Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA INSTRUMEN

“PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA DENGAN


SPEKTROVOTOMETR UV-VIS”

KELOMPOK III
NAMA ANGGOTA :
ANNISA MAULIDINA NIM 2011012220015
ARIF PUTRA APRIYANDO NIM 2011012310005
KHAFIFAH HAYATI NIM 2011012120010
PUTRI NUR ULAN SARI NIM 2011012120003

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Percobaan


Percobaan penentuan konsentrasi larutan tak berwarna dengan alat
spektrofotometer dengan prinsip mengukur panjang gelombang
menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Spektrofotometer adalah alat
untuk mengukur transmitan atau absorban sebagai suatu fungsi panjang
gelombang. Metode analisis berdasarkan kombinasi spektroskopi UV-Vis
dan kemometrik dikembangkan untuk mendeteksi zat-zat pengetor yang
umum seperti parasetamol dan piroksikam secara bersamaan dalam obat-
obatan tradisional. Spektroskopi UV-Vis memberikan deteksi yang cepat
dan sensitif berdasarkan sifat penyerap cahaya dari zat pengotor zat kimia
di bagian UV-Vis (Kambira et al., 2020).

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan konsentrasi larutan
KNO3 secara spektrofotometer ultraviolet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Spektroskopi dengan menggunakan sinar tampak dikenal dengan nama


spektrofotometri. Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator
berupa prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Analisis secara
spektrofotometri memiliki tiga daerah panjang gelombang elektromagnetik yang
dapat digunakan yaitu, daerah UV (200-380 nm), daerah visible (380-700 nm),
dan daerah inframerah (700-3000 nm). Spektrofometer sendiri secara garis besar
terdiri dari 4 bagian penting yaitu sumber cahaya, monokromator, kuvet, dan
detektor. Sumber cahaya yang digunakan pada spektrofotometer adalah sumber
radiasi yang stabil dan memiliki intensitas yang tinggi (Nuriyah et al., 2015).

Spektrofotometer merupakan salah satu instrumen penting dalam analisis


kimia. Instrumen ini digunakan untuk menguji sampel tertentu yang berorientasi
pada pengukuran kualitatif dan kuantitatif. Penggunaan spektrofotometer sangat
berguna diberbagai sektor. Spektrofotometer pada sektor pendidikan digunakan
sebagai media pendidikan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada
pengenalan alat dan pada proses praktikum. Sektor penelitian penggunaan
spektrofotometer berperan dalam menguji analisis senyawa secara kuantitatif dan
kualitatif pada suatu sampel. Penggunaan spektrofotometer pada sektor industri
berperan untuk menentukan kadar bahan yang digunakan pada industri pewarna
makanan dan analisis kadar senyawa pada limbah yang dihasilkan. Pentingnya
spektrofotometer di berbagai sektor membuat peneliti semakin berproyeksi untuk
mengembangkan alat spektrofotometer menjadi lebih modern dan lebih dapat
memiliki kegunaan yang luas serta pastinya dengan harga yang lebih ekonomis
(Yohan et al., 2018).
Spektrofotometri merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang
penggunaan spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari
spektrofotometer dan fotometer. Spektofotometer adalah alat yang digunakan
untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang
untuk mengukur konsentrasi yang ada dalam suatu sampel, dimana molekul yang
ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang
tertentu. Cahaya ketika mengenai sampel, sebagian akan diserap, sebagian akan
dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan. Pada spektrofotometri, cahaya
datang, masuk atau cahaya yang mengenai permukaan zat dan cahaya setelah
melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah transmittansi atau
absorbansi (Neldawati et al., 2013).

Spektroskopi UV-Vis salah satu bentuk spektroskopi absorpsi. Cahaya


atau gelombang elektromagnetik akan berinteraksi dengan zat kemudian diamati
oleh absorpsi sinar. Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis
spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet
dekat (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen
spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang
cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis
lebih banyak dipakai untuk analisa kuantitatif dibandingkan untuk analisa
kualitatif. Secara kualitatif absorpsi cahaya dapat diperoleh dengan pertimbangan
absorpsi cahaya pada daerah tampak. Kita “melihat” obyek dengan pertolongan
cahaya yang diteruskan atau dipantulkan. Apabila cahaya polikromatis (cahaya
putih) yang berisi seluruh spektrum panjang gelombang melewati medium
tertentu, akan menyerap panjang gelombang lain, sehingga medium itu akan
tampak berwarna. Oleh karena hanya panjang gelombang yang diteruskan yang
sampai ke mata maka panjang gelombang inilah yang menentukan warna medium.
Warna ini disebut warna komplementer terhadap warna yang diabsorpsi (Putri,
2017).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


a. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain:
1. Spektrofotometer UV-VIS DMS 100
2. Monitor BMC internasional
3. Printer IEE 00-100263-XX
4. Kuvet kotak
5. Labu takar
6. Propipet
7. Pipet Mohr
8. Buret
9. Statif
10. Pipet tetes
11. Tube film
12. Beaker glass
13. Botol semprot.
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain:
1. KNO3
2. Akuades
3.2 Prosedur Kerja
a. Kurva kalibrasi
dihidupkan alat spektrofotometer, monitor dan printer selama 15-30
menit

dipilih sistem optik daerah UV dengan menekan tombol dengan


tanda UV on-off

dipilih skala untuk penentuan absorbans dengan memasukkan nilai


absorbans tertinggi pada ORD MAX dan absorbans terendah pada
ORD MIN

dipilih pembacaan TIME CONSTANT untuk lamanya pembacaan


sampel hingga tampil di layar monitor

dipilih panjang gelombang maksimum untuk daerah tertinggi dan


daerah minimum untuk daerah terendah

dimasukkan blanko pada kuvet kotak dan mengamati pembacaan


pada layar monitor
Larutan KNO3 0,05 M
dimasukkan untuk scan panjang gelombang pada absorbans
maksimum

dipilih panjang gelombang maksimum ini sebagai nilai panjang


gelombang maksimum tetap (FIXED WAVELENGTH)

diukur nilai absorbanssemua larutan standar untuk memperoleh


kurvanya (secara regresi linier) (0,03 M; 0,05 M; 0,07 M; 0,09 M
dan 0,11 M)

Hasil
b. Menentukan konsentrasi larutan KNO3

Larutan cuplikan

diukur konsentrasi dengan mengukur absorbansnya pada panjang


gelombang maksimum

digalurkan nilai absorbans yang diperoleh dalam kurva kalibrasi


yang diperoleh dari larutan standar
Hasil
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
1) Penentuan absorbansi larutan standar
No. Prosedur Hasil Pengamatan
1. Dihidupkan alat spektrofotometer, -
monitor dan printer selama 15-30 menit.
2. Dipilih sistem optik daerah uv dengan
menekan tombol dengan tanda uv on-off.
3. Dipilih skala untuk penentuan absorbans -
dengan memasukkan nilai absorbans
tertinggi pada ord max dan absorbans
terendah pada ord min.
4. Dipilih pembacaan time constant untuk -
lamanya pembacaan sampel hingga tampil
di layar monitor.
5. Dipilih panjang gelombang maksimum -
untuk daerah tertinggi dan daerah
minimum untuk daerah terendah.
6. Dimasukkan blanko pada kuvet kotak dan -
mengamati pembacaan pada layar
monitor.
7. Dimasukkan larutan KNO3 untuk scan -
panjang gelombang pada absorbans
maksimum.
8. Dipilih panjang gelombang maksimum ini -
sebagai nilai panjang gelombang
maksimum tetap (fixed wavelength).
9. Diukur nilai absorbanssemua larutan  0,03 M = 0,28 nm;
standar untuk memperoleh kurvanya
 0,05 M = 0,359 nm;
(secara regresi linier) (0,03 M; 0,05 M;
0,07 M; 0,09 M dan 0,11 M)  0,07 M = 0,509 nm;
 0,09 M = 0,695nm;
 0,11 M = 0,795 nm.

2) Penentuan Konsentrasi Larutan KNO3


No. Prosedur Hasil Pengamatan
1. Diukur konsentrasi dengan mengukur
absorbansnya pada panjang gelombang
maksimum.
2. Digalurkan nilai absorbans yang  Absorbansi larutan cuplikan
diperoleh dalam kurva kalibrasi yang sebesar 0,529 nm.
diperoleh dari larutan standar.

No Konsentrasi Absorbansi (nm)


1 0,03 0,238
2 0,05 0,359
3 0,07 0,509
4 0,09 0,659
5 0,11 0,795

4.2 Grafik
Berikut grafik Absorbansi dari Larutan KNO3
Gambar 1. Grafik Absorbansi Larutan KNO3

4.3 Perhitungan

Diketahui: Absorbansi = y = 0,529 nm


Persamaan y = 7,07x + 0,0171
Ditanya: Konsentrasi dari cuplikan KNO3?
Jawab:
y = 7,07x + 0,0171
0,529 = 7,07x + 0,0171
7,07x = 0,529 – 0,0171
7,07x = 0,5119

x = 0,0724 M
Bujuri lagi perhitungan lahh
4.4 Pembahasan

Instrumen spektrofotometer UV-Vis cara kerjanya berprinsip pada


absorpsi yang terjadi dalam daerah ultraviolet dan daerah tampak yang
menyebabkan mematuhi hukum mekanika kuantum, yang berarti kerap kali
besaran-besaran tersebut tidak dapat diukur dengan cermat. Biasanya besaran-
besaran tersebut didefinisikan sebagai probabilitas mengukur polarisasi,
posisi, atau momentum tertentu. Sebagai contoh, meskipun sebuah foton dapat
mengeksitasi satu molekul tertentu, sering tidak mungkin meramalkan
sebelumnya molekul yang mana yang akan tereksitasi. Spektrofotometer UV-
VIS merupakan instrumen berkas rangkap (double beam), dimana sinar
monokromatis yang dipancarkan dipecah menjadi dua berkas sinar dengan
intensitas (P) yang sama. Satu berkas berupa berkas acuan (reference beam)
dan satu berkas lainnya berupa berkas cuplikan (sampel beam). Kedua berkas
yang mula-mula berjalan terpisah ini, kemudian disatukan kembali dan
diteruskan ke detektor yang berfungsi untuk menyerap energi foton-foton
sinar yang jatuh mengenainya dan mengubah energi tersebut menjadi suatu
besaran yang dapat diukur. Komponen-komponen pokoknya berupa sumber
radiasi ultraviolet yang stabil misalnya lampu hidrogen atau deuterium.
Monokromator yang berfungsi untuk menguraikan radiasi polikromatis
menjadi komponen-komponen sinar monokromatis. Cuplikan pada daerah
ultraviolet berupa gas atau larutan yang ditempatkan dalam Quartz atau sel
dari silika yang dilebur dan komponen yang lain adalah detektor.
Langkah pertama pada percobaan ini adalah menentukan nilai absorbansi
pada larutan standar KNO3 dengan konsentrasi 0,03 M; 0,05 M; 0,07 M; 0,09
M; dan 0,11 M yang dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL. Larutan standar
berfungsi sebagai penentu nilai solve yang absorbansinya diketahui. fungsi
kalibrasi juga untuk menghilangkan efek refleksi akibat pancaran sinar radiasi
menuju larutan Larutan-larutan standar kemudian dimasukkan ke dalam kuvet
yang kemudian di letakkan ke pada sample holder lalu diukur obsorbansinya.
Fungsi kuvet adalah sebagai tempat untuk cuplikan yang ingin diketahui
konsentrasinya yang dibaca pada spektrofotometer (KEMENKES, 2011).
Hasil obserbansi larutan standar ini secara berturut-turut antara lain 0,238 nm;
0,359 nm; 0,509 nm; 0,659 nm; 0,795 nm; dan 0,529 nm. Langkah selanjutnya
adalah menentukan absorbansi dari laruatan cuplikan KNO 3. Hasil absorbansi
yang diperoleh adalah sebesar 0,529 nm. Melalui perhitungan di excel
diperoleh persamaan y= 7,07x + 0,0171 sehingga didapatkan konsentrasi
cuplikan larutan KNO3 sebesar 0,0724 M. Larutan yang digunakan sebagai
blanko yaitu akuades. Fungsi dari blanko sendiri adalah mengukur serapan
pereaksi yang digunakan untuk penentuan konsentrasi cuplikan sehingga
jumlah serapan cuplikan sendiri adalah nilai absorbansi larutan standar atau
sampel dikurangi serapan pereaksinya. Sehingga absorbansi densitas optis
juga berarti rasio logaritmik dari radiasi yang dipaparkan ke suatu bahan
terhadap radiasi yang ditransmisikan menembus bahan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah konsentrasi larutan KNO3 secara


spektrofotometer ultraviolet adalah 0,0724 M.
DAFTAR PUSTAKA

Kambira, P.F.A., Notario, D., Gunawan, U., Dhamayanti, S., Ningrum, R.W.K.,
Ambarita, S.G.O., & Polin, G. 2020. Combination Uv-Vis Spectroscopy
and Partial Least Square for Detecting Adulteration Paracetamol and
Piroxicam in Traditional Medicines. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas.
17: 41–50.

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Modul Penggunaan Obat Nasional, Bima


Pelayanan kefarmasian, Jakarta.

Neldawati, Ratnawulan, & Gusnedi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam


Penentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat.
Pillar of Physics. 2: 76–83.

Nuriyah, L., Iswarin, S.J., & Saroja, G., 2015. Studi Pengaruh Konsentrasi
Larutan MnCl2 Terhadap Intensitas Citra Spektrometer Keping VCD.
Natural B. 3: 193–197.

Putri, L.E. 2017. Penentuan Konsentrasi Senyawa Berwarna KMnO 4 dengan


Metoda Spektroskopi UV Visible. Natural Science Journal. 3: 391–398.

Yohan, Astuti, F., & Wicaksana, A., 2018. Pembuatan Spektrofotometer Edukasi
Untuk Analisis Senyawa Pewarna Makanan. Chimica et Natura Acta. 6:
111–115.

Dibawah ada tuh contohnyaa


LAMPIRAN
Gambar 1. Penimbangan KNO3 Gambar 2. Pelarutan KNO3

Gambar 3. Pengenceran Larutan KNO3 Gambar 4. Pembuatan larutan KNO3


dengan berbagai jenis konsentrasi

Gambar 5. Larutan KNO3 Dimasukkan Gambar 6. Larutan KNO3 dimasukkan


ke dalam kuvet ke dalam sample holder

Anda mungkin juga menyukai