DISUSUN OLEH :
2. TANIA OCTAVIA
1. Latar Belakang
Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang reaksi Reduksi-Oksidasinya terjadi karena
adanya bantuan listrik. Aplikasi sel ini di dunia nyata untuk produksi zat, melakukan
penyepuhan (electroplating) dan pemurnian logam. Kita dapat memproduksi unsur-unsur
baru menggunakan sel elektrolisis seperti logam-logam, halogen-halogen, gas hidrogen, dan
gas oksigen.
Penyepuhan (electroplating) adalah pelapisan permukaan suatu logam dengan logam lain.
Contoh proses penyepuhan adalah pembuatan sendok alumunium dengan pelapisan
menggunakan perak. Sedangkan contoh dari pemurnian logam adalah pemurnian tembaga
(Cu) pada kabel listrik.
Untuk membuat kabel-kabel listrik yang di dalamnya terdapat tembaga. Logam tembaga
yang dipakai harus betul-betul murni, sebab pengotoran sekecil apapun dapat mengurangi
konduktivitas kabel tersebut sehingga nilai tegangan listriknya dapat berkurang.
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut: Arus listrik dari sumber arus searah (Direct
Current) mengalir ke dalam larutan elektrolit melalui katoda (sumbu negatif) ke anoda
(sumbu positif).
Pada katoda terjadi reaksi reduksi dari suatu unsur dan unsur yang lain mengalami
oksidasi di anoda. Dari proses keduanya dihasilkan zat baru. Elektroda yang digunakan pada
sel elektrolisis dapat bermacam-macam yaitu Cu, C (grafit), dan Pt
Dalam elektrolisis, terdapat aspek-aspek kuantitatif elektrolisis, yaitu Hukum I Faraday
dan Hukum II Faraday.
1. Reaksi apakah yang terjadi pada katoda dan anoda pada reaksi elektrolisis KI dengan
elektrode karbon?
2. Perubahan apa yang terjadi ketika zat pada katode dan anode hasil reaksi elektrolisis
tersebut diberi indikator PP dan Amilum?
BAB 2
DASAR TEORI
Elektrolisis adalah proses yang menggunakan energi listrik agar reaksi kimia tidak
spontan dapat terjadi. Reaksi elektrolisis mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
Reaksi elektrolisis terjadi di sel elektrolisis. Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia atau
tempat di mana energi listrik digunakan untuk menghasilkan reaksi redoks tidak spontan.
Prinsip dasar elektrolisis adalah memanfaatkan reaksi oksidasi dan reduksi (redoks) dan tidak
memerlukan jembatan garam seperti sel volta. (sel elektrokimia).
2. Bahan Elektrode
a. Jika bahan elektrode terbuat dari grafit (C) atau logam inert (misalnya Pt dan Au),
elektrode tidak mengalami oksidasi atau reduksi. Jadi, yang mengalami oksidasi
atau reduksi adalah spesi-spesi yang ada di sekitar elektrode.
b. Jika elektrode (terutama anode) berasal dari logam aktif, anode tersebut yang akan
mengalami oksidasi.
Aturan Elektrolisis :
2.3 Peristiwa Elektrolisis
Pada gambar dibawah, katode dihubungkan dengan kutub negatif dan anode
dihubungkan dengan kutub positif dari sumber listrik. Sumber arus listrik memompa elektron
ke katode dan ditangkap oleh kation (ion positif) sehingga pada permukaan katode terjadi
reduksi pada kation. Pada saat yang sama, anion (ion negatif) melepaskan elektron. Elektron
ini dikembalikan ke sumber listrik melalui anode. Akibatnya, pada permukaan anode terjadi
oksidasi terhadap anion.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pipa U
Rangkaian alat sel elektrolisis (sumber arus baterai yang dihubungkan dengan
elektrode karbon (C)
Tabung reaksi
Pipet
Larutan KI
Indikator PP (Fenolftalein)
Indikator Amilum
Dari praktikum yang dilakukan, berikut adalah tabel pengamatan saat reaksi berjalan:
4.2 Pembahasan
Menurut larutan yang terelektrolisis terhadap elektrodenya, dapat dinyatakan bahwa reaksi
elektrolisis yang terjadi pada larutan KI terhadap elektrode C, yaitu :
Menurut tabel pengamatan, pada anode, setelah terjadi reaksi elektrolisis, terdapat
gelembung-gelembung gas. Gas yang dihasilkan pada anode adalah gas H2. Selama reaksi
berjalan juga, dapat terlihat terdapat cairan berwarna cokelat pekat yang mengalir dari arah
katode ke anode di dalam pipa U. Pada saat itu juga tercium bau seperti bau Betadine (obat
merah).
4.3 Pertanyaan
Jawaban :
1. Katode dihubungkan dengan kutub negatif dan anode dihubungkan dengan kutub
positif dari sumber listrik. Sumber arus listrik memompa elektron ke katode dan
ditangkap oleh kation (ion positif) sehingga pada permukaan katode terjadi reduksi
pada kation. Pada saat yang sama, anion (ion negatif) melepaskan elektron. Elektron
ini dikembalikan ke sumber listrik melalui anode. Akibatnya, pada permukaan anode
terjadi oksidasi terhadap anion.
3. Ketika zat hasil pada katode ditetesi dengan indikator Fenolftalein (PP), warna zat
tersebut berubah menjadi merah keunguan. Perubahan tersebut menyatakan bahwa zat
tersebut bersifat basa, karena mengandung ion OHˉ.
4. Ketika zat hasil pada anode ditetesi dengan indikator amilum, warna zat tersebut
berubah menjadi hitam kecokelatan. Perubahan tersebut menyatakan bahwa pada zat
terdapat ion I yang teroksidasi oleh amilum. Oleh karena itu dapat disimpulkan zat
tersebut mengandung I2.
5. pH larutan tidak dapat ditentukan karena volume dari larutan tersebut tidak diketahui.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
https://www.studiobelajar.com/sel-elektrolisis/
http://createorwrite.blogspot.com/2017/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://www.academia.edu/17467954/ KIMIA_SEL_ELEKTROLISIS
https://www.slideshare.net/VirdhaRahma/laporan-percobaan-elektrolisis
https://id.wikipedia.org/wiki/Iodometri
Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. 2008. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta:Esis.
Lampiran