Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM VII

PENENTUAN KADAR KLOROFIL-∝ FITOPLANKTON DALAM AIR LAUT

OLEH

NAMA : YUNITA NUR FATANAH

NIM : L011191115

KELAS : OSEANOGRAFI KIMIA (B)

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada lingkungan perairan, salah satu parameter yang menjadi penentu


kesuburan suatu perairan ialah kandungan Klorofil∝ . Kondisi perairan dipengaruhi
oleh sebaran dan tinggi rendahnya konsentrasi Klorofil∝ . Namun parameter Klorofil∝
ini juga dipengaruhi oleh faktor fisik-kimia perairan seperti intensitas cahaya dan
nutrien, hal ini disebabkan klorofil identik dimiliki oleh fitoplankton ataupun tumbuhan
algae. Penetrasi cahaya matahari dan ketersediaan nutrien sangat penting sebagai
bahan baku untuk melakukan proses fotosintesis (Sataloff, Johns, & Kost, 2016).
Selain faktor fisik-kimia perairan, kandungan Klorofil ∝ di perairan dapat
dipengaruhi oleh masukan limbah hasil aktivitas manusia. Limbah dapat mencemari
perairan seperti meningkatkan suhu perairan atau membuat perairan menjadi keruh
sehingga penetrasi cahaya dirasa tidak cukup. Jika aktivitas seperti ini terus
berlangsung dan manusia tidak memiliki kesadaran jika sudah melakukan perusakan
maka biota-biota laut akan terancam. Kandungan Klorofil ∝ . Klorofil ∝ merupakan
klorofil yang paling dominan dan terbesar jumlahnya dibandingkan klorofil-b, klorofil-c
dan klorofil-d. Klorofil ∝ biasanya digunakan sebagai parameter lapangan yang
merupakan komponen utama dalam proses fotosintesis. Selain itu, kandungan Klorofil
∝ dapat dijadikan indikatoruntuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan suatu
perairan (Santoso & Organik, 2010).
Menurut Parslow dkk 2008, penggolongan konsentrasi Klorofil ∝ berdasarkan
status trofik perairan yaitu kandungan Klorofil ∝ pada kisaran 0-2 μg/l tergolong
oligotrofik, 2-5 μg/l tergolong meso-oligotrofik, 5-20 μg/l tergolong mesotrofik, dan 20-
50 μg/l tergolong eutrofik serta >50 μg/l tergolong hiper- eutrofik (Arifin, 2009).
berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka praktikan melakui praktikum
kali ini akan melakukan bagaimana cara mengukur kadar Klorofil ∝ pada sampel
(Firdaus & Lutfi, 2018).

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah praktikan diharapkan


mampu melakukan pengukuran kadar Klorofil ∝ pada sampel air laut serta praktikan
diharapkan mampu mengetahui jenis perairan berdasarkan kandungan klorofil - a.
C. KEGUNAAN PRAKTIKUM

Adapun kegunaan dari kegiatan praktikum kali ini adalah praktikan mampu
melakukan pengukuran kadar Klorofil ∝ pada sampel air laut serta praktikan mampu
mengetahui jenis perairan berdasarkan kandungan Klorofil ∝ .
BAB II
ALAT DAN BAHAN

A. ALAT
Alat yang di gunakan:
1. gelas ukur 250 ml
2. pinset
3. corong buchner
4. erlenmeyer buchner
5. tabung reaksi
6. rak tabung
7. pompa vakum
8. centrifuge
9. spektrofotometer

B. BAHAN
Bahan yang digunakan:
1. aseton
2. magnesium karbonat 1%
3. kertas saring membran selulosa nitran
4. aluminium foil
5. sampel air laut.
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM

A. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kegiatan kali ini adalah :
1. Langkah pertama menyiapkan alat dan bahan.
2. Kemudian meletakkan kertas saring pada corong buchner yang telah di pasang ke
mulut labu erlenmeyer kemudian menambahkan 1 ml magnesium karbonat pada
kertas saring.
3. Selanjutnya mengukur volume sampel air laut250 ml pada gelas ukur, kemudian
menyaring sampel air laut dengan menuangkan ke labu erlenmeyer yang sudah
terpasang corong buchner dan kertas saring.
4. Setelah itu mematikan pompa vakum , kemudian kertas saring di ambil
menggunakan pinset kemudian memasukkan kertas saring ke tabung reaksi
kemudian menambahkan aseton pada tabung reaksi, kemudian ditutup
menggunakan aluminium foil. kemudian diletakkan dalam kulkas selama 1 x 24
jam
5. Setelah 24 jam,sampel di letakkan pada centrifuge. sampel di sentrifugal selama
15 menit dengan rpm 3500.
6. Setelah selesai di sentrifugal, sampel di pindahkan ke dalam tabung reaksi dengan
mengambil cairan jernihnya. Selanjutnya diukur pada spektrofotometer dengan 4
panjang gelombang yang berbeda, catat nilai absorbannya dari sampel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Adapun hasil dari pengukuran kadar Klorofil ∝ disajikan ke dalam tabel berikut :
NO PANJANG ABSORBAN KLOROFIL-ɑ
GELOMBANG
1 630 0,0013

2 647 0,0010

3 664 0,008

Selanjutnya nilai tersebut dimasukkan pada rumus berikut:

∝=

Maka:

Dik:
C = 11,85 x 0,008 – 1,54 x 0,0010 - 0,08 x 0,0013 = 0,093
Volume aseton = 15 ml
Volume contoh = 1000 mL
∝= = 0,0001395

B. PEMBAHASAN

Nilai kadar ∝ yang didapatkan adalah 0,0001395 yang mana nilai ini
menunjukkan jika kondisi perairan termasuk perairan oligotrofik berdasarkan parslow
dkk 2008, penggolongan konsentrasi Klorofil ∝ berdasarkan status trofik perairan
yaitu kandungan Klorofil ∝ pada kisaran 0-2 μg/l tergolong oligotrofik, 2-5 μg/l
tergolong meso-oligotrofik, 5-20 μg/l tergolong mesotrofik, dan 20-50 μg/l tergolong
eutrofik serta >50 μg/l tergolong hiper- eutrofik . Perairan tipe oligotrofik merupakan
jenis perairan yang jernih, dalam dan tidak dijumpai melimpahnya tumbuhan seperti
alga, kadar nutrient yang rendah sehingga tidak banyak ikan.
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, & Lutfi, M. (2018). Oseanografi : Pendekatan dari ilmu Kimia , Fisika , Biologi
dan Geologi. (February).

Santoso, A. D., & Organik, S. B. (2010). Bahan organik terlarut dalam air laut. Jurnal
Kelautan, 6(2), 139–143.

Sataloff, R. T., Johns, M. M., & Kost, K. M. (2016). PRAKTIKUM KIMIA DASAR
KOMPREHENSIF (Wardiyah, ed.). Jakarta: Kementerin Kesehatan Republik
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai