Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN VIII

PEMBUATAN KALIUM TRIOKSALATO ALUMINAT K3[Al(C2H4)3]

OLEH

NAMA : HASMAYANTI

STAMBUK : F1C1 17 073

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : OWINK AGUNG PRABOWO,S.Si

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aluminium adalah putih keperakan dan logam yang sangat populer yang

memiliki banyak kegunaan dan sifat yang berguna. Tidak ada logam lain memiliki

sebagai banyak kegunaan seperti aluminium. Aluminium memiliki sifat daur

ulang, logam ini cukup untuk memenuhi semua kebutuhan sehari-hari kita.

Aluminium digunakan di rumah, di konstruksi, dalam beberapa bagian mobil dan

juga di sebagian besar moda transportasi. Hal ini cukup mengejutkan untuk

melihat bahwa ada begitu banyak menggunakan logam.

Unsur-unsur logam biasanya dapat membentuk senyawa kompleks.

Senyawa yang tersusun atas atom pusat yang berupa ion logam dan ligannya

dikenal sebagai senyawa kompleks. Senyawa ini biasanya memiliki warna yang

khas diakibatkan dari adanya atom pusat yang berupa ion logam yang umumnya

merupakan ion logam dari golongan transisi. Asam dan basa lewis adalah jenis

asam dan basa yang berperan dalam senyawa ini dimana asam lewis adalah atom

pusat yang berperan sebagai penerima pasangan elektron bebas sedangkan sifat

basa lewis dimiliki oleh ligannya yang berperan sebagai pendonor atau penyedia

pasangan elektron bebas untuk diberikan kepada atom pusat.

Salah satu contoh senyawa kompleks adalah kalium trioksalato aluminat

yang memiliki rumus molekul K3[Al(C2O4)3]. Senyawa kompleks tersebut

memperlihatkan bahwa unsur trivalensi seperti Al membentuk kompleks dengan

bilangan koordinasi enam. Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan

percobaaan tentang pembuatan kalium trioksalato aluminat K3[Al(C2H4)3].


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan pembuatan kalium trioksalato aluminat

K3[Al(C2H4)3] adalah bagaimana pembuatan kalium trioksalato aluminat

K3[Al(C2H4)3] ?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan pembuatan kalium trioksalato

aluminat K3[Al(C2H4)3] adalah untuk mengetahui pembuatan kalium trioksalato

aluminat K3[Al(C2H4)3].

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh pada percobaan pembuatan kalium trioksalato

aluminat K3[Al(C2H4)3] adalah dapat mengetahui pembuatan kalium trioksalato

aluminat K3[Al(C2H4)3].
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pembuatan senyawa kompleks terdapat istilah ligan serta ion pusat. Dalam

reaksi senyawa kompleks ligan merupakan atom, ion atau sekelompok atom yang

bertindak sebagai penyedia pasangan elecktron bebas (donor elektron) sering

disebut sebagai basa lewis dan ion logam yang memiliki sejumlah orbital kosong

tempat masuknya pasangan electron dari ligan dikenal sebagai asam lewis.

Begitupun juga dalam reaksi pembentukan K3[Al(C2O4)3]H2O. dimana ion logam

adalah aluminium dan ligan adalah oksalat. Ligan oksalat termasuk dalam ligan

multidentat. Ligan diklassifikasikan atas dasar banyaknya titik-lekat kepada ion

logam. Ligan-ligan sederhana, seperti ion-ion halida atau molekul-molekul H 2O

atau NH3, adalah monodentat,  yaitu ligan itu terikat pada ion logam hanya pada

satu titik oleh penyumbangan satu pasanagan-elektron-menyendiri kepada logam

(Sukardjo, 1992).

Senyawa kompleks merupakan senyawa yang terbentuk dari ion logam

yang berikatan dengan ligan secara kovalen koordinasi. Ikatan koordinasi

merupakan ikatan kovalen dimana ligan memberikan sepasang elektronnya pada

ion logam untuk berikatan. Pemberi pasangan elektron adalah ligan, karena itu

ligan adalah zat yang memiliki satu atau lebih pasangan elektron bebas. Senyawa

kompleks yang bisa dijadikan sebagai katalis harus memiliki sifat stabil. Salah

satu senyawa kompleks yang sangat stabil adalah senyawa kompleks yang

berbentuk khelat. Atom pusat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tembaga (Cu). Ligan yang digunakan adalah Etilendiamin tetraasetat (EDTA) dan

sulfanilamide (C6H8N2O2S). Ligan EDTA mempunyai atom donor elektron


yaitu O pada gugus OH dan N sedangkan ligan Sulfanilamid (C6H8N2O2S)

mempunyai atom donor elektron yaitu N. Adanya donor elektron dari ligan

memungkinkan terjadinya ikatan denganatom pusat (Nurvika dkk., 2013)

Aluminum, Al, merupakan anggota golongan 13 berada sebagai

aluminosilikat di kerak bumi dan lebih melimpah daripada besi.  Walaupun Al

adalah logam mulia yang mahal di abad ke-19, harganya jatuh bebas setelah dapat

diproduksi dengan jumlah besar dengan elektrolisis alumina, Al2O3, yang

dilelehkan dalam krolit, Na3AlF6. Logam aluminum melarut dalam asam mineral,

kecuali asam nitrat pekat, dan dalam larutan hidroksida akan menghasilkan gas

hidrogen. Aluminum membentuk senyawa dengan alkali sebagian besar non

logam dan menunjukkan sifat kimia yang beragam, tetapi tidak seperti boron,

tidak ditemukan hidrida kluster aluminum (Sugiarto, 2003).

Asam oksalat adalah senyawa organik dengan rumus H2C2O4. Senyawa ini

memiliki sifat-sifat yaitu larut dalam air panas maupun dingin serta larut dalam

alkohol, keasamannya lebih kuat dari asam metanoat ataupun asam cuka, garam-

garam alkali oksalat semuanya mudah larut dalam air kecuali kalsium oksalat

hanya dapat larut dalam asam kuat, mudah untuk dioksidasi oleh KMnO 4 dalam

suasana pada temperatur 60–70°C. Asam oksalat dan garamnya dapat digunakan

sebagai zat pemutih serat, reagen dalam analisis kimia, dalam pembuatan zat

warna untuk kain, di pemurnian logam dalam mineral. Asam oksalat juga

digunakan dalam bubuk pembersih sebagai agen penghilang karat dan pemoles

logam (Ambarita dkk., 2015).


Etanol adalah senyawa organic yang terdiri dari karbon, hydrogen dan

oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai dirivat senyawa hidrokarbon yang

mempunyai gugus hidrogsil dengan rumus C2H5OH. Etanol merupakan zat cair,

tidak berwarna, berbau spesif ik, mudah terbakar dan menguap, dapat bercampur

dalam air dengan segala perbandingan (Roni dkk., 2015).

Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan

larutan, (campuran leleh) atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas.

Kristalisasi dapat dilakukan dengan cara memasukkan larutan jenuh garam

kedalam wadah kemudian didingankan dengan es baru, sehingga endapan yang

terbentuk akan disaring, dan mengering sehingga terbentuk kristal konstan

(Wiraningtyas dkk., 2017).

Rendemen adalah perbandingan jumlah (kualitas) garam natrium tiosulfat

atau pengkristalan yang dihasilkan dari pemfiltratan natrium sulfit,. Rendemen

menggunakan suatu persen (%). Semakin tinggi nilai rendemen yang dihasilkan

maka semakin baik pengkristalan yang terjadi (Lerebulan,2018).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan pembuatan kalium trioksalato aluminat K3[Al(C2H4)3]

dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 November 2018, pukul 07.30 sampai

10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 100 mL,

corong, oven, gelas ukur 10 mL, hotplate, statif dan klem.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada ini adalah alluminium foil,1 gram

serutan aluminium, kalium hidroksida (KOH) 20 %, 14 gram asam oksalat,

aquades (H2O), kertas saring Whatmann, asam oksalat (H 2C2O4), kalium

permanganate (KMnO4) 0,1 N dan etanol (C2H2OH).


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamata
B. Pembahasan

Senyawa kompleks adalah penggabungan 2 atau lebih senyawa yaitu

logam dan ligan. Logam bertindak sebagai atom pusat yang menyediakan orbital

kosong sehingga biasa dinamakan dengan asam Lewis. Sedangkan ligan adalah

atom atau molekul pengeliling atom pusat yang menyediakan sejulah pasangan

elektron bebas dan biasa dinamakan sebagai basa lewis. Ikatan yang terbentuk

pada senyawa kompleks adalah ikatan kovalen koordinasi.

Percobaan kali ini, senyawa kompleks kalium trioksalato aluminat

K3[Al(C2H4)3] dapat dibuat dengan cara mereaksikan logam alumunium yang

dilarutkan dalam KOH lalu dicampurkan dengan larutan asam oksalat. Pada saat

potongan aluminium dilarutkan dalam larutan KOH menyebabkan aluminium

tersebut larut dan berwarna abu-abu serta menghasilkan buih atau gas. Gas

tersebut merupakan gas H2 yang dihasilkan dari reaksi KOH dan aluminium.

Campuran larutan selanjutnya ditambahkan dengan larutan kalium permanganate

yang nantinya akan dipanaskan hingga membentuk kristal.

Campuran larutan tersebut kemudian ditambahkan larutan asam oksalat

untuk membentuk senyawa trioksalat. Pada saat telah dicampur, larutan tersebut

disaring yang bertujuan untuk memisahkan zat-zat pengotor dari kristalnya.

Kemudian dilakukan penambahan metanol untuk membantu suatu pembentukan

kristal K3[Al(C2H4)3.

Pembuatan kalium trioksalato aluminat K3[Al(C2H4)3] disertai dengan

proses kristalisasi dimana kristal akan terbentuk yaitu  berupa padatan putih hasil

reaksi ion-ion aluminium (Al3+) dengan anion-anion yang tidak berwarna dan
proses reklistalisasi dengan zat tertentu agar diperoleh kristal yang lebih murni.

Dari hasil analisis data, diperoleh berat kristal kalium trioksalato aluminat

K3[Al(C2H4)3] sebesar 16,75gram dan % rendamen yang diperoleh adalah sebesar

1,668%. Persen rendamen yang diperoleh menunjukkan bahwa masih adanya

kristal yang belum terbentuk hal ini disebabkan karena kristal yang terbentuk

masih perlu lama disimpan.


V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan dari percobaan pembuatan

kalium trioksalatoaluminat K3[Al(C2O4)3], maka dapat diambil suatu kesimpulan

bahwa pembuatan kalium trioksalato aluminat dapat dibuat dengan

mencampurkan larutan Aluminium dalam KOH 20% yang direaksikan dengan

larutan asam oksalat, lalu didinginkan sehingga terbentuk Kristal. Dengan berast

kristal diperoleh adalah sebesar 16,75gram dan % rendamen yang diperoleh

adalah sebesar 1,668%.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Y. P., Iloan P. H. M., dan Seri Maulina, 2015, Pembuatan Asam

Oksalat dari Pelepah Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis) Melalui Reaksi

Oksidasi Asam Nitrat, Jurnal Teknik Kimia USU, 4 (4).

Nurvika D, Suhartana dan Pardoyo., 2013, Sintesis Dan Karakter Senyawa

Kompleks Cu(II)- EDTA Dan Cu(II)-C6H8O2S, Jurnal Chem Infp, 3(1).

Roni, K.A., Netty H. dan Arman A.R., 2015, Pembuatan Bioetanol Dari Tanah

Gambut Dengan Fermentasi Menggunakan Ragi, Jurnal Pembuatan

Bioetanol Dari Tanah Gambut, 1(1).

Saria Y., Lucyanti, Hidayati N., dan Lesbani A. 2012. Sintesis Senyawa

Kompleks Kobalt dengan Asetilasetonato. Jurnal Penelitian Sains, 15

(3).

Sugiarto, K. H., 2003, Kimia Anorganik II, UNJ-Press, Yogyakarta.

Sukardjo, 1992, Kimia Koordinasi, Rineka Cipta, Jakarta.

Lerebulan C., Fety Fatimah., dan Julius Pontoh, 2018, Rendemen Dan Total

Fenolik Santan Kelapa Dalam Pada Berbagai Tingkat Kematangan,

JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 7(1).

Wiraningtyas, A., Ahmad Suwanto S. dan Ruslan., 2017, Peningkatan Kualitas

Garam Industri Di Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima,

Jurnal Karya Abdi Masyarakat, ISSN: 2580-1120 1(2).

Anda mungkin juga menyukai