Anda di halaman 1dari 4

I.

Pembahasan Spektrofotometri
Pada Praktikum kali ini yaitu dilakukannya “Analisis Kuantitatif Ciprofloxacin
Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis” pada tanggal 21 April 2021 untuk
sampel No.33. Dengan tujuan untuk mengetahui kadar Ciprofloxacin dengan
menggunakan metode Spektrofotometri Uv-Vis.
Diketahui bahwa, Spektrofotometer ialah suatu instrumen yang dapat
digunakan untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi
panjang gelombang, nantinya tiap media akan menyerap cahaya pada panjang
gelombang tertentu, tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk (Cairns,
2009). Dalam mengukur absorbansi alat ini akan melewati cahaya dengan panjang
gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang biasa disebut dengan
kuvet. Nantinya sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang diserap akan sebanding dengan
konsentrasi larutan di dalam kuvet (Sastrohamidjojo, 2007).
Sedangkan menurut Aeni, (2012) Spektrofotometri Uv-Vis merupakan suatu
teknis analisis spektroskopi dengan memakai sumber radiasi tampak elektromagnetik
ultraviolet dekat (190-380nm) dan sinar tampak (380-780nm) oleh suatu senyawa.
Radiasi elektromagnetik, yang mana sinar ultraviolet dan sinar tampak merupakan
salah satunya, dapat dianggap sebagai energi yang merambat dalam bentuk
gelombang. Serapan dari cahaya UV atau VIS (Cahaya tampak) mengakibatkan
transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang
berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi rendah (Sumar Hendayana,
1994).
Metode analisis ini memiliki prinsip kerjanya sendiri, yaitu dengan penyerapan
cahaya pada panjang gelombang tertentu oleh sampel yang akan dianalisa. Diketahui
juga bahwa setiap zat memiliki nilai absrobansi dan panjang gelombang yang
berbeda. Panjang gelombang dan absorbansi tertinggi akan digunakan untuk
mengukur kadar atau konsentrasi dari zat yang terdapat dapat sampel yang akan di
analisa. Dan banyaknya cahaya diabsorbsi oleh zat akan berbanding lurus dengan
kadar atau konsentrasi zat tersebut. Untuk memastikan ketepatan pengukuran, kadar
yang hendak diukur dibandinkan terhadap kadar yang diketahui (standar), setelah
dimasukan blanko.
Sampel No.33 yang digunakan pada praktikum kali ini yatu Ciprofloxacin.
Ciprofloxacin merupakan antibiotik golongan quinolone yang digunakan untuk

1
menangani pada keadaan atau kondisi tubuh yang terinfeksi bakteri gram negatif dan
juga gram positif. Dan menurut Clarke, Ciprofloxacin dapat ditentukan
keberadaannya dengan metode spektrofotometri. Dalam penelitian screening panjang
gelombang serapan maksimum siprofloksasin dengan menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis ini bersifat kuantitatif yaitu dengan cara mengukur panjang
gelombang serapan maksimumnya dari sampel.
Dalam penelitian screening panjang gelombang serapan maksimum
ciprofloxacin dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis ini bersifat
kuantitatif yaitu dengan cara mengukur panjang gelombang serapan maksimumnya
dari sampel. Dilihat dari strukturnya ciprofloxacin yang mempunyai gugus kromofor
(ikatan rangkap terkonjugasi), maka senyawa ini dapat menyerap radiasi pada panjang
gelombang di daerah ultraviolet. Gugus kromofor yang berada pada struktur
ciprofloxacin ini diantaranya yaitu gugus asam kaboksilat, gugus karbonil, benzena,
amina. Adapun gugus auksokrom yang dapat merubah panjang gelombang apabila
melekat pada gugus kromofor contoh gugus auksokrom yaitu florida (F) yang
menempel pada benzen.
Pada awal praktikum, sebelum dilakukannya penetapan kadar Ciprofloxacin,
terlebih dahulu dilakukan blanko dengan menggunakan pelarut yang digunkaan, yaitu
Etanol. Dilakukan untuk melakukan kalibrasi pada instrumen yang digunakan.
Dengan tujuan untuk mencegah pembacaan panjang gelombang atau absorbansi dari
pelarut yang digunakan. Setelah larutan blanko, dilakukan penentuan panjang
gelombang maksimum dengan pembanding yang sudah dibuat yaitu etanol.
Dan diketahui bahwa, metode analisis biasanya didasarkan pada literature yang
sudah ada menggunakan instrument yang sama atau hamper sama (Rohman, 2007).
Oleh karena itu, perlu dilakukan validasi metode, dilanjut dengan pembuatan kurva
kalibrasi linieritas yang bertujuan untuk mendapatkan persamaan larutan baku dalam
kadar analit.. Dalam praktikum kali ini kurva kalibrasi diperoleh dengan cara
membuat seri konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm dari larutan baku
Ciprofloxacin 1000 ppm sehingga diperoleh hasil absorbansi pada panjang
gelombang maksimum 278 nm. Dengan catatan absorbansi yang terdapat harus
berada pada rentang pembacaan absrobansi (0,2-0,8). Sehingga apabila pembacaan
serapan di luar rentang, maka dapat melakukan beberapa hal untuk mengatasi masalah
tesebut, salah satunya yaitu pengenceran larutan.

2
Kurva baku dibuat untuk digunakan pada penetepan kadar sampel analit
ciprofloxacin. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh dari kurva kalibrasi tersebut
adalah 0,9932 dengan persamaan regresi y = 0,1016x + 0,3192. Persamaan kurva
kalibrasi merupakan hubungan antara sumbu x dan y. Konsentrasi yang diperoleh dari
hasil pengukuran dinyatakan sebagai sumbu x sedangkan serapan yang diperoleh dari
hasil pengukuran dinyatakan sebagai sumbu y dan persamaan regresi linear dari kurva
kalibrasi yang diperoleh hubungan yang liniear antara konsentrasi dan serapan dengan
koefisien korelasi. Harga koefisien korelasi (r) yang mendekati 1 menyatakan
hubungan yang linear antara konsentrasi dengan serapan yang dihasilkan dengan arti
peningkatan nilai absorbansi analit berbanding lurus dan signifikan dengan
peningkatan konsentrasinya sesuai dengan kriteria penerimaan untuk koefisien
korelasi yang baik adalah r ≥ 0,997. (Shargel, 1985).

Standar Ciprofloxacin p.a


1
0.8
f(x) = 0.1 x + 0.22
R² = 0.99
Absorbansi

0.6
0.4
0.2
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Konsentrasi (ppm)

Dilihat dari hasil penrhitungan dari data pengamatan, hasil penetapan kadar
Ciprofloxacin dalam analit sampel ciprofloxacin ialah sebesar 0,7085 ppm.

II. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada praktikum kali ini mengenai
Analisis Kuantitatif Ciprofloxacin Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis,
maka dapat disimpulkan bahwa kadar Ciprofloxacin dalam sampel No.33 ialah
sebesar 0,7085 ppm.

3
DAFTAR PUSTAKA

Rohman. (2007). Kimia Analisis Farmasi. Cetakan Pertama.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Shargel, L. (1985). Biofarmasetika Dan Farmakokinetika Terapan. Penerjemah Fasich. Edisi

Kedua. Surabaya: Penerbit Universitas Erlangga.

Tjaboali Herlinda IP , Fatimawali, Defny S. Wewengkang. (2015). Validasi Metode Untuk

Penetapan Kadar Ciprofloxacin Dalam Sediaan Tablet dengan Nama Dagang dan
Generik Secara Spektrofotometri Ultraviolet. Manado: PHARMACON Jurnal Ilmiah
Farmasi. Vol 4 (4). ISSN 2302 – 2493.

Yantih Novi, I Wayan Redja, Herawati. (2011). Uji Sensitivitas Preaksi Pendeteksi Kuning

Metanil Di Dalam Sirup Secara Spektrofotometri Cahaya Tampak. Jakarta:


Universitas Pancasila Fakultas Farmasi.

Anda mungkin juga menyukai