Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH

“BAHAN AJAR”

DOSEN PENGAMPU:
Dra. Wilda Syahri, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Kelompok 11
Anggota Kelompok :
1 Maria Andriani Sinaga (A1C119057)
2 Winda Try Wahyuni (A1C119074)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa selalu
tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman kebodohan menuju zaman yang kaya akan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya, baik
kesehatan fisik maupun akal fikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah
sebagai tugas mata kuliah Perkembangan Kurikulum Sekolah Menengah dengan materi
“Bahan Ajar”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jambi, 21 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahan Ajar..........................................................................................3
2.2 Jenis – Jenis Bahan Ajar.......................................................................................4
2.2.1 Bahan ajar cetak...............................................................................................4
2.2.2 Bahan ajar dengar (audio)..............................................................................5
2.2.3 Bahan ajar pandang dengar (audiovisual).....................................................6
2.2.4 Bahan ajar multimedia interaktif (interactive learning material)...............6
2.3 Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar........................................................12
2.3.1 Prinsip relevansi............................................................................................12
2.3.2 Prinsip konsistensi.........................................................................................12
2.3.3 Prinsip kecukupan.........................................................................................13
2.4 Cakupan dan Urutan Bahan Ajar........................................................................13
2.5 Strategi Pemanfaatan Bahan Ajar.......................................................................13
2.5.1 Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru................................................14
2.5.2 Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa...............................................14
2.6 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar.................................................................15
2.6.1 Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran............................................................15
2.6.2 Teknik Pengembangan Bahan Ajar.............................................................16
2.7 Kriteria Pemilihan Bahan Ajar............................................................................17

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.........................................................................................................19

iii
3.2 Saran...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran adalah memotivasi dan memberikan fasilitas kepada siswa agar dapat
belajar secara mandiri (Ginting, 2007). Pembelajaran yang demikian selaras dengan
pengembangan pembelajaran yang dilakukan oleh John Dewey yaitu bahwa dengan
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri dia akan
menemukan sesuatu dengan proses belajar yang alami dan kontekstual. Hal ini sejalan
dengan teori pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang menyatakan bahwa
pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia
nyata kedalam kelas dan mendorong siswa mebuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Dengan konsep itu diharapkan pembelajaran akan lebih dekat dan proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,
bukan mentransfer pengetahuan dari guru kesiswa.
Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor
pendidik, peserta didik, sarana prasarana, metode, media, dan lingkungan belajar. Pada
paparan ini akan semakin penting sarana pembelajaran yang berupa bahan ajar. Bahan ajar
juga dapat dikatakan sebagai bahan-bahan atau materi yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar diperlukan sebagai
baru beraktivitas dalam proses pembelajaran merupakan substansi kompetensi yang
dibelajarkan kepada siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah nya sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan bahan ajar?
2. Apa sajakah jenis-jenis dari bahan ajar?
3. Bagaimana dengan prinsip-prinsip pada bahan ajar?
4. Bagaimana cakupan dan sistematika bahan ajar?
5. Bagaimana strategi pemanfaatan bahan ajar dalam suatu kelas?
6. Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar yang perlu dilakukan oleh seorang
pengajar?
7. Bagaimana kriteria pemilihan bahan ajar yang perlu diperhatikan oleh seorang
pengajar?
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuannya dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari bahan ajar.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari bahan ajar.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pada bahan ajar.
4. Untuk mengetahui cakupan dan urutan bahan ajar.
5. Untuk mengetahui strategi pemanfaatan bahan ajar yang dapat diterapkan dalam kelas.
6. Untuk mengetahui prosedur pengembangan bahan ajar yang dilakukan oleh pengajar.
7. Untukmengetahui kriteria pemilihan bahan ajar yang perlu diperhatikan oleh seorang
pengajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahan Ajar
Menurut Tim Sosialisasi KTSP, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan
untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Sedangkan
menurut Ahmad Sudrajat, bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara
sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar.
Menurut Majid (2012) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar memungkinkan
siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis
sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
Bahan ajar yang dimaksud adalah seperti: buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau
maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan sebagainya. Bahan ajar atau materi
pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang
telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan
(fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Hamdani (2010) mengklasifikasikan bahan ajar menjadi 3 macam, yaitu: (1) Media
tulis, yaitu bahan ajar yang tertuang dalam bentuk tulisan, (2) Audio visual, yaitu bahan ajar
yang dapat dilihat dan didengar dalam waktu yang bersamaan, dan (3) Interaktif terintregasi,
yaitu gabungan dari beberapa media yang disusun sedemikian rupa untuk digunakan dalam
penyampaian materi. Sedangkan Majid (2012) mengelompokkan bahan ajar menjadi 4
macam, yaitu bahan ajar cetak (printed), bahan ajar dengar (audio), bahan ajar pandang
dengar (audio visual), dan bahan ajar interaktif (interactive teaching material). Pada
umumnya bahan ajar yang banyak digunakan adalah bahan ajar cetak. Namun sekarang sudah
banyak dikembangkan oleh para guru dan peneliti di perguruan tinggi bahan ajar audio, audio
visual dan bahan ajar interaktif. Bahan ajar atau materi pelajaran secara garis besar terdiri
dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis mat eri
pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, prinsip, konsep, prosedur), keterampilan, dan
3
sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang
telah ditentukan. Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau
disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari pihak siswa bahan ajar itu harus
dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan
dinilai dengan menggunakan instrument penilaian yang disusun berdasar indicator
pencapaian belajar.
Menurut panduan pengembangan bahan ajar Departemen Pendidikan Nasional (2008)
menyebutkan bahwa fungsi bahan ajar dijelaskan sebagai berikut:
1. Pedoman bagi guru yang mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran,
sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
2. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam pembelajaran,
sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya,dan
3. Sebagai alat evaluasi pencapaian dan penguasaan hasil pembelajaran.
Bahan ajar mempunyai ciri-ciri antara lain:
1. Menggunakan struktur dan urutan yang sistematis,
2. Menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai,
3. Memotivasi siswa untuk belajar,
4. Mengantisipasi kesukaran belajar siswa sehingga menyediakan bimbingan bagi siswa
untuk mempelajari bahan tersebut,
5. Memberikan latihan yang banyak bagi siswa,
6. Menyediakan rangkuman,
7. Secara umum berorientasi pada siswa secara individual,
8. Biasanya bahan ajar dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri karena sistematis dan
lengkap.
2.2 Jenis – Jenis Bahan Ajar
Menurut Tim Sosialisasi KTSP Bahan ajar terdiri dari beberapa jenis, diantaranya
sebagai berikut.
2.2.1 Bahan ajar cetak
Bahan ajar cetak yang terdiri atas bahan cetak (printed) seperti buku, modul,
handout,lembar kerja siswa, brosur, wallchart, foto/gambar, dan non cetak seperti
model/market. Bahan ajar cetak (printed) dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang
memuat materi atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan
dengan menggunakan teknologi cetak. Suatu bahan pembelajaran cetak memuat materi yang
4
berupa ide, fakta, konsep, prinsip, dan kaidah atau teori yang tercakup dalam mata pelajaran
sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya dalampembelajaran.
Menurut Majid (2012) jenis dari bahan ajar cetak dibagi menjadi sembilan jenis, antara
lain:handout, buku, modul, lembar kegiatan siswa (LKS), brosur, leaflet, wallchar,
foto/gambar, dan model/maket. Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh guru
untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout biasanya diambilkan dari beberapa
literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan dan kompetensi yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun
kosong yang dijilid dan diberi kulit (Majid, 2012). Buku sebagai bahan ajar merupakan buku
yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
Prastowo (2011) mengemukakan buku ajar yaitu buku yang disusun untuk proses
pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan. Buku ajar
diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, di mana buku tersebut
dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar.Modul adalah sebuah buku yang ditulis
dengan tujuan supaya peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan
guru, sehingga modul berisi minimal tentang segala komponen dasar bahan ajar. Lembar
kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berisi petunjuk, langkah-langkah
yang digunakan untuk menyelesaikan suatu tugas. Brosur adalah bahan informasi tertulis
mengenai suatu masalah yang disusun secara sistematik atau cetakan yang hanya terdiri atas
beberapa halaman dan dapat dilipat tanpa dijid atau selebaran cetakan yang berisi
keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi. Leaflet adalah
bahan cetak yang tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dijahit. Leaflet sebagai
bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat membuat siswa menguasai kompetensi
dasar yang diharapkan. Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/- proses
atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Foto/gambar memiliki makna yang
lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Sebagai bahan ajar foto/gambar harus memenuhi
kompetensi dasar yang akan dicapai. Model/maket yang didesain secara baik akan
memberikan makna yang hampir sama dengan benda aslinya. Bahan ajar semacam ini tidak
dapat berdiri sendiri melainkan harus dibantu dengan bahan tertulis agar memudahkan guru
dalam mengajar maupun siswa dalam belajar.
2.2.2 Bahan ajar dengar (audio)
Bahan ajar dengar merupakan bahan ajar yang berbentuk audio seperti kaset, radio,
5
piringan hitam dan compact disk-audio.
2.2.3 Bahan ajar pandang dengar (audiovisual)
Bahan ajar padang merupakan bahan ajar yang dapat dipandang dan di lihat seperti film
dan VCD (video compact disk).
2.2.4 Bahan ajar multimedia interaktif (interactive learning material)
Bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yang mendorong perserta didik untuk aktif
seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran
interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials). Jadi bahan ajar itu
bisa berupa apa saja yang digunakan guru dalam kegiatan transfer informasi kepada siswa.
Ditinjau dari penggunaan alat indera manusia, maka bahan ajar dapat digolongkan menjadi:
1. Media yang mengandalkan indera penglihatan (visual) seperti buku, modul, koran,
LKS, brosur, foto dan lain sebagainya;
2. Media yang mengandalkan indera pendengaran (audio) seperti kaset, radio, piringan
hitam, CDaudio;
3. Media yang mengandalkan indera penglihatan dan pendengaran (audio-visual) seperti
video pembelajaran dari VCD atau aplikasi jejaring sosial.
Dari beberapa jenis bahan ajar yang telah dipaparkan, terdapat beberapa penerapan
bahan ajar dalam berbagai aspek materi pembelajaran:
a. Bahan ajar yang bersifat hafalan
Bahan ajar kimia yang bersifat hapalan itu biasanya menggunakan bahan ajar
cetak,yang mana akan mempermudah siswa untuk menghapal karena bahan ajar cetak
memuat materi yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah atau teori yang tercakup dalam
mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya dalam pembelajaran.
Berikut adalah jenis jenis dari bahan ajar cetak:
1) Handout
Handout adalah bahan tertulis yang siapkan oleh seorang guru untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik, termasuk pada media ajar cetak. Handout berasal dari bahasa
Inggris yang berarti informasi, berita atau surat lembaran. Handout termasuk media cetakan
yang meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi
belajar, biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang
diajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Pada
pembelajaran Sains, guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar sebagai sumber belajar
alternatif. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan adalah handout.
6
Istilah handout memang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia.Handout
biasanya merupakan bahan ajar tertulis yang diharapkan dapat mendukung bahan ajar lainnya
atau penjelasan dari guru. Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru
untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout adalah pernyataan yang telah
disiapkan oleh pembicara. Handout biasanya diambil dari beberapa literatur yang memliki
relevansi dengan materi yang diajarkan atau kompetensi dasar dan materi pokok yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Istilah handout memang belum ada padanannya dalam bahasa
Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa handout dapat melengkapi kekurangan materi, baik
materi yang diberikan dalam buku teks maupun materi yang diberikan secara lisan. Handout
dapat berisi penjelasan singkat tentang suatu materi bahasan, menjelaskan kaitan antar topik,
memberi pertanyaan dan kegiatan pada para pembacanya, dan juga dapat memberikan umpan
balik dan langkah tindak lanjut, dengan demikian siswa dapat memiliki pengetahuan yang
lebih tinggi. Berikut ini adalah contoh dari handout kimia:

2) Modul
Modul adalah alat ukur yang lengkap. modul pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar
yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai
tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan
bimbingan yang minimal dari pendidik. Modul dapat dipandang sebagai paket program yang
disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat
Setiyadi (2014) yang menyatakan bahwa Modul merupakan paket belajar mandiri yang
meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis
untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar. Menurut buku pedoman penyusunan modul,

7
yang dimaksud dengan modul ialah satu unit program belajar mengajar terkecil yang secara
terinci menggariskan tujuan- tujuan instruksional umum, topik yang akan dijadikan pangkal
proses belajar mengajar, tujuan-tujuan instruksional khusus, pokok-pokok materi yang akan
dipelajari dan diajarkan, kedudukan dan fungsi satuan dalam kesatuan program yang lebih
luas, peranan guru didalam proses belajar mengajar, alat dan sumber yang akan dipakai,
kegiatan belajar mengajar yang akan/harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan,
lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar (Wijaya,
dkk 1988). Berikut ini adalah contoh dari modul pembelajaran kimia :

b. Bahan ajar yang bersifat hitungan


Pada pembelajaran kimia yang bersifat hitungan bahan ajar yang cocok itu adalah
bahan ajar cetak yang mana siswa bisa membaca, memahami dan mengerjakan latihan soal
agar lebih mudah dimengerti dan juga bisa menggunakan bahan ajar audio visual hal ini
berdasarkan bahwa peserta didik cenderung akan lebih mudah mengingat dan memahami
suatu pelajaran jika mereka tidak hanya menggunakan satu jenis indra saja, apalagi jika
hanya indra pendengaran saja. Bahan ajar audio visual mampu memperlihatkan secara nyata
sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin bisa dilihat di dalam kelas menjadi mungkin
dilihat. Selain itu juga dapat membuat efek visual yang memungkinkan peserta didik
memperkuat proses belajar.
1) Buku ajar
Buku ajar merupakan komponen pendukung yang penting dalam pembelajaran. Peran
buku ajar dalam proses belajar adalah mendukung tercapainya kecakapan dan keterampilan
yang diharapkan. Buku ajar dapat berperan sebagaimana mestinya apabila siswa memiliki
minat untuk membaca dan mempelajari materi dalam buku ajar tersebut ( Barroh, 2012).
Buku ajar memiliki posisi strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM) karena buku ajar menjadi bagian penting dalam pembelajaran di sekolah. Dengan
8
demikian buku ajar menjadi bermutu, inovatif, dan di integrasikan dengan pendidikan
karakter sangat diperlukan oleh siswa karena berfungsi ganda sebagai media pembelajaran
dan sekaligus memperbaiki karakter baik siswa. Dari pandangan diatas dapat kita simpulkan
bahwa buku ajar sangat diperlukan dalam proses pembelajaran karena dapat membantu guru
maupum siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu mengembangkan buku ajar yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum.
Buku ajar menyediakan fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang
substansinya maupun tentang penyajiaanya. Penggunaan buku ajar merupakan bagian dari
budaya buku, yang menjadi salah satu tanda masyarakat maju. Dipan-dang dari proses
pembelajaran, buku ajar mempunyai peranan penting. Jika tuju-an pembelajaran adalah
menjadikan siswa memiliki berbagai kompetensi, maka perancangan buku ajar harus
memasukkan sejumlah prinsip yang dapat digunakan untuk mencapai hal tersebut adalah
perancangan sejumlah soal latian yang berbasis multipel representasi. Buku ajar yang baik
adalah buku ajar yang mampu memerankan fungsi dan peranannya dalam pembelajaran,
maka buku ajar harus berkualitas. Kualitas buku ajar dinilai dari empat aspek, yaitu
a. Aspek kelayakan isi,
b. Aspek kelayakan bahasa,
c. Aspek kelayakan penyajian,dan
d. Aspek kelayakan kegrafikan.

2) Lembar kerja siswa/Lembar kerja peserta didik (LKS/LKPD)


Lembar kerja siswa atau lembar kerja peserta didik (student worksheet) adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan
biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas
yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan
9
dicapainya. Lembar kerja dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja. Tugastugas
sebuah lembar kerja tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak
dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas-
tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teoritis dan atau tugas-tugas praktis.
Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat ringkasan
untuk dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja
lapangan, misalnya survei tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu di suatutempat.
Menurut Depdiknas (2008) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kerja siswa akan memuat
komponen-komponen, yaitu; judul, KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian,
peralatan/bahan yang diperlukan, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus
dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. Lembar Kerja Siswa bermanfaat bagi guru dan
siswa. Bagi guru, LKS dapat digunakan untuk memudahkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Sedangkan bagi siswa, LKS dapat dijadikan pedoman akan belajar secara
mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. Dalam menyiapkannya
guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah
lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/ tidaknya
sebuah KD dikuasai oleh peserta didik.

3) Video audiovisual
a) Dalam pembelajaran kimia hitungan bisa juga menggunakan bahan ajar video audio
visual. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan audio visual untuk
pembelajaran yaitu: Guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu,
10
kemudian baru memilih media audio-visual yang tepat untuk mencapai tujuan
pengajaran yang diharapkan.
b) Guru juga harus mengetahui durasi media audio- visual misalnya dalam bentuk film
ataupun video, dimana keduanya yang harus disesuaikan dengan jam pelajaran.
c) Mempersiapkan kelas, yang meliputi persiapan siswa dengan memberikan penjelasan
global tentang isi film, video atau televisi yang akan diputar dan persiapan peralatan
yang akan digunakan demi kelancaran pembelajaran.
d) Aktivitas lanjutan. Setelah pemutaran film atau video selesai, sebaiknya guru
melakukan refleksi datanya jawab dengan siswa untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi tersebut.

c. Bahan ajar yang bersifat abstrak


Pada pembelajaran kimia yang bersifat abstrak, bahan ajar yang digunakan adalah
bahan ajar audio visual dan bahan ajar Interaktif yang mana bahan ajar interaktif adalah
bahan ajar yag mengombinasikan beberapa media pembelajaran (audio, video, teks atau
grafik) yang bersifat interaktif untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari
suatu presentasi. Bahan ajar interaktif memungkinkan terjadinya hubungan dua arah antara
bahan ajar dan penggunanya, sehinnga peserta didik akan terdorong untuk lebih aktif. Bahan
ajar interaktif dapat ditemukan dalam bentuk CD interaktif, yang dalam proses pembuatan
dan penggunaannya tidak dapat trelepas dari perangkat komputer. Maka dari itu, bahan ajar
interaktif juga termasuk bahan ajar berbasis komputer.
1) Video animasi menggunakan CD interaktif
Pembelajaran dengan menggunakan videoatau animasi lebih berhasil karna mampu
masuk melalu 2 sensor indera manusia yaitu melalui mata dan telinga. Pengembangan bahan
ajar pembelajaran video animasi memerlukan alat bantu berupa software untuk mendukung
dalam proses pembuatan video animasi. Maka dari itu alat bantu dalam pengembangan video
animasi ini adalah menggunakan software Adobe After Effect CS6 yang membantu dalam
pembuatan animasi yang mampu bergerak agar terlihat memiliki ilusi pergerakan atau pada
11
masa pembelajaran daring ini begitu banyak software yang dapat digunakan untuk
menjelaskan materi pembelajaran khususnya materi kimia salah satunya menggunakan jMol
dimana software ini termasuk pada platform Windows, Linux, Mac. Berbagai fitur tersedia
pada software ini untuk memvisualisasikan struktur molekul 2-3 dimensi.

2.3 Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar


Terdapat beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan atau atau diperhatiakan pada
saat akan memilih bahan ajar. Prinsip – prinsip tersebut meliputi prinsip – prinsip relevansi,
konsistensi dan kecukupan ( Aunurrahman, 2009)
2.3.1 Prinsip relevansi
Materi pebelajaran harus relevan atau terkait dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Misalnya, apabila kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik
adalah dalam bentuk mengingat fakta, materi pelajaran harus dalam bentuk mengingat fakta.
2.3.2 Prinsip konsistensi
Apabila terdapat empat kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik, maka
bahan ajar yang akan diajarkan harus memiliki empat jenis. Misalnya, jika kompetensi dasar
yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah keterampilan menulis empat jenis esai, materi
yang dipelajari juga harus mencakup keterampilan menulis empat jenis esai.
2.3.3 Prinsip kecukupan
Pada prinsip kecukupan, materi yang diajarkan harus memadai atau cukup untuk
12
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran mereka (menguasai standar
kompetensi dan kompetensi dasar). Bahan ajar tidak boleh terlalu sedikit atau terlalu banyak,
karena apabila terlalu sedikit, peserta didik akan kesulitan mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan, jika bahan ajar terlalu banyak, hanya akan membuang waktu dan energi yang
tidak efisien.
2.4 Cakupan dan Urutan Bahan Ajar
Menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran, perlu memperhatikan jenis
materi yang akan disampaikan, berupa aspek koqnitif ( fakta, konsep, prinsip, prosedur), atau
aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu juga perlu diperhatikan keluasan materi
atau tingkat pendalaman materi. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa
banyak materi yang didesain dalam pembelajaran, sedangkan pendalaman materi
menyangkut seberapa detail konsep, prinsip dan prosedur akan disampaikan pada siswa.
Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan (adequacy), materi pembelajarn yang didesain
dalam pembelajaran hendaknya memadai untuk mencapai standar kompetensi, sehingga
materi tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit. Bahan ajar paling tidak mencakup
Petunjuk belajar (petunjuksiswa/guru), Kompetensi yang akan dicapai, content atau isi materi
pembelajaran, informasi pendukung, dan latihan-latihan soal.
Urutan penyajian bahan ajar sangat perlu mendapat perhatian, sebab dalam materi
pelajaran terdapat prasyarat (prerequisite) sebelum materi lanjutan. Materi yang telah
ditentukan ruang lingkupnya serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan
pokok , yaitu pendekatan procedural dan pendekatan hirarkis. Pendekatan procedural adalah
urutan materi pelajaran secara procedural menggambarkan langkah-langkah secara urut
sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas, seperti langkah- langkah
menelpon, langkah-langkah mengopersikan audiovisual dan sebagaimya. Sedangkan prinsip
hirarkis menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas, atau dari atas ke
bawah.
2.5 Strategi Pemanfaatan Bahan Ajar
Ada dua strategi memanfaatkan bahan ajar yang dapat dipertimbangkan dalam proses
pembelajaran yaitu strategi penyampaian bahan ajar oleh guru dan strategi mempelajari
bahan ajar oleh siswa.
2.5.1 Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru.
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru diantaranya :
1. Strategi urutan penyampaian simultan. Jika guru harus menyampakan materi
13
pembelajaran lebih dari satu, maka materi keseluruhan disajikan secara serempak, baru
kemudian diperdalam satu demi satu.
2. Strategi urutan penyampaian suksesif. Jika guru harus menyampaikan materi
pembelajaran lebih dari satu, maka materi disajikan satu demi satu secara mendalam,
baru kemudian menyajikan materi berikutnya secara mendalampula.stategi
penyampaian fakta : jika guru harus menyajikan materi pembelajaran termasuk jenis
fakta ( seperti:nama – nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama
symbol atau lambing dan sebagainya.
3. Strategi penyampaian konsep. Materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa
definisi atau pengertian. Tujuan mempelajari konsep, agar siswa paham, dapat
menunjukan ciri-ciri, unsure, membedakan, membandingkan, menggeneralisasikan dsb.
Langkah- langkah mengajarkan konsep: pertama sajikan konsep, ke dua berikan
bantuan ( berupa inti isi, cirriciri pokok, contoh , dan bukan contoh), ketiga berikan
latihan (exercise) dapat berupa tugas membrikan contoh lain ( problem possing), ke
empat berikan umpan balik, dan kelima berikantes.
4. Stategi penyampaian materi pembelajaran prinsip termasuk materi pembelajaran jenis
prinsip seperti dalil, rumus, hokum (law), aksioma, postulat, teorema, dan sebagainya.
5. Strategi penyanpian procedure. Tujuan mempelajari prosedur adalah agar siswa dapat
melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan sekedar paham atau hafal.
Termasuk materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkal-langkah mengerjakan
suatu tugas secara urut.
2.5.2 Strategi mempelajari bahan ajar oleh siswa
Ditinjau dari guru, perlakuan (threament) terhadap materi pembelajaran berupa
kegiatan guru menyampaikan ataumengajarkan materi pada siswa. Sebaliknya , ditinjau dari
siswa, perlakuan terhadap materi pembelajaran berupa mempelajari atau berinteraksi denga
materi pembelajaran. Secara khusus dalam mepelajari materi pembelajaran kegiatan siswa
dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
1. Menghafal (verbal & paraphrase) Ada dua jenis menghafal, yaitu : menghafal verbal
(remember verbatim) dan menghafal paraphrase (remember pharaphrase). Menghafal
verbal adalah menghafal persis seperti apa adanya. Terdapat materi yang harus dihafal
persis apa adanya , seperti nama orang, nama tempat, nama zat, lambing, peristiwa
sejarah, nama-nama bagian atau komponen benda dsb. Sebaliknya ada juga materi
pempelajaran yang tidak harus dihafal persis seperti apa adanya, tetapi dapat
14
diungkapkan dengan bahasa atau kalimat sendiri.
2. Menggunakan/mengaplikasikan. Materi pembelajaran setelah dihafal atau dipahami
kemudian digunakan atau di aplikasikan. Jadi dalam proses pembelajaran siswa perlu
memiliki kemampuan untuk menggunakan, menerapkan atau mengaplikasikan materi
yang telah dipelajari. Penggunaan fakta atau data dapat dijadikan bukti dalamn
mengambil keputusan. Penggunaan materi konsep untuk menyusun proposisi, dalil,
atau rumus. Selain itu penguasaan suatu konsep digunakan untuk menggeneralisasikan ,
dan membedakan. Penerapan prinsip untuk memecahkan masalah pada kasus-kasus
lain. Penggunaan materi sikap untuk berperilaku sesuai nilai atau sikap yang telah
dipelajari.
3. Menemukan. Yang dimaksud penemuan (finding)disini adalah menemukan cara
memecahkan masalah-masalah baru dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang telah dipelajari. Menemukan merupakan hasil tingkat belajar tingkat
tinggi. ( sering disebut penerapan strategi koqnitif).
4. Memilih. Yang dimaksud memilih adalah suatu tuntutan sikap memilih untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu. Contohnya sikap memilih membaca novel daripada
membaca buku pelajaran. Memilih mentaati peraturan lalu lintas dan terlambat sekolah,
atau melanggar lalu lintas dan tidak terlambat sekolah.
2.6 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar
2.6.1 Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran
Pemilihan materi pelajaran harus disesuaikan dengan ukuran-ukuran (kriteria) yang
digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi yang bersangkutan. Kriteria pemilihan
materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam sistem instruksional dan yang mendasari
penentuan strategi belajar mengajar diantaranya yaitu:
1. Kriteria tujuan instruksional(SK/KD). Materi pelajaran yang dipilih hendaknya sejalan
dengan tujuan-tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
2. Materi pelajaran. Ada keterkaitan antara tujuan yang ingin dicapai dengan materi
pelajaran.
3. Relevan dengan kebutuhan siswa. Setiap materi pelajaran yang disajikan hendaknya
sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Oleh karena itu materi pelajaran yang disajikan hendaknya memuat
pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan.
4. Sesuai dengan kondisi masyarakat. Materi pelajaran yang dipilih hendaknya turut
15
membantu siswa dalam memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi
perkembangan siswa menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri dan berguna di
masyarakat.
5. Materi pelajaran mengandung segi-segietik. Materi pelajaran yang dipilih hendaknya
mempertimbangkan perkembangan moral siswa. Pengetahuan dan keterampilan yang
akan mereka dapat dari materi pelajaran yang telah mereka terima hendaknya diarahkan
untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai dengan sistem nilai
dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
6. Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis.
Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya
dan terpusat pada satu topik masalah tertentu. Materi disusun secara berurutan dengan
mempertimbangkan faktor perkembangan psikologis siswa. Dengan begitu materi
pelajaran akan lebih mudah diserap oleh siswa dan dapat segera dilihat
keberhasilannnya.
7. Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan
masyarakat. Buku sumber yang baku umumnya disusun oleh para ahli dalam bidangnya
dan disusun berdasarkan GBPP yang berlaku. Guru yang ahli penting karena sumber
utama memanglah guru itu sendiri. Guru dapat mengatur apa yang dianggapnya perlu
atau tidak untuk disampaikan kepada siswa. Masyarakat juga merupakan sumber
belajar yang luas, bahkan dapat dikatakan sebagai materi belajar yang paling besar.
2.6.2 Teknik Pengembangan Bahan Ajar
Rincian prosedur pengembangan bahan ajar menurut Depdiknas, adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan kriteria pokok pemilihan bahan ajar dengan mengidentifikasi standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD). Standar kompetensi adalah ukuran
kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu proses
pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu. Kompetensi dasar adalah sejumlah
kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK
mata pelajaran tertentu.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Materi pelajaran adalah substansi isi
yang harus dipelajari dan dikuasai peserta didik dalam proses pembelajaran. Materi
pembelajaran dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif (fakta, konsep, dan
prosedur), aspek afektif (pemberian respon, penerimaan, internalisasi dan penilaian),
16
dan aspek psikomotorik (gerakan awal, semi rutin, danrutin).
3. Mengembangkan bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan SK-KD yang telah
teridentifikasi sebelumnya.
4. Mengembangkan sumber bahan ajar. Sumber bahan ajar merupakan segala sesuatu
yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, berupa buku teks, media cetak, media
elektronik, nara sumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya. Menentukan sumber
bahan ajar dapat berupa sumber, bahan, alat, atau media yang sengaja dirancang untuk
digunakan dan difungsikan mencapai indikator SK dan KD dalam pembelajaran dan
dapat memanfaatkan segala sumber yang dapat digunakan dan difungsikan untuk
meningkatkan kualitas pencapaian kompetensi peserta didik.
Terdapat tiga macam pengembangan bahan instruksional, yaitu
a. Pengembangan bahan belajar mandiri. Bahan belajar mandiri dikembangkan bila dalam
pelaksanaan kegiatan instruksional mahasiswa belajar secara mandiri tanpa tergantung
kepada kehadiran pengajar. Bahan instruksional tersebut adalah gurunya.
b. Pengembangan bahan pengajaran konvensional. Bahan pengajaran konvensional sangat
terbatas jumlahnya karena yang menjadi poin pokok kegiatan instruksional ini adalah
pengajar dan bahan-bahan pengajaran. Pengajar menyajikan isi pelajaran dengan
urutan, metode dan waktu yang telah ditentukan dalam strategi instruksional
c. Pengembangan bahan model Pengajar, Bahan dan Siswa (PBS).
2.7 Kriteria Pemilihan Bahan Ajar
Langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar Pemilihan bahan ajar harus
mempertimbangkan atau memperhatikan kriteria-kriteria pemilihan bahan ajar. Hal tersebut
dikarenakan bahan ajar yang dipilih untuk diajarkan oleh guru pada satu pihak dan harus
dipelajari peserta didik di lain pihak, harus berupa bahan ajar yang mampu mendorong
tercapainya tujuan pembelajaran, yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar. Oleh sebab
itu, pemilihan bahan ajar harus mengacu pada kedua tujuan tersebut. Kriteria pemilihan
bahan ajar mencakup penentuan aspek-aspek perilaku yang terdapat dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar, serta penentuan atau pemilihan jenis bahan ajar sesuai
dengan aspek-aspek perilaku yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar
(Depdiknas, 2006). Yang di jelaskan sebagai berikut:
1. Penentuan aspek-aspek perilaku yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Pemilihan bahan ajar diawali dengan penentuan aspek-aspek perilaku yang terdapat
dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Aspek-aspek tersebut perlu ditentukan
17
karena setiap aspek perilaku memiliki jenis bahan ajar yang berbeda. Hal ini akan
menunjang pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Aspek-aspek
perilaku yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar meliputi aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Bahan pembelajaran aspek kognitif meliputi empat
jenis, yaitu: fakta, prinsip, konsep. dan prosedur.
2. Penentuan atau pemilihan bahan ajar sesuai dengan aspek-aspek perilaku yang terdapat
dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Beranjak dari aspek-aspek perilaku yang
terdapat pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan, selanjutnya
dilakukan penentuan atau pemilihan bahan ajar yang sesuai dengan aspek aspek perilaku
yang terdapat pada kedua tujuan pembelajaran tersebut. Bahan pembelajaran yang akan
diajarkan kepada peserta didik perlu diklasifikasikan, apakah termasuk ke dalam aspek
kognitif, psikomotorik, atau afektif. Jika termasuk aspek kognitif, apakah berupa fakta,
konsep. prinsip, atau prosedur. Dengan demikian, seorang pendidik mendapatkan
kemudahan dalam mengajar.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pemaparan sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis sehingga siswa dapat mempelajari suatu
kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis serta secara akumulatif
mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.
2. Jenis-jenis dari bahan ajar adalah bahan ajar cetak (printed), bahan ajar dengar (audio),
bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan bahan ajar interaktif (interactive teaching
material).
3. Prinsip-prinsip dari bahan ajar adalah prinsip relevansi , prinsip konsistensi, dan prinsip
kecukupan.
4. Ada dua strategi memanfaatkan bahan ajar yang dapat dipertimbangkan dalam proses
pembelajaran, yaitu strategi penyampaian bahan ajar oleh guru, dan strategi
mempelajari bahan ajar oleh siswa.
5. Cakupan bahan ajar yaitu dengan menentukan cakupan atau ruang lingkup materi
pembelajaran, perlu memperhatikan jenis materi yang akan disampaikan, berupa aspek
kognitif ( fakta, konsep, prinsip, prosedur), atau aspek afektif, ataukah aspek
psikomotorik. Sedangkan urutan bahan ajar yaitu urutan penyajian bahan ajar sangat
perlu mendapat perhatian, sebab dalam materi pelajaran terdapat prasyarat
(prerequisite) sebelum materi lanjutan.
6. Prosedur pengembangan bahan terdiri dari 2 yaitu kriteria pemilihan materi pelajaran
dan teknik pengembangan bahan ajar.
7. Kriteria pemilihan bahan ajar mencakup penentuan aspek-aspek perilaku yang terdapat
dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta penentuan atau pemilihan jenis
bahan ajar sesuai dengan aspek-aspek perilaku yang terdapat dalam standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan
baik dari segi struktur maupun isi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi penyusunan makalah yang berikutnya agar dapat lebih baik lagi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Pannen, P. 2001. Penulisan Buku Ajar. Jakarta: Pusat Antar Universitas, Pusat
Pengembangan Aktivitas Akademik Universitas Terbuka.

Benny. A. P., Dewi. A. dan Padmo. P., 2019 Pengembangan Bahan Ajar Edisi 2, Tangerang:
UT Press.

Suyatman, 2013, Pengembangan Bahan Ajar, Surakarta: FATABA Press.

Laksono. P. J., Ashadi. Dan Sulistyo. S., 2016, Analisis Bahan Ajar Kimia untuk SMA/MA
di Kabupaten Karanganyar pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
Berdasarkan Kurikulum 2013, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains.

Nana, 2016, Pengembangan Bahan Ajar, Klaten: Lakeisha.

Prastow, Andi. 2004. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.


Yogyakarta:DivaPress.

20

Anda mungkin juga menyukai