Anda di halaman 1dari 6

A.

JUDUL PRAKTIKUM
Penetapan Kadar Kloramfenikol dengan Metode Spektrofotometri Uv-vis
B. TANGGAL PRAKTIKUM
Selasa, April 2017.
C. TUJUAN
Menetapkan kadar Kloramfenikol dalam sediaan farmasi (tablet) dengan metode
Spektrofotometri Uv-vis.

D. PRINSIP

Berdasarkan dari strukturnya kloramfenikol tersebut dapat diketahui bahwa ia

memiliki gugus kromofor, yaitu salah satu gugus yang dapat dideteksi pada spektroskopi

UV-Vis, sebab gugus kromofor merupakan bagian molekul yang dapat mengabsorbsi daerah

UV dan sinar tampak (Roth, 1994).

Untuk penentuan kadar dengan menggunakan spektro UV-Vis ini didasarkan pada

absorbansi maksimum. Menurut Clarke, (2004) diketahui bahwa kloramfenikol memiliki

panjang gelombang 274 nm.

Preparasi sampel pada isolasi kloramfenikol menggunakan etanol, radiasi UV-Vis

diabsorpsi oleh molekul organik aromatik, molekul yang mengandung elektron

terkonjugasi dan atau atom yang mengandung elektron-n menyebabkan transisi elektron di

orbital terluarnya dari tingkat energi elektron terektitasi lebih tinggi. Besarnya serapan

radiasi tersebut sebanding dengan banyaknya molekul analit yang mengabsorpsi sehingga

dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.


E. NOMOR SAMPEL

F. DASAR TEORI

G.MONOGRAPHI

H. ALAT DAN BAHAN

Alat :
a. Spektrofotometer
b. Labu ukur 100 ml ,5ml, dan 10 ml
c. Batang pengaduk
d. Pipet tetes
e. Gelas kimia 100 ml
f. Botol semprot
g. Kurvet

Bahan :

a. Larutan baku standar kloramfenikol


b. Sampel
c. Ethanol

I. PROSEDUR

a. Isolasi

Sampel ditimbang

+ ethanol

Vortex kemudian sentrifuga

Dekantasi

Endapan Filtrat
Vortex kemudian sentrifuga
Tampung
kembali
Dekantasi
Endapan Filtrat

Vortex kemudian sentrifuga


Tampung
kembali
Dekantasi
Endapan
Filtrat
Lakukan isolasi sampai
sampel tertarik kedalam Tampung dan identifikasi
fase air semua dengan
di tambahkan ethanol sampai 100 Bouchardat Coklat
ml
b. spektro Uv vis

J. DATA HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

K. PEMBAHASAN

Kadar Kloramfenikol dengan menggunakan metode spektrofotometri Uv-vis

diketahui bahwa kadar sampel Berdasarkan analisis yang merupakan serbuk adalah

5,5537% Pada proses penentuan kadar Kloramfenikol ini, metode yang dilakukan

merupakan hal yang paling penting harus ditentukan. Adanya ikatan rangkap terkonjugasi

pada struktur kloramfenikol merupakan dasar penting dalam analisis menggunakan alat

spektroskopi UV-Vis sebab pada ikatan rangkap tersebut menyebabkan panjang gelombang

diperpanjang. Ikatan rangkap konjugasi merupakan salah satu bagian gugus kromofor. Selain

gugus kromofor yang berfungsi pada terbentuknya panjang gelombang, dalam struktur

kloramfenikol juga terdapat gugus auksokrom (memiliki electron sunyi) diantaranya CH3

dan R-OH .
Penentapan kadar dengan Uv-vis diawali dengan penentuan regresi liner dengan

metode kurva baku yang disebut juga eksternal standar, metode ini menggunakan larutan

pembanding yaitu Kloramfenikol p.a (pro analisis) yang dibuat menjadi beberapa tingkat

konsentrasi, kemudian diukur absorbansinya untuk mendapatkan suatu persamaan linear

yang memenuhi hukum lambert beer. Pemilihan seri konsentrasi harus ada direntang 0,2-0,8,

agar diperoleh suatu garis linear dengan koefisien korelasi yang sedekat mungkin dengan 1.

Hasil penetapan kurva baku standar menunjukan rentang absorbansi yang sesuai, dimana seri

pengenceran terdiri adri 30, 40, 60, 80, 100, 120 dan 140 ppm, hasil persamaan regresi yang

diperoleh adalah .

Berdasarkan bentuk sampel yang diperoleh, berupa sediaan farmasi dengan bentuk

tablet yang diserbukkan dapat diketahui jika dalam tablet tersebut memiliki banyak

komponen lain selain dari zat aktif yang disebut dengan matrix sehingga perlu dilakuakan

proses isolasi untuk menarik senyawa Kloramfenikol dari matriks-matrik penyusun tablet

lainnya.

Dalam proses pelarutan digunakan aquadest karena kloramfenikol bersifat polar,

aquadest juga polar sehingga dapat saling melarutkan. Selain itu berdasarkan referensi

Farmakope V (2014) kelarutan dari kloramfenikol sangat mudah larut terhadap etanol,

Sehingga pemilihan aquadest sebagai pelarut adalah yang diutamakan .

Panjang gelombang pada analisis pada spektro Uv-vis merupakan bagian paling

penting untuk mengetahui suatu senyawa dan kadar yang akan ditentukan nya. Untuk

kloramfenikol sendiri berberdasarkan praktikum memiliki panjang gelombang 271 nm hasil

tersebut sesuai dengan panjang gelombang teoritis menurut Clarke (2004) panjang

gelombang kloramfenikol adalah 274 nm .


Dalam rangkain proses isolasi dilakukan tahap vortex, tahap ini dilakukan untuk

memperbesar luas permukaan dari sediaan yang akan di isolasi, sehingga proses pemisahan

senyawa target dari matriks-matriks lain yang terdapat dalam tablet dapat secara maksimal

dicapai. Alat ini dilengkapi dengan drive shaft yang berorienasi vertikal dan melekat pada

sepotong karet yang dipasang sedikit keluar dari pusat. Sampel dicentrifugasi setelah di

vortex dimaksudkan untuk memisahkan sampel berdasarkan perbedaan masa jenis, sampel

yang dilarutkan dalam pelarut sesuai akan tetap tertahan pada pelarut, sedangkan yang masa

jenis nya lebih besar akan mengendap. Sehingga pada saat didekantasi sampel yang akan

dianalisis diperkirakan sudah terlarut dalam pelarut nya.

Ditinjau dari sifatnya, kloramfenikol bersifat asam lemah dengan pH 5-6,2. Dilihat

dari struktur yang dimiliknya, meskipun memiliki atom N yang merupakan salah satu ciri

senyawa basa, tetapi dikarenakan adanya atom CH3 yang bertindak sebagai pendorong

elektron (Penyumbang keasaman) maka kebasaan dari atom N akan diturunkan.

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Sudjadi. 2008. Analisis Kuantitatif Obat.Yoyakarta; Gadjah mada university press.


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope V. Jakarta; Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979.Farmakope III. Jakarta; DepKes RI
Watson, David G. 2013. Analisis Farmasi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Underwood A. L dan R.A. Day, JR. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Ke-Enam. Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratama.
Roth. H.J and Gottfriend Blaschke. 1994. Analisis Farmasi. Yogyakarta : Gajah Mada
University.
Clarkes. 2004. Analysis of Drugs and Poisons. British : Pharmaceutical Press

Anda mungkin juga menyukai