PERCOBAAN II
UJI KATION
OLEH
NAMA : HASRIANA
KELOMPOK : X (SEPULUH)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia analitik adalah ilmu yang mendasari analisa bahan, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Dalam metode analitik modern, kedua hal ini
penting karena perlu untuk mensintesis zat yang bersangkutan. Analisis kualitatif
merupakan salah satu metode analitik untuk mencari dan mengidentifikasi unsur
radikal, ion maupun senyawa dalam suatu zat atau campuran zat yang tidak
diketahui. Dalam bidang analisis, identifikasi bahan baku yang digunakan sebagai
bahan obat atau bahan bantu tidak begitu banyak dilakukan. Namun yang banyak
berupa bahan garam yang mengandung banyak logam-logam, misalnya pasir besi
dan sebagainya. Dengan uji kation ini, bahan-bahan galian tersebut dapat segera
ion-ion tertentu. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan percobaan uji
kation dengan tujuan agar menentukan adanya kation secara kumulatif dengan
C. Tujuan Percobaan
Tujuan yang hendak dicapai dari dilakukannya percobaan ini adalah untuk
D. Manfaat percobaan
terutama air tawar yang bersih dan sehat. Kelangkaan dan kesulitan mendapatkan
air bersih dan layak pakai menjadi permasalahan yang mulai muncul dibanyak
tempat yang salah satunya menimpa masyarakat yang tinggal di daerah pesisir
pantai. Sebagian besar sumber air yang didapat merupakan air laut. Sehingga
untuk mendapatkan air bersih perlu adanya pemrosesan atau pengolahan air laut
menjadi air tawar. Dengan teknologi pengolahan air laut sebagai sumber air tawar,
telah dirancang pengolahan air untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu
solusi untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka teknologi seperti desalinasi
merupakan pemilihan yang tepat dengan model distilasi (Pratama dkk., 2017).
Air laut dapat dengan mudah tercemari oleh berbagai logam berat seperti
merkuri (Hg), timbal (Pb), dan kadmium (Cd). Pencemaran merupakan hal
senantiasa dihadapi manusia saat ini terutama pencemaran air. Pencemaran air
dapat berasal dari sampah, limbah cair serta bahan pencemar lain seperti dari
utama logam berat menjadi bahan pencemar berbahaya yaitu logam berat tidak
senyawa komplek bersama bahan organik dan anorganik secara adsorbsi dan
terpapar timbal terutama melalui konsumsi makanan, dengan sekitar 5-15% dari
dalam mengambil diserap oleh saluran pencernaan, tingkat yang tinggi di miliki
lebih tinggi oleh anak-anak terkait dengan cara mengambil jalan untuk mineral
penting yang lebih aktif daripada pada orang dewasa (Robelo dan Eloisa, 2016)
tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan atau makanan. Walaupun
dalam jumlah kecil, partikel tersebut dapat menyebabkan keracunan. Timbal dapat
masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara yaitu melalui saluran pernafasan
dkk., 2016)
Ion perak (Ag+) telah lama dikenal memiliki aktivitas penghambatan dan
antimikroba yang kuat. Partikel nano perak menunjukkan efek yang sangat
Paparan kronis pada perak juga dapat menyebabkan efek negatif seperti
perubahan warna kulit kebiru-biruan (argyria) dan mata (argyrosis). Selain itu,
juga dapat menghasilkan efek beracun lainnya seperti kerusakan hati dan ginjal,
iritasi pada mata, kulit, saluran pernafasan dan usus dan perubahan sel darah
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pipet tetes dan tabung
reaksi
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air laut, air galon, asam
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data pengamatan
B. Pembahasan
Uji kation merupakan salah satu uji spesifik suatu zat atau ion positif
yang terdapat dalam suatu sampel dengan cara mereaksikan pereaksi yang dapat
membuat kation atau ion positif yang ingin diketahui menjadi nampak
keberadaannya oleh mata, sehingga diketahui bahwa kation atau ion postif
tersebut ada pada sampel tersebut. Kation-kation dapat terdiri atas beberapa
untuk menguji jenis kation tersebut. Kation golongan I adalah kation-kation yang
biasanya sering diujikan dalam uji spesifik yaitu kation Pb 2+, Ag+, Hg+, Cu2+ dan
lain-lain.
Percobaan yang dilakukan pada uji kation Ag+ dan Pb2+ menggunakan
sampel yang berbeda yaitu sampel air laut dan air galon dengan menggunakan
pereaksi HCl dan KBr untuk uji kation Ag+ dan pereaksi K2CrO4 dengan H2SO4
untuk uji kation Pb2+. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan adanya kation
Uji pertama adalah uji kation Ag+ dimana kation Ag+ merupakan kation
yang berasal dari golongan I. Kation Ag+ dalam suatu larutan diuji dengan
menggunakan larutan HCl dan KBr. Berdasarkan hasil pengamatan, pada saat HCl
dicampurkan ke dalam dua larutan sampel yaitu air laut dan air galon, salah satu
diantara kedua larutan tersebut terdapat larutan yang menunjukkan adanya kation
Ag+ dengan terbentuknya endapan AgCl dan AgBr.. Uji yang menunjukkan
adanya kation Ag+ yaitu sampel air laut yang diuji dengan larutan HCl dan KBr.
Percoban selanjutnya yaitu uji Pb2+ dengan penambahan K2CrO4 dan
H2SO4 pada sampel air laut, menunjukkan adanya kation Pb2+ dimana pada saat
adanya endapan kuning PbCrO4 dan PbSO4. Selanjutnya yaitu uji Pb2+ dengan
penambahan K2CrO4 dan H2SO4 pada sampel air galon, tidak terjadi reaksi
apapun. Sehingga dapat dikatakan dalam sampel yang diujikan tidak terdapat
kandungan Pb2+. Untuk sampel air galon uji kation Ag+ dan Pb+ menghasilkan
nilai negatif karena air galon kita ketahui bersama telah melalui proses
penyaringan sehingga sangat kemungkinan kecil air galon mengandung unsur Ag+
dan Pb+ pada sampel yang kita uji dalam percobaan uji kation ini.
V. KESIMPULAN
kandungan suatu kation dalam larutan sampel akan terdeteksi jika direaksikan
tersebut. Pada pengujian kation Ag+ dengan menggunakan peraksi HCl dan KBr
yang direkasikan dengan sampel air, terdapat endapan AgCl dan AgBr pada
pereaksi K2CrO4 dan H2SO4 yang direaksikan dengan sampel air juga terdapat
Kasanah, M., Onny S. dan Tri J., 2016, Hubungan Kadar Timbal (Pb) Udara
dengan Kadar Timbal (Pb) dalam Darah pada Pekerja Pengecatan
Industri Karoseri di Semarang, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(3).
Khairuddin, Yamin M., Abdul S. dan Muhlis, 2018, Analisis Logam Pencemar
pada Klas Bivalvia dari Teluk Bima, ISBN: 978-602-61265-2-8.
Pratama, A. W., Juli N. dan Ika M., 2017, Pengaruh Perbedaan Jenis Plat
Penyerap Kaca dan Papan Mika Terhadap Kualitas dan Kuantitas Air
Minum pada Proses Destilasi Energi Tenaga Surya, ISSN: 2598-7429.
Rebelo, E. M. dan Eloisa D. C., 2016, Arsenic, Lead, Mercury and Cadmium:
Toxicity, Levels in Breast Milk and The Risks for Breastfed Infants,
Environmental Research, DOI: org/10.1016/j.envres.2016.08.027.