Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Elektrolisis dan Dasar Pemisahan

Penetapan Perak Dalam Logam Campuran (Alloy) Dengan Reaksi Penukaran Elektron

Disusun Oleh :

Mohammad Rian Bakari

062118055

Program Studi Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pakuan

Bogor
BAB I

Pendahuluan

1.1 Tujuan Percobaan

Mempelajari prinsip-prinsip elektro kimia aspek kuantitatif, dengan sara penetapan


kandungan perak dalam logam campuran (Alloy) dengan reaksi penkar elektron sebagai
model percobaan.

1.2 Dasar Teori

Reaksi-reaksi yang teradi dalam bahasa elektron kimia, meliputi reaksi pertukaran
electron (transfer electron) yang dikenal sebagai reaksi reduksi-oksidasi (redoks).
Berdasarkan kepada ukuran kemampuan kecendrungan melepas atau menangkap electron,
setiap unsure/senyawa memiliki nilai potensial reduksi yang berbeda-beda, relative terhadap
nilai potensial reduksi standart hydrogen. Semakin tinggi nilai potensial reduksi standart(E 0),
unsure itu akan semakin tinggi bertindak sebagai oksidator.

Ag+ + e-  Ag E0 = 0,80 volt


++ -
Cu + 2e  Cu E0 = 0,36 volt
Na+ + e-  Na E0 = -2,71 volt
Zn++ + 2e-  Zn E0 = -0,76 volt

Jika dua unsur terlibat dalam suatu reaksi kimia, maka unsure dengan E 0 lebih besar akan
tereduksi dan yang memiliki E0 kecil akan teroksidasi. Misalnya antara unsur seng dan
tembaga, seng akan teroksidasi menjadi Zn ++ dan Cu++ tereduksi menjadi Cu.

Zn + Cu++ → Zn++ + Cu

Reduksi ini tidak akan berjalan ke kiri, tetapi spontan ke kanan (kenapa?). Begitu juga
antara tembaga dan perak, reaksinya :

Cu → Cu++ + 2e- (teroksidasi)


2Ag+ + 2e- → 2Ag (tereduksi)

Reaksi keseluruhan :
Cu + 2Ag+ → 2Ag + Cu++

Reaksi ini berlangsung hampir sempurna, jumlahnya tembaga yang teroksidasi menjadi
ion Cu++ sebanding dengan jumlah ion Ag + yang tereduksi dan terendapkan sebagai kristal
perak. Dengan cara mengoksidasikan perak yang terdapat dalam logam campuran dan
melarutkannya, akan diperoleh suatu larutan yang mengandung ion perak. Sebuah batangan
tembaga murni yang dimasukkan kedalam larutan ini menyebabkan berlangsungnya reaksi
pertukaran electron yang mengakibatkan ion perak mengendap kembali dan sebagaian batang
akan melarut menjadi Cu++. Dengan menghitung bobot cu yang hilang selama reaksi
berlangsung atau menimbang bobot perak yang diterapkan, kadar perak dalam cuplikan dapat
dihitung.
BAB II

Alat dan Bahan

2.1 Alat yang digunakan

- Gelas piala 500 ml


- Pembakar busen
- Statip
- Batang pengaduk
- Neraca Analitik
- Pipet tetes
- Tabung reaksi

2.2 Bahan yang digunakan


- Contoh yang mengandung Ag
- larutan asam nitrat,HNO3 6M
- dua batang logam Cu,@ 10 cm
- Aquadest
- HCL
- Asam sulfat 0,3 M
- Air sabun
BAB III

Prosedur Kerja

3.1 Persiapan Contoh

Timbang cuplikan kurang lebih 1 gram (ketelitian 0,001 gram) dan masukkan ke dalam
gelas. Piala 250 ml yang bersih dan telah diketahui bobotnya. Timbang kurang lebih 1 gram
cuplikan standart yang telah diketahui kadar peraknya dan masukkan ke dalam gelas piala.
Kedalam gelas piala tersebut masing masukkan asam nitrat encer 6M dan panaskan diatas
nyala Bunsen hingga seluruh padatan larut. Jika pelarutan belum sempurna, tambahkan
masing-masing 5 ml asam nitrat dan panaskan kembali sampai seluruh padatan larut
sempurna.

3.2 Penghilangan Asam Nitrat

Kedalam masing-masing gelas piala cuplikan dan standart tambahkan asam sulfat 0,3 M
sebanyaknya 25 ml dan panaskan hingga terbentuk asap putih sulfur trioksida (lakukan dalam
ruangan asam).

3.3 Pengenceran Larutan

Setelah kedua gelas piala dingin, dengan hati-hati tambahkan masing-masing 125 ml air
suling dan jika perlu dengan pemanasan agar seluruh Ag25So4 yang terbentuk melarut
kembali dan kalau perlu diaduk, sehingga nampak jernih (pemanasan sampai mendidih).

3.4 Pembuatan Kumparan Tembaga

Siapkan dua potong kawat tembaga (panjang kurang lebih 10 inchi) dan buat lilitan
dengan bantuan tabung reaksi kecil, sisakan kurang lebih 1,25 inchi pada salah satu ujungnya,
kemudian timbang dengan teliti.

3.5 Pelaksanaan Reaksi Pertukaran Ion

Masukkan kedua potong kumparan tembaga ke dalam masing-masing gelas piala dan
goyang-goyangkan secara periodic. Amati kristal perak yang terbentuk, dan lanjutkan sampai
reaksi sempurna.
3.6 Pengujian Ion Ag+

Untuk memastikan reaksi sempurna atau belum, perlu diuji apakah dalam larutan masih
mengandung ion Ag+ atau tidak. Ambil kurang lebih 20 tetes larutan dan masukkan kedalam
tabung reaksi yang bersih. Tambahkan beberapa tetes HCl encer dan amati dengan seksama.
Jika terbentuk endapan putih AgCl berarti reaksi belum sempurna. Lajutkan reaksi pertukaran
ion.

Bila reaksi telah sempurna angkat kawat tembaga dan bilas dengan air suling (dengan
botol semprot) sehingga seluruh partikel perak jatuh tertukar. Jangan mengeringkan kawat
dengan pemanasan api. Kemudian timbang kedua kawat dengan teliti. Setelah seluruh perak
mengendap, dekantasikan cairan dengan hati- hati. Jika ada perak yang mengapung
tambahkan beberapa tetes larutan sabun cuci. Cuci endapan perak dengan air suling dua kali,
dan keringkan dengan nyala Bunsen sampai bobot tetap.
BAB IV

Data Pengamatan

4.1 Data Pengamatan

Perlakuan Pengamatan
Lilitan kawat tembaga (panjang + 10 cm) Larutan Cu melepaskan elektron 2e-. Larutan
dicelupkan pada larutan AgNO3 berubah warna menjadi abu – abu
+
Didiamkan beberapa menit Ag mengalami endapan dan Cu menjadi
larutan berwarna biru muda
Setelah terlihat endapan lilitan kawat tembaga menjadi endapan Ag.
Larutan berwarna biru muda

Efisiensi Reaksi
Bobot kawat tembaga awal = 10,000 gram
Bobot kawat tembaga akhir = 8,000 gram

Bobot kawat tembaga hilang = 2,000 gram

4.2 Perhitungan

 Mol tembaga :
Massa
n Cu=
Ar
2,000
n Cu= =0,0315 mol
63,5
 Mol elektron yang terlibat :
Cu(s)  Cu2+(aq) + 2e-
koefisien elektron
n elektron= x mol tembag a
koefisien tembaga
2
n elektron= x 0,0315=0,0630mo l
1
 Mol perak :
Ag+(aq) + e-  Ag(s)
koefisien perak
n Ag= x mo elektron
koefisien elektron
1
n Ag= x 0,0630=0,0630
1
 Massa Perak :
Massa = mol x Ar perak
Massa = 0,0630 x 108 = 6,804 gram
 Kadar perak :
bobot Cu 100 %
% Ag=Selisih bobot Cu x +
bobot Ag bobot contoh
8,000 100 %
% Ag=2,000 x + =24,5 %
6,804 10,000
BAB V

Penutup

5.1 Pembahasan

Pada praktikum kali ini membahas tentang Penetapan Kadar Perak Dalam Logam
Campuran Dengan Reaksi Penukaran Elektron. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mempelajari prinsip-prinsip elektro kimia aspek kuantitatif, dengan sara penetapan
kandungan perak dalam logam campuran (Alloy) dengan reaksi penukaran elektron sebagai
model percobaan. Prinsip dari percobaan ini adalah mencelupkan logam Cu kedalam
larutan yang AgNO3 agar terjadi reaksi pertukaran ion. Menurut deret volta semakin ke
kiri sebuah logam semakin mudah teroksidasi sebaliknya semakin ke kanan sebuah
logam semakin mudah tereduksi. Pada deret volta logam Cu berada lebih kiri dibanding
logam Ag yang berarti logam Cu akan teroksidasi oleh AgNO 3 menjadi Cu2+ sehingga
membuat larutan berubah menjadi warna biru kehijauan dan terdapat endapan Ag. Ini
terjadi karena saat dalam bentuk larutan Ag adalah ion Ag + dan mengalami reaksi
pertukaran dengan logam Cu yang nanti akan teroksidasi menjadi ion Cu 2+ dengan
melepas 2 buah elektoron yang akan di tangkap oleh ion Ag + dan membentuk endapan
Ag dan larutan Cu2+ yang berwarna biru kehijauan. Berikut reaksi yang terjadi :

Cu (s) + 2AgNO3 (aq)  2Ag (s) + Cu(NO3)2 (aq)

5.2 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dibahas dapat disimpulkan bahwa logam Cu lebih
mudah teroksidasi dibandingkan dengan logam Ag karena letaknya lebih ke kiri dibandingkan
dengan logam Ag. Massa Ag yang di dapat adalah sebesar 6,804 gram dan jumlah elektron
yang terlibat adalah 0,0630 mol. Melalui perhitungan didapati kadar perak adalah 24,5%

Daftar Pustaka

Haryadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia : Jakarta.

Day, R A & A L Underwood. 1983. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi 4. Erlangga : Jakarta.

Sutanto dan Ade Heri Mulyati. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Elektroanalisis
Laboratorium Kimia. Universitas Pakuan : Bogor.

Anda mungkin juga menyukai