PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Senyawa organik merupakan golongan besar senyawa kimia yang
molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida
karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak
di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat,
merupakan komponen penting dalam bsiokimia. Senyawa organik adalah
senyawa yang mengandung rantai karbon yang berasal dari makhluk
hidup dan beberapa dari hasil sintesis. Secara normal bahan organik
tersusun oleh unsur-usur C, H, O dan beberapa lainnya mengandung N,
S, P dan Fe.
Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis,
sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik
tersebut yang berada dalam bentuk senyawa polisacharida, seperti
sellulosa, hemi-sellulosa, pati serta bahan pektin dan lignin. Selain itu
beberapa bahan organik tanah juga mengandung protein dan beberapa
senyawa nitrogen lain. Bahan organik secara umum dibedakan atas
bahan organik yang relatif sukar didekomposisi karena disusun oleh
senyawa siklik yang sukar diputus atau dirombak menjadi senyawa yang
lebih sederhana, termasuk di dalamnya adalah bahan organik yang
mengandung senyawa lignin, minyak, lemak dan resin yang umumnya
ditemui pada jaringan tumbuh-tumbuhan; dan bahan organik yang mudah
didekomposisikan karena disusun oleh senyawa sederhana yang terdiri
dari C, H dan O, termasuk di dalamnya adalah senyawa dari sellulosa,
pati, gula dan senyawa protein
Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa
alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon
aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena;
senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam
struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang.
Walaupun senyawa organik dikenal sebagai senyawa karbon tetapi
tidak semua senyawa yang mengandung karbon adalah senyawa organik.
Contohnya, CO2 atau CaCO3 walaupun mengandung atom karbon tetapi
bukan merupakan senyawa organik. Jadi, bagaiamana membedakan
senyawa organik atau anorganik?. Senyawa organik merupakan senyawa
hidrokarbon dan turunannya. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang
tersusun dari hidrogen dan karbon. Setiap senyawa organik merupakan
anggota deret homolog atau golongan senyawa tertentu. Deret homolog
adalah urutan senyawa organik yang membentuk kelompok dengan gugus
dan struktur tertentu yang teratur. Contoh dari deret homolog adalah CH4,
CH3CH3, CH3CH2CH3 dan seterusnya, atau CH3OH, CH3CH2OH,
CH3CH2CH2OH dan seterusnya.
Dalam bidang lain senyawa organik juga merupakan bagian yang
sangat penting, dalam bidang pertanian misalnya, insektisida, pupuk, dan
sebagainya. Setiap hari kita juga menemui banyak golongan senyawa
organik, bensin, minyak goreng, sabun, plastik atau polimer. Demikian
luasnya bahasan tentang ilmu organik ini sehingga kimia organik
merupakan bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban
manusia.
I.2 Rumusan masalah
I.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Pengertian
Istilah senyawa organik seperti yg dipaparkan di atas muncul dari
adanya pandangan yg dianut pada masa lalu, yaitu bahwa senyawa 2 kimia
dapat dibedakan menjadi dua golongan besar. Yaitu senyawa berasal dari
makhluk hidup (organisme) maka senyawa tersebut dikatagorikan sebagai
senyawa organik. Sedangkan yang diperoleh dari mineral (benda mati)
dikatagorikan sebagai senyawa anorganik. Dengan dasar pandangan
semacam itu jelaslah bahwa yg diartikan dengan kimia organik pada masa
itu adalah cabang ilmu kimia yg mengkaji senyawa2 yg dihasilkan oleh
makhluk hidup atau organisme.
Pengertian senyawa organik seperti di atas hanya berlaku sampai
pertengahan abad ke 19, karena pandangan yg dilandasi oleh keyakinan
adanya “daya hidup” (vital force atau vis vitalis) yg memungkinkan
terbentuknya senyawa organik ternyata semakin di ragukan
kebenarannya. Dalam sejarah perkembangan kimia organik tecatat suatu
peristiwa penting pada tahun 1828 yg ditandai oleh keberhasilan Wohler
dalam mensintesis urea (senyawa organik) dari amonium sianat (senyawa
anorganik). Pada tahun berikutnya semakin banyak temuan yg
membuktikan bahwa pandangan ” daya hidup ” memang pandangan yg
menyesatkan.
Fakta penting menunjukan bahwa di dalam senyawa organik selalu
terdapat unsur karbon (C). Berdasarkan kenyataan ini, baik untuk
senyawa organik yg berasal dari makhluk hidup maupun yg merupakan
hasil sintesis di laboratorium, lebih tepat bila disebut senyawa karbon.
Dengan menggunakan nama senyawa karbon tidak terdapat kesan bahwa
yang dimaksud hanyalah senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh
organisme. Kenyataan menunjukan bahwa sampai saat ini istilah senyawa
organik masih tetap dipertahankan, walaupun dengan pengertian yang
berbeda dengan pengertian semula. Cabang dari ilmu kimia yang
mengkaji berbagai asfek dalam senyawa organik lazim disebut kimia
organik.
Dengan dasar pemikiran bahwa penggunaan istilah senyawa karbon
lebih tepat dari pada senyawa organik, tentunya semua senyawa karbon
menjadi sasaran kajian kimia karbon. Namun demikian sejumlah senyawa
seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), karbon disulfida
(CS2), garam-garam karbonat, sianida biasa dibahas dalam kimia
anorganik.
Dengan demikian yang diartikan senyawa organik adalah senyawa-
senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon yang memiliki sifat-sifat fisika
dan sifat-sifat kimia yang khas. Bahwa senyawa organik harus dipisah
pembahasannya dari senyawa unsur lain semata-mata karena alasan
jumlahnya yang demikian besar.
1. Reaksi substitusi
2. Reaksi adisi
3. Reaksi eliminasi
4. Reaksi penataan ulang ( rearrangement)
5. Reaksi oksidasi reduksi (redoks).
1. Reaksi adisi
Reaksi adisi terjadi apabila dua molekul bergabung menjadi satu
molekul baru tanpa ada pengurangan atom. Contoh reaksi ini adalah
reaksi yang terjadi pada senyawa alkena.
CH3CH2C=CH2 + HCl
2. Reaksi substitusi
Reaksi substitusi terjadi bila 2 molekul bereaksi menghasilkan dua
produk baru yang merupakan pergantian atau pertukaran suatu gugus
atom oleh gugus atom yang lain.
CH3-CH3 + Br-Br CH3CH2Br + H-Br
3. Reaksi eliminasi
Reaksi eliminasi merupakan kebalikan dari reaksi adisi, bila reaksi
adisi terjadi dari molekul dengan ikatan rangkap yang akan menjadi
ikatan tunggal. Pada reaksi eliminasi terjadi reaksi dari ikatan tunggal
yang akan berubah menjadi ikatan rangkap karena adanya
penghilangan beberapa atom/gugus atom
-OH CH3CH2CH=CH2 + HCl
Hart, H., Craine, J.E dan Hart, P.J., 2003. Kimia Organik. Edisi 1. Alih
Bahasa: Suminar Achmadi. Erlangga. Jakarta
Petrucci R.H., 1985. Kimia Dasar : Prinsip Dan Terapan Makro. Alih
Bahasa : Suminar Achmadi. Erlangga. Jakarta