Anda di halaman 1dari 6

MODUL IX : PENGUKURAN KLOROFIL –a

Mata Kuliah : OSEANOGRAFI KIMIA


Kode dan SKS mata kuliah : KLU 321 P; PKC 306 P/ 3 sks
Semester ke : 3 (tiga)
Prasyaratan Praktikum Lulus mk. Kimia dan Pengantar Oseanografi
Waktu yang diperlukan : Di Laboratorium Marine field stasiun Jepara 1 x 4 jam

Kompetensi Mata Kuliah : Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan mahasiswa telah mampu
dan mengerti serta memahami tentang pengukuran klorofil-a sebagai salah
satu tolok ukur dalam produktivitas primer
Indikator kinerja Praktikum : Setelah menyelesaikan praktikum tentang pengukuran klorofil-a,
diharapkan mahasiswa telah mampu :
a. Mampu untuk mengambil sampel air untuk pengukuran klorofil-a
b. Mampu untuk melakukan pengukuran dan analisa klorofil-a pada
sampel air laut

KOMPETENSI DASAR POKOK SUB POKOK TOPIK PRAKTIKUM MINGGU SUMBER DOSEN PENGAMPU
BAHASAN BAHASAN KE- BACAAN
Mahasiswa memiliki Pengukura Metode Pengukuran Klorofil-a IX Parson et Ir.Widianingsih,MSc
kemampuan dalam n klorofil-a Spektofotometer dari sampel air laut yang al.,1977
pengukuran dan analisa di ambil dari perairan
klorofil-a dari sampel air laut Teluk Awur, Jepara
MODUL IX: PENGUKURAN KLOROFIL-a PADA SAMPEL AIR LAUT

Nama ............................... Nim.......................... Ttd.: ..............

Pengantar Teori Praktikum:

Klorofil dengan berbagai jenisnya, merupakan komponen yang terdapat pada sel hidup
alga. Tiga tipe utama dari pigmen yaitu klorofil, karotenoid, dan phycobilin (biliprotein) (Dawes,
1981). Selanjutnya Gross (1991) mengungkapkan bahwa klorofil merupakan pigmen yang
bertanggungjawab pada fotosintesis, proses yang sangat penting pada kehidupan, dimana energi
cahaya diubah menjadi energi kimia. Dalam proses fotosintesis, energi matahari digunakan untuk
memproduksi oksigen dan glukosa, dari air dan karbondioksida.
Energi matahari

6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2

Klorofil dibentuk dari suatu ikatan dengan pusat ion logam, dalam hal ini adalah
magnesium, dengan sejumlah besar ikatan berupa molekul organik yang dinamakan porphyrin.

Klorofil-a, R = CH3
Klorofil-b, R = CHO

Gambar 1. . Diagram molekul klorofil (Rudiger dan Schoch, 1988).

Molekul porphyrin terbentuk atas karbon, hidrogen dan elemen-elemen lain seperti nitrogen dan
oksigen. Ikatan magnesiun yang terdapat pada ikatan ion ini bertanggungjawab atas trasnfer elektron
selama fotosintesis (Rudiger dan Schoch, 1988). Selengkapnya diagram molekul klorofil dapat dilihat
pada Gambar 1. Mengikuti pendapat Dawes (1981), beberapa bentuk klorofil terdapat dalam alga,
termasuk didalamnya adalah klorofil-a yang umum terdapat pada semua tumbuhan eukariotik dan
prokariotik alga hijau-biru. Klorofil selain klorofil-a adalah klorofil-b, klorofil-c, dan klorofil-d.
Klorofil larut dalam larutan minyak seperti kloroform atau aceton. Oleh karenanya, dengan
memasukkan jaringan tumbuhan segar dalam aceton (80%) dapat digunakan untuk mengekstrak
klorofil.
Menurut Round dan Hickman (1981), klorofil dideterminasi dari mikrofitobentos menggunakan
material yang disaring, dan dari material bentik menggunakan tabung (core), subtrat buatan, atau
subtrat yang diserok dan diekstrak. Selanjutnya MacIntyre et al. (1996), kandungan klorofil-a dalam
sedimen diukur menggunakan tiga teknis analitis: spektrofotometri, flourometri dan high-performance
liquid chromatography (HPLC). Metode paling umum digunakan dalam estimasi pigmen dengan
absorbansi spektrofotometri. Menurut Richards dan Thompson (1952) dalam Round dan Hickman
(1981), hal tersebut mengacu pada “metode trichromatic”, yaitu dengan mengukur tingkat absorbansi
yang berbeda untuk mengkalkulasikan klorofil-a, b, dan c.
Estimasi kandungan klorofil-a menggunakan metode spektrofotometri dan flourometri ketelitiannya
akan tergantung pada keberadaan pheo-pigmen dalam ekstrak. Mengikuti pendapat Strickland dan
Parsons (1968) dalam Round dan Hickman (1981) phaeophytin umumnya tidak terdapat pada
fitoplakton dari laut terbuka, namun jumlah yang besar komponen ini terdapat pada komunitas bentik.
Menurut Holm-Hansen (1978), ketelitian pembacaan pada metode spektrofotometri dan flourimetri
juga akan tidak akurat bila ekstrak mengandung sejumlah klorofil-b. Hal tersebut diakibatkan
spektrum penyerapan pada bagian cahaya merah klorofil-b hampir sama, sehingga konsekuensinya
penghitungan klorofil-a menjadi tidak akurat. Selanjutnya Holm-Hansen (1978) mengungkapkan jika
keberadaan klorofil-b relatif sedikit dibandingkan keberadaan klorofil-a, efek keberadaan klorofil-b
dapat diabaikan. Namun sebaliknya jika rasio klorofil-a dibanding klorofil-b melebihi 0,4 dapat
mempengaruhi hasil pengukuran.
Untuk mengurangi galat tersebut, pembacaan kandungan klorofil-a akibat hal tersebut, pada ekstrak
pigmen dikoreksi dengan pembacaan ekstrak setelah ditambahkan asam encer. Klorofil-a dapat diubah
menjadi phaeopitin sederhana oleh penambahan asam lemah, asam ether oxalic atau HCl 1N. Ketika
reaksi tersebut lengkap pada sampel yang spesifik, absorbansi pada larutan akan tereduksi (Vernon,
1960 dalam Lorenzen, 1967). Selanjutnya menurut Lorenzen (1967), bentuk pheo klorofil, baik
pheophytin dan pheophorbide, tidak memperlihatkan pengurangan dalam absorbansi ketika dilakukan
perlakuan dengan asam, walaupun pada klorofil terbukti memperlihatkan pengurangan. Reduksi
dalam absorbansi oleh asam tersebut kemungkinan merupakan hasil dari terlepasnya ikatan atom Mg
pada cincin porphyrin.
Praktikum ini akan dilakukan pengambilan sampel secara random pada perairan muara, pantai, dan
estuarin di perairan Teluk Awur, Jepara. Pada tahap ini mahasiswa diharapkan mampu melakukan
pengambilan sampel air laut yang benar untuk dianalisa.

Tujuan : Supaya siswa dapat mempelajari dan mengamati serta dapat melakukan identifikasi
sampai tingkatan genus dan famili. Serta dapat trampil dalam penganalisaan klorofil-a yang berasal
dari muara sungai, perairan pantai dan estuari. .

Kompetensi :
1. Mampu melakukan pengukuran klorofil-a dari sampel air laut.
2. Mampu melakukan penganalisaan klorofil-a dan mendeskripsikan pola penyebaran dan
konsentrasi klorofil-a di permukaan laut.
Prosedur Kerja
a. Bahan
1. Sampel air laut 3 liter
2. 90 % Aceton
3. Magnesium carbonate (MgCO3) dibuat dengan menambahkan 1 gram MgCO3 dengan 100 ml
aquadest.
4. Kertas saring selulosa ukuran pore 0,5 μM
5. Aquadest

b. Alat
1. Vacum filters
2. Spectrofotometer
3. Sentrifuge
4. Tabung reaksi (10 buah untuk 1 kelompok)
5. Refrigenetaror (pendingin)
6. 100 ml wash botle
7. Pipet tetes

c. Waktu dan Tempat :


- Pengamatan Lapangan: Pengambilan sampel dilakukan di Teluk Awur, Jepara yang meliputi
perairan pantai, muara dan estuarin dan perairan Demak (Delta Wulan)
- Pengamatan di Laboratorium dan analisa data dilakukan di laboratorium Marine field Stasiun, Teluk
Awur, Jepara selama 1 kali pertemuan (1 x 4 jam).

d. Metode
1. Field trip dilakukan di perairan Teluk Awur, Jepara dan perairan Delta Wulan, Demak
2. Pengambilan sample dilakukan pada 3 jenis perairan yaitu peraira pantai, muara sungai dan
estuarin. Metode sampling pengambilan sampel air laut mengkuti kaitan pada modul teknik
pengambilan sampel air
3. Saringlah 3 liter sampel air laut dengan vacum pump dan kertas saring yang digunakan adalah
kertas saring selulose (whatman no. 41).
4. Setelah penyaringan tambahkan 3 – 5 drop (tetes) MgCO3
5. Taruhlah kertas saring tersebut pada tabung reaksi, lalu tambahkan 15 ml aceton 90 %, kemudian
tutuplah rapat-rapat tabung reaksi tersebut
6. Inkubasikan sampel tersebut kedalam refrigerator selama 14 – 20 jam. Goyang-goyangkan tabung
reaksi tersebut setiap 2 jam sekali
7. Setelah 14 jam keluarkan sampel dan kemudian disentrifuse untuk memisahkan endapan dengan
larutan. Selama 5 -10 menit pada kecepatan 2000-2500 rpm
8. Ambilah larutan yang bening pada bagian atas tabung reaksi, kemudian bacalah Absorbansinya di
Spectrofotometer dengan panjang gelombang 664 nm, 647 nm dan 630 nm.
9. Sebelum pengukuran sampel, kalibrasikan terlebih dahulu dengan larutan blanko aceton 90 %
pada panjang gelompang 760 nm
10. Hitunglah absorbasi Klorofil-a sebagai berikut :

Ca (klorofil-a) = 11,85 E664 – 1,54 E647 – 0,08 E630

11.Setelah itu hitunglah nilai kandungan klorofil-a dengan formula sebagai berikut;
(Ca x v )
mg Klorofil/m3 = -----------
Vx1

Dimana v = volume aceton yang dipergunakan (ml)


V = volume air laut yang disaring (L)
l = lebar cuvet (cm)

e. Hasil Pengamatan
1. Catatlah hasil penguruan dari pembacaan absorbansinya pada spectrometer pada 3 kali
pengamatan
2. Buatlah laporan sementara dengan menuliskan hasil perhitungan klorofil-a
3. Simpulan dan Saran (disediakan ruang secukupnya, namun tidak lebih dari satu halaman

Pustaka
Parson, T.R., Y. Maita dan C.M. Lalli. 1977. A Manual of Chemical and Biological Methods for Seawater
Analysis.

Anda mungkin juga menyukai