Anda di halaman 1dari 22

TUGAS RUTIN DESAIN PEMBELAJARAN

“PENGEMBANGAN MATERI & PENGALAMAN


PEMBELAJARAN”

DOSEN PENGAMPU
Dr. Dina Ampera, M.Pd.
Nur Basuki,S.Pd.,M.Pd.,M.Pd.T

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
Ari Mayang Wahyuni : 5201143006
Riska Zamili : 5203143023
Sausan Ardheliza : 5201143004
Penina Juliarti : 5201143001
Yunita Larasati : 5203143021

FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TATA BUSANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
Pengembangan Materi Pembelajran dan Pengalaman Pembelajaran” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu Dr. Dina Ampera, M.Pd. dan Bapak Nur Basuki, S.Pd., M.Pd., M.Pd.T
pada mata kuliah “Desain Pembelajaran” .Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pembelajaran bagi para pembaca dan juga penulis. Kami
mengucapkan terimakasih kepda Ibu Dr. Dina Ampera, M.Pd. dan bapak Nur Basuki,
S.Pd., M.Pd., M.Pd.T, selaku dosen matakuliah Desain Pembelajaran yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan matakuliah yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
Sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 01 November 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Desain Pembelajaran...................................................................... 3
2.1.1 Hakikat Materi Pembelajaran..................................................................... 3
2.1.2 Sumber Materi Pembelajaran..................................................................... 4
2.1.3 Pengemasan Materi Pembelajaran ............................................................ 5
2.1.4 Tiga Bentuk Kegiatan Pembelajaran dan Bahan
Pembelajaran Masing-Masing................................................................... 8
2.1.5 Macam Pengembangan Bahan Pembelajaran ........................................... 13
2.2 Pengembangan Pengalaman Pembelajaran.................................................... 15
2.2.1 Hakikat Pengalaman Pembelajaran............................................................ 15
2.2.2 Pengembangan Dalam Menentukan Pengalaman Belajar.......................... 15
2.2.3 Prinsip Pengembangan Pengalaman Belajar.............................................. 15
2.2.4 TahapPengembangan Pengalaman Belajar................................................ 15
2.2.5 Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) ................................. 16
2.2.6 Kadar Penerapan PBAS............................................................................. 16
2.2.7 Guru dalam Pengembangan Pengalaman Belajar...................................... 17
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 18
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 18
3.2 Saran .................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi atau
pengetahuan dari seorang guru kepada siswa. Berdasarkan hal tersebut maka dalam
pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan
tanda-tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga
dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar
dan tujuan belajar dapat tercapai.
Materi pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Untuk merancang pembelajaran kita perlu memikirkan materi/bahan
pelajaran apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mencapai
kompetensi yang diinginkan, karena itulah kita perlu mengembangkan bahan
pembelajaran. Dalam mengembangkan bahan pembelajaran, kita dapat mengacu pada
dua hal, yaitu konteks tempat penyelenggaraan pendidikan dan bentuk kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Pengalaman belajar erat kaitannya dengan pengembnagan keterampilan proses.
Makin aktif siswa secara intelektual, manual dan sosial tampaknya makin bermakna
pengalaman belajar siswa. Dengan melakukan sendiri, siswa akan lebih menghayati.
Hal itu berbeda jika hanya dengan mendengar atau sekedar membaca. Ada ungkapan
yang sering dilontarkan dalam dunia pendidikan yaitu “Pengalaman adalah guru yang
paling baik” dimana melalui pengalaman yang nyata seseorang belajar. Begitupula
dengan belajar sains atau biologi. Oleh karena itu, ada 4 hal pokok yang perlu dikaji
dalam pengalaman belajar yaitu apa saja ide umum dalam pengalaman belajar, apa
pentingnya pengalaman belajar, bagaimana pandangan guru terhadap pengalaman
belajar, dan bagaimana merencanakan pengalaman belajar yang sesuai.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat disusun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.      Bagaimana hakikat materi pembelajaran?
2.      Apa saja sumber materi pembelajaran ?
3.      Bagaiman pengemasan materi pembelajaran ?

1
4. Bagaimana kegiatan dan bahan pembelajaran?
5. Bagaimana hakikat pengalaman pembelajaran?
6. Bagaimana pertimbangan dalam menentukan pengalaman pembelajaran?
7. Apa prinsip pengembangan pengalaman pembelajaran?
8. Apa tahap pengembangan pengalaman pembelajaran?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Disain Pembelajaran
2. Untuk memahami maksud dari materi pembelajaran dan pengalaman
pembelajaran.
3. Mengetahui apa saja ruang lingkup materi pembelajaran.
4.      Untuk mengetahui bagaimana prinsip pengalaman pembelajaran.
5. Untuk mengetahui tahap pengembangan pengalaman pembelajaran.
6. Untuk mengetahui bagaimana guru dalam pengembangan pengalaman
pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan Materi Pembelajaran


2.1.1 Hakikat Materi Pembelajaran
Bahan atau materi pelajaran (Learning Materials) adalah segala sesuatu yang
menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa, sesuai dengan kompetensi dasar
dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan
pendidikan tertentu. Materi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai bahan yang
diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus
dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan
keterampilan (psikomotor). Materi Pengetahuan (kognitif) berhubungan dengan
berbagai informasi yang harus dihafal dan didiskusikan oleh siswa, sehingga siswa
dapat mengungkapkan kembali. Merril (dalam Wina Sanjaya : 2011) membedakan isi
(materi pelajaran kognitif ) atas 4 macam, yaitu:
1. Fakta Fakta adalah sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda, yang wujudnya
dapat ditangkap oleh panca indra. Fakta merupakan pengetahuan yang
berhubungan dengan data-data spesifik (tunggal) baik yang telah maupun
yang sedang terjadi yang dapat diuji atau diobservasi. Contohnya pada
pelajaran Sejarah, Peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus, dll.
2. Konsep Konsep adalah abstraksi kesamaan atau keterhubungan dari
sekelompok benda atau sifat. Suatu konsep memiliki bagian yang
dinamakan atribut. Atribut adalah karakteristik yang dimiliki suatu konsep.
Gabungan dari berbagai atribut menjadi suatu pembeda antara satu konsep
dengan konsep lainnya. Materi konsep contohnya pengertian ekosistem,
ciri-ciri tanaman , dll.
3. Prosedur Prosedur adalah materi pelajaran yang berhubungan dengan
kemampuan siswa untuk menjelaskan langkah-langkah secara sistematis
tentang sesuatu. Hubungan antara dua atau lebih konsep yang sudah teruji
secara empiris dinamakan generalisasi.Contoh materinya langkah-langkah
melakukan stek pada tanaman.

3
4. Prinsip. Materi pelajaran tentang prinsip bisa berupa hasil penelitian/ sebuah
teori yang telah dibuktikan, sehingga dapat dipercaya. Seseorang akan dapat
menarik suatu prinsip apabila sudah memahami berbagai fakta dan konsep
yang relevan. Contohnya dalil phitagoras, rumus, dll.
Selain dari segi kognitif, pengembangan materi pelajaran juga dari segi
Afektif/sikap yakni berhubungan dengan sikap/nilai atau keadaan dari dalam diri
seseorang. Materi afektif termasuk pemberian respon, penerimaan nilai, internalisasi,
dll. Contohya nilai-nilai kejujuran, kasih sayang, minat, kebangsaan, rasa sosial, dll.
Dari segi psikomotor yakni materi yang mengarah pada gerak/keterampilan.
Keterampilan adalah pola kegiatan yang memiliki tujuan tertentu yang memerlukan
manipulasi dan koordinasi informasi. Kompetensi yang ingin dicapai dari
gerak/keterampilan, misalnya lari, pencak silat, berenang, dll. Keterampilan dapat
dibedakan dalam dua bentuk yaitu:
1.Keterampilan intelektual yaitu keterampilan berpikir melalui usaha menggali,
menyusun dan menggunakan berbagai informasi, baik berupa data, fakta,
konsep, ataupun prinsip, dan teori.
2.Keterampilan fisik yaitu keterampilan motorik seperti keterampilan
mengoperasikan computer, keterampilan mengemudi, keterampilan
memperbaiki suatu alat, dan lain sebagainya.
Selain itu Hilda Taba (dalam Wina Sanjaya, 2011) juga mengemukakan bahwa
ada 4 jenis tingkatan bahan atau materi pelajaran, yakni fakta khusus, ide-ide pokok,
konsep, dan system berpikir. Fakta khusus adalah bentuk materi kurikulum yang sangat
sederhana. Ide-ide pokok bisa berupa prinsip atau generalisasi. Konsep menurut Hilda
Taba, lebih tinggi tingkatannya dari ide pokok, hal ini dikarenakan memahami konsep
berarti memahami sesuatu yang abstrak sehingga mendorong anak untuk berpikir lebih
mendalam. System berpikir berhubungan dengan kemampuan untuk memecahkan
masalah secara empiris, sistematis dan terkontrol yang kemudian dinamakan berpikir
ilmiah.
2.1.2 Sumber Materi Pembelajaran
Sumber belajar merupakan informasi/materi pelajaran yang disajikan dan
disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa belajar sebagai
perwujudan kurikulum. Sumber belajar dapat berupa cetakan, video, perangkat lunak/

4
kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan guru atau siswa. Sumber belajar
juga diartikan sebagai tempat/ lingkungan sekitar, benda dan orang yang mengandung
informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses
perubahan tingkah laku ( Abdul Majid, 2006 : 170). Dari pengertian tersebut, sumber
belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Tempat / lingkungan alam sekitar, yaitu dimana saja yang memungkinkan
seseorang dapat belajar, misalnya museum, sungai, pasar dan lain-lain.
2. Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan orang belajar/terjadinya
perubahan tingkah laku bagi siswa, misalnya situs candi, menhir, dll.
3. Orang, yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu, dimana siswa dapat
belajar, misalnya guru, polisi, para ahli, dll.
4. Buku, yaitu segala buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh siswa, misalnya
buku pelajaran, kamus, ensiklopedi, dll.
5. Peristiwa dan fakta yang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, demo, peristiwa
bencana, dll.
Sumber belajar akan bermakna bagi siswa/guru jika diorganisir melalui suatu
rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaat sumber belajarnya. Ada
beberapa tahapan dalam mengelola sumber belajar :
 Membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber dan sarana
pembelajaran yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran.
 Menggolongkan/ mengelompokan ketersediaan alat, bahan atau sumber
belajar.
 memikirkan penggunaan sumber belajar yang sudah tersedia, atau
modifikasi.
2.1.3 Pengemasan Materi Pembelajaran
Pengemasan materi pelajaran dapat dilakukan melalui pengembangan bahan
ajar.Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas (National center
for vocational Education Research Ltd/ National center for Competence based Learning
dalam Abdul Majid (2006) ). Bahan ajar memungkinkan siswa untuk mempelajari suatu
kompetensi dasar secara runtut dan sistematis. Ada Beberapa pertimbangan teknis yang

5
perlu diperhatikan dalam mengemas isi atau materi pelajaran menjadi bahan belajar
(Wina Sanjaya, 2011) diantaranya adalah :
a) Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai
b) Kesederhanaan
c) Unsur-unsur desain pesan
d) Pengorganisasian bahan
e) Petunjuk cara penggunaan
Pengemasan materi dan pesan pembelajaran melalui bahan ajar dapat dilakukan
dengan berbagai cara baik itu visual, audiovisual atau cetakan. Berikut akan dijelaskan
lebih rinci tentang berbagai jenis bahan ajar :
1. Bahan Ajar Cetak
1. Handout, yaitu bahan tertulis yang disiapkan guru untuk memperkaya
pengetahuan siswa. Handout dapat diambil dari beberapa literatur yang
relevan dengan materi yang ajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok
yang harus dikuasai siswa.
2. Buku, yaitu bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan. Buku
sebagai bahan ajar adalah buku yang beirisi suatu ilmu pengetahuan hasil
analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
3. Modul yaitu sebuah buku yang ditulis dangan tujuan agar siswa dapat
belajar mandiri dengan atau tanpa guru. Modul harus menggambarkan
kompetensi dasar yang akan dicapai siswa, disajikan dengan bahasa yang
baik, menarik, dll.
4. Lembar Kerja Siswa, yaitu lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan siswa. Lembar kegiatan ini biasanya berupa petunjuk, langkah-
langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.
5. Brosur, yaitu bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang
disusun secara bersistem/cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman
atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tapi lengkap tentang
perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia dalam Abdul
Majid(2006)). Brosur dimanfaatkan sebagai bahan ajar selama sajian
brosusr disusun berdasarkan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.

6
6. Leaflet, yaitu bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikans/jahit. Leaflet sebagai bahan ajar harus memuat materi yang
dapat membawa siswa untuk mengusai kompetensi dasar.
7. Wallchart, yaitu bahan cetak, yang berupa bagan/siklus/ grafik yang
bermakna menunjukan posisi tertentu,wallchart sebagai bahan ajar
haruslah memiliki kejelasan kompetensi dasar, dan materi yang harus
dikuasai siswa.
8. Foto/ Gambar, yaitu bahan ajar yang dirancang dengan baik, agar setelah
melihatn gambar tersebut siswa dapat melakukan sesuatu/ menguasai
kompetensi dasar yang diharapkan.
9. Model/maket Penggunaan model sebagai bahan ajar, memberikan makna
yang hampir sama dengan aslinya, sehingga mempermudah peserta didik
untuk mempelajarinya. Penggunaan model/maket sebagai bahan ajar
haruslah menggunakan kompetensi dasar dalam kurikulum sebagai acuan.
2. Bahan Ajar Dengar (Audio)
a. Kaset/piringan hitam/compact disk Penggunaan kaset yang sudah
dirancang sedemikian rupa dapat digunakan sebagai bahan ajar.
Penggunaan kaset sebagai bahan ajar dapat menyimpan suara secara
berulang-ulang diperdengarkan pada peserta didik. Penggunaan kaset
sebagai bahan ajar membutuhkan bantuan alat lain, seperti tape recorder,
dan lembar skenario guru.
b. Radio Radio dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar, yang
memungkinkan peserta didik bisa belajar sesuatu. Radio sebagai bahan
ajar dapat dilakukan melalui program pembelajaran, misalnya
mendengarkan berita, dll.
3. Bahan Ajar Audio-Visual
a. Video/film Program video/film juga dapat digunakan sebagai bahan ajar
audiovisual. Penggunaan video/film sebagai bahan ajar, haruslah didesain
dengan lengkap, sehingga setelah siswa menyaksikan penanyangan
video/film, siswa dapat menguasai kompetensi dasar yang diharapkan.
Baik atau tidaknya sebuah film/video tergantung pada desainnya, analisis
kurikulum, media, skenario, pengambilan gambar, editing, dll.

7
b. Orang / Nara Sumber Orang / nara sumber dapat berfungsi sebagai bahan
ajar karena orang tersebut memiliki keahlian/keterampilan tertentu yang
memungkinkan siswa dapat belajar.
4. Bahan Ajar Interaktif
Menurut Gidelines For Bibliographic Description of Interactive Multimedia
dalam Abdul Majid (2006), multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua arah atau
lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi dan video) yang oleh penggunanya
dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu
presentasi. Penggunaan bahan ajar interaktif sebagai bahan ajar, harus dipersiapkan
sebaik mungkin, dan dirancang secara lengkap mulai dari petunujuk penggunaan hingga
penilaian. Bahan ajar interaktif ini, biasanya dapat disajikan dalam bentuk Compact
Disc (CD), atau dikenal juga dengan istilah CD Interaktif.
2.1.4 Tiga Bentuk Kegiatan Pembelajaran dan Bahan Pembelajaran Masing-
Masing
1. Pengajar sebagai Fasilitator dan Mahasiswa Belajar Sendiri atau System
Pembelajaran Mandiri
Peran pengajar (tutor) dalam pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator untuk
mengontrol kemajuan mahasiswa, memberi motivasi, memberi petunjuk
untuk memecahkan kesulitan mahasiswa, dan menyelenggarakan tes. Dalam
bentuk kegiatan belajar mandiri ini, pengembang pembelajaran dapat
mengembangkan bahan belajar mandiri yang disebut dengan modul. Modul
pembelajaran adalah suatu set bahan pembelajaran dalam kemasan kecil,
namun mengandung isi yang lengkap, semua unsur dalam system
pembelajaran sehingga dapat dipelajari secara terpisah dari modul lain.
Penggunaan modul dalam pembelajaran, juga perlu diperhatikan, agar materi
dapat dipahami, dan dapat mewujudkan tujuan pembelajaran. Modul
pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan PBM mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
a) Self-instructional, yang berarti bahan itu dapat dipelajari sendiri
oleh peserta didik karena memang disusun untuk maksud tersebut.

8
b) Self-explanatory power, yang berarti bahan pembelajaran itu
mampu menjelaskan sendiri karena menggunakan bahasa yang
sederhana dan isinya runtut, tersusun secara sistematik.
c) Self-placed learning, yang berarti peserta didik dapat mempelajari
bahan pembelajaran dengan kecepatan yang sesuai dengan dirinya,
tanpa perlu menunggu peserta didik lain yang lebih lambat atau
merasa ketinggalan dari peserta didik yang lebih cepat.
d) Self-contained, yang berarti bahan pembelajaran itu lengkap dengan
sendirinya sehingga peserta didik tidak perlu tergantung pada
bahan lain kecuali bila bermaksud lebih memperkaya dan
memperdalam pengetahuannya.
e) Individualized learning materials, yang berarti bahan pembelajaran
itu didesain sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta
didik yang sedang mempelajarinya.
f) Flexible and mobile learning materials, yang berarti bahan
pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik kapan saja,
dimana saja, dalam keadaan diam, atau bergerak.
g) Communicative and interactive learning materials, yang berarti
bahan pembelajaran itu didesain dengan prinsip komunikasi yang
efektif dan melibatkan proses interaksi dengan peserta didik yang
sedang mempelajarinya.
h) Multimedia, computer-based materials, yang berarti bahan
pembelajaran itu didesain berbasiskan multimedia termasuk
pendayagunaan computer secara optimal bila peserta didik
mempunyai akses terhadapnya.
i) Supported by tutorials, and study group, yang berarti bahan
pembelajaran itu masih mungkin membutuhkan dukungan tutorial
dan kelompok belajar.
Penggunaan modul dalam pembelajaran haruslah memperhatikan kelengkapan
isi dari sebuah modul. Sebuah modul memiliki/berisikan tiga komponen, yaitu
(a) bahan belajar (Learning materials) yang akan digunakan peserta didik, (b)
panduan belajar (study guide), dan (c) petunjuk untuk pengajar atau tutor

9
(teacher or tutor manual). Selain itu Wina Sanjaya (2011) juga berpendapat
bahwa sebuah modul, itu minimal berisi tentang:
1. Tujuan yang harus dicapai
2. Petunjuk penggunaan
3. Kegiatan belajar
4. Rangkuman materi
5. Tugas dan latihan
6. Sumber bacaan
7. Item-item tes
8. Kriteria keberhasilan
9. Kunci jawaban
Untuk menghasilkan bahan pembelajaran dengan ciri-ciri seperti diatas sangat
diperlukan suatu model disain pembelajaran yang digunakan secara konsisten
dengan ketelitian tingkat tinggi. Disamping digunakan pada system belajar jarak
jauh, bahan belajar mandiri juga dapat digunakan pada kelas biasa. Disini totor
haruslah menjalankan tugsanya untuk mengontrol kemajuan siswa, membantu
siswa memecahkan masalah, yang dilakukan secara intensif dan individual.
Tanpa memberikan perhatian yang besar terhadap peranan tutor atau fasilitator
tersebut, penggunaan bahan belajar mandiri didalam kelas biasa akan kehilangan
makna.
Penggunaan bentuk kegiatan pembelajaran belajar mandiri ini
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :
1) Biaya pengajarannya tidak mahal.
2) Peserta didik dapat maju menurut kecepatan belajar masing-masing.
3) Bahan belajar dapat direview dan direvisi secara bertahap.
4) Peserta didik mendapat umpan balik secara teratur dalam proses
belajarnya.
Disamping keuntungan tersebut, bentuk kegiatan pembelajaran ini juga
memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah :
1) Biaya pengembangan yang dibutuhkan tinggi, dan dibutuhkan waktu
yang lama

10
2) Menuntut disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki
oleh peserta didik pada umumnya dan peserta didik yang belum
matang pada khususnya
3) Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dan fasilitator harus
terus menerus memantau proses belajar peserta didik, memberi
motivasi dan konsultasi secara individual, setiap waktu peserta didik
membutuhkannya.
Bentuk-bentuk kegiatan belajar mandiri ini tepat digunakan apabila :
1) Didesak kebutuhan menampung sejumlah besar peserta didik dalam
satu periode tertentu yang tidak mungkin diatasi dengan bentuk
pengajaran regular atau konvensional.
2) Kekurangan tenaga pengajar untuk berfungsi sebagai pengajar
regular.
3) Tersedia sejumlah tenaga pengembang pembelajaran yang mampu
mengembangkan atau memproduksi bahan pembelajaran.
4) Kemampuan dan karakteristik peserta didik sangat heterogen
sehingga tidak mungkin diberi pelajaran secara klasika.
2. Pengajar Sebagai Sumber Tunggal dan Mahasiswa Belajar darinya.
Bentuk kegiatan pembelajaran yang menempatkan pengajar sebagai sumber
tunggal disebut pengajaran konvensional, dimana guru sebagai satu-satunya
sumber belajar dan bertindak sebagai penyaji isi pelajaran. Pengajaran ini tidak
menggunakan bahan belajar apa pun, kecuali garis-garis besar isi dan jadwal,
beberapa transparasi, lembaran kertas yang berisi gambar, bagan, dan formulir-
formulir isian yang digunakan dalam latihan (exercise) selama proses
pengajaran.
.......................................................Bahan-bahan yang perlu dibuat oleh pengembang pe
berbentuk :
1. Program pengajaran berisi :
a. Deskripsi singkat isi pelajaran
b. Topik dan jadwal pelajaran untuk setiap pertemuan
c. Tugas-tugas
d. Cara pemberian nilai hasil belajar mahasiswa

11
2. Bahan-bahan transparasi, gambar, bagan, formulir isian, dan lain-lain
yang dikumpulkan atau dibagikan pada mahsiswa selama proses
pengajaran berlangsung.
3. Strategi pembelajaran dan tes yang telah dikembangkan untuk
digunakan oleh pengajar.
Pengajaran konvensional ini mempunyai beberapa kelebihan,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Efisien,
2. Tidak mahal, karena menggunakan sedikit bahan instruksional
3. Kegiatan instruksional mudah disesuaikan dengan keadaan
mahasiswa
Namun, disisi lain bentuk kegiatan instruksional ini juga mempunyai
berbagai kekurangan yaitu :
1) Biaya penyajian mahal, karena harus disampaikan oleh pengajar
langsung.
2) Sulit melayani kelompok mahasiswa yang heterogen
3) Gaya pengajar yang dapat berubah-rubah dari waktu ke waktu atau
dari pengajar yang satu kepada pengajar yang lain dapat membuat
kegiatan pembelajaran tidak konsisten.
3. Pengajar sebagai Penyaji Bahan Belajar yang dipilihnya disingkat Pengajar,
Bahan, Siswa (PBS).
Kegiatan pembelajaran pembelajaran PBS menggunakan bahan belajar yang
telah ada dilapangan. Bahan belajar itu dipilih oleh pengajar atas dasar
kesesuaiannya dengan strategi pembelajaran yang telah disusunnya. Pengajar
menyajikan isi pelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran yang
disusunnya dengan menambah atau mengurangi materi yang ada didalam
bahan belajar yang ia gunakan.
Bahan pembelajaran yang harus disiapkan oleh pengembang pembelajaran
terdiri atas :
1. Garis-garis besar program pengajaran
2. Bahan pembelajaran yang kebetulan tersedia dilapangan, tetapi relevan
dengan strategi pembelajaran yang telah disusunnya

12
3. Tes
Ada beberapa keuntungan penggunaan PBS adalah :
1. Relative efisien
2. Kegiatan pembelajaran mudah disesuaikan dengan keadaan mahasiswa.
Selain itu juga ada Kekurangan penggunaan PBS adalah :
1. Bahan belajar yang kebetulan ada dilapangan belum tentu sesuai benar
2. Bila bahan tersebut diambilkan dari berbagai sumber , konsistennya atara
bagian yang satu dengan yang lain belum tentu terjamin
2.1.5 Macam Pengembangan Bahan Pembelajaran
1. Pengembangan Bahan Belajar Mandiri
Bahan belajar mandiri perlu dikembangkan apabila dalam kegiatan pembelajarannya
siswa belajar secara mandiri, tanpa tergantung pada kehadiran pengajar. Bahan belajar
mandiri mempunyai empat ciri pokok yaitu :
a. Mempunyai kalimat yang mampu menjelaskan sendiri
b. Dapat dipelajari oleh mahasiswa, sesuai dengan kecepatan belajar masing-
masing
c. Dapat dipelajari oleh mahasiswa menurut waktu dan tempat yang dipilihnya.
d. Mampu membuat mahasiswa aktif melakukan sesuatu pada saat belajar, seperti
mengerjakan latihan, tes, atau kegiatan praktik.
Untuk memproduksi bahan belajar mandiri, perancang pembelajaran dapat melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
A) Memilih dan mengumpulkan bahan pembelajaran yang tersedia dilapangan dan
relevan dengan isi pelajaran yang tercantum dalam strategi pembelajaran.
B) Mengadaptasikan bahan pembelajaran tersebut ke dalam bentuk bahan belajar
mandiri dengan mengikuti strategi pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.
C) Meneliti kembali konsistensi isi bahan belajar tersebut dengan strategi
pembelajaran. D) Meneliti kualitas teknis dari bahan tersebut, yang meliputi tiga
hal sebagai berikut :
1) Bahasa yang sederhana dan relevan
2) Bahasa yang komunikatif
3) Desain fisik

13
...............................................................Untuk memproduksi bahan belajar mandiri, tim yang tergabung
pembelajaran ini harus bekerja sama. Ahli desain pembelajaran, ahli materi atau
pengajar, ahli media, dan ahli penyusun tes bekerjasama untuk memproduksi bahan
pembelajaran yang sesuai dengan strategi pembelajaran.
2. Pengembangan Bahan Pengajaran Konvensional
..........................................................................Bahan pengajaran konvensional jumlahnya sangat terbata
pengajar&bahan pengajaran adalah sumber inti kegiatan pembelajaran. Pengajaran
menyajikan isi pelajaran dengan urutan, metode, media, dan waktu yang telah
ditentukan dalam strategi pembelajaran.
Satu-satunya bahan yang diberikan kepada mahasiswa, adalah program pengajaran.
Untuk menyusun program pengajaran tersebut ada beberapa langkah yang dapat
membantu pengembang pembelajaran, antara lain :
a) Menulis deskripsi singkat isi pelajaran
b) Menulis topic dan jadwal pelajaran
c) Menyusun tugas dan jadwal penyelesaiannya yang diharapkan dilakukan
mahasiswa.
d) Menyusun cara pemberian nilai hasil pelaksanaan tugas dan tes.
3. Pengembangan Bahan PBS (Pengajar, Bahan, Siswa)
..............................................................Inti dari bahan PBS (Pengajar, Bahan, Siswa) bersumber pada ba
pengajar. Keduanya harus saling mengisi. Untuk mengembangkan bahan PBS ini
pengajar bisa mengumpulkan bahan pembelajaran yang tersedia di lapangan dan relevan
dengan strategi pembelajaran. Berikut langkah-langkah yang dapat digunakan oleh
pengembang pembelajaran dalam mengembangkan bahan PBS:
a. Memilih dan mengumpulkan bahan pembelajaran yang kebetulan tersedia
dilapangan dan relevan dengan isi pelajaran yang tercantum dalam strategi
pembelajaran.
b. Menyusun bahan tersebut sesuai dengan urutan pada urutan U (uraian) yang
terdapat dalam strategi pembelajaran.
c. Mengindentifikasi bahan-bahan yang tidak diperoleh dari lapangan untuk
ditutup dengan penyajian pengajar.
d. Menyusun program pengajaran

14
e. Menyusun petunjuk cara menggunakan bahan pembelajaran yang dibagikan
kepada mahasiswa.
f. Menyusun bahan lain (bila masih diperlukan) yang berupa transparansi,
gambar, bagan, dan semacamnya.

2.2 Pengembangan Pengalaman Pembelajaran


2.2.1 Hakikat Pengalaman Pembelajaran

Pengalaman belajar (learning experience) adalah sejumlah aktivitas siswa yang


dilakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki
2.2.2 Pengembangan Dalam Menentukan Pengalaman Belajar
 Sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai
 Sesuai dengan jenis bahan atau materi pelajaran
 Ketersediaan sumber belajar
 Sesuai dengan karakteristik siswa
2.2.3 Prinsip Pengembangan Pengalaman Belajar
 Berorientasi tujuan
 Aktivitas
 Individualitas
 Integritas
2.2.4 Tahap Pengembangan Pengalaman Belajar
 Tahap pra instruksional
Tahap ini adalah tahapan yang ditempuh oleh guru pada saat ia memulai peoses
belajar dan mengajar. Berfungsi untuk mengetahui persiapan sebelum pembelajaran
dimulai dan mengevaluasi materi sebelumnya. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
oleh guru atau siswa seperti:
a. Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir
b. Bertanya kepada siswa sampai manapembahasan pelajaran sebelumnya.

15
c.Mengajukan pertanyaan kepada siswa tertentu tentang bahan pelajaran yang
sudah diberikan sebelumnya
d.Memberi kesempaatan kepada siswa untuk bertanya mengeania bahan
pelajaran yang belum dikuasainya.
e. Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat tapi mencakup
semua spek yang telah dibahas sebelumnya.
 Tahap Instruksional
Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti yakni tahapan memberikan
pengalaman belajar pada siswa. Tahap ini berfungsi memberikan sebuah pengetahuan
baru pada bab selanjutnya. Tahap ini sangat tergantung pada straegi pembelajaran yang
akan diterapkan. Secara umum dapat didefinisikan beberapa kegiatan yaitu:
a. Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicaapi siswa.
b. Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu.
c. Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi
d.Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaliknya diberikan contoh – contoh
konkret.
e. Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap
pokok matri yang sangat diperlukan.
f. Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi.
 Tahap Evaluasi dan Tindak lanjut
Tujuan tahap ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahap kedua.
2.2.5 Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)
Pengembangan pengalaman pembelajaran pada hakikatnya didesain untuk
membelajarkan siswa. Dengan demikian, maka dalam mendesain pembelajaran siswa
harus ditempatkan sebagai faktor utama, sebagai subjek belajar. Oleh karena itu, setiap
siswa harus memiliki pengalaman belajar yang optimal.
Konsep dan Tujuan PBAS:
 Dipandang dari sisi proses pembelajaran, PBAS menekankan kepada aktivitas
siswa secara optimal, artinya PBAS menghendaki keseimbangan antara aktivitas
fisik, mental termasuk emosional dan aktivitas intelektual.

16
 Dipandang dari sisi hasil belajar, PBAS menghendaki hasil belajar yang
seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif),
dan keterampilan (psikomotorik).
Tujuan PBAS;
 Meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna.
 Mengembangkan seluruh potensi siswa.
2.2.6 Kadar Penenrapan PBAS
 Proses perencanaan
Adanya keterlibatan siswa dalam perumusan tujuan pembelajaran, menyusun
rancangan pembelajaran, menentukan dan memilih sumber belajar, dan
menentukan dan mengadakan media pembelajaran.
 Proses pembelajaran
Adanya keterlibatan dalam setiap proses pembelajaran, siswa belajar secara
langsung, keinginan siswa menciptakan iklim belajar yang kondusif, mencari
dan memanfaatkan sumber belajar, memecahkan masalah, dan interaksi multi-
arah.
 Proses evaluasi
Adanya keterlibatan mengevaluasi hasil pembelajaran, mandiri dalam
melaksanakan kegiatan seperti tes dan tugas, serta kemauan siswa menyusun
laporan.

2.2.7 Guru dalam Pengembangan Pengalaman Belajar


 Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai
 Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa
 Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan
 Memberikan bantuan dan pelayanan
 Memberikan motivasi, dorongan, dan bimbingan
 Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Materi pelajaran pada hakikatnya bisa berupa fakta, konsep, prosedur, prinsip dan
keterampilan. Untuk memudahkan pemahaman kita tentang jenis materi pelajaran, maka
anda dapat mengikuti flow chart tersebut.
Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam system
instruksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar: Kriteria tujuan
instruksional, Materi pelajaran supaya terjabar, Relevan dengan kebutuhan siswa,
Kesesuaian dengan kondisi masyarakat, Materi pelajaran mengandung segi-segi etik,
dan sebagainya.
Identifikasi satuan bahasan meliputi: Penentuan satuan bahan pelajaran sebagai
landasan bagi satuan pelajaran, dan Cara menentukan suatu satuan pelajaran, salah
satunya Menetapkan satuan-satuan konsep dan pengertian atau masalah sebagai satuan
bahasa.
Istilah sumber belajar (learning resource), orang juga banyak yang telah
memanfaatkan sumber belajar, namun umumnya yang diketahui hanya perpustakaan
dan buku sebagai sumber belajar. Padahal secara tidak terasa apa yang mereka gunakan,
orang, dan benda tertentu, adalah termasuk sumber belajar.

18
Materi pelajaran pada hakikatnya adalah pesan-pesan yang ingin kita sampaikan
pada anak didik untuk dikuasai. Agar pesan yang ingin disampaikan bermakna sebagai
bahan ajar, maka ada sejumlah kriteria yang harus diperhatikan diantaranya: novelty,
proximity, conflict, dan humor.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna serta minimnya
sumber yang dimilki oleh penulis, maka penulis akan selalu menerima kritik dan saran
yang membangun untuk makalah ini menjadi lebih baik. Untuk saran bisa berisi kritik
atau saran terhadap penulisan juga bisa unutuk menanggapi terhadap kesimpulan dari
bahasan materi yang telah dijelaskan.

DAFTAR PUSTAKA

http://yelsipunyakarya.blogspot.co.id/2013/05/mengembangkan-bahan-
materipembelajaran.html
http://hendro-suhaimi.blogspot.co.id/p/blog-page_7.html#!/tcmbc k

19

Anda mungkin juga menyukai