Anda di halaman 1dari 6

1.

Sejarah Skandium
(Latin: scandia, Scandinavia). Mendeleev telah memprediksi keberadaan unsur
ekaboron berdasarkan prinsip sistim periodik yang ditemukannya. Unsur ini
diperkirakan memiliki berat atom antara 40 (kalsium) dan 48 (titanium). Elemen
skandium ditemukan oleh Nilson pada tahun 1878 di dalam mineral-
mineral euxenite dan gadolinite, yang belum pernah ditemukan dimanapun kecuali di
Skandinavia. Dengan memproses 10 kg euxenite dan hasil sampingan mineral-
mineral langka lainnya, Nilson berhasil memproduksi 2 gram skandium oksida murni.
Ilmuwan-ilmuwan berikutnya kemudian menunjukkan bahwa skandium yang
ditemukan Nilson sama dengan ekaboronnya Mendeleev.
Skandium adalah unsur golongan IIIB yang berada pada periode 4. Skandium
merupakan bagian dari unsur transisi. Skandium ditemukan oleh Lars Nilson pada
tahun 1879 di Swedia. Skandium ditemukan dalam mineral euxenite, thortveitile,
thortvetile dan gadoline di Skandinavia dan Madagaskar. Lars Fredik Nilson dan
timnya tidak sadar tentang prediksinya pada sumber pada tahun 1879, yang
menyelidiki logam yang terdapat sedikit di bumi. Dengan analisis spektra mereka
menemukan unsur baru dalam mineral bumi. Mereka menamakan scandium dari
bahasa Latin Scandia yang berarti Scandinavia dan dalam proses isolasi, mereka
memproses 10 kg euxenite, menghasilkan sekitar 2 g scandium oksida murni (Sc 2O3).
Elemen ini diberi nama Skandium karena untuk menghormati Negara Skandinavia
tempat ditemukannya unsure ini. Dmitri Mendeleev menggunakan periodik unsur
tahun 1869 untuk memprediksikan keadaan dan sifat dari tiga unsur yang disebut
ekaboron.Fischer, Brunger, dan Grinelaus mengolah scandium untuk pertama kalinya
pada tahun 1937, dengan elektrolisis potassium, litium, dan scandium klorida pada
suhu 700-800ºC. Dia mempelajari skandium dan menentukan berat atomnya adalah
44 (dibandingkan dengan173 untuk ytterbium). Per Thedore Cleve menunjukkan
bahwa skandium memiliki sifat yang mirip dengan yang diprediksi oleh Mandeleev
untuk eka-boron. Skandium logam pertama kali disiapkan pada tahun 1937 oleh
Fischer dan rekan-rekannnya. Mereka melakukan elektrolisis scandium cair litium
dan kalium klorida dalam wadah grafit dengan kawat tungsten dengan seng cair
sebagai elektroda. Skandium adalah logam transisi. Ia juga dianggap sebagai unsur
tanah yang langka karena sifatnya mirip dengan tanah langka, dan ditemukan dalam
bijih yang sama.

2. keberadaan dan kelimpahan


Skandium ternyata lebih banyak ditemukan di matahari dan beberapa bintang
lainnya (terbanyak ke-23) dibandingkan di bumi (terbanyak ke-50). Elemen ini
tersebar banyak di bumi, terkandung dalam jumlah yang sedikit di dalam banyak
mineral (sekitar 800an spesies mineral). Warna biru pada beryl (satu jenis
makhluk hidup laut) disebutkan karena mengandung skandium. Ia juga terkandung
sebagai komponen utama mineral thortveitite yang terdapat di Skandinavia dan
Malagasi. Unsur ini juga ditemukan dalam hasil sampingan setelah ekstrasi
tungsten dari Zinwald wolframite dan di dalam wiikite dan bazzite.
Kelimpahan dalam kerak bumi yang melimpah adalah 22 bagian per juta berat, 10
bagian per juta per mol, Kelimpahan dalam tata surya yang melimpah adalah 40
bagian per miliar berat, 1 bagian per miliar oleh mol. Skandium tidak ditemukan
bebas di alam tetapi ditemukan dikombinasikan dalam jumlah  sangat sedikit di lebih
dari 800 mineral. Mineral langka dari Skandinavia dan Madagaskar (thortveitite,
euxenite, dan gadolinite) adalah satu-satunya sumber terkonsentrasi yang diketahui.
Secara komersial, skandium diperoleh sebagai produk sampingan dari penyulingan
uranium.

3. Sifat Fisika dan Kimia


a. Sifat Fisika
1. Densitas : 3 g/cm3
2. Titik leleh : 1812,2 K
3. Titik didih : 3021 K
4. Bentuk (25°C) : padat
5. Warna : putih perak
 Sifat Atomik
1. Nomor atom : 21
2. Nomor massa : 44,956
3. Konfigurasi electron : [Ar] 3d1 4s2
4. Volume atom : 15 cm3/mol
5. Afinitas electron : 18,1 kJ/mol
6. Keelektronegatifitasan : 1,36
7. Energi ionisasi : 631 kJ/mol, 1235 kJ/mol, 2389 kJ/mol
8. Bilangan oksidasi utama : +3
9. Bilangan oksidasi lainnya : +1, +2
10.Bentuk Kristal :Hexagonal Unit Cell Pada keadaan padat scandium
mempunyai struktur kristal hexagonal.

b. Sifat Kimia
1. Reaksi dengan air
Ketika dipanaskan maka Skandium akan larut dalam air membentuk larutan yang
terdiri dari ion Sc (III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6H2O(aq) → 2Sc3+(aq) + 6OH-(aq) + 3H2(g)
2.  Reaksi dengan oksigen
Pada reaksi dengan udara atau pembakaran secara cepat maka akan membentuk
skandium (III)oksida
4Sc(s) + 3O2(g)  → 2Sc2O3(s)
3.  Reaksi dengan halogen
Skandium sangat reaktif ketika bereaksi dengan semua unsur halogen membentuk
trihalida
2Sc(s) + 3F2(g)  → 2ScF3(s)
2Sc(s) + 3Cl2(g) → 2ScCl3(s)
2Sc(s) + 3Br2(l) → 2ScBr3(s)
2Sc(s) + 3I2(s)   → 2ScI3(s)
4.  Reaksi dengan asam
Skandium mudah larut dalam asam klrida untuk membentuk larutan yang
mengandung ion Sc (III) dan gas hidrogen
2Sc(s) + 6HCl(aq) → 2Sc3+ (aq) + 6Cl-(aq) + 3H2(g)

4. Senyawa skandium
a. Skandium oksida
Skandium (III) oksida, atau skandia, adalah oksida tanah jarang. Tingkat lelehnya
tinggi, maka biasa digunakan untuk membuat senyawa skandium lainnya. Selain itu
juga digunakan dalam sistem suhu tinggi karena kemampuannya untuk tahan
terhadap panas dan goncangan termal. Skandium oksida juga biasa ditemukan di
keramik elektronik dan komposisi kaca (sebagai bahan pembantu). Skandium oksida
dihasilkan oleh industri pertambangan dan merupakan bentuk utama skandium halus
yang diproduksi. Oleh karena itu, sebagian besar dari skandium oksida diproduksi
sebagai produk sampingan dari ekstrasi elemen-elemen lain.
b. Skandium iodida
Skandium iodida, atau juga dikenal sebagai skandium triiodida, adalah senyawa
anorganik yang diklasifikasikan sebagai lantanida iodida. Senyawa ini memiliki
rumus ScI3 dan merupakan bubuk dengan warna kuning. Skandium iodida memiliki
struktur yang mirip dengan besi triklorida, dimana ketika mengkristal akan menjadi
kisi rhombohedral. Senyawa ini biasa digunakan dalam lampu halida logam dengan
senyawa serupa seperti cesium iodida karena dapat memaksimalkan emisi UV serta
memperpanjang umur bohlam. Emisi UV tersebut kemudian dapat dipasang ke
kisaran agar dapat memulai proses fotopolimerisasi.

c. Skandium klorida
Skandium (III) klorida adalah senyawa ionik yang memiliki rumus ScCl 3.
Senyawa ini memiliki warna putih dan titik leleh yang tinggi, serta mudah larut dalam
air. Skandium (III) klorida umumnya ditemukan di beberapa lampu halida, serat
optik, keramik elektronik, dan laser.

d. Skandium sulfat
Skandium sulfat merupakan garam skandium yang dihasilkan oleh asam sulfat.
Senyawa ini memiliki rumus Sc2(SO4)3 dan biasa digunakan dalam pertanian untuk
merawat benih. Senyawa ini dapat meningkatkan perkecambahan tanaman-tanaman
seperti jagung, kacang polong, dan gandum.

5. Pembuatan skandium
a. Skandium diambil dari throtvitite atau diekstrasi sebagai hasil produksi
pemurnian uranium.
b. Skandium murni diproduksi dengan cara mereduksi skandium florida dengan
kalsium metal
6. Kegunaan skandium dalam kehidupan sehari-hari
a. Skandium Clorida (ScCl3), dimana senyawa ini dapat ditemukan dalam
lampu halida, serat optic, keramik elektrolit dan laser.
b. Aplikasi utama dari unsure skandium dalah sebagai alloy alumunium-
skandium yang dimanfaatkan dalam industri aerospace dan untuk
perlengkapan olahraga ( sepeda, baseball bats) yang mempunyai kualitas
yang tinggi.
c. Aplikasi yang lain adalah pengunaan scandium iodida untuk lampu yang
memberikan intensitas yang tinggi. Sc2O3 digunakan sebagai katalis
dalam pembuatan Aseton.

7. Bahaya skandium
Skandium tidak beracun, namun perlu berhati-hati karena beberapa
senyawa scandium mungkin bersifat karsinogenik pada manusia selain itu dapat
menyebabkan kerusakan pada liver jika terakumulasi dalam tubuh. Bersama
dengan hewan air, Sc dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel,
sehingga memberikan pengaruh negatif pada reproduksi dan sistem syaraf. Sc
dapat mencemari lingkungan, terutama dari industri petroleum dan dari
pembuangan perabot rumah tangga. Sc secara terus-menerus terakumulasi di
dalam tanah, hal ini akan memicu terkonsentrasinya di dalam tubuh manusia
dan hewan.

Anda mungkin juga menyukai