Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Kimia Anorganik 1

Percobaan Praktikum ke-1

Mempelajari Pembuatan Garam Kompleks Tetraamin Copper (II) Sulfat


Monohidrat

Oleh :
Nama : Angela Fransischa Pasimanyeku
NPM : 03291911070
Kelas : IIIA
Kelompok : V ( Lima)

Dosen Pengampu :
Dr.Muliadi,S.Si.,M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2020
I. Tujuan
Mempelajari pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (II)
monohidrat.

II. Tinjauan Pustaka


Beberapa senyawa yang dikristalkan dari arutan airnya, Kristal ionnya
memebentuk hidrat. Hidrat merupakan zat yang rumus molekulnya mengandung
sejumlah molekul air. Pada hidrat CuSO4. 5H2O empat molekul H2O
berhubungan dengan tembaga ion kompleks [Cu (H2O)4]2+ dan yang
kelimadengan SO42- melalui ikatan hydrogen. Kemungkinan lain untuk
membentuk hidrat ialah bahwa molekul air dapat bergabung dengan posisi
tertentu pada Kristal pada tetapi tidak berhubungan dengan kation dan aion
tertentu. (Petrucci, 1985: 202).
Senyawa hidrat adalah senyawa yang mengandung molekul air dalam
struktur kimianya. Hidrat biasanya terjadi pada padatan ionic seperti NaCl,
CuSO4. Hal ini dikarenakan pada strukturnya tidak stabil dan untuk
menstabilkannya diperlukan air H2O (UIN Alaudin Makasar. 2012).
Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri dari satu atom ion pusat dan
sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom ion pusat itu. Atom pusat ini
ditandai oleh bilangan koordinasi, bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruang
yang tersedia sekitar atom atau ion pusat dalam apa yang disebut bulatan
koordinasi, yang masing masingnya dapat dihuni satu ligan (monodentat)
(Shevla, 1990)
Logam tembaga merupakan logam merah muda yang lunak, dapat ditempa
dan liat. Tembaga dapat melebur pada suhu 1038oC. Karena potensial
elektrodanya positif (+ 0,34 V) untuk pasangan Cu / Cu2+ tembaga tidak larut
dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen
tembaga bisa larut (Shevl,1990).

Ion logam tembaga di alam digunakan dalam banyak reaksi-reaksi kimia


termasuk penggunaan oksigen. Tembaga dapat dengan mudah mengalami reaksi
redoks dengan satu elektron dan mampu menghasilkan sebuah kation donor
π,Cu+, yang mana tidak radikal. Oleh karena itu, tembaga sangat penting dalam
pengikatan dioksigen juga dalam aktivasidioksigen. Tingkat oksidasi Cu lebih
tinggi tidak dapat dimanfaatkan, hanya tingkat oksidasi Cu+dan Cu2+ yang penting
dalam sistem biologi. Tembaga dalam metalloprotein dan metaloenzim memegang
peranan dalam protein hanya melalui ligan rantai sampingnya (ligan donor N, O,
atau S). Tembaga dalam sistem biologi muncul relatif lambat dalam evolusi
darikehidupan. Dengan berjalannya waktu, organisme menggabungkan tembaga
dalam sistemnya, dengantelah mengembangkan sistem protein tersebut menjadi
kompleks (Imeng,2013).

Pembentukan senyawa kompleks koordinasi ialah perpindahan satu atau


lebih pasangan elektron dari ligan ke ion logam, maka ligan bertindak sebagai
pemberi elektron dan ion logam sebagai penerima elektron. Akibat dari
perpindahankerapatan elektron ini, pasangan elektron jadi milik bersama antara
ion logam danligan, sehingga terbentuk ikatan pemberi-penerima elektron.
Keadaan-keadaanantara mungkin saja terjadi. Namun, jika pasangan elektron itu
terikat kuat, maka ikatan kovalen sejati dapat terbentuk. Proses pembentukan
ikatan antara pemberi- penerima elektron tersebut dapat dituliskan dengan
persamaan :M + :L ↔ M:LDimana M = ion logam, dan L = ligan yang memiliki
pasangan electron (Taslimah Dkk,2003).

III. Alat Praktikum


Alat praktikum yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: satu set
timbangan, gelas arloji, spatula, gelas beker 100 mL, gelas ukur 50 mL, batang
pengaduk, pipet tetes, corong, dan satu set pemenas.

IV. Bahan Praktikum


Bahan praktikum yang digunakan dalam percobaan ini yaitu : CuSO 4.5H2O
(tembaga (ii) sulfat pentahidrat), NH3 (amonia), H2O (akuades), es batu.
V. Prosedur Kerja

Lahkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu, ditimbang


CuSO4.5H2O sebanyak 1,25 gram kemudian larutkan dalam 2,5 mL air diaduk
sampai padatan larut dalam air. Kemudian tambahkan 2,2 mL NH 3 pekat
kedalam larutan dan panaskan sampai 40oc. Setelah itu dinginkan di atas es batu
sampai terebentuk kristal. Kemudian kristal yang dihasilkan disaring dan di cuci
menggunakan alkohol.Setelah itu kristal tersebut di timbang dan dihitung
rendemennya.

VI. Data Pengamatan

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1 Ditimbang kaca arloji kosong 16,30 gram
2 Ditimbang CuSO4.5H2O 1,25 gram padatan berwarna
biru
3 Dilarutkan dengan 2,5 mL H2O larutan berwarna biru
4 Ditiambahkan NH3 sebanyak 2,2 mL larutan berwarna biru pekat
5 Dipanaskan sampai suhu 40oc larutan berwarna biru pekat
6 Didinginkan dengan es batu sampai kristal tidak terbentuk
terbentuk kristal

VII. Analisis Data


Diketahui :
Massa CuSO4.5H2O = 1,25 gram
Mr CuSO4.5H2O = (jmlah atom Cu x Ar Cu) + (Jmlah atom S x Ar S) +
(Jmlah atom O x Ar O) + ( Jmlah atom H x Ar H)
= ( 1 x 64 gram/mol ) + (1x 32 gram/mol) + (9 x 16
gram/mol) +(10 x 1 gram/mol)
= ( 64 + 32 + 144 + 10) gram/mol
= 250 gram/mol

massa
Mol CuSO4.5H2O =
Mr
1,25 gram
Mol CuSO4.5H2O =
250 gram/mol

Mol Mol CuSO4.5H2O = 0,005 mmol

Ditanya :

a) Berat praktek bersih...?


b) Berat teori...?
c) Rendemen...?

Penyelesaian :

a) Berat Praktek Bersih


Berat praktek = 0 gram

b) Berat Teori
ρNH3 = 0,899 gram/mL
Massa NH3 = ρxV
Massa NH3 = (0,899 gram/mL) x (2,2 mL)
= 1,97 gram
Mr NH3 = (Jumlah atom N x Ar N) + ( Jumlah atom H x Ar H)
= ( 1x 14 gram/mol) + ( 3 x 1 gram/mol)
= (14 + 3) gram/mol
= 17 gram/mol

massa
Mol NH3 =
Mr

1,97 gram
Mol NH3 =
17 gram/mol

Mol NH3 = 0,11 mmol

CuSO4.5H2O(s) + 5H2O(aq) + NH3(aq)→ Cu(NH3)4 SO4.H2O

mula2 : 5 x10-3mmol 1,1x10-1mmol −¿


reaksi : 5 x10-3mmol 5 x10-3mmol 5 x10-3mmol

setmbng : −¿ 0,105 mmol 5 x10-


3
mmol

mol Cu(NH3)4 SO4.H2O = 0,005 mmol

Mr Cu(NH3)4 SO4.H2O = (jmlah atom Cu x Ar Cu) + (Jmlah atom S x Ar S) +


(Jmlah atom O x Ar O) + ( Jmlah atom H x Ar H) +
(Jmlh atom N x Ar N)

= (1x64gram/mol)+(1x 32 gram/mol) +(5 x16 gram/mol)


+ (14 x 1 gram/mol) + ( 4 +14 gram/mol)

= ( 64 + 32 + 80 + 14+ 56) gram/mol


= 246 gram/mol

Massa Cu(NH3)4 SO4.H2O = mol x Mr

= 0,005mol x 246 gram/mol

= 1,23 gram

c) Menghitung rendemen
Berat praktek
% Rendemen =
Berat teori

0 gram
=
1,23 gram

= 0%
VIII. Pembahasan
Garam merupakan senyawa yang umumnya merupakan hasil reaksi asam

dan basa yang dapat bersifat asam, basa, ataupun netral. Diantara jenis-jenis

garam tersebut, ada juga jenis garam berdasarkan pada keadaan ketika

dilarutkan dengan sebuah pelarut. Garam jenis tersebut disebut dengan garam

kompleks dan garam rangkap. Dalam larutan, garam rangkap merupakan

campuran berbagai macam ion sederhana yang akan mengion jika dilarutkan

lagi.

Percobaan pertama adalah pembuatan garam kompleks tetrammin copper

(II) sulfat monohidrat Cu(NH3)4SO4.H2O dengan melarutkan 1,25 gram

CuSO4.5H2O kedalam 2,5 mL air ini sebagai pengkompleks Cu2+. Setelah itu

ditambahkan larutan ammonia sebanyak 2,2 mL. Larutan ammonia berfungsi

sebagai penyedia ligan sedangkan kristal CuSO4.5H2O berfungsi sebagai

penyedia atom pusat. Setelah ditambahkan/dicampurkan ligan H2O ini diganti

oleh NH3 karena NH3 sebagai ligan kuat yang dapat mendesak ligan netral H 2O

sehingga warnanya berubah dari biru menjadi biru tua. Setelah itu dipanaskan

sampai suhu 40oC dan diidinginkan sampai terbentuk kristal.Namun pada

percobaan kali ini kita tidak berhasil mendapatkan kristal hal itu mungkin

dikarenakan tidak ada penambahan pelarut etil alkohol.


Fungsi penambahan etil alkohol yaitu mencegah terjadinya penguapan

pada ammonia, karena apabila ammonia menguap, maka ligan akan habis

sebab ammonia merupakan penyedia ligan.

IX. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini yaitu tetraamin tembaga (II) monohidrat

Cu(NH3)4SO4.H2O dapat dbuat dengan mengikuti serangakaian proses

kristalisasi. Kegagalan percobaan tetraamintembaga(II)sulfat monohidrat

dikarenakan tidak dilakukan penambahan etil alkohol sehingga terjadi

penguapan pada ammonia karena apabila ammonia menguap, maka ligan akan

habis sebab ammonia merupakan penyedia ligan.


DAFTAR PUSTAKA

Petrucci, Ralp H. 1985. Kimia Dasar : Prinsip dan terapan Modern. Erlangga.
Jakarta.

Shevla, 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I. PT


Kalman Media Pustaka. Jakarta.

Taslimah, Muharam S., dan Sumardjo D. 2003.Pemerangkapan Garam


Ammonium Sulfat Dalam Zeolit. JSKA, 4(2).

Imeng 2011. Penentuan bilangan koordinasi kompleks tembaga (II). Diakses pada
:http://22imeng10.files.wordpress.com/2011/09/laporan-lengkap-
percobaan-3.pdf . pada tanggal 28 November 2020.

Anda mungkin juga menyukai