PERCOBAAN II
OLEH
NAMA : HASRIANA
ASISTEN : BAHRIL
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dialam terdaapt berbagai macam sumber daya alam yang dimanfaatkan oleh
seluruh mahluk hidup yang menghasilkan berbagai macam senyawa salah satunya
adalah senyawa organik. Pada umumnya senyawa- senyawa yang berada dibumi
perkembangan alam yang sering kali terjadi pencemaran yang disebabakan oleh
mahluk hidup
akibat dari jalanya alam sehinngga senyawa-senyawa yang berada dibumi menjadi
tercemar. Senyawa organik adalah senyawa yang mengandung unsur C dan H dan
dapat ditemukan pada semua makhluk hidup misal C6H6O6. yang mempunyai
membentuk ikatan kovalen dengan karbon atau unsur lainnya. Ikatan-ikatan yang
dibentuk oleh karbon adalah ikatan kovalen kuat, dan karbon memiliki
kemampuan untuk berikatan dengan karbon lainnya dan membentuk rantai lurus
atau cincin. Meninjau dari kemamapuan berikatan dengan senyawa lain dan dapat
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ada pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
pelarut ?
C. Tujuan Percobaan
Tujuan yang akan dicapai dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
pelarut.
D. Manfaat Percobaan
Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
A. Kimia Organik
Sejarah tentang kimia organik diawali sejak pertengahan abad 17. pada
waktu itu, tidak dapat dijelaskan perbedaan antara senyawa yang diperoleh dari
organisme hidup (hewan dan tumbuhan) dengan senyawa yang diperoleh dari
bahan-bahan mineral. Senyawa yang diperoleh dari tumbuhan dan hewan sangat
tersebut sangat mudah terdekomposisi dari pada senyawa yang diperoleh dari
bahanbahan mineral. Seorang ahli kimia dari Swedia, Torbern Bergman, pada
B. Senyawa Organik
yang berasal dari tanaman dan hewan. Seiring dengan berkembangnya zaman,
maka semenjak seorang ilmuwan Friederich Wohler pada tahun 1828 membuat
sintesa senyawa senyawa organik yaitu area di laboratorium, pada saat itu
senyawa organik pun memiliki arti dan tergolong lagi dalam cakupan yang lebih
dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.
Senyawa organik mudah diuraikan dalam proses alami sedangkan senyawa
anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri.. Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat
C. Kelarutan
Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu
pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu
dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah
etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut
diantaranya sejumlah bahan atau material yang ingin digunakan untuk menguji
kelarutan sampel organik begitu sederhana yaitu dengan menggunakan 2-3 tetes
suatu larutan (zat cair) atau kurang lebih 10 mg sampel zat padat. Kelarutan
adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai membentuk
larutan jenuh. Yang dimaksud dengan kelarutan dari suatu zat dalam suatu
pelarut, adalah banyaknya suatu zat dapat larut secara maksimum dalam suatu
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
Kelarutan
No. Zat terlarut
Minyak Tanah H2 O
1. Minyak Goreng
2. Metanol
3. Etanol
4. NaOH
5. Asam Asetat
Keterangan:
= tidak larut
= larut
2. Reaksi
B. Pembahasan
salah satu unsur yang menyusun senyawanya kecuali karbida, karbonat, dan
oksida karbon. Kebanyakan senyawa organik ditemui dalam bentuk padatan, dan
dalam bentuk larutan, yaitu campuran pelarut dan terlarut. Namun, tidak semua
senyawa organik dapat larut dalam 1 jenis pelarut yang sama. Hal itu disebabkan
Kelarutan adalah kemampuan suatu zat telarut untuk melarut pada suatu
terlarut dalam larutan jenuh pada temperature tertentu, dan secara kualitatif
didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk
molekul yang homogen. Kelarutan suatu senyawa bargantung pada sifat fisika,
organik dalam beberapa jenis pelarut. Pelarut yang digunakan yaitu air (H2O),
asam asetat (CH3COOH), etanol, minyak goreng, metanol, dan NaOH. Namun,
senyawa-senyawa tersebut selain dijadikan bahan pelarut, senyawa tersebut juga
suatu senyawa dalam suatu pelarut adalah sifat keelekronegatifan, momen dipole
dan kepolaran suatu senyawa, dimana ketiga hal tersebut saling berhubungan satu
sama lain.
Perlakuan pertama yaitu uji kelarutan dalam air dengan menggunakan air
(H2O) sebagai pelarut dan minyak goreng sebagai zat terlarut. Air (H2O)
merupakan senyawa polar karena mempunyai momen dipol 1,85 D. Dari hasil
pengamatan terlihat bahwa minyak goreng tidak larut dalam air. Hal ini sudah
sesuai dengan teori, dimana suatu senyawa polar tidak akan larut dalam senyawa
non polar selain itu terbentuknya 2 lapis cairan oleh senyawa polar dan senyawa
nonpolar ini dipengaruhi oleh ikatan yang dibentuk. Selanjutnya untuk uji
kelarutan metanol dan etanol dalam air dari hasil pengamatan metanol dan etanol
larut dalam air. Hal ini terjadi karena metanol dan etanol merupakan turunan dari
alkohol sehingga gugus alkil kedua senyawa ini tidak begitu panjang dan tidak
merubah tingkat kelektronegatif etanol dan metanol yang pada akhirnya dapat
larut dalam pelarut polar. Terkahir yaitu menggunakan NaOH dan asam asetat
sebagai zat terlarut. Berdasarkan hasil yang diperoleh terlihat bahwa NaOH dan
asam asetat dapat larut dalam air, hal ini sesuai dengan teori bahwa pelarut polar
akan larut dalam pelarut polar. Selain itu penyebab NaOH dan asam asetat dapat
larut dalam air karena kedua pelarut tersebut memiliki atom O dan atom H.
Perlakuan kedua yaitu kelarutan dalam minyak tanah dengan
menggunakan minyak tanah sebagai pelarut dan minyak goreng sebagai zat
terlarut. Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa minyak goreng larut dalam
minyak tanah hal ini sesuai dengan sesuai prinsip “like dissolved like” dimana
senyawa polar larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar larut dalam
senyawa non polar. Selanjutnya untuk uji kelarutan metanol, etanol, NaOH dan
asam asetat. Berdasarkan hasil pengamatan metanol, etanol, NaOH dan asam
asetat tidak dapat larut dalam minyak tanah, hal ini ditandai dengan terbentuknya
dua fasa. Penyebab metanol, etanol, NaOH dan asam asetat tidak dapat larut
dalam minyak tanah karena keempat zat tersebut merupakan senyawa polar
non-polar akan larut dengan pelarut non-polar dan senyawa polar akan larut
tersebut. Senyawa yang memiliki struktur kimia yang mirip akan lebih mudah
larut jika dilarutkan, serta senyawa yang memiliki rantai cabang akan lebih
mudah larut dalam pelarut dari pada senyawa yang strukturnya berupa rantai
lurus.
DAFTAR PUSTAKA
Farida, S. N., Dwi I. dan Dian R. A., 2016, Kajian Sifat Fisik, Kimia dan Sensoris
Bubur Bayi Instan Berbahan Dasar Tepung Tempe Koro Glinding
(Phaseolus Lunatus), Tepung Beras Merah (Oryza Nivara) dan Tepung
Labu Kuning (Cucurbita Moschata), Jurnal Teknosains Pangan, 5(4).
Petrucci, R. H., Suminar. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 2. Jakarta. Erlangga.
Widiarti, L., Basuki W. dan Eddyanto, 2017, Analisis Sifat Termal dan Uji
Kelarutan Dari Karet Alam Siklis dan Karet Alam Cair Siklis, Jurnal
Kimia Mulawarman, 14(2).
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
Soal:
1. Simpulkan ciri-ciri senyawa organik yang termasuk polar, semi polar dan non
polar!
Jawaban:
1. Ciri-ciri senyawa yang termasuk kelarutan polar, semi polar dan non polar
- Larut dalam pelarut polar tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar
- Bersifat konduktor
distribusi elektron.
- Larut dalam pelarut nonpolar tetapi tidak larut dalam pelarut polar
- Bersifat isolator
- Tidak memiliki kutub (+) dan kutub (-) , akibat meratanya distribusi
elektron.
pelarutnya maka senyawa tersebut dapat larut. Oleh karena itu, senyawa polar
lebih mudah larut dalam pelarut polar, dan senyawa nonpolar akan mudah