Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

SPEKTROFOTOMETRI UV

Selasa, 20 Juni 2023


Kelompok 7

Michael Ronald Gunawan (160222015)


Atria Abrar Nevindya (160220046)

Dosen Pembimbing:
Prof. Restu Kartiko Widi, S.Si., M.Si., Ph.D.
Arief Budhyantoro, S.Si., M.Si.

Asisten:
Ella Puspita Sari
Austin Kristandi

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SURABAYA
2023
I. Tujuan Percobaan
1. Memahami prinsip-prinsip analisa spektrofotometri UV dan metode
operasionalnya.
2. Menentukan kadar KNO3 dalam sampel.

II. Dasar Teori


Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari tentang radiasi sinar tampak
yang berinteraksi dengan molekul pada panjang gelombang tertentu dan
menghasilkan suatu spektra, yang merupakan hasil interaksi antara energi
radian dengan panjang gelombang atau frekuensi. Kemudian pengertian ini
dikembangkan tidak hanya untuk radiasi sinar tampak, tetapi juga jenis radiasi
elektromagnetik yang lain seperti sinar X, ultraviolet, inframerah, gelombang
mikro dan radiasi frekuensi radio. Ilmu yang mempelajari pengukuran spektra
disebut spektrofotometer (Rusli, 2009).
Spektrofotometer adalah metode untuk mengukur berapa banyak substansi
kimia, ini diukur dengan mengukur banyaknya absorbsi dari cahaya yang
dilewatkan pada sampel larutan. Cahaya yang dilewatkan disebut juga beam.
Cahaya ini dilewatkan dengan panjang gelombang (lamda) tertentu.
Spektrofotometer terdiri dari dua alat yaitu spektrometer dan fotometer.
Spektrofotometer menghasilkan sinar dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer alat untuk mengukur intensitas cahaya yang diabsobrsi. Ilmu
spektrofotometri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif yang
penggunaanya sangat luas seperti kimia, fisika, biokimia, teknik material,
teknik kimia dan penggunaan klinis. Keuntungan utama metode
spektrofotometri adalah metode ini memberikan cara sederhana untuk
menetapkan kuantitas zat yang kecil. Selain itu, hasil yang diperoleh cukup
akurat, di mana angka yang terbaca langsung dicatat oleh detektor dan tercetak
dalam bentuk angka digital ataupun grafik yang sudah diregresikan. Prinsip
kerja spektrofotometer setiap komponen kimia bersifat mengabsorbsi cahaya,
atau memantulkan cahaya (bisa juga radiasi elektromagnetik) pada panjang
gelombang tertentu. Nilai absorbansi dari cahaya yang diserap sebanding
dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet. Jadi larutan dimasukkan ke dalam
kuvet, cahaya dilewatkan ke dalam kuvet. Kuvet ini biasanya terbuat dari kaca
dengan sifat sedikit mengabsorbsi cahaya. Kuvet terbuat dari kaca kuarsa yang
sedikit mengabsorbsi cahaya. Kuvet yang terbuat dari bahan kuarsa
mempunyai kualitas yang lebih baik dari pada kuvet yang terbuat dari gelas.
Kualitas kuvet dilihat dari banyak sedikitnya sinar yang diserap oleh kuvet
tersebut. Semakin sedikit sinar yang diserap oleh kuvet tersebut, kualitas kuvet
semakin baik.
Spektrofotometri UV adalah metode analisa kuantitatif yang didasari pada
pengukuran absorpsi radiasi gelombang elektromagnetik ultraviolet dekat
(190-380 nm), tanpa menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik jauh
(100-190 nm) karena pada daerah tersebut udara dapat mengalami absorpsi
radiasi. Jadi saat sampel disinari oleh cahaya, akan terjadi pemantulan dan
tranmisi. Larutan sampel pada praktikum ini yang mengandung kalium nitrat
menyerap cahaya uv. Hal ini mengakibatkan molekul senyawa itu akan
mengalami transmisi elektron dari keadaan dasar menuju keadaan eksitasi
elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektrofotometer UV-Vis adalah
salah satu alat ukur untuk analisa unsur-unsur berkadar rendah secara
kuantitatif maupun secara kualitatif. Penentuan secara kualitatif berdasarkan
puncak-puncak yang dihasilkan pada spektrum suatu unsur tertentu pada
panjang gelombang tertentu, sedangkan penentuan secara kuantitatif
berdasarkan nilai absorbansi yang dihasilkan dari spektrum senyawa kompleks
unsur yang dianalisa dengan pengompleks yang sesuai (Noviarty dan
Anggraini, 2014).
Prinsip dari spektrofotometri Uv-Vis adalah mengukur jumlah cahaya
yang diabsorbsi atau ditrasmisikan oleh molekul-molekul di dalam larutan.
Ketika panjang gelombang cahaya ditransmisikan melalui larutan, sebagian
energi cahaya tersebut akan diserab atau diabsorbsi. Besarnya kemampuan
molekul-molekul zat terlarut untuk mengabsorbsi cahaya pada panjang
gelombang tertentu dinamakan absorbansi (A), yang setara dengan nilai
konsentrasi larutan tersebut dan panjang berkas cahaya yang dilalui ke suatu
point dinamakan persentase jumlah cahaya yang ditransmisikan atau
diabsorbsi diukur dengan phototube.
Spektrofotometri sederhana terdiri dari:
1) Sumber radiasi
2) Monokromator
Merupakan alat yang berfungsi sebagai penyeleksi cahaya dengan panjang
gelombang tertentu. Monokromator akan memisahkan radiasi cahay putih
yang polikronatis menjadi vahay monokromatis.
3) Kuvet
Pada umumnya spektrofotometri melibatkan larutan, dengan demikian
diperlukan wadah atau sell untuk menempatkan larutan
4) Detektor
Memiliki fungsi untuk mebgubah energi radiasi yang jatuh mengenainya
menjadi suatu besaran yang dapat diukur.
5) Amplifier
Berfungsi untuk memperkuat sinyal listrik.
6) Recorder
Penyebab kesalahan sistematik yang sering terjadi dalam analisis
menggunakan spektrofotometer adalah:
a. Serapan oleh pelarut Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko,
yaitu larutan yang berisi matrik selain komponen yang akan dianalisis.
b. Serapan oleh kuvet Kuvet yang biasa digunakan adalah dari bahan
gelas atau kuarsa. Dibandingkan dengan kuvet dari bahan gelas, kuvet
kuarsa memberikan kualitas yang lebih baik, namun tentu saja
harganya jauh lebih mahal. Serapan oleh kuvet ini diatasi dengan
penggunaan jenis, ukuran, dan bahan kuvet yang sama untuk tempat
blangko dan sampel.
c. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi
sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan
pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat
yang digunakan. (melalui pengenceran atau pemekatan).
Untuk mengukur absorben larutan sampel yang mengandung kalium nitrat
(KNO3), maka dapat ditentukan konsentrasi larutan sampel yang mengandung
larutan kalium nitrat dengan menggunakan hukum Beer-Lambert, yang
menghubungkan absorbansi cahaya dan konsentrasi pada suatu zat yang
mengabsorpsi, berdasarkan persamaan berikut (Lestari, 2007):

Contoh Perhitungan
Penentuan kadar KNO3 dalam sampel
A = a + bC
Keterangan :
A = Absorbansi
C = konsentrasi (ppm)
a dan b = intercept dan slope mencari dengan gunakan regresi linear

𝑎𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 − 𝑏
Konsentrasi KNO3 = 𝑎

𝑦 − 𝑏
𝑥 =
𝑎
III. Alat dan Bahan
I. Alat
1. Beaker glass
2. Pipet ukur dan pengaduk gelas
3. Kuvet dan spektrofotometer UV
4. Labu ukur 100 ml dan 10 ml
5. Sendok sungu dan kaca arloji
II. Bahan
1. Larutan KNO3 standar
2. Larutan sampel
IV. Cara Kerja
A. Menentukan panjang gelombang maksimum
1. Menyiapkan larutan KNO3 konsentrasi 5 dan 10 g/l sebanyak 50 ml.
2. Memasukkan larutan tersebut ke dalam kuvet.
3. Mengukur absorbansi atau serapannya pada rentang panjang
gelombang (λ) 290-320 nm, dengan interval pengukuran 1 nm
menggunakan aquades sebagai blanko.
4. Mengalurkan serapan (sumbu Y) terhadap panjang gelombang (λ)
(sumbu X).
5. Menentukan panjang gelombang yang memberikan serapan maksimum
(λ maksimum).
6. Menggunakan λ maksimum tersebut untuk menentukan serapan larutan
standar (larutan KNO3) dan larutan sampel.
B. Membuat kurva standar/kurva kalibrasi
1. Menyiapkan larutan KNO3 dalam air dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan
10 g/l (ppm).
2. Mengukur serapannya pada panjang gelombang maksimum.
3. Mengalurkan serapan sebagai ordinat (sumbu Y) terhadap konsentrasi
larutan KNO3 sebagai absis (sumbu X).
4. Menentukan persamaan garis lurus (regresi linearnya).
C. Menentukan kadar KNO3 dalam larutan sampel.
1. Menentukan serapan larutan sampel yang mengandung KNO3 yang
belum diketahui konsentrasinya (pada λ maksimum yang sama).
2. Menentukan konsentrasi KNO3 dalam sampel tersebut dari pembacaan
kurva standar/kurva kalibrasi, atau dari perhitungan menggunakan
persamaan garis regresi linear tersebut.
3. Melakukan titrasi dengan larutan standar (NH4)4Ce(SO4)4.2H2O 0,1 N,
menambahkan tiap 1 ml, mengukur potensial yang terjadi sampai dua
titik setelah terjadi loncatan potensial.
4. Mengulangi langkah no.5 dengan penambahan 0,1 ml pada volume
sekitar lonjakan potensial.
V. Skema Kerja
VI. Material Safety Data Sheet (MSDS)
Keterangan Larutan KNO3 Aquades

• Berbentuk padat.
• Berwarna putih dan tidak
berbau.
• pH 5,0 – 7,5 pada 50 g/l
20°C.
• Titik lebur 334°C.
• Wujud: Cair
• Kelarutan dalam air 320 g/l
• Warna: Tidak berwarna
pada 20°C.
• pH: 7
Sifat fisis dan
• Suhu penguraian > 400°C.
• Titik didih: 100°C
kimia
• Tidak diklasifikasikan
• Densitas: 1,00 g/cm 3

sebagai bahan yang mudah


pada 20°C
meledak.
• Mr: 18 g/mol
• Dapat mengintensifkan api;
pengoksidasi. Bahan atau
campuran ini
diklasifikasikan sebagai
pengoksidasi dengan
kategori 3.
• Kata sinyal: Awas.
Identifikasi • Dapat mengintensifkan api; Tidak diklasifikasikan sebagai
bahaya pengoksidasi. bahan kimia yang berbahaya.
• Zat oksidasi, Kategori 3.

• Hirup udara segar jika


terhirup. Berikan napas
buatan mulut ke mulut jika
Pertolongan
napas terhenti. Tidak berbahaya
pertama
• Jika terjadi kontak dengan
kulit atau mata, bilas dengan
air yang banyak.
• Jika tertelan, beri air minum
paling banyak 2 gelas.

• Ganti pakaian yang


terkontaminasi. Cuci tangan • Penanganan: Tidak
setelah bekerja dengan memerlukan penanganan
Penanganan bahan tersebut. khusus.
dan • Simpan dengan kondisi • Penyimpanan: Simpan
penyimpanan tertutup dangat rapat dan pada kondisi tertutup
jangan digunakan dekat rapat, serta simpan pada
bahan-bahan yang mudah suhu 5°C hingga 30°C
terbakar.
VII. DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/352291658_Spektofotometer_Prinsi
p_dan_Cara_Kerjanya diakses tanggal 16 Juni 2023.
http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_AQUADEST_(INDO).pdf (Aquades)
diakses tanggal 11 Juni 2023.
http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_POTASSIUM_NITRATE_(INDO).pdf
(Larutan KNO3) diakses tanggal 11 Juni 2023.
Noviarty, N., & Anggraini, D. (2014). Analisis Neodimium Menggunakan
Metoda Spektrofotometri Uv-Vis. PIN Pengelolaan Instalasi Nuklir,
(11).
R. K. Widi, A. Budhyantoro. (2017). Modul Praktikum Kimia Analitik.
Surabaya: Departemen MIPA Universitas Surabaya
Rusli, R. (2009). Penetapan kadar boraks pada mie basah yang beredar di
pasar Ciputat dengan metode spektrofotometri UV-VIS mengunakan
pereaksi kurkumin.

Anda mungkin juga menyukai