Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan

Elektrolisis adalah suatu proses di mana reaksi kimia terjadi pada elektroda yang
tercelup dalam elektrolit, ketika tegangan listrik diterapkan terhadap elektroda itu. Elektroda
yang bermuatan positif disebut anoda, dan yang bermuatan negatif disebut katoda. Pada
anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion atau ion negatif ditarik oleh anoda dan jumlah
elektronnya berkurang sehingga bilangan oksidasinya bertambah. Pada katoda terjadi reaksi
reduksi, yaitu kation atau ion positif ditarik oleh katoda dan menerima tambahan elektron,
sehingga bilangan oksidasinya berkurang.
Dalam praktikum elektrolisis praktikan harus memastikan alat alat yang dibutuhkan
selama praktikum sudah lengkap dan dibersihkan dengan larutan aquades, karena Mencuci
peralatan laboratorium menggunakan air aquades atau air murni sangat penting dalam banyak
eksperimen dan analisis laboratorium. Ada beberapa alasan mengapa peralatan lab harus
dicuci dengan air aquades yaitu untuk menjaga kontaminasi, menjaga ketetapan analisis,
mencegah reaksi yang tidak diinginkan, meminimalkan endapan mineral, dan menjaga umur
peralatan. Itulah mengapa mencuci dan membilas peralatan laboratorium baik sesudah
ataupun sebelum praktikum sangat penting dilakukan. Alat pertama dalam praktikum ini
adalah pipa u, pipa u harus dirangkai menggunakan klem dan statif yang berfungsi untuk
menahan pipa u selama praktikum, pipa u digunakan untuk menyimpan larutan kalium iodida
dan larutan tembaga sulfat yang dialirkan menggunakan corong sampai batas pipa
u.Digunakannya pipa u adalah untuk memisahkan antara anoda dan katoda agar tidak
tercampur. pertama memasukkan kalium iodida 0,1 M kurang lebih sebanyak 50mL melalui
mulut tabung, setelah larutan kalium iodida dimasukkan ke dalam pipa u rangkai karbon
dengan kabel, dimana kabel merah atau positif menjadi anoda, anoda adalah elektroda
bermuatan listrik positif yang berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi oksidasi pada sel
elektrolisis. dan kabel hitam atau negative menjadi katoda, Katoda adalah elektroda
bermuatan listrik negatif yang berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi reduksi pada sel
elektrolisis. Penggunakan karbon dalam pratikum kali ini karena kompetensinya sebagai
konduktor dan jumlah elektron bebas yang tersedia untuk ditransfer. Karbon tidak hanya
merupakan konduktor yang efisien, tetapi juga memiliki titik leleh yang sangat tinggi. Ini
berarti dapat digunakan untuk memfasilitasi berbagai reaksi yang berbeda..Selain itu, Karbon
relatif stabil secara kimia sehingga tidak mudah bereaksi dengan sebagian besar bahan kimia
dan Karbon memiliki daya tahan yang baik terhadap suhu tinggi. Setelah karbon dan kabel
selesai di rangkai, sambungkan lah kabel dengan power supply untuk mengaliri karbon
dengan listrik, karbon dialiri listrik sebesar 5.1 A dan 30.06 V. setelah karbon, kabel, dan
power supply ter-rangkai sempurna masukkan karbon positif atau anoda ke bagian pipa u
sebelah kanan dan karbon negative atau katoda ke bagian pipa u sebelah kiri, dan tunggulah
selama 5 menit untuk dilihat reaksi elektrolisis yang terjadi, Setelah menunggu selama 5
menit didapat reaksi dari anoda yang merubah larutan kalium iodida menjadi coklat karena
pada anoda reaksi oksidasi menyebabkan ion melepaskan elektron dan reaksi dari katoda
adalah gelembung yang bermunculan karena Elektron dari sumber listrik akan memasuki
katoda dan mereduksi ion di dalamnya. Ion yang direduksi kemudian akan menghasilkan
endapan logam pada katoda. Makin besar muatan listriknya, maka makin banyak juga
endapan logam yang terbentuk. Selama menunggu 5 menit reaksi, praktikan membuat larutan
amilum untuk digunakan diakhir praktikum nanti, membuat amilum pertama pindahkan
serbuk amilum ke gelas beaker dan dilarutkan menggunakan aquades secara perlahan, lalu
panaskan larutan amilum menggunakan hot plate sampai 70°C pemanasan ini berfungsi
diantaranya untuk penghancuran granula amilum, pembentukan larutan jenih, dan aktivasi
amilase. Saat suhu sudah mencapai 70°C larutan sudah siap untuk Langkah selanjutnya.
Setelah mendapatkan reaksi yang terjadi dalam larutan kalium iodida dan karbon janga lupa
catat reaksi tersebut, lalu pindahkan larutan ke tabung reaksi pyrex sebanyak 2mL
menggunakan pipet tetes ke masing masing tabung yang sudah diberi label anoda-pp, anoda-
amilum, katoda-pp, katoda-amilum dan disimpan dalam rak tabung reaksi. Didalam tabung
reaksi teteskan indikator fenolftalein (PP) pada tabung yang sudah terisi anoda dan katoda
dan diberi label PP, penetesan indikator PP dilakukan sebanyak 4 tetes, indikator PP berfungsi
sebagai indikator pH, Deteksi pembentukan gas, pemantauan titik akhir, penilaian
keberhasilan eksperimen, larutan yang ada di dalam tabung katoda setelah diberi tetesan
indikator PP mengalami reaksi perubahan warna menjadi warna merah muda, Perubahan
warna pada larutan katoda setelah diberi tetesan fenolftalein terjadi karena adanya perubahan
pH dalam larutan elektrolit yang sedang mengalami reaksi elektrolisis. Dan pada tabung
anoda yang diberi tetesan indikator PP mengalami reaksi yang kurang signifikan, didapat
larutan hanya berubah warna menjadi lebih cerah dari sebelum di teteskan indikator PP. pada
tabung katoda dan anoda yang berlabel amilum diberi tetesan amilum sebanyak 4 kali tetesan,
penetesan amilum berfungsi sebagai deteksi gas hidrogen, indikator visual, mengidentifikasi
katoda, dan penentuan potensial elektroda. Pada larutan yang ada di dalam tabung katoda
berlabel amilum tidak mengalami reaksi, Katoda tidak bereaksi saat diteteskan dengan
amilum karena amilum tidak memainkan peran aktif dalam reaksi elektrokimia yang terjadi
di katoda selama eksperimen elektrolisis. Katoda dalam eksperimen elektrolisis biasanya
merupakan elektroda tempat reduksi terjadi, yang berarti elektron akan ditransfer dari katoda
ke zat yang ada dalam larutan elektrolit. Dan pada larutan anoda yang ada di dalam tabung
tabung anoda berlabel amilum mengalami reaksi perubahan warna menjadi biru kehitaman
dan terdapat endapan amilum di dalam tabung reaksi tersebut. Tahapan selanjutnya
elektrolisis larutan tembaga sulfat (CuSO4), sebelum memasukkan larutan tembaga sulfat
pastikan untuk membilas seluruh peralatan yang dilakukan pada elektrolisis kalium iodide
menggunakan aquades, agar tidak merusak atau mencampur larutan tembaga sulfat dengan
kalium iodida. Setelah membilas seluruh peralatan rangkai Kembali pipa u pada klem dan
statif, selanjutnya tuangkan larutan tembaga sulfat ke dalam pipa u kurang lebih sebanyak 50
mL, setelah itu rangkai kembali karbon dengan kabel merah menjadi anoda dan kabel hitam
menjadi katoda dan di sambungkan dengan power supply untuk menyuplai listrik pada
karbon pada saat proses elektrolisis. Masukkan karbon yang sudah dirangkai ke dalam gelas u
dengan bagian kanan menjadi tempat karbon anoda dan bagian kiri menjadi tempat karbon
katoda, nyalakan power supply sebesar 5.1 A dan 30,06 V dan tunggu 5 menit sambil melihat
reaksi yang terjadi selama proses elektrolisis berjalan. Setelah 5 menit matikan power supply
dan catat hasil reaksi yang terjadi, hasil reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan tembaga
sulfat didapat pada anoda adalah munculnya gelembung selama proses berjalan dan pada
katoda didapat reaksi karbon yang terkikis dan memudarkan larutan yang ada di paling atas
katoda.
Analisis bahan yang digunakan pertama adalah Kalium Iodida (KI) 0,1 M Kalium
Iodida merupakan senyawa kimia yang terdiri dari unsur kalium dengan symbol K dan
iodium dengan simbol I. kalium iodida adalah garam ionik yang biasa ditemukan sebagai
kristal putih terang atau padat. Hubungan kalium iodida dalam praktikum elektrolisis adalah
kalium iodida (KI) berfungsi sebagai elektrolit dalam praktikum elektrolisis. Elektrolit adalah
zat yang dapat menghantarkan arus listrik dalam larutan. Dalam elektrolisis larutan Kalium
iodida (KI), ion positif (K+) bergerak ke katoda dan ion negatif (I-) bergerak ke anoda. Pada
katoda, ion I- menerima elektron dan tereduksi menjadi I2, sedangkan pada anoda, ion K+
melepaskan elektron dan teroksidasi menjadi KI3. Reaksi redoks ini menghasilkan gas iodin
(I2) pada katoda dan gas klorin (Cl2) pada anoda. Bahan kedua yang digunakan adalah
larutan Tembaga (II) Sulfat (CuSO4) 1 M. Tembaga (II) Sulfat adalah larutan garam dari
logam tembaga (Cu) dan asam sulfat (H2SO4). Hubungan tembaga sulfat dalam praktikum
elektrolisis adalah Larutan Tembaga (II) Sulfat berfungsi sebagai larutan elektrolit dalam
praktikum elektrolisis. Larutan ini digunakan untuk mempelajari perubahan-perubahan yang
terjadi pada reaksi elektrolisis, khususnya dalam reaksi katoda :
Cu+ + 2e- → Cu2+
Selain itu, larutan Tembaga (II) Sulfat juga digunakan sebagai bahan uji dalam praktikum
elektrolisis untuk mengamati perubahan warna dan bentuk elektroda selama elektrolisis.
Bahan ketiga yang digunakan adalah Indikator Fenolftalein (PP). Fenolftalein merupakan
indikator asam basa yang biasa digunakan untuk membantu menunjukkan titik akhir (titik
ekivalen) dalam titrasi asam basa. Indikator ini mempunyai sifat berubah warna tergantung
pada pH larutan. Dalam praktikum elektrolisis, Indikator fenolftalein digunakan untuk
mengamati perubahan warna dan bentuk elektroda selama elektrolisis. Selain itu, indikator
fenolftalein juga digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu larutan bersifat asam atau
basa. Indikator fenolftalein berubah warna dari tidak berwarna menjadi merah muda pada pH
8,2-10,0 dan tidak berwarna pada pH di bawah 8,2. Bahan keempat yang digunakan adalah
Amilum. Amilum merupakan polimer karbohidrat yang terdiri dari rantai panjang molekul
glukosa yang dihubungkan satu sama lain. Ini adalah salah satu bentuk penyimpanan energi
yang paling umum pada tumbuhan dan beberapa organisme lain. Amilum adalah karbohidrat
kompleks dan merupakan bagian penting dari nutrisi manusia dan hewan. Hubungan amilum
dalam praktikum elektrolisis larutan Kalium Iodida (KI) adalah amilum digunakan sebagai
indikator untuk membuktikan adanya I2 dalam larutan. Setelah ditetesi amilum, warna
larutan berubah menjadi ungu agak hitam. Bahan kelima yang digunakan adalah elektroda
karbon (C). Elektroda karbon (C) merupakan jenis elektroda inert yang digunakan sebagai
penghantar listrik dalam elektrolisis. Selain itu, elektroda karbon juga digunakan sebagai
elektroda negatif (katoda) dalam elektrolisis larutan garam tembaga (II) sulfat (CuSO4) untuk
menghasilkan lapisan tembaga pada elektroda. Dalam praktikum elektrolisis, elektroda
karbon juga digunakan sebagai elektroda yang dapat menghantarkan arus listrik dan
memisahkan antara larutan elektrolit dan elektroda
Dari praktikum ini didapat hasil pada saat mengelektrolisis larutan kalium iodida (KI)
pada elektroda positif atau anoda terdapat perubahan elektrolisis carbon yang terkikis dan
warna menjadi kecoklatan, perubahan yang terjadi setelah ditambahkan indikator fenolftalein
adalah warna memudar menjadi lebih cerah atau menjadi lebih bening, dan pada perubahan
setelah ditambah larutan amilum adalah warna berubah menjadi biru gelap dan terdapat
endapan dalam tabung reaksi tersebut. Dan hasil pada elektroda negatif atau katoda terdapat
gelembung yang terjadi akibat proses elektrolisis, dan tidak terdapat perubahan warna yang
terjadi selama proses elektrolisis berlangsung. Larutan katoda setelah ditambah dengan
indikator fenolftalein mendapat reaksi warna yang berubah menjadi merah muda atau pink
yang menandakan bahwa larutan tersebut bersifat basa dan mengandung ion OH- . Yang
berarti pada rang katoda yang direduksi adalah H2O. Hal ini sesuai dengan teori bahwa jika
larutan yang dielektrolisis mengandung senyawa-senyawa dari logam yang sangat aktif. Pada
tabung selanjutnya yang telah ditambahkan larutan amilum tidak terdapat perubahan warna
atau tetap. Tahapan hasil praktikum kedua yaitu elektrolisis larutan tembaga sufat (CuSO4)
pada elektroda positif atau anoda perubahan elektrolisis yang terjadi yaitu terdapat
gelembung dalam pipa u yang sangat signifikan, dan tidak didapatan perubahan warna pada
larutan ini, dan pada elektroda negatif atau katoda perubahan elektrolisis yang terjadi adalah
terlihat karbon yang terkikis karena proses elektrolisis dan perubahan warna terjadi pada
larutan paling atas atau yang dekat dengan ujung pipa u yang berubah menjadi keruh akibat
kikisan karbon yang terjadi selama proses tersebut.
Kesalahan yang terjadi selama praktikum berlangsung adalah, didapat pada elektroda
katoda yang berubah warna menjadi sedikit kecoklatan dikarenakan karbon elektroda c yang
masih kotor atau kurang bersih sebelum dimasukkan ke pipa u, solusinya adalah periksa
kembali seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan selama praktikum apakah sudah siap atau
belum untuk digunakan, agar kesalahan seperti tadi dapat terhindar dan mengganggu proses
praktikum di laboratorium.
Penerapan elektrolisis dalam industri kimia yaitu pada proses produksi logam dimana
elektrolisis digunakan untuk memisahkan logam dari senyawa-senyawa mereka. Contohnya
adalah produksi aluminium dari bauksit dan produksi tembaga dari bijih tembaga. Dalam
proses ini, elektrolisis digunakan untuk mengurangi oksida logam menjadi logam murni di
elektroda katoda.

Anda mungkin juga menyukai