Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS ORGANIK ANORGANIK

SINTESIS SENYAWA KOMPLEKS CuSO4.5H2O DARI LIMBAH


KABEL
Pembimbing : Ir. Endang Kusumawati, MT

Kelompok 1
Alifah Nur Astari (171411034)

1B D3-TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BANDUNG
2018
TABEL PENGAMATAN DATA

NO PERCOBAAN PENGAMATAN
1 30 ml air + 11,9 ml H2SO4 pekat Berasap dan hangat
dimasukan ke gelas beaker 250 ml
2 7 gram tembaga (limbah kawat) Hangat masih berasap
dimasukan ke beaker
3 17,5 ml HNO3 dimasukan dengan hati – Larutan menjadi biru, berbusa, panas
hati
4 Larutan dipanaskan, diaduk (sampai Tembaga larut dalam larutan
volume ½ dari volume awal)
5 Larutan disaring saat masih panas Terpisah antara residu dan filtrat
6 Filtrat disimpan di lemari asam 2 hari Terdapat endapan berupa serbuk biru
mengkilap
7 Kristal didekantasi lalu ditimbang Mendapat kristal utuh dan beratnya

PENGOLAAN DATA
1. Menghitung rendemen CuSO4.5H2O
Diketahui : Massa Cu = 7 gram
Massa Kristal = 11.32 gram
BA Cu = 63,55 g/mol
BM CuSO4 . 5H2O = 248,55 g/mol
Ditanya : Rendemen = ... %
Jawab :
Reaksi :
Cu2+ + SO4 2- + 5H2O → CuSO4.5H2O
mol CuSO4.5H2O = mol Cu = 0,11 mol
Massa CuSO4.5H2O = mol CuSO4.5H2O x BM CuSO4.5H2O
= 0,11 x 249,55
= 27, 4505
Presentasi Hasil = [CuSO4.5H2O gram/massa CuSO4.5H2O teoritis] x 100%
= [11,32 : 27, 4505] x 100% = 41,24%
2. Menghitung kadar air dalam Kristal CuSO4.xH2O
Berat cawan + Kristal = 34,73gram mol CuSO4 : mol H2O
Berat Kristal = 8,97gram = 1 : x
Berat Kristal kering = 5,73gram 5,73 : 3,24 = 1:x
g g
Berat air = 3,24gram 160 /mol 18 /mol
0,0358 : 0,180 = 1:x
x = 0,180
0,358
x = 5,03

REAKSI YANG TERJADI


1) H2SO4 + H2O(l) → H3O+(aq) + HSO4-(aq)
2) 3Cu(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)
3) 2Cu + 2H2SO4 + O2(g) → 2CuSO4 + 2H2O(I)
4) Cu2+ + 3H2O + H2SO4 + 2HNO3 → CuSO4.5H2O + 2NO2

PEMBAHASAN
Pada percobaan sintesis kristal CuSO4.5H2O, kristal CuSO4.5H2O dibuat dari
tembaga yang dilarutkan oleh asam nitrat sebagai oksidator dari tembaga agar ia dapat bereaksi
dengan asam sulfat. roses pembuatannya secara rekristalisasi, yaitu ketika kristal sudah
terbentuk, kristal tersebut dilarutkan lagi dengan aquades,untuk selanjutnya didiamkan hingga
terbentuk kristal kembali ini ditujukan agar kristal yang terbentuk lebih murni.

Penambahan asam nitrat pekat ini menyebabkan larutan menjadi berwarna biru keruh
serta terdapat uap berwarna coklat. Logam Cu yang akan dipergunakan harus dipotong menjadi
lebih kecil sehingga luas permukaan yang lebih besar agar lebih mudah larut
Persamaan reaksi kimia :
3Cu(s) + 8 HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)

Bersamaan dengan reaksi tersebut berlangsung, timbul gelembung-gelembung kecil,


terjadi perubahan warna pada larutan Cu(NO3)2 yaitu berwarna biru terang.

Gas yang dikeluarkan pada dasarnya adalah gas NO yang tidak berwarna, namun pada
percobaan ini gas yang dihasilkan berwarna cokelat, karena gas NO sangat reaktif terhadap
oksigen membentuk gas NO2 yang berwarna cokelat, terdapat endapan dan berasap, menurut
persamaan reaksi:

2NO(g) + O₂(g) → 2NO₂(g)

Tidak hanya timbulnya gas NO2, dan terjadi perubahan warna saja, namun fakta lain
yang dapat dilihat bahwa larutan asam nitrat dan logam Cu telah bereaksi adalah terjadinya
perubahan suhu. Perubahan suhu ini ditandai dengan gelas beker yang semakin hangat pada
saat mengalami reaksi, dan adanya uap air disekitar gelas beker. Fakta lain yang dapat
membuktikan bahwa terjadi reaksi yaitu timbulnya bau yang baru disebabkan oleh adanya gas
NO dan larutan Cu(NO3)2 yang memiliki bau yang sangat pekat. Larutan yang telah
ditambahkan beberapa senyawa tadi, selanjutnya dipanaskan dengan tujuan untuk
mempercepat proses reaksi. Selain itu, tujuan dari pemanasan ini adalah untuk memperbesar
hasil kali dari ion-ionnya dan memperkecil harga hasil kali kelarutannya (Ksp), sehingga hal
ini dapat membentuk endapan kristal. Kristal yang terbentuk inilah yang dinamakan tembaga
(II) sulfat.
Persamaan reaksi yang secara lengkapnya adalah sebagai berikut:
Cu + 3H2O + H2SO4 + 2HNO3 → CuSO4 + 5H2O + 2NO2

Untuk memisahkan filtrat dengan endapan (zat pengotor) maka dilakukan penyaringan.
Penyaringan tidak dilakukan ketika larutan telah dingin, melainkan dilakukan saat larutan
tersebut masih panas. Hal ini ditujukan agar zat pengotor terpisah dan tidak ikut tersaring.
Selanjutnya, filtrat yang telah disaring didiamkan selama dua hari untuk mendapatkan kristal
dari tembaga (II) sulfat.

Pada proses pembentukan kristal pertama diperoleh massa kristal sebesar 11,32 gram
dan diperoleh rendemen sebesar 41,24 %. Agar kristal yang diperoleh memiliki kemurnian
yang lebih tinggi maka dilakukan rekristalisasi. Pada saat rekristalisasi, dperoleh kristal dengan
massa 5,73 gram. Setelah direkristalisasi, kristal dikeringkan sehingga diperoleh massa
3,24gram. Sehingga diperoleh nilai x sebesar 5,03 atau dibulatkan menjadi 5.

KESIMPULAN
1. Kristal yang terbentuk merupakan hasil reaksi dari:
Cu2+ + 3H2O + H2SO4 + 2HNO3 → CuSO4.5H2O + 2NO2
2. Kristal CuSO4.5H2O merupakan kristal berwarna biru tua
3. Rendemen yang diperoleh ialah 41,24%
4. Jumlah hidrat hasil percobaan ialah 5,03 atau dibulatkan menjadi 5

DAFTAR PUSTAKA

Christina. 2017. Laporan Pembuatan CuSO4.5H2O.

https://christina39.wordpress.com/2017/03/10/laporan-pembuatan-cuso4-5h2o/.

diunduh tanggal 22 Februari 2018.

Damanik, Lilis Fitri Handayani. 2016. Kristalisasi.

https://lilisfitri.wordpress.com/2016/04/13/kristalisasi/. diunduh tanggal 23 Februari

2018.

Gultom, Yohanes. 2012. Tembaga (II) Sulfat Hidrat.

http://gultomyohannes.blogspot.co.id/2012/01/tembaga-ii-sulfat-hidrat.html

diunduh tanggal 22 Februari 2018.

Shevla, G. 1990. Analisis Organik Kualitatif Makro Dan Semimakro. Jakarta: PT. Kalman

Media Pustaka

Anda mungkin juga menyukai