Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN DAN PEMURNIAN KALIUM BIKROMAT

Nama : Alya Maharani Irliana

NPM : 200656535994

Asisten : Fiqih Arafah Rakhman

Rekan : 1. Hasan Maulana Ibrahim

2. Dianyra Azzahra

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

2021
A. Data Pengamatan
Perlakuan Hasil Pengamatan
Campuran didinginkan didalam bak es Diperoleh larutan tak berwarna dan
endapan putih
Larutan didekantasi, disaring, dan Terbentuk kristal putih
didinginkan, kemudian dicuci dan
dikeringkan
Kristal dipanaskan dalam oven Berat kristal sebelum : 3,64 gram
Berat kristal setelah : 3,05 gram
1,28 gram Dititrasi dengan NaOH Warna larutan menjadi ungu pucat
endapan (dengan indikator PP) Volume NaOH = 37,7 mL (TE 1)
dilarutkan Dititrasi dengan NaOH Warna larutan menjadi jingga kemerahan
dalam (dengan indikator MO) Volume NaOH = 0,4 mL (TE 2)
100mL Dititrasi dengan larutan Warna larutan menjadi kuning-jingga
aquades standar KMnO4 0,02 M Volume KMnO4 = 0,2 mL

Menggunakan perbandingan jumlah mmol dari setiap spesinya, dapat diperoleh


H+ : K+ : C2O42- : H2O
Y : X : Z : n
i. Menetukan nilai n
Berat H2O = berat Kristal basah – berat Kristal kering
= (3,64-3,05) gram = 0,59 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐻2 𝑂 0,59 𝑔𝑟𝑎𝑚
Sehingga n = = 18 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 = 0,03278 mol = 32,78 mmol
𝑀𝑟
ii. Menentukan nilai Y
TE 1 = V1 NaOH (PP) = 37,7 mL
Y = Mmol H+ = V1 x M NaOH = 37,7 mL x 0,1 M = 3,77 mmol
iii. Menentukan nilai X
TE 2 = V2 NaOH (MO) = 0,4 mL
X = Mmol K+ = V2 x M NaOH = 0,4 mL x 0,1 M = 0,04 mmol
iv. Menentukan nilai Z
Nilai Z dapat diperoleh dari data hasil titrasi larutan yang telah diasamkan
kemudian dititrasi menggunakan KMnO4
Persamaan reaksi = 16H+ + 5C2O4 ++ 2MnO42- → 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O
5 5
Z = mmol C2O42- = 2 × 𝑉𝐾𝑀𝑛𝑂4 × 𝑀𝐾𝑀𝑛𝑂4 = 2 × 0,2 × 0,02 = 0,01 mol
Diperoleh perbandingan sebagai berikut :
H+ : K+ : C2O42- : H2O
Y : X : Z : n
3,77 : 0,04 : 0,01 : 32,78
377 : 4 : 1 : 3278
B. Pembahasan
1. Pembentukan Kristal
Percobaan kali ini bertujuan untuk memperoleh kristal dengan rumus empiris
[𝐾𝑥𝐻𝑦(𝐶2O4 )𝑧.𝑛𝐻2𝑂] dengan mereaksikan larutan asam oksalat, 𝐻2𝐶2𝑂4 dan
larutan garamnya, 𝐾2𝐶2𝑂4.
Kristal K2CO4 dilarutkan dalam aquades dan kristal putih H2C2O4 di dalam
aquades panas. Hal ini dilakukan karena asam oksalat tersebut mempunyai
kelarutan rendah dalam air sementara K2CO4 mempunyai kelarutan yang cukup
besar. Setelah larut sempurna, kedua larutan dicampur sambil diaduk dalam bak es
hingga terbentuk endapan. Ketika suhu rendah, molekul-molekul akan bergerak
lebih lambat dan mempermudah pembentukan kristal.
Selanjutnya dilakukan rekristalisasi dengan melarutkan kembali kristal
dalam pelarut dengan bantuan air mendidih. Rekristalisasi dilakukan untuk
mendapatkan kristal yang lebih murni. Karena kristal merupakan campuran kalium
oksalat dan asam oksalat, digunakan air mendidih supaya larut sempurna.
Larutan kemudian didinginkan dan endapannya disaring. Kristal kemudian
dicuci dengan etanol. Etanol digunakan untuk menghilangkan air dan pengotor-
pengotor polar juga karena etanol mudah menguap, sehingga dapat membantu
pengeringan kristal. Kristal lalu dikeringkan di dalam oven pada suhu 110°C
sehingga air yang terhidrat akan terlepas dari kristal menjadi uap air.
2. Penentuan jumlah ion H+ dalam garam [KxHy(C2O4)z.nH2O]
Sebagian kristal diambil dan dilarutkan dalam labu ukur 100 mL dan
diencerkan dengan aquades sampai tanda batas. Larutan yang telah homogen
dipipet sebagian dan di pindahkan ke dalam labu Erlenmeyer.
Ditambahkan indikator PP kedalam erlenmeyer sebagai indikator titrasi. Dari
titrasi ini didapatkan TE 1 yang digunakan untuk menentukan jumlah ion H+.
Kemudian ditambahkan indikator metil jingga (MO) dan dititrasi hingga titik
ekuivalen (perubahan warna larutan menjadi jingga kemerahan). Dari titrasi ini
didapatkan titik ekivalen ke-2 (TE 2), yang digunakan untuk menentukan jumlah
ion K+.
Dari percobaan didapat jumlah ion H+ dan K+ berturut-turut sebesar 3,77
mmol dan 0,04 mmol. Adanya dua nilai TE ini disebabkan karena kristal yang
terbentuk merupakan hasil gabungan kristal H2C2O4.H2O dan K2C2O.H2O
sehingga terdapat dua kemungkinan komposisi kristal yaitu kristal tersebut
mengandung H2C2O4 dan KHC2O4 atau mengandung KHC2O4 dan K2C2O4.
3. Menentukan jumlah ion oksalat dalam [KxHy(C2O4)z.nH2O]
Selanjutnya jumlah ion oksalat ditentukan dengan titrasi larutan KMnO4
yang sudah distandarisasi. Ditambakan H2SO4 untuk memberi suasana asam. Ion
oksalat merupakan standar primer yang baik untuk permanganat dalam suasana
asam. Jumlah mol Ion oksalat ditentukan dengan mengukur volume KMnO4 yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi C2O42- secara sempurna. KMnO4 akan
mengoksidasi C2O42- yang dalam suasana asam akan menghasilkan CO2 dengan
persamaan reaksi:
16H+ + 5C2O42- + 2MnO42- → 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O
Dari reaksi ini jumlah mol ion oxalate dalam sampel dapat tentukan dengan
rumus:
mol C2O42- = (V x M) x 5/2
V= volume KMnO4 digunakan bereaksi dengan C2O42-
M = molaritas dari larutan KMnO4.
C. Kesimpulan
1. Garam rangkap KXHY(C2O4)Z dapat dibuat dengan mereaksikan sejumlah
larutan asam oksalat, H2C2O4 dan larutan garamnya, K2C2O4.
2. Mol ion 𝐻+ dan 𝐾+ ditentukan melalui titrasi asam-basa dengan larutan 𝑁𝑎𝑂𝐻
yang sudah terstandarisasi, menggunakan indikator phenolphthalein dan metil
orange.
3. Jumlah ion oksalat dapat ditentukan dengan titrasi permanganometri menggunakan
larutan 𝐾𝑀𝑛𝑂4 yang sudah terstandarisasi.
4. Kristal yang terbentuk dari hasil pendinginan pertama umumnya akan mempunyai
bentuk yang lebih kasar dan kurang sempurna karena pertumbuhan kristalnya
terganggu.
5. Dilakukan rekristalisai untuk mendapatkan kristal yang lebih murni
6. Timbulnya dua nilai TE karena ada dua kemungkinan komposisi kristal yaitu
kristal tersebut mengandung H2C2O4 dan KHC2O4 atau mengandung KHC2O4
dan K2C2O4.
D. Daftar Pustaka
Sihombing, Riwandi. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Logam Non Logam. Depok:
FMIPA UI
Shriver, D., Weller, M., Overton, T., Armstrong, F., & Rourke, J. (2014). Inorganic
Chemistry (6th ed.). W. H. Freeman
Wilkinson, Cotton. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.

Anda mungkin juga menyukai