Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

PERCOBAAN II

SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA ORGANIK

OLEH

NAMA : HASRIANA

STAMBUK : F1C1 17 013

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : BAHRIL

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bumi merupakan tempat seluruh mahluk hidup untuk melangsungkan

kehidupan yang pola kehidupanya ketergantungan dengan jalanya aktifitas alam.

Dialam terdaapt berbagai macam sumber daya alam yang dimanfaatkan oleh

seluruh mahluk hidup yang menghasilkan berbagai macam senyawa salah satunya

adalah senyawa organik. Pada umumnya senyawa- senyawa yang berada dibumi

merupakan senyawa yang murni akan tetapi seiring dengan berjalanya

perkembangan alam yang sering kali terjadi pencemaran yang disebabakan oleh

mahluk hidup

Sebab untuk memperoleh sumber makanan dialam sangat berkurang

akibat dari jalanya alam sehinngga senyawa-senyawa yang berada dibumi menjadi

tercemar. Senyawa organik adalah senyawa yang mengandung unsur C dan H dan

dapat ditemukan pada semua makhluk hidup misal C6H6O6. yang mempunyai

keunikan dalam hal kemampuannya membentuk rantai dengan sesama atom

karbon, dan mempunyai sifat-sifat khas.

Keunikannya adalah karbon memiliki empat elektron valensi yang

membentuk ikatan kovalen dengan karbon atau unsur lainnya. Ikatan-ikatan yang

dibentuk oleh karbon adalah ikatan kovalen kuat, dan karbon memiliki

kemampuan untuk berikatan dengan karbon lainnya dan membentuk rantai lurus

atau cincin. Meninjau dari kemamapuan berikatan dengan senyawa lain dan dapat

memebentuk rantai yang berbeda-beda yang memepengaruhi pelarutan dalam


senyawa organik sehingga dilakukan percobaan sifat-sifat kelarutan senyawa

organik tujuanya adalah untuk memepelajari sifat-sifat dan tingat kelarutan

senyawa organik dalam pelarut.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ada pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mempelajari sifat-sifat kelarutan senyawa-senyawa organik ?

2. Bagaimana membandingkan tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa

pelarut ?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan yang akan dicapai dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mempelajari sifat-sifat kelarutan senyawa-senyawa organik.

2. Untuk membandingkan tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa

pelarut.

D. Manfaat Percobaan

Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sifat-sifat kelarutan senyawa-senyawa organik.

2. Mengetahui tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa pelarut.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kimia Organik

Sejarah tentang kimia organik diawali sejak pertengahan abad 17. pada

waktu itu, tidak dapat dijelaskan perbedaan antara senyawa yang diperoleh dari

organisme hidup (hewan dan tumbuhan) dengan senyawa yang diperoleh dari

bahan-bahan mineral. Senyawa yang diperoleh dari tumbuhan dan hewan sangat

sulit diisolasi. Ketika dapat dimurnikan, senyawa-senyawa yang diperoleh

tersebut sangat mudah terdekomposisi dari pada senyawa yang diperoleh dari

bahanbahan mineral. Seorang ahli kimia dari Swedia, Torbern Bergman, pada

tahun 1770 mengekspresikan penjelasan di atas sebagai perbedaan antara senyawa

organik dan anorganik. Selanjutnya, senyawa organik diartikan sebagai senyawa

kimia yang diperoleh dari makhluk hidup (Prasojo, 2004).

B. Senyawa Organik

Senyawa dalam kimia dapat diklasifikasikan menjadi senyawa organik dan

senyawa anorganik. Senyawa organik dulunya hanya diartikan sebagai senyawa

yang berasal dari tanaman dan hewan. Seiring dengan berkembangnya zaman,

maka semenjak seorang ilmuwan Friederich Wohler pada tahun 1828 membuat

sintesa senyawa senyawa organik yaitu area di laboratorium, pada saat itu

senyawa organik pun memiliki arti dan tergolong lagi dalam cakupan yang lebih

luas (Petrucci, 1985).

Senyawa organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan

dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.
Senyawa organik mudah diuraikan dalam proses alami sedangkan senyawa

anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan

minyak bumi, atau dari proses industri.. Sebagian zat anorganik secara

keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat

diuraikan dalam waktu yang sangat lama (Mariliani, 2014).

C. Kelarutan

Kelarutan merupakan kemampuan suatu bahan untuk larut didalam air.

Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu

pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu

dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah

etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut

miscible (Farida dkk., 2016).

Uji Kelarutan dalam Beberapa Pelarut Organik dapat dilakukan,

diantaranya sejumlah bahan atau material yang ingin digunakan untuk menguji

kelarutan sampel organik begitu sederhana yaitu dengan menggunakan 2-3 tetes

suatu larutan (zat cair) atau kurang lebih 10 mg sampel zat padat. Kelarutan

adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai membentuk

larutan jenuh. Yang dimaksud dengan kelarutan dari suatu zat dalam suatu

pelarut, adalah banyaknya suatu zat dapat larut secara maksimum dalam suatu

pelarut pada kondisi tertentu. Biasanya dinyatakan dalam satuan mol/liter

(Widiarti dkk., 2017).


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data Pengamatan

Kelarutan
No. Zat terlarut
Minyak Tanah H2 O

1. Minyak Goreng  

2. Metanol  

3. Etanol  

4. NaOH  

5. Asam Asetat  

Keterangan:
 = tidak larut
 = larut

2. Reaksi

a. Kelarutan dalam Air

Minyak goreng + H2O

CH3OH + H2O Larut

C2H5OH + H2O Larut

CH3COOH + H2O Larut

NaOH + H2O Larut


b. Kelarutan dalam Minyak tanah

Minyak goreng + minyak tanah Larut

CH3OH + minyak tanah

C2H5OH + minyak tanah

CH3COOH + minyak tanah

NaOH + minyak tanah

B. Pembahasan

Senyawa organik merupakan senyawa yang memiliki atom karbon sebagai

salah satu unsur yang menyusun senyawanya kecuali karbida, karbonat, dan

oksida karbon. Kebanyakan senyawa organik ditemui dalam bentuk padatan, dan

juga beberapa diantaranya berupa cairan. Senyawa organik banyak digunakan

dalam bentuk larutan, yaitu campuran pelarut dan terlarut. Namun, tidak semua

senyawa organik dapat larut dalam 1 jenis pelarut yang sama. Hal itu disebabkan

oleh perbedaan sifat fisika dan kimia masing-masing senyawa.

Kelarutan adalah kemampuan suatu zat telarut untuk melarut pada suatu

pelarut. Kelarutan didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat

terlarut dalam larutan jenuh pada temperature tertentu, dan secara kualitatif

didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk

molekul yang homogen. Kelarutan suatu senyawa bargantung pada sifat fisika,

dan kimia zat terlarut dan pelarut, terutama sifat-sifat kepolarannya.

Percobaan ini dilakukan pengujian kelarutan beberapa contoh senyawa

organik dalam beberapa jenis pelarut. Pelarut yang digunakan yaitu air (H2O),

asam asetat (CH3COOH), etanol, minyak goreng, metanol, dan NaOH. Namun,
senyawa-senyawa tersebut selain dijadikan bahan pelarut, senyawa tersebut juga

dijadikan sampel dan diuji kelaruannya dengan senyawa-senyawa organik lainnya

seperti, minyak tanah (C2H2n+2). Beberapa pertimbangan mengenai kelarutan

suatu senyawa dalam suatu pelarut adalah sifat keelekronegatifan, momen dipole

dan kepolaran suatu senyawa, dimana ketiga hal tersebut saling berhubungan satu

sama lain.

Perlakuan pertama yaitu uji kelarutan dalam air dengan menggunakan air

(H2O) sebagai pelarut dan minyak goreng sebagai zat terlarut. Air (H2O)

merupakan senyawa polar karena mempunyai momen dipol 1,85 D. Dari hasil

pengamatan terlihat bahwa minyak goreng tidak larut dalam air. Hal ini sudah

sesuai dengan teori, dimana suatu senyawa polar tidak akan larut dalam senyawa

non polar selain itu terbentuknya 2 lapis cairan oleh senyawa polar dan senyawa

nonpolar ini dipengaruhi oleh ikatan yang dibentuk. Selanjutnya untuk uji

kelarutan metanol dan etanol dalam air dari hasil pengamatan metanol dan etanol

larut dalam air. Hal ini terjadi karena metanol dan etanol merupakan turunan dari

alkohol sehingga gugus alkil kedua senyawa ini tidak begitu panjang dan tidak

merubah tingkat kelektronegatif etanol dan metanol yang pada akhirnya dapat

larut dalam pelarut polar. Terkahir yaitu menggunakan NaOH dan asam asetat

sebagai zat terlarut. Berdasarkan hasil yang diperoleh terlihat bahwa NaOH dan

asam asetat dapat larut dalam air, hal ini sesuai dengan teori bahwa pelarut polar

akan larut dalam pelarut polar. Selain itu penyebab NaOH dan asam asetat dapat

larut dalam air karena kedua pelarut tersebut memiliki atom O dan atom H.
Perlakuan kedua yaitu kelarutan dalam minyak tanah dengan

menggunakan minyak tanah sebagai pelarut dan minyak goreng sebagai zat

terlarut. Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa minyak goreng larut dalam

minyak tanah hal ini sesuai dengan sesuai prinsip “like dissolved like” dimana

senyawa polar larut dalam pelarut polar dan senyawa non polar larut dalam

senyawa non polar. Selanjutnya untuk uji kelarutan metanol, etanol, NaOH dan

asam asetat. Berdasarkan hasil pengamatan metanol, etanol, NaOH dan asam

asetat tidak dapat larut dalam minyak tanah, hal ini ditandai dengan terbentuknya

dua fasa. Penyebab metanol, etanol, NaOH dan asam asetat tidak dapat larut

dalam minyak tanah karena keempat zat tersebut merupakan senyawa polar

sehingga tidak dapat larut dalam senyawa non polar.


V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan percob aan yang telah dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Sifat-sifat kelarutan senyawa organic dapat diklasifikasikan berdasarkan

kelarutannya dalam sejumlah pelarut tertentu dan larutan tertentu. Senyawa

non-polar akan larut dengan pelarut non-polar dan senyawa polar akan larut

dalam pelarut polar.

2. Struktur kimia suatu senyawa sangat berpengaruh terhadap kelarutan senyawa

tersebut. Senyawa yang memiliki struktur kimia yang mirip akan lebih mudah

larut jika dilarutkan, serta senyawa yang memiliki rantai cabang akan lebih

mudah larut dalam pelarut dari pada senyawa yang strukturnya berupa rantai

lurus.
DAFTAR PUSTAKA

Farida, S. N., Dwi I. dan Dian R. A., 2016, Kajian Sifat Fisik, Kimia dan Sensoris
Bubur Bayi Instan Berbahan Dasar Tepung Tempe Koro Glinding
(Phaseolus Lunatus), Tepung Beras Merah (Oryza Nivara) dan Tepung
Labu Kuning (Cucurbita Moschata), Jurnal Teknosains Pangan, 5(4).

Marliani N., 2014, Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga (Sampah Anorganik)


Sebagai Bentuk Implementasi dari Pendidikan Lingkungan Hidup, Jurnal
Formatif, 4(2).

Petrucci, R. H., Suminar. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 2. Jakarta. Erlangga.

Prasojo, S. L., 2004, Kimia Organik I Jilid 1, Yogyakarta.

Widiarti, L., Basuki W. dan Eddyanto, 2017, Analisis Sifat Termal dan Uji
Kelarutan Dari Karet Alam Siklis dan Karet Alam Cair Siklis, Jurnal
Kimia Mulawarman, 14(2).
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM

Soal:

1. Simpulkan ciri-ciri senyawa organik yang termasuk polar, semi polar dan non

polar!

2. Bagaimanakahhubungan kelarutan berdasarkan struktur senyawa?

Jawaban:

1. Ciri-ciri senyawa yang termasuk kelarutan polar, semi polar dan non polar

a. Senyawa organik polar :

- Momen dipolnya lebih besar dari nol

- Larut dalam pelarut polar tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar

- Bersifat konduktor

- Memiliki kutub (+) dan kutub (-) , akibat tidak meratanya

distribusi elektron.

- Memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui)

atau memiliki perbedaan keelektronegatifan.

b. Senyawa organik semi polar :

- Momen dipolnya tidak sama dengan nol, tetapi kecil

- Larut dalam pelarut polar maupun nonpolar

- Bersifat semi konduktor

c. Senyawa organik non polar :

- Momen dipolnya sama dengan nol

- Larut dalam pelarut nonpolar tetapi tidak larut dalam pelarut polar
- Bersifat isolator

- Tidak memiliki kutub (+) dan kutub (-) , akibat meratanya distribusi

elektron.

- Tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk moleku

diketahui) atau keelektronegatifannya sama.

2. Struktur suatu senyawa sangat berpengaruh terhadap kelarutan pada suatu

pelarut. Jika suatu senyawa mempunyai struktur yang mirip dengan

pelarutnya maka senyawa tersebut dapat larut. Oleh karena itu, senyawa polar

lebih mudah larut dalam pelarut polar, dan senyawa nonpolar akan mudah

larut dalam pelarut nonpolar.

Anda mungkin juga menyukai