SCANNER/DENSITOMETER
Analisis Kualitatif
• Analisis kualitatif hanya dapat dibandingkan waktu
retensinya, atau dilakukan penyarian dari bercak setelah
dielusi, dan kemudian diuji secara spektroskopi.
• Tetapi adanya densitometer, spektrogramnya dapat diuji.
Sinar mono
Intensitas Serapan
kromatis
Profil spektrogram
`
Bercak
HPTLC Plate
Perbedaan TLC dan HPTLC
TLC HPTLC
10 - 25 µm 5 - 7 µm
Plate particle size:
Separation distance: 100 - 150 mm 60 mm
Development time: 30 - 200 min 3 - 20 min
Application: manual automated/semi-
automated
Development: manual automated
Derivatization: spraying dipping
Analysis data: no documentation fully documented
Quantitative analysis: no yes
Environment: no control no problems
Resolution: often poor very good
Procedure: flexible fully standardized
Reproducibility: impossible highly attainable
cGMP Compliant: usually not YES!!
Thin Layer chromatography (TLC)
Compound R1 R2
1. Physcion H OCH3
2. Chrysophanol H H
3. Emodin H OH
4. Chrysophanol Glc H
Glycoside
TLC Linomat
TLC Scanner
TLC Chamber
TLC Visualizer
Penotol
• Penotolan
Pipa kapiler
Totolan
Totolan manual.
11
Chamber
10 ml
25 ml
Chamber
Tempat elusi
Bercak
Cairan elusi
13
TLC Scanner
HASIL SCANNING SATU
BERCAK
Scanning senyawa yang berbeda
Digunakan metode:
• Satu persatu dgn pjg gelombang serapan maksimumnya.
• Cara serentak, dgn menggunakan pjg gelombang yang dapat
dimiliki oleh semua senyawa.
Hasil Rekaman
• Hasil
• Scanning tiap bercak dengan lambda berbeda
19
• Scanning serentak beberap puncak/bercak
20
MENGHITUNG WAKTU RETENSI
Rf = a/c (cm)
b/c (cm)
Arah scanning
TLC visualizer
Contoh 1
• Analisis golongan tetrasiklin, dengan fase diam : seluluse F,
Fase gerak : larutan MgCl2 0,25 M. (Nornendy, 1993).
. . . . . . . . . . .
0;0 0.1 0.2 0,3 0.4 0.5 0.6 0.7 08 0.9 1.0
Kromatogram tetrasiklin dan turunannya dilihat dibawah sinar
UV, 366 nm
1. Isotetrasiklin Rf =0,02 (coklat),
2. Anhidroterasiklin Rf=0,3(merah-ungu)
3. Terasiklin HCl Rf =0,73 (merah ungu)
24
24
TETRASIKLIN
H3C CH 3
N
H3C CH 3
OH
7 6 5 4
8 3
D C B A
9 2 O
10 11 12 1
C
Tetrasiklin OH O
C22H24N2O8
OH
OH
O
sda
NH 3
• Gambar
N(CH3)2 H3C N(CH3)2 H3C N(CH3)2
H3C OH
OH OH OH
O
CONH2
OH O OH OH O
OH O
Anhidro Tetrasiklin Iso Tetrasiklin
Tetrasiklin NH2
HO SO3Na
-N=N- CH3
HC -N=N- -N=N-
CH3
SO3Na HO
Pomceo Kuning AB
Kuning no.3
Tartrazin CH3 SO3Na
NH2
SO3Na -N=N- Na O3S -N=N- -OH
27
27
Analisis Kualitatif
. . . . . . . . . . .
0;0 0.1 0.2 0,3 0.4 0.5 0.6 0.7 08 0.9 1.0
Kromatogram zat warna lipstik
1. Tartasin Rf =0,12 (merah muda)
2. Kuning AB Rf= 0,48 (kuning)
3. Kuning OB Rf =0,67 (kuning hijau)
4. Oranye I C, Rf=0,88 (putih)
5. Poncou SX, Rf=0,98 (kemerahan)
Penjelasan Zat Warna
• Cx = Ax / Ap x Cp
• Cx = 45,73/98,76 x 100
• Cx = 46,30 ppm
Contoh soal
• Untuk menguji tetrasiklin yang tidak mengalami degradasi digunakan cara analisis
dengan KLT
• Dibuat kurva baku hubungan kadar (mcg/ml) dan luas puncak (mV).
53
Kurva regresi liniar normal
Y= 2.396 X + 1.097
38
38
Aplikasi regresi linear
• Persamaan kurva kromatogram yang didapat pada
pengamatan tetrasiklin mempunyai persamaan regresi
linier sebagai berikut:
• Y = 0,513 X + 1,487 , R= 0,9996
• Contoh menghitung:
Misal luas puncak pada sampel 24,487 mV,
Maka harga X :
X = (24,487-1,487): 0,513
= (23)x 0,513
=44,834 mcg/ ml
39
Untuk analisis kuantitatif zat warna tidak discanner tetapi
bercak disari kemudian diencerkan etanol, dan
diencerkan sampai 5,0 ml.
40
Yang perlu Diperhatikan Dalam uji
Kuantitatif
c. Kerupuk unyil
A. Data Luas Area di bawah kurva kerupuk ketela:
1. Standar Rhodamin B
Kadar (mg/100ml) Luas Area (milivolt)
0,005 0,7092
0,015 0,8493
0,030 0,8582
0,060 2,8790
0,090 3,2248
0,120 4,5278
51