“ELEKTROGRAVIMETRI”
KELOMPOK V
PENDAHULUAN
Voltase dari sumber arus baterai yang diperlukan untuk elektroda diukur
dengan voltmeter dengan bantuan tahanan geser. Katoda berupa gulungan kawat
platina, sedangkan anoda berupa kawat platina berbentuk spiral. Anoda diletakkan
tepat di tengan-tengah gulungan platina katoda untuk memperoleh medan medan
listrik yang merata dan menghasilkan endapan logam yang seragam.
Pada percobaan ini yang dianalisis adalah ion Cu2+ yang diendapkan
padaelektroda menurut reaksi : CuElektron yang terlibat pada reaksitersebut
berasal dari arus listrik. Arus listrik diberikan sampai seluruh ion Cu 2+ yang
terdapat dalam larutan mengendap secara kuantitatif sebagai logam tembaga pada
elektroda kerja. Selisih berat elektroda kerja yang konstan sebelum dan setelah
proses elektrolisis adalah berat tembaga yang terdapat dalam sampel. Potensial
elektroda kerja selama proses elektrolisis harus dijaga pada nilai tertentu untuk
mencegah senyawa elektroaktif lain dalam larutan ikut mengendap pada elektroda
kerja.
Katoda : Cu²+ + 2e Cu
Anoda: 2 H₂O 4H + + O₂ + 4e
Mengingat bahwa larutan bersifat asam, kemungkinan terjadinya reduksi
hydrogen pada katoda tentu ada, tetapi adanya ion nitrat dalam larutan akan
mencegah terjadinya proses tersebut. Asam nitrat yang digunakan harus bebas dari
nitrit, mengingat nitrit akan mempengaruhi keefektifan pengendapan tembaga.
Untuk menghilangkan nitrit dapat dipakai cara pendidihan asam nitrat,
penambahan urea atau asam sulfamat pada asam nitrat, yang akan mengubah nitrit
menjadi N₂.
Pengendapan tembaga dapat juga diganggu oleh adanya ion lain seperti besi
(III), perak (I), bismuth (III), tiosianat klorida dan beberapa ion pengoksidasi. Ion
klorida dihindari karena akan teroksidasi pada anoda, dan membentuk gas klor.
Untuk mencegah hal ini dapat dipakai depolarisasi anodic berupa hirdazin atau
garam hidroksilamin. Selain itu ion klorida mampu membentuk kompleks dengan
tembaga (1), yang akan teroksidasi kembali pada anoda. Endapan tembaga yang
bagus berwarna merah muda, bersifat halus dan melekat kuat pada katoda.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
B. Bahan
Bahan – bahan yang digunakan :
1. Larutan Cu (II)
2. Aseton
3. Alkohol
4. Akuades
5. Asam sulfat encer
6. Asam nitrat pekat
4.2 Perhitungan
Diketahui : M CuSO4 = 0,5 M
V CuSO4= 25 mL = 0,025 L
BM CuSO4= 159,54 gram/ mol
BA CuSO4= 63,54 gram/ mol
Berat katoda sebelum elektrolisis = 5,2872 gram
Berat katoda setelah elektrolisis = 5,2959 gram
Ditanya : Kadar Cu ... ?
Jawab :
M CuSO4 = massa CuSO4 / Mr CuSO4 x 1000 / v
0,5 M = massa CuSO4 / 159, 54 gram/ mol x 1000 / 25 mL
massa CuSO4 = (0,5 M x 159,54 gram/ mol x 25 mL)/ 1000 = 1,99 gram
B. Penentuan berat Cu
Katoda
dicucikan ke katoda
sedikit aseton & aseton
dicucikan ke katoda
dikeringkan di dalam oven selama 5 menit
dikeringkan dalam desikator
ditentukan beratnya dengan neraca analitik
Campuran A
dimasukkan katoda dan anoda ke dalam gelas beaker yang
berisi larutan campuran A
dihubungkan katoda dan anoda dengan alat elektrogravimetri
dinyalakan alat elektrogravimetri
dikeluarkan katoda dari gelas beaker tersebut bila terbentuk
endapan
Alkohol & Akuades (secukupnya)
A
A
dibilaskan katoda dengan alkohol dan akuades secukupnya
dikeringkan katoda dengan oven selama 5 menit
dikeringkan katoda dengan desikator selama 5 menit
ditimbang berat katoda dengan neraca analitik
Hasil
LAMPIRAN