Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTROLISIS DAN DASAR PEMISAHAN

PERCOBAAN 1

PENETAPAN PERAK DALAM LOGAM CAMPURAN (ALLOY) DENGAN


REAKSI PENUKARAN ION

Disusun oleh:

Elly Ermaridha Listian (062118002)

Kimia Ekstensi 2018

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2020
1. TUJUAN
a. Mahasiswa memahami prinsip analisis menggunakan metode
elektroanalisis.
b. Mahasiswa mampu melakukan analisis kadar Ag dan Cu menggunakan
metode elektroanalisis

2. DASAR TEORI
Reaksi-reaksi yang teradi dalam bahasa elektron kimia, meliputi reaksi
pertukaran electron (transfer elektron) yang dikenal sebagai reaksi reduksi-
oksidasi (redoks). Berdasarkan kepada ukuran kemampuan kecendrungan
melepas atau menangkap elektron, setiap unsur/senyawa memiliki nilai
potensial reduksi yang berbeda-beda, relative terhadap nilai potensial reduksi
standart hydrogen. Semakin tinggi nilai potensial reduksi standart (E 0), unsur
itu akan semakin tinggi bertindak sebagai oksidator.

Ag+ + e-  E0 E0 = 0,80 volt


Cu2+ + 2e-  Cu E0 = 0,36 volt
Na+ + e-  Na E0 = -2,71 volt
Zn2+ + 2e-  Zn E0 = -0,76 volt

Jika dua unsur terlibat dalam suatu reaksi kimia, maka unsure dengan
E0 lebih besar akan tereduksi dan yang memiliki E0 kecil akan teroksidasi.
Misalnya antara unsur seng dan tembaga, seng akan teroksidasi menjadi Zn2+
dan Cu2+ tereduksi menjadi Cu.

Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu

Reduksi ini tidak akan berjalan ke kiri, tetapi spontan ke kanan


(kenapa?). Begitu juga antara tembaga dan perak, reaksinya :
Cu → Cu2+ + 2e- (teroksidasi)
2Ag+ + 2e- → 2Ag (tereduksi)

Reaksi keseluruhan :
Cu + 2Ag+ → 2Ag + Cu2+

Reaksi ini berlangsung hampir sempurna, jumlahnya tembaga yang


teroksidasi menjadi ion Cu2+ sebanding dengan jumlah ion Ag+ yang tereduksi
dan terendapkan sebagai kristal perak. Dengan cara mengoksidasikan perak
yang terdapat dalam logam campuran dan melarutkannya, akan diperoleh
suatu larutan yang mengandung ion perak. Sebuah batangan tembaga murni
yang dimasukkan kedalam larutan ini menyebabkan berlangsungnya reaksi
pertukaran elektron yang mengakibatkan ion perak mengendap kembali dan
sebagian batang akan melarut menjadi Cu2+. Dengan menghitung bobot Cu
yang hilang selama reaksi berlangsung atau menimbang bobot perak yang
diterapkan, kadar perak dalam cuplikan dapat dihitung.

3. REAKSI

2Cu  2Cu2+ + 4e-


4H+ + O2 + 4e  2H2O
2Cu + 4H+ + O2  2Cu2+ + 2H2O

Ag+ + e-  2Ag
2H2O  4H+ + O2 + 4e-
Ag+ + 2H2O  2Ag + 4H+ + O2

4. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas piala 500 ml,
pembakar busen, statip, batang pengaduk, neraca analitik, pipet tetes dan
tabung reaksi. Sedangkan bahan yang digunakan adalah cuplikan/contoh yang
mengandung Ag, larutan asam nitrat, HNO36 M, dua batang logam Cu 10 cm,
akuades, HCl, asam sulfat 0,3 M dan air sabun.

5. PROSEDUR KERJA
5.1 Persiapan Cuplikan
Ditimbang cuplikan kurang lebih 1 gram (ketelitian 0,001 gram)
dan dimasukkan ke dalam gelas. Piala 250 ml yang bersih dan telah
diketahui bobotnya. Ditimbang kurang lebih 1 gram cuplikan standart
yang telah diketahui kadar peraknya dan dimasukkan ke dalam gelas
piala. Kedalam gelas piala tersebut masing dimasukkan asam nitrat encer
6 M dan dipanaskan diatas nyala bunsen hingga seluruh padatan larut.
Jika pelarutan belum sempurna, ditambahkan masing-masing 5 ml asam
nitrat dan dipanaskan kembali sampai seluruh padatan larut sempurna.
5.2 Penghilangan Asam Nitrat

Kedalam masing-masing gelas piala cuplikan dan standart


ditambahkan asam sulfat 0,3 M sebanyaknya 25 ml dan dipanaskan
hingga terbentuk asap putih sulfur trioksida (lakukan dalam ruangan
asam).

5.3 Pengeceran Larutan

Setelah kedua gelas piala dingin, dengan hati-hati ditambahkan


masing-masing 125 ml air suling dan jika perlu dengan pemanasan agar
seluruh Ag25SO4 yang terbentuk melarut kembali dan kalau perlu diaduk,
sehingga nampak jernih (pemanasan sampai mendidih).

5.4 Pembuatan Kumparan Tembaga

Disiapkan dua potong kawat tembaga (panjang kurang lebih 10


inchi) dan buat lilitan dengan bantuan tabung reaksi kecil, disisakan
kurang lebih 1,25 inchi pada salah satu ujungnya, kemudian ditimbang
dengan teliti.

5.5 Pelaksanaan Reaksi Pertukaran Ion

Dimasukkan kedua potong kumparan tembaga ke dalam masing-


masing gelas piala dan goyang-goyangkan secara periodic. Diamati kristal
perak yang terbentuk, dan lanjutkan sampai reaksi sempurna.

5.6 Pengujian Ion Ag+

Untuk memastikan reaksi sempurna atau belum, perlu diuji apakah


dalam larutan masih mengandung ion Ag+ atau tidak. Ambil kurang lebih
20 tetes larutan dan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang bersih.
ditambahkan beberapa tetes HCl encer dan amati dengan seksama. Jika
terbentuk endapan putih AgCl berarti reaksi belum sempurna. Lajutkan
reaksi pertukaran ion.

Bila reaksi telah sempurna angkat kawat tembaga dan dibilas


dengan air suling (dengan botol semprot) sehingga seluruh partikel perak
jatuh tertukar. Jangan mengeringkan kawat dengan pemanasan api.
Kemudian ditimbang kedua kawat dengan teliti. Setelah seluruh perak
mengendap, dekantasikan cairan dengan hati- hati. Jika ada perak yang
mengapung ditambahkan beberapa tetes larutan sabun cuci. dicuci
endapan perak dengan air suling dua kali, dan dikeringkan dengan nyala
bunsen sampai bobot tetap.

2,6 g Ag 100 %
% Ag = Selisih bobot Cu x +
63,5 gCu bobot cuplikan

Dibandingkan antara hasil dari cuplikan dan standart, dan dihitung


besaranya kesalahan Dan temukan % perak yang semestinya..

6. DATA PENGAMATAN
Bobot kaca arloji : 0,0008 gr
Bobot AgNO3 : 0,0008 + 0,85 = 0,8547 gr
Bobot kawat sebelum : 3,5229 gr
Bobot kawat sesudah : 3,4569 gr
∆Cu : 3,5229 – 3,4569 = 0,066 gr
Ar Ag : 108 gr/mol
Ar Cu : 63,5 gr/mol

7. PERHITUNGAN
Cu  Cu2+ + 2e- 2 Ag+ + 2e-  2 Ag

Ar Ag
W Ag cuplikan = × W AgNO3
Mr AgNO 3
108
= × 0,8547
170
= 0,5429 %

MassaCu
mol Cu =
Ar Cu
0,066
=
63.5
= 0,00104 mol

mol Ag = 2 × mol Cu
= 2 × 0,00104 mol
= 0,00208 mol

Massa Ag = mol Ag × Ar Ag
= 0,00208 mol × 108 gr/mol
= 0,22464 gr
0,22464
% Ag = × 100 %
0,5429
= 41,3778 %

8. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini dilakuakan penetapan kadar perak dalam logam
campuran (alloy) dengan reaksi penukaran ion. Metal Alloy adalah campuran
unsur yang mempunyai sifat-sifat logam,terdiri dari dua atau lebih unsur, dan
sekurang-kurangnya satu unsur utamanya adalah logam. Pertukaran ion adalah
proses pertukaran ion-ion dari suatu larutan elektrolit dengan ion dari zeolit.
Pertukaran hanya dapat terjadi diantara ion-ion yang sejenis dan berlangsung
dalam waktu yang sangat singkat. Pertukaran ion dapat berlangsung antara
dua elektrolit atau antara suatu larutan elektrolit dengan sebuah kompleks.
Biasanya istilah ini mengacu kepada proses pemurnian, pemisahan, dan
dekontaminasi, pada percobaan ini dimaksudkan untuk memisahkan Perak
(Ag) dari logam Aloy yang mengandung Cu.
Jika dua unsur terlibat dalam suatu reaksi kimia, maka unsur dengan E0
lebih besar akan tereduksi dan yang memiliki E0 kecil akan teroksidasi. Reaksi
penukaran ion yang berlangsung padang pedrcobaan ini adalah :
Cu + 2Ag+ → 2Ag + Cu2+
Dengan :
Cu → Cu2+ + 2e- (teroksidasi)
2Ag+ + 2e- → 2Ag (tereduksi)

Reaksi ini berlangsung hampir sempurna, jumlahnya tembaga yang


teroksidasi menjadi ion Cu2+ sebanding dengan jumlah ion Ag+ yang tereduksi
dan terendapkan sebagai kristal perak. Dengan cara mengoksidasikan perak
yang terdapat dalam logam campuran (alloy) dan melarutkannya diperoleh
suatu larutan yang mengandun ion perak. batangan tembaga murni yang
dimasukkan kedalam larutan ini menyebabkan berlangsungnya reaksi
pertukaran electron yang mengakibatkan ion perak mengendap kembali dan
sebagian batang akan melarut menjadi Cu2+. Dengan menghitung bobot Cu
yang hilang selama reaksi berlangsung atau ditimbang bobot perak yang
diterapkan, kadar perak dalam cuplikan dihitung dan didapatkan hasil kadar
Ag adalah 41,3778 %.

9. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan adalah
Pertukaran ion dapat berlangsung antara dua elektrolit atau suatu elektrolit
dengan sebuah kompleks. Pada percobaan ini yakni terjadi pertukaran ion
anatara Ag dan Cu untuk mengetahui kadar Ag pada logam campuran (alloy)
sehingga didapatkan hasil kadar Ag adalah 41,3778 %.

DAFTAR PUSTAKA

Sutanto, Ade Heri Mulyati, dan Uswatun Hasanah. 2013. Penuntun Praktikum
Elektroanaisi. Bogor:Laboratorium Kimia Universitas Pakuan.

Day RA & AL Undereood, 1983, kimia Analisa Kimia Kuantitatif, 4 th ed. A.b
Soendoro, Penerbit Erlangga, jakarta.

Dick J.G, 1973, Analytica Chemistry, McGaw-Hill, Kogashuka, Ltd

Jones M M. John T N. David OJ. James L W .1976. Laboratory Manual for


Chemistry, Man and Society. W B Saunders Co. Phipadelphia.

Haryadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia jakarta


Roth HJ & G Blacshske, 1988, Analisis Farmasi, a.b. Kisman dkk, editor Dr. Sri
wolean S, Gajah Mada University press, Yogyakarta.
TUGAS DAN PERTANYAAN

1. Logam atau unsur apa saja yang dapat menggantikan peranan tembaga dalam
analisis ini? Berikan alasannya.
Al (aluminium) atau Zn (seng) dikarenakan dapat terjadi pertukaran ion
dengan reaksi yang hampir sama

2. Mengapa sebelum reaksi pertukaran elektron berlangsung perlu terlebih


dahulu menghilangkan asam nitrat?
Karena asam nitrat dapat bereaksi dengan Cu bila tidak dihilangkan yang akan
berakibat pada hasil pertukaran ion anatara Ag dan Cu.

3. Apa yang terjadi jika kedalam gelas piala cuplikan sewaktu-waktu reaksi
berlangsung dimasukkan sepotong logam seng?
Akan terjadi reaksi spontan.

4. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan percobaan ini?


Faktor yang mempengaruhi keberhasilan percobaan ini adalah pH, kecepatan
alir, konsentrasi ion terlarut, Ttinggi / jumlah media penukar ion dan suhu.

Anda mungkin juga menyukai