkotaan, di wilayah pedesaan kejadian Stunting mencapai
67% dan di wilayah perkotaan menunjukkan jika jumlah kejadian Stunting
tertinggi mencapai 27,27 %. Tingginya jumlah kejadian Stunting di wilayah
perkotaan melebihi 20 % menunjukkan Stunting merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang cukup serius (Aridiyah, Rohmawati, & Ririanty, 2015).

4
Tingginya kejadian Stunting di wilayah pedesaan dan perkotaan juga
dilihat berkorelasi positif dengan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Terlebih di masa pandemic saat ini, karena penularan virus COVID-19
menyebabkan aktivitas luar ruangan jadi dibatasi dan lonjakan kasus virus
COVID 19 membuat masyarakat merasa jika rumah sakit atau puskesmas
merupakan tempat yang rawan saat ini. Menanggapi hal itu, sudah banyak inovasi
aplikasi seluler penyediaan layanan kesehatan yang dapat di akses melalui
interface di gawai masing-masing. Saat ini bahkan sudah banyak rumah sakit atau
puskesmas yang menerapkan layanan E-health , beberapa rumah sakit di Surabaya
seperti di puskesmas Jagir juga menerapkan E-Health. E-health diterapkan untuk
melakukan konsultasi dengan dokter secara online dan menentukan janji temu jika
diperlukan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Meski E-health memiliki keunggulan-
keunggulan seperti memeudahkan tugas atau pekerjaan para tenaga medis di masa
ini, namun E-health dapat menjadi kurang efektif jika pemerintah tidak melakukan
sosialisasi pada masyarakat seperting yang terjadi di Surabaya (Megatsari,
Laksono, Ridlo, Yoto, & Azizah, 2018).

2.1 Gambaran Kondisi Umum Lingkungan


Untuk mengoperasikan aplikasi seluler ASIGMA dapat digunakan di
wilayah yang memiliki koneksi internet yang cukup baik. Wilayah perkotaan atau
wilayah pelosok desa yang sudah terjangkau jaringan seluler merupakan wilayah
sasaran penggunaan aplikasi ini. Wilayah perkotaan merupakan wilayah dengan
mobilitas yang cukup tinggi sehingga masyarakat tidak menaruh perhatian penting
terhadap fenomena Stunting. Selain itu, dinamika penduduk perkotaan yang
sangat padat dengan latar belakang individu yang berbeda-beda, membuat
beberapa masyarakat masih awam dengan sindrom ini. Berbeda dengan wilayah
pelosok desa dimana taraf pendidikan dan kecepatan aliran informasi masih
lambat di banding wilayah perkotaan, sehingga Stunting bagi mereka masih
sangatlah baru, terlebih jika fasilitas layanan kesehatan yang jumlahnya terbatas.

2.3 Potensi ASIGMA dan Kebutuhan Lingkungan


Selain factor internal, tingginya prevelansi Stunting di Indonesia juga
disebabkan karena kurangnya pengetahuan serta perhatian masyarakat akan

5
fenomena ini. Kebiasaan memberi pola asuh serta gizi yang buruk menjadi salah
satu factor pokok penyebab Stunting. Gagasan ASIGMA yang mempadu
padankan kecanggihan teknologi dengan memonitoring tumbuh kembang anak.
Saat ini memang sudah banyak aplikasi kesehatan seluler yang tersedia namun
gagasan ASIGMA ini akan lebih menekankan focus pada monitoring
perkembangan anak untuk mencegah Stunting sejak dini, selain fitur monitoring,
gagasan ASIGMA ini akan dilengkapi dengan beberapa fitur berikut:
a. Fitur Sign Up/Log in
Orang tua pengguna aplikasi harus melakukan registrasi akun sehingga
dapat mengakses aplikasi tersebut selain itu, dengan mendaftarkan akun
resmi (Email atau nomor ponsel) pengingat untuk melakukan monitoring
serta informasi kesehatan terkini akan terkirim secara otomatis ke alamat
email surel yang didaftarkan oleh pengguna, data progress pengguna juga
akan tersimpan dan dapat diunduh.
b. All About Stunting
Fitur ini akan menyajikan informasi terkait Stunting yakni gejala,
penyebab, akibat dan bagaimana pencegahan Stunting secara umum.
Selain informasi dasar tentang Stunting, akan tersedia pula informasi
tentang sumber makanan untuk pemenuhan gizi anak khususnya pada
1000 hari pertama kehidupan serta alternative makanan penggantinya.
Namun informasi gizi anak juga akan mencakup untuk anak batita hingga
balita.
c. ASIGMA talk
Fitur aplikasi ini akan di desain hampir mirip dengan penggunaan sosial
media dimana terdapat sediaan untuk berkonsultasi dengan dokter atau
tenaga kesehatan yang bergabung dan menjadi mitra serta layanan aplikasi
kesehatan lainnya yang bekerja sama. Fitur ini juga akan di desain untuk
memberi ruang public sehingga terdapat interaksi maya dengan pengguna
lainnya.
d. Progress
Fitur ini fungsi utamanya akan didesain sebagai media monitoring TB/U
(Tinggi badan/usia) serta bobot tubuh anak dengan pengguna melakukan

6
pengecekan mandiri kepada Anak secara berkala kemudian menginput
data tinggi badan serta bobot tubuh sehingga grafik progress pertumbuhan
akan di padu padankan dengan grafik standar deviasi median standar
pertumbuhan anak dari WHO. Fitur ini juga akan dilengkapi dengan
perencanaan gizi untuk menunjang pertumbuhan anak.
e. FAQ
Fitur ini akan menyajikan pertanyaan yang paling sering di tanyakan
beserta jawaban yang relevan.

7
BAB III METODE
3.1 Tempat dan Waktu

Rencana pembuatan aplikasi akan berlangsung di departemen Keperawatan, Fakultas


Keperawatan Universitas Bhakti Kencana pada hari selasa, 20 juli tahun 2021 dan akan
berlangsung selama perkiraan waktu yang telah di rancang.

3.2 Tahapan Recana Kerja


Berikut ini merupakan langkah kerja guna mencapai tujuan:

3.1.1 Perencanaan pembuatan


Adapun perencanaan pembuatan aplikasi seluler ini dilakukan dengan
metode incremental model yang mana model metode ini dilakukan secara bertahap
untuk pengembangan aplikasi seluler ini. Tahap awal perencanaan pembuatan
aplikasi seluler yakni menentukan ide tentang jenis aplikasi apa yang akan dibuat.
Selanjutnya melakukan studi pustaka guna menunjang ide tersebut serta bagaimana
cara pembuatan aplikasi seluler. Selanjutnya menentukan fitur yang akan termuat di
dalam aplikasi dan tampilan aplikasi, kemudian melakukan pembuatan kode
program sebagai system aplikasi dan selanjutnya membuat prototype aplikasi dan
melakukan pengujian kelayakan.

3.1.2 Perancangan pembuatan


Adapun perancangan aplikasi dimulai dengan menentukan perangkat
yang akan digunakan seperti ponsel android dengan system pengoperasian versi apa
saja, dan beberapa software untuk pembuatan aplikasi yang dapat diperoleh secara
berbayar di web. Selanjutnya membuat system pengoperasian dengan melakukan
Coding, membuat bahasa pemrograman java yang sangat penting bagi aplikasi.
Selanjutnya membuat desain tampilan aplikasi menggunakan software UI secara
online maupun offline, menggunakan software ini juga prototype aplikasi dapat
dibuat. Perancangan interface aplikasi dimulai dengan perancangan tampilan laman
muka bagaimana system form sign up/log in. Selanjutnya merancang tampilan system
menu atama dan menata fitur fitur yang tersedia pada bar bagian bawah mengadopsi
tampilan beberapa aplikasi social media. Selanjutnya melakukan perancangan
tampilan setiap menu yang terdapat pada toolbar dan melakukan perancangan
pengolahan data server secara online.

8
3.1.3 Uji coba
Uji coba dilakukan pada Prototype aplikasi yang telah didesain
sebelumnya dan dijalankan pada system operasi android. Uji coba dilakukan untuk
mengecek fitur-fitur yang telah di desain dan untuk mengecek apakah terjadi
kesalahan atau tidak pada aplikasi sehingga dapat digunakan oleh pengguna
nantinya.

3.1.4 Sosialisasi
Karena keterbatasan aktivitas di luar ruangan akibat penularan virus
COVID-19 saat ini maka sosialisasi dapat dilakukan secara daring dengan
melaksanakan seminar atau melakukan sosialisasi menggunakan salah satu platform
social media untuk memperkenalkan aplikasi ini ke khalayak ramai.

9
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Berdasarkan rencana kegiatan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya


maka biaya yang diperlukan sebesar Rp. 7.500.000,00 yang mana ringkasan akumulasi
dana tersebut disajikan ke tabel berikut ini:
Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya Kegiatan

No. Jenis Pengeluaran Biaya


1. Perlengkapan yang diperlukan 3.000.000
2. Bahan habis pakai 1.500.000
3. Perjalanan dalam kota 1.000.000
4. Lain-lain: administrasi, publikasi, laporan, 2.000.000
kuota
Jumlah 7.500.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Jadwal Rencana Kegiatan

Bulan Person
Jenis
No. Penanggung
Kegiatan
Jawab
7 8 9 10

1 2 3 41 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perencanaan TIM
kegiatan
2. Merancang Tim
3. Konsultasi Dosen
4. Perakitan Tim
5. Uji coba Tim
6. Sosialisasi
7. Laporan Tim

10
DAFTAR PUSTAKA

Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan
Perkotaan ( The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas ).
3(1).
Megatsari, H., Laksono, A. D., Ridlo, I. A., Yoto, M., & Azizah, A. N. (2018). Perspektif
masyarakat tentang akses pelayanan kesehatan. 247–253.
Picauly, I., & Toy, M. S. (2013). ANALISIS DETERMINAN DAN PENGARUH
STUNTING TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DI KUPANG
DAN SUMBA TIMUR , NTT. Jurnal Gizi dan Pangan, 8(72), 55–62.
Saniarto, F. (2013). POLA MAKAN, STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DAN
PRESTASI BELAJAR PADA ANAK STUNTING USIA 9-12 TAHUN DI KEMIJEN
SEMARANG TIMUR. Semarang.

https://humbanghasundutankab.go.id/main/index.php/read/news/828
(Diakses pada tanggal 18 Juli 2021)

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20200814/1434631/enam-isu-kesehatan-
jadi-fokus-kemenkes-tahun-2021/
(Diakses pada tanggal 18 Juli 2021)

11
LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping

Biodata Ketua Pelaksana

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
 2. Jenis Kelamin
 3. Program Studi  
 4. Nim
Pass foto
5. Tempat dan Tanggal Lahir
 6. Alamat E-Mail  

 
Nmor Telepon/HP
 

 7.  

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama

Institusi
Tahun

masuk-

lulus

C. Kegiatan Kemahasiswaan

No. Jenis Kegiatan Status Dalam Waktu dan

Kegiatan tempat
1.

D. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun

12
Penghargaan
- - -

Biodata Anggota Pelaksana

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
 2. Jenis Kelamin
 3. Program Studi  
 4. Nim
Pass foto
5. Tempat dan Tanggal Lahir
 6. Alamat E-Mail  

 
Nmor Telepon/HP
 

 7.  

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama

Institusi
Tahun

masuk-

lulus

C. Kegiatan Kemahasiswaan

No. Jenis Kegiatan Status Dalam Waktu dan

Kegiatan tempat
1.

D. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun

Penghargaan

13
- - -

Biodata Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
 2. Jenis Kelamin
 3. Jabatan Fungsional  
 4. NIDN
Pass foto
5. Tempat dan Tanggal Lahir
 6. Alamat E-Mail  

 
Nomor Telepon/HP
 

 7.  

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA S1

Nama

Institusi
Tahun

masuk-

lulus

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


1. Perlengkapan yang
diperlukan
a. Sistem operasi Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
pendukung pembuatan 1
aplikasi android
b. Server dan hosting Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
1

c. Penyimpanan data 1 Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000


aplikasi

14
SUBTOTAL Rp. 3.500.000,-
2. Perjalanan dalam kota
a. Transportasi lokal 1 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
SUBTOTAL Rp. 1.000.000,-
3. Lain-lain
a. Publikasi 1 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
b. Laporan 5 Rp. 100.000 Rp. 500.000
c. Komunikasi 2 Rp. 250.000 Rp. 500.000
SUBTOTAL Rp. 2.000.000,-

15

Anda mungkin juga menyukai