KELOMPOK 2
1. Helen Soraya Sirait
2. Lezy Maidela
3. Noli Krisnanto
4. Sriwidya Hotmaria Panjaitan
IV. Metodologi
I. Alat dan Bahan
Alat
Bahan
II. Prosedur
V. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Dalam percobaan ini, praktikan melakukan verifikasi metode uji pada penentuan logam
Cu mengacu pada metode SNI 6989.6:2009 tentang Cara Uji Tembaga (Cu) secara
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) Nyala. Verifikasi metode uji didefinisikan sebagai
kegiatan atau tindakan validasi metode tetapi hanya pada beberapa karakteristik performa
saja. Verifikasi metode bertujuan untuk memastikan bahwa laboratorium yang bersangkutan
mampu melakukan pengujian dengan metode uji dengan hasil yang valid dan apakah sesuai
atau tidak dengan tujuan penggunaannya. Verifikasi metode uji dapat juga digunakan untuk
membuktikan bahwa laboratorium memiliki data kinerja karena setiap laboratorium memiliki
kondisi dan kompetensi personil serta kemampuan peralatan yang berbeda. Parameter
verifikasi metode yang di ukur antara lain linearitas, presisi (repeatability) dan MDL (Method
Detection Limit).
a. Uji Linearitas
Uji linearitas pada metode penentuan logam Cu secara SSA Nyala dilakukan dengan
menggunakan larutan standar Cu pada berbagai varian konsentrasi. Pengukuran larutan
standar dilakukan sebanyak 2 kali dengan menggunakan Atomic Absorbance
Spectroscopy (AAS) Shimadzu. Varian konsentrasi yang digunakan adalah 0,2 ppm, 0,8
ppm, 2 ppm, 4 ppm, 8 ppm, 10 ppm dan satu larutan blanko. Larutan kerja dibuat dari
larutan Cu 1000 ppm kemudian diencerkan dengan akuades pH 2. Dilakukan 2 kali
pengukuran kemudian nilai absorbansi dirata-ratakan.
Tabel 5.1 Nilai Absorbansi larutan kerja
No Konsentrasi Absorbansi
1 0 0
2 0.2 0.02305
3 0.8 0.09525
4 2 0.22265
5 4 0.44215
6 8 0.8519
7 10 0.9908
Setelah didapat nilai absorbansi vs konsentrasi, kemudian dibuat persamaan regresi
linier dengan menggunakan Excel.
1.2
1
0.8
0.6
y = 0.1003x + 0.0196
0.4 r = 0.9983
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12
b. Uji Presisi
Presisi merupakan tingkat kesaksamaan nilai beberapa hasil pengujian yang
dilakukan secara berulang-ulang. Presisi yang diuji pada verifikasi metode ini yaitu
Repeatibility (laboratorium, peralatan dan analis yang sama). Konsentrasi yang digunakan
dalam pengujian repeatibility adalah konsentrasi rendah (0,2 ppm dan0,4 ppm), konsentrasi
sedang 4 ppm, dan konsentrasi tinggi 8 ppm. Larutan-larutan ini diencerkan dari larutan
standar Cu 10 ppm dengan menggunakan air kran yang telah disaring terlebih dahulu
menggunakan kertas saring 0,45 µm. Larutan kemudian diasamkan dengan HNO3 sampai pH
2.
1. Konsentrasi rendah (0,2 dan 0,4 ppm)
Repeatibility untuk konsentrasi rendah 0,2 ppm dilakukan pengulangan
sebanyak 7 kali. Lalu mengukur absorbansi masing-masing larutan dengan
menggunakan AAS. Kurva kalibrasi yang digunakan untuk konsentrasi rendah ini
adalah dari kurva larutan kerja dengan konsentrasi 0,2 – 2 ppm. Kurva yang diperoleh
adalah sebagai berikut.
0.25
0.2
absorbansi
0.15
y = 0,1113x + 0,0018
0.1 r = 0,9995
0.05
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
konsentrasi
Gambar 5.2 Kurva kalibrasi untuk konsentrasi 0,2 dan 0,4 ppm
Menurut persamaan kurva kalibrasi di atas, di dapat persamaan y = 0.1113x +
0.0018 dengan koefisien korelasi linier (r) = 0.9995. dari persamaan regresi yang
dieroleh, maka dihitung konsentrasi masing-masing pengulangan seperti yang
terdapat pada tabel berikut.
Tabel 5.2 Repeatibility konsentrasi 0,2 ppm
NO A C terbaca C target %R Kesimpulan
1 0,0239 0,198562444 0,2 99,2812 memenuhi
2 0,0229 0,189577718 0,2 94,7889 memenuhi
3 0,0236 0,195867026 0,2 97,9335 memenuhi
4 0,0234 0,194070081 0,2 97,0350 memenuhi
5 0,0234 0,194070081 0,2 97,0350 memenuhi
6 0,024 0,199460916 0,2 99,7305 memenuhi
7 0,0215 0,176999102 0,2 88,4996 memenuhi
Rerata 0,1927 0,2 96,3291 memenuhi
SD 0,007638904
%RSD 3,965003602
0,67%CV Horwitz 9,15
%RSD≤0,67%CV Memenuhi batas keberterimaan
Horwitz 3.965<9,15 repeatabilitas
Tabel 5.3 Repeatibility konsentrasi 0,4 ppm
NO A C terbaca C target %R Kesimpulan
1 0,0426 0,366577 0,4 91,64 memenuhi
2 0,0418 0,359389 0,4 89,85 memenuhi
3 0,0418 0,359389 0,4 89,85 memenuhi
4 0,0412 0,353998 0,4 88,50 memenuhi
5 0,0415 0,356694 0,4 89,17 memenuhi
6 0,0413 0,354897 0,4 88,72 memenuhi
7 0,0416 0,357592 0,4 89,40 memenuhi
RERATA 0,3584 0,2 89,59 memenuhi
SD 0,004164
%RSD 1,16188
0,67%CV Horwitz 9,15
%RSD≤0,67%CV Memenuhi batas keberterimaan
Horwitz 1,1618<9,15 repeatabilitas
Batas keterimaan presisi dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan
% RSD dengan perhitungan % CV Horwitz. Hasil presisi dapat diterima apabila hasil
perhitungan % CV percobaan (%RSD) lebih kecil dari pada % CV Horwitz.
Berdasarkan data perhitungan pada tabel % RSD yang didapat pada konsentrasi 0,2
ppm adalah 3,9650 lebih kecil dari 0,67 % CV Horwitz. Sedangkan % RSD yang
didapat pada konsentrasi 0,4 ppm adalah 1,1618 lebih kecil dari 0,67% CV Horwitz
9,15. Maka presisi metode pengujian penentuan logam Cu memenuhi syarat.
absorbansi
0.15
y = 0,1113x + 0,0018
0.1 r = 0,9995
0.05
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
konsentrasi
Batas keberterimaan parameter MLD adalah MLD < kadar spike (0,08 ppm). Dari
tabel dapat dilihat bahwa nilai MDL < kadar spike yaitu 0,01 < 0,08, jadi MDL dapat
diterima. Selain itu, dilihat dari perbandingan nilai % RSD dengan % CV Horwitz diperoleh
nilai 6,2508 < 9,15 yang menunjukkan bahwa parameter MLD ini memenuhi syarat.
Keberterimaan MDL ini juga dapat dilihat dari perbandingan kadar spike < 10 MDL, yaitu
0,08 < 0,1 sehingga parameter ini juga memenuhi. Maka untuk semua parameter verifikasi
metode pengujian penentuan logam Cu memenuhi persyaratan.
Pada perhitungan MDL juga diperoleh LoQ sebesar 10 x SD yaitu 0,036. Artinya nilai
ini lebih kecil dibandingkan dengan metode SNI 6989.6:2009 yang menyatakan batas
terendah konsentrasi penentuan Cu adalah 0,2 ppm sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengerjaan metode ini masih dikategorikan bagus karena dapat mendeteksi lebih kecil dari
standar SNI yaitu 0,036 ppm.
Pada parameter MDL diperoleh % R dibawah 85%. Jika mengacu pada SNI
6989.6:2009 maka % R untuk parameter ini tidak memenuhi. Hal ini disebabkan oleh karena
konsentrasi yang digunakan sangat kecil yaitu 0,08 ppm sudah jauh di bawah batas terendah
konsentrasi yang dapat diuji metode sesuai SNI yaitu 0,2 ppm.
VI. Kesimpulan
Dari hasil percobaan verifikasi metode penentuan logam Cu dalam sampel air didapat
kesimpulan sebagai berikut :
1. Linearitas metode memenuhi syarat karena nilai koefisien koelasi (r) yang diperoleh
lebih besar dari 0,995, yaitu 0,9983.
2. Repeatibility metode untuk konsentrasi rendah (0,2 dan 0,4 ppm), sedang (4 ppm),
dan tinggi( 8 ppm) memenuhi syarat karena nilai % RSD yang diperoleh untuk
masing-masing konsentrasi lebih kecil dari nilai % CV Horwitz. % RSD untuk
konsentrasi 0,2; 0,4; 4; dan 8 ppm berturut-turut yaitu 3,965 ; 1,1618 ; 0,6080 ; dan
0,7272 dan semuanya lebih kecil dari pada % CV Horwitz 9,15.
3. Parameter MDL penentuan logam Cu memenuhi syarat karena nilai MDL perhitungan
lebih kecil dari kadar spike yaitu 0,01 < 0,08. Dilihat dari perhitungan MDL juga
diperoleh LoQ sebesar 0,036 ppm yang berarti bahwa metode masih dapat melakukan
pembacaan untuk konsentrasi dibawah 0,2 yang ditetapkan oleh SNI 6989.6:2009.