NRP : 123020169
Kelas : TP-D
TENTANG WARNA
Variasi warna adalah bentuk variasi panjang gelombang radiasi elektromagnetik.
Suatu bahan akan menyerap atau memantulkan sinar cahaya berbagai panjang
gelombang secara berbeda-beda, tergantung warnanya. Warna adalah spektrum tertentu
yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna
ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Panjang gelombang warna yang masih
bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer.
Dengan demikian pengukuran dapat dilakukan menggunakan cahaya tunggal
(monochromatic) berbagai panjang gelombang (spectrophotometry). Spektrum cahaya
nyata (visible light) pada umumnya dibagi dalam delapan interval berdasarkan
karakteristik warnanya (Purwakarta, 2005). Pembagian spektrum warna dapat dilihat
pada gambar 1.
memiliki nilai bobot negative dari ketiga komponen warna dasar tersebut (Suhendra,
2011).
Menurut Suhendra (2011), pada tahun 1931 Commission Internationale
delEclairage (CIE) mendefinisikan tiga standar komponen warna utama: X, Y dan Z
yang dapat ditambahkan untuk membentuk semua kemungkinan warna. Warna utama Y
dipilih sedemikian rupa sehingga fungsi kecocokan warnanya secara tepat mencocokkan
fungsi luminous efisiensi mata manusia berdasarkan penjumlahan ketiga warna seperti
pada gambar 4.
yaitu besaran nilai pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada panjang
gelombang yang mendominasi dan kejenuhannya, tidak tergantung pada kecerahan.
Dari data pengukuran menggunakan alat ukur warna misalnya, nilai kromasiti dapat
dihitung atau dinormalkan dengan cara sebagai berikut:
Karena x + y + z = 1, hanya dua nilai yang perlu dinyatakan dan yang ketiga
segera dapat diketahui dengan cara menghitungnya, karena jumlah ketiganya sama
dengan satu. Oleh karena itu, sebuah warna kemudian dapat dinyatakan dengan dua
nilai kromasiti, x dan y dan nilai kecerahan Y. nilai kromasiti x dan y mewakili
komponen warna yang bebas terhadap kecerahan warna. Jadi dua buah warna, hijau
muda dan hijau tua dapat terlihat berbeda tapi sebenarnya kedua warna tersebut
mempunyai bentuk spektrum panjang gelombang yang relatif sama.
Sistem Warna Hunter (Lab)
Sistem warna Hunter dikembangkan oleh Hunter tahun 1952. Pengukuran warna
dengan metode ini jauh lebih cepat dengan ketepatan yang cukup baik. Pada sistem ini
term penilaian terdiri atas 3 parameter yaitu L, a dan b. Lokasi warna pada sistem ini
ditentukan dengan koordinat L, a, dan b. Notasi L*: 0 (hitam); 100 (putih)
menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan warna akromatik putih, abu-abu dan
hitam. Notasi a*: warna kromatik campuran merah-hijau dengan nilai +a* (positif) dari
0 sampai +80 untuk warna hijau. Notasi b*: warna kromatik campuran biru-kuning
dengan nilai +b* (negatif) dari 0 sampai -70 untuk warna biru (Suyatma, 2009).
Nilai L dalam pengukuran ini langsung dapat dibandingkan dengan nilai Y pada
CIE system atau value pada system Munsell. Nilai-nilai pengukuran pada sistem Hunter
bisa dikonversikan ke x, y dan z pada system CIE.
manusia
luminance (pencahayaan)
dengan menggunakan
dan
dan
tiga
komponen
b sebagai
dimensi
yaitu
L sebagai
warna
yang
konversi
model warna RGB kemodel warna Lab terlebih dahulu dilakukan proses konversi model
warna RGB ke CIE XYZ. Tahap selanjutnya baru dilakukan konversi model warna CIE
XYZ ke CIE Lab. Di bawah ini adalah rumus standar untuk konversi linier RGB ke
CIE XYZ (Plataniotis dan Venetsanopoulos, 2000):
Sedangkan berikut adalah rumus konversi dari CIE XYZ ke CIE Lab (Plataniotis
dan Venetsanopoulos, 2000):
Karena keseragaman skala pada ruang warna CIE LAB maka perbedaan persepsi
warna dapat dirumuskan dengan sederhana pula:
Pengaruh nilai perbedaan warna tersebut dapat dilihat seperti tabel di bawah ini:
Perbedaan Warna
Pengaruh
E
< 0,2
tidak terlihat
0,2 - 1,0
sangat kecil
1,0 - 3,0
kecil
3,0 - 6,0
sedang
> 6,0
besar
Istilah populer untuk perbedaan warna:
Perbedaan komponen
L*
a*
b*
E*