Anda di halaman 1dari 3

Nama : Devita Utami Mardiani (171424008)

Kelas : IA TKPB

Pada praktikum kali ini adalah pembuatan senyawa kompleks tembaga (II) Sulfat
Pentahidrat atau CuSO4.5H2O dari limbah kabel. Dalam praktikum ini juga bertujuan juga
untuk menentukkan kadar air sesungguhnya dalam senyawa tersebut. Proses sintesis ini
menggunakan bahan air yang berfungsi untuk pencuci dalam pembentukkan kristal agar
kristal yang dihasilkan lebih banyak, larutan HNO3 berfungsi sebagai pelarut dalam
pembentukkan senyawa tersebut, dan larutan H2SO4 yang berfungsi sebagai pereaksi agar
membentuk CuSO4.
Ketika semua bahan dicampurkan lalu dipanaskan dan proses pengadukan dengan
tujuan untuk mempercepat proses reaksi. Selain itu, tujuan dari pemanasan ini adalah
untuk memperbesar hasil kali dari ion-ionnya dan memperkecil harga hasil kali
kelarutannya (Ksp), sehingga hal ini dapat membentuk endapan kristal, dengan proses
pengadukan akan timbul asap atau gas NO2 berwarna coklat tua yang merupakan hasil
dari reaksi kimia yang terjadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa tembaga yang
dimasukkan dalam larutan tersebut mulai melarut sedikit demi sedikit sampai uap tidak
ada lagi. Jika pada proses masih gas berwarna coklat memungkinkan bahwa kadungan
tembaga tidak murni dan banyak pengotornya sehingga sulit untuk melarut, tetapi pada
saat percobaan tembaga yang digunakan murni sehingga tidak ada residu yang tersisa.
Reaksi yang terjadi adalah

Cu + 4HNO3 --> 3Cu(NO3)2 + 2 NO2 + 4 H2O

Didapatkan hasil kristal CuSO4.5H2O berwarna biru dengan bentuk bongkahan


kecil seperti batu yaitu tembaga (II) sulfat yang mengandung air atau hidratnya dengan
massanya adalah 19,33 gram sedangkan setelah dikeringkan kristal berubah warna
menjadi agak memutih karena memang pada unsurnya tembaga (II) sulfat anhidrat itu
berwarna putih dengan massa yang didapat adalah 12,37 gram. Reaksi yang terjadi pada
proses sintesis ini adalah

Cu2+ + H2SO4 + 2HNO3 + 5H2O CuSO4.5H2O + 2NO2

Jika dihitung massa CuSO4.5H2O sesuai teoritis adalah 27,45 gram. Perhitungan
hasil yield atau rendemennya sebesar 70,42%.

Semakin besar konsentrasi pelarut semakin besar bentuk kristalnya yaitu seperti
bongkahan batu-batu. Variabel yang berpegaruh dalam praktikum ini adalah suhu,
konsentrasi larutan, waktu proses, kadar dari tembaganya dan kecepatan dalam
pengukuran proses senyawa tersebut.

Pada perhitungan kadar air dalam senyawa CuSO4.5H2O didapatkan hasil kadar air
yang hasilnya adalah
Berat H2O = Berat CuSO4.5H2O sebelum dikeringkan – setelah dikeringkan
= 19,33 gram – 12,37 gram
= 6,96 gram

Sehingga dapat diketahui koefisien dari airnya sendiri dengan cara:


Mol CuSO4 : mol H2O = 1 : X
12,37gram 6,96 gram
: =1:X
160 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 18𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
0,077 mol : 0,38 = 1 : X
X=5

Sehingga jika dihitung dengan perbandingan mol antara koefisien air dan CuSO4
didapatkan koefisien airnya adalah 5 yaitu menjadi CuSO4.5H2O.

Menjawab pertanyaan mengenai apakah mungkin terjadi kristal jika lewat batas
jenuh dan jawabannya adalah iya, karena menurut teori kristalisasi, kristal terbentuk dari
larutan lewat jenuh (supersaturated) yang melalui dua langkah, yaitu :

1. nukleasi, pembentukan inti kristal.

2. pertumbuhan kristal.
KESIMPULAN

Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :


1. Pembuatan tembaga (II) sulfat penta hidrat (CuSO4.5H2O) dapat dilakukan
dengan mereaksikan logam tembaga (Cu) dengan asam sulfat pekat
(H2SO4), asam nitrat (HNO3), serta air.
2. Massa kristal yang diperoleh pada percobaan ini adalah 19,33 gram (dalam
keadaan basah) dan 12,37 gram gram ketika sudah mengalami proses
pengeringan selama 24 jam.
3. Didapatkan yield kristal CuSO4.5H2O sebesar 70,42%.
4. Pada analisis kadar air dalam kristal didapatkan dari perbandingan
koefiesien dan mol air dengan CuSO4. Sehingga diperoleh x dalam
CuSO4.xH2O adalah 5 menjadikannya menjadi CuSO4.5H2O
5. Besar atau kecilnya bentuk Kristal dipengaruhi oleh konsentrasi pelarut,
semakin besar konsentrasi pelarut semakin besar bentuk kristalnya yaitu
seperti bongkahan batu-batu.

Anda mungkin juga menyukai