Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR


STRATEGI DALAM PEMBELAJARAN YANG
EFEKTIF

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dr. Lilies, M.P

Disusun oleh :
Putri Nabila A22121110
Nur Qadriah A22121082
Sultan Hasanuddin A22121135
Febrianti Falentina Musa A22121132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirobbil‟alamin sebagai ungkapan puji syukur penulis panjatkan


kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang “Strategi Dalam Pembelajaran yang Efektif” ini
dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini kami gunakan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Strategi Belajar Mengajar.
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan,
sehingga penulis mengharapkan krtik dan saran dari pembaca yang nantinya akan kami
gunakan sebagai perbaikan kedepanya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi penulis dan pembaca.

Palu ,16 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………….. i
PRAKATA………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat…………………………………………… 2
BAB 2. PEMBAHASAN………………………………………………… 4

2.1 Definisi Belajar................................................................................. 4


2.2 Cara Belajar efektif.......................................................................... 5
2.3 Manfaat strategi belajar efektif...................................................... 7
2.4 Macam-macam strategi belajar efektif........................................... 7
2.6 Hakekat strategi pembelajaran...................................................... 9
2.6 Strategi Pembelajaran yang efektif................................................. 10
2.7 Ciri2 Strategi Pembelajaran Efektif............................................... 11
2.8 Kendala penggunaan SPE................................................................ 12
2.9 Macam-macam strategi pembelajaran Efektif ............................. 15
2.10 Urgensi SPE untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.......... 18

BAB 3. PENUTUP……………………………………………………… 21
3.1 Kesimpulan……………………………………………………. 21
3.2 Saran…………………………………………………………... 22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 23

3
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar dan terus menerus
melalui bermacam-macam aktivitas dan pengalaman guna memperoleh pengetahuan baru
sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang lebih baik. Perubahan tersebut bisa
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan dalam hal pemahaman, pengetahuan,
perubahan sikap, tingkah laku dan daya penerimaan.
Landasan utama dalam mencapai keberhasilan belajar adalah kesiapan mental. Tanpa
kesiapan mental, maka tidak akan dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran (kesulitan)
yang dihadapi selama belajar.Setiap peserta didik hendaknya mempunyai minat yang besar
terhadap semua mata diklat yang diterima di sekolah. Suka atau tidak suka semua mata diklat
harus ditempuh.Sikap membenci mata diklat tidak ada manfaatnya, yang terbaik adalah
mengambil sikap positif dengan berusaha menyukai semua mata diklat yangdiajarkan.Karena
suka tidak suka mata diklat tersebut harus ditempuh pada jenjang pendidikan yang mereka
ikuti.
Tidak banyak orang yang menyadari pentingnya proses belajar. Tidak jarang pula
seseorang tidak menyadari dengan proses belajar yang dialaminya. Seseorang yang ketika
masih kecil belum dapat berjalan lantas bisa berjalan, itu merupakan proses belajar yang telah
dijalaninya. Seseorang yang tadinya belum dapat berpikir tentang apa-apa lantas dapat
berpikir dan bisa melihat, menilai, dan berperilaku terhadap lingkungan sekitar, maka orang
itu telah menjalani proses belajar dalam hidup ini. Proses belajar itu cakupannya sangatlah
luas. Proses belajar bisa melalui cara makan, minum, berjalan, mengendarai kendaraan,
menulis, menggambar dan masih banyak lagi.Tetapi semua itu sangat disayangkan ketika
orang yang melakukan proses belajar justru tidak menyadari proses belajar itu.
Ketidaksadaran itu disebabkan kebanyakan orang tidak tahu makna sebenarnya
tentang belajar dan mengajar. Proses belajar mengajar adalah suatu proses dua arah yang
melibatkan pendidik dan para siswa di institusi pendidikan yang melibatkan aspek kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Pendidik disini bisa siapa saja, bisa guru, dosen, praktisi
pendidikan, ataupun konselor. Ketidaksadaran seseorang tentang proses belajar yang telah
dijalaninya dan ketidaktahuan seseorang makna pentingnya proses belajar bisa jadi

4
disebabkan kesalahan dalam proses belajar dan mengajar itu sendiri.
Kesuksesan dalam proses belajar mengajar adalah tanggung jawab antara pendidik dan para
siswa. Metode yang diberikan oleh pendidik memang sudah seharusnya dapat diterima oleh
para siswa.Cara menyampaikan materi yang selama ini menjadi kendala bagi sebagian tenaga
pendidik, perlahan-lahan mulai diatasi dengan baik. Perkembangan teknologi sangat
membantu dalam proses menyusun metode pembelajaran dan penyampaian materi.
Rowntree dalam Wina Sanjaya (1974)

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi Belajar
2. Cara belajar Efektif
3. Manfaat Strategi Belajar yang Efektif
4. Macam-macam Strategi Belajar yang Efektif
5. Hakekat strategi pembelajaran
6. Strategi Pembelajaran yang efektif
7. Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Efektif
8. Kendala penggunaan SPE
9. Macam-macam strategi pembelajaran Efektif
10 Urgensi SPE untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan Definisi Belajar
2. Dapat menjelaskan Cara belajar efektif
3. Dapat menjelaskan Manfaat Strategi Belajar yang Efektif
4. Dapat menjelaskan Macam-macam Strategi Belajar yang Efektif
5. Dapat menjelaskan Hakekat strategi pembelajaran
6. Dapat menjelaskan Strategi Pembelajaran yang efektif
7. Dapat menjelaskan Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Efektif
8. Dapat menjelaskan Kendala penggunaan SPE
9. Dapat menjelaskan Macam-macam strategi pembelajaran Efektif
10. Dapat menjelaskan Urgensi SPE untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui Definisi Belajar
2. Dapat menjelaskan Cara belajar efektif
3. Dapat mengetahui Manfaat Strategi Belajar yang Efektif

5
4. Dapat mengetahui Macam-macam Strategi Belajar yang Efektif
5. Dapat mengetahui Hakekat strategi pembelajaran
6. Dapat mengetahui Strategi Pembelajaran yang efektif
7. Dapat mengetahui Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Efektif
8. Dapat mengetahui Kendala penggunaan SPE
9. Dapat mengetahui Macam-macam strategi pembelajaran Efektif
10. Dapat mengetahui Urgensi SPE untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

6
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Belajar Menurut Para Ahli

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan
bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.
Para ahli mendefinisikan belajar berbeda-beda, sesuai dengan sudut pandanganya masing-
masing :
1. Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
2. Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
3. Crow & Crow dan (1958) :“belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap baru”.
4. Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul
atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
5. Di Vesta dan Thompson (1970) : “belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap
sebagai hasil dari pengalaman”.
6. Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul
karena pengalaman”
7. Menurut Toeti Soekamto,dkk (1992) mengutip pendapat Margon dan kawan-kawan,
belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relative tetap dan
terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Dalam definisi tersebut menampakkan tiga
aspek penting dalam sebuah proses pengajaran,
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah
proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan (
kompetencies ), keterampilan ( skills ), dan sikap ( attitude ). Kemampuan,keterampilan,
maupun sikap tersebut diperoleh secara bertahap, memerlukan proses yang sangat panjang,
dan berkelanjutan. Oleh karena itulah dari proses pembelajaran yang bertahap dan

7
memerlukan waktu yg cukup lama, itu yang nantinya kita mampu menjadi seseorang yang
terampil, pandai, dan bahkan menjadi seseorang yang bisa berguna bagi lapisan masyarakat.

2.2 Cara Belajar yang Efekif


1. Pilih Waktu Belajar yang Tepat
Waktu belajar yang paling pas adalah pada saat badan kita masih segar. Memang
tidak semua orang punya waktu belajar yang sama. Tapi biasanya, pagi hari adalah
waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah
materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan
mengerjakan pekerjaan rumah.
2. Bangun Suasana Belajar Yang Nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang
sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan
di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar
kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.
3. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan
langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa
pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk
menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau
internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis
4. Mencatat Pokok-Pokok Pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap
pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu
kita mengulang pelajaran selama ujian.
5. Membaca Adalah Kunci Belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni
sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah
materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di
otak kita.
6. Belajar Itu Memahami Bukan Sekedar Menghapal
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh
hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah

8
mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu
usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.
7. Hapalkan Kata-Kata Kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak.
Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya
mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama
warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila dan ungu.
8. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan
langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa
pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk
menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau
internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.
9. Latih Sendiri Kemampuan Kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab
pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi
dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana
kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.
10. Sediakan Waktu Untuk Istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda
pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu
belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk,
percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun
siap menerima materi baru. Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur
sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain
menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham
suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi
yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur, tak perlu
detail, berarti kita sudah paham.

The Liang Gie, 1988 : 57 – 65

9
2.3 Manfaat Strategi Belajar yang Efektif

Adapun kegunaan ataupun tujuan dari belajar dapat disimpulkan bahwa dengan
strategi belajar maka diharapkan akan ada hasil berupa :
1 Berkembangnya kemampuan intelektual siswa : Kemampuan yang memperlihatkan tingkat
intelektualitas siswa di mata pihak lain
.2 Berkembangnya kemampuan kognitif siswa : Kemampuan tentang mengatur „cara belajar
dan berpikir‟ seseorang.
3 Bertambahnya kemampuan informasi verbal : Kemampuan menyerap pengetahuan dan arti
informasi
4. Meningkatnya keterampilan motorik : Kemampuan yang erat kaitannya dengan ketrampilan
fisik.
5. Berkembangnya sikap dan nilai ke arah yang lebih baik : Kemampuan yang erat kaitannya
dengan arah dan intensitas emosional yang dimiliki seseorang.
Tanpa adanya proses yang namanya belajar, apa yang menjadi tujuan dan kegunaan dari
hasil belajar itu tidak dapat berjalan secara efisien dan efektif, atau bahkan belajar tidak
menghasilkan perkembangan atau peningkatan apapun pada siswa. Bahkan bila seorang
pendidik salah menyusun strategi belajar, maka bukan tidak mungkin dapat menurunkan
kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya.

Newman dan Logan dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003)

2.4 Macam-macam Strategi Belajar yang Efektif


Pengajaran yang baik adalah pengajaran yang meliputi mengajar siswa tentang
bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir dan bagaimana memotivasi diri
mereka sendiri (Nur,2000:30). Pembelajaran strategi lebih menekankan pada kognitif,
sehingga pembelajaran ini dapat disebut dengan strategi kognitif. Strategi belajar dapat
dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
a. Strategi Mengulang (Rehearsal)
Strategi mengulang terdiri dari strategi mengulang sederhana (rote rehearsal)
dengan cara mengulang-ulang dan strategi mengulang kompleks dengan cara
menggaris bawahi ide-ide utama (under lining) dan membuat catatan pinggir
(marginal note).
b. Strategi Elaborasi

10
Elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan
menjadi lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah
dan lebih memberi kepastian.(Nur,2000:30). Strategi ini dapat dibedakan
menjadi : 1). Notetaking (pembuatan catatan); pembuatan catatan membantu
siswa dalam mempelajari informasi secara ringkas dan padat untuk menghafal
atau pengulangan. Metode ini digunakan pada bahan ajar kompleks, bahan ajar
konseptual dimana tugas yang penting adalah mengidentifikasi ide-ide
utama.Membuat catatan memerlukan proses mental maka lebih efektif
daripada hanya sekedar menyalin apa yang dibaca, 2) Analogi yaitu
perbandingan-perbandingan yang dibuat untuk menunjukkan kesamaan antara
cirri-ciri pokok sesuatu benda atau ide-ide, selain itu seluruh cirinya berbeda,
seperti sistem kerja otak dengan komputer dan 3) Metode PQ4R adalah
preview,question, read, reflect, recite dan review. Prosedur PQ4R memusatkan
siswa pada pengorganisasian informasi bermakna dan melibatkan siswa pada
strategi-strategi yang efektif.
c. Strategi Organisasi
Strategi Organisasi bertujuan membantu siswa meningkatkan kebermaknaan
materi baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur peng-
organisasian baru pada materi-materi tersebut. Strategi organisasi
mengidentifikasi ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi
yang lebih besar. Strategi ini meliputi : 1). Pembuatan Kerangka (Outlining);
dalam pembuatan kerangka garis besar, siswa belajar menghubungkan
berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama, 2). Pemetaan (
mapping) biasa disebut pemetaan konsep di dalam pembuatannya dilakukan
dengan membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana
ide-ide penting atas suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain, 3)
Mnemonics; berhubungan dengan teknik-teknik atau strategi-strategi untuk
membantu ingatan dengan membantu membentuk assosiasi yang secara
alamiah tidak ada. Suatu mnemonics membantu untuk mengorganisasikan
informasi yang mencapai memori kerja dalam pola yang dikenal sedemikian
rupa sehingga informasi tersebut lebih mudah dicocokkan dengan pola skema
di memori jangka panjang. Contoh mnemonics yaitu : a). Chunking
(pemotongan) b). Akronim (singkatan), c). Kata berkait (Link-work) : suatu
mnemonics untuk belajar kosa kata bahasa asing.

11
d. Strategi Metakognitif
Metakognitif adalah pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri sendiri
atau berfikir tentang kemampuannya untuk menggunakan strategi-strategi
belajar tertentu dengan benar.(Arends, 1997:260). Metakognitif mempunyai
dua komponen yaitu (1) pengetahuan tentang kognitif yang terdiri dari
informasi dan pemahaman yang dimiliki seorang pebelajar tentang proses
berfikirnya sendiri dan pengetahuan tentang berbagai strategi belajar untuk
digunakan dalam suatu situasi pembelajaran tertentu, (2) mekanisme
pengendalian diri seperti pengendalian dan monitoring kognitif.

Nur, 2000:41

2.5 Hakekat strategi pembelajaran

Dalam dunia pendidikan,strategi di artikan sebagai a plan,method, or series of


activities designed to achieves a particular educational goal (J.R.David,1976). Jadi dengan
demikian strategi pembelajaran dapat di artikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Hakikat strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru
dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995).
Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set
materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan
hasil belajar pada siswa.
Kozma dalam Gafur (1989) Secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas
atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan

12
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang
disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenang-kan suatu peperangan.
Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam ber-bagai bidang kegiatan yang bertujuan
memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer
atau pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan
menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih akan tim basket
akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu
pertandingan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses
pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat
prestasi yang terbaik.
Wina sanjaya(1974)

2.6 Strategi pembelajaran yang efektif

Sebelum mempelajari Strategi pembelajaran efekif, terlebih dahulu kita pelajari


pengertian dari efektif. Efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ”effective” yang dapat
diartikan mempunyai efek (akibat, pengaruh, kesan) atau dapat pula diartikan membawa
hasil, berhasil guna. Selain itu efektif tidak hanya diorientasikan pada hasil tetapi juga proses
yang ada dalam mencapai tujuan.
Sehingga dapat disimpulkan Strategi pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang
berorientasi pada program pembelajaran berkenaan dengan usaha mempengaruhi, memberi
efek, yang dapat membawa hasil sesuai dengan tujuan maupun proses yang ada di dalam
pembelajaran itu sendiri.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap elemen,
berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa tenang, puas dengan hasil pembelajaran,
membawa kesan, sarana dan prasarana yang memadai serta materi, metode dan media yang
sesuai serta guru yang professional.
Juga keberhasilan proses pembelajaran banyak tertumpu pada sikap dan cara belajar
siswa, baik perorangan maupun kelompok, selain itu, tersedianya sumber belajar dengan
memanfaatkan media pembelajaran dengan tepat merupakan factor pendorong dan
pemeliharaan kegiatan belajar siswa yang produktif, efektif dan efisien.

13
Strategi Pembelajaran efektif mencakup 4 dimensi:
1. Konteks
Merupakan situasi/latar belakang yang mempengaruhi tujuan dan strategi yang
dikembangkan.misalnya berupa kebijakan departemen, sasaraan yang ingin dicapai oleh unit
kerja dsb.
2. Masukan (input)
Mencakup bahan, peralatan dan fasilitas yang disiapkan untuk keperluan program.
Misalnya dokumen, kurikulum, staf pengajar, media pembelajaran dsb.
3. Proses
Merupakan pelaksanaan yang nyata dari program pendidikan di kelas/lapangan.
4. Hasil/product
Merupakan hasil keseluruhan yang dicapai oleh program. Tujuan utamanya adalah
untuk meningkatkan kompetensi siswa.
Gerlach dan Ely (1980:244)

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan tentang pengertian dari pembelajaran
efektif adalah pembelajaran yang berorientasi pada program pembelajaran berkenaan dengan
usaha mempengaruhi, memberi efek yang dapat membawa hasil sesuai dengan tujuan
maupun proses yang ada di dalam pembelajaran itu sendiri.

2.7 Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Efektif

Dikatakan pembelajaran efektif, jika dapat mencapai tujuan pembelajaran yang


diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian. Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam
proses pembelajaran setiap elemen, berfungsi secara keseluruhan, peserta merasa tenang,
puas dengan hasil pembelajaran, membawa kesan, sarana dan prasarana yang memadai serta
materi, metode dan media yang sesuai serta guru yang professional.
Strategi Pembelajaran yang efektif dapat diketahui dengan ciri:
1. Belajar secara efektif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental ditunjukkan
dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis. Dan
secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta, dan lain-lain.
2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas
menjadi hidup.
3. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi guru akan

14
mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
4. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang saling
menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberikan
kesempatan kepada siswa unyuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.
5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
6. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari,
sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya dan lebih
percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri orang lain.

7. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari
faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan, jika
diperlukan.
Mulyasa (2006)

2.8 Kendala penggunaan Strategi Pembelajaran Efektif

A. Kendala Strategi pengorganisian pembelajaran.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perwujudan Pengorganisasian kelas yaitu:

a.Kurikulum

Kurikulum haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung
jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang
diselenggarakan secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan kelas bukan
sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang
bersifat intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik
sebagai makhluk individual dan makhluk social maupun sebagai makhluk yang bermoral

b. Gedung dan Sarana Kelas / Sekolah

Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan
jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan
kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat beruabh. Sedang

15
ruangan atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur
pendayagunaan ruang / gedung yang bersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan.
Dalam konteks ini kepandaian guru dalam Pengorganisasian kelas sangat dibutuhkan.
c. Guru

Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang bertanggung
jawab dalam memebnatu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam
pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi atau
pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan
berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi
anggota masyarakat sebagai orang dewasa.

d. Murid

Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan (Sense Of kolektive) merupakan
kondisi yang sangat penting artinya bagi terciptanya kelas yang dinamis. Oleh karena , setiap
murid harus memiliki perasaan diterima (Sense of membershif) terhadap kelasnya agar
mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan inilah yang akan menumbuhkan rasa
tanggung jawab (Sense of respsibility) terhadap kelasnya. Sikap ini akan tumbuh dengan baik
apabila dilakukan tindakan-tindakan Pengorganisasian kelas sebagai berikut :
1) Setiap murid dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kelas, guru
hanya sekedar memberi petunjuk dan bimbingan agar program atau kegiatannya sejalan
dengan kurikulum.2) Murid diberi kesempatan dalam pembagian tugas-tugas
untukmkepentingan kelas.3) Bila guru atau wali kelas berhalangan, bagi dan serahkanlah
kepercayaan berupa tanggung jawab mengatur rumah tangga dan disiplin kealas diantar
murid.4) Motivasi agar setiap murid selalu bersedia mengatur kelasnya melalui kegiatan
rutin, misalnya membersihkan kelas,papan tulis dan lain-lain.5) Kembangkanlah kesediaan
bekerjasama dalam setiap kegiatan.6) Susunlah bersama murid tata tertib dan disiplin kelas
serta bentuklah pengurus kelas yang bekerja selama 1 tahun ajaran.7) Doronglah agar murid
secara terus menerus ikut memikirkan kegiatan kelas dan berani mengusulkannya untuk
dilaksanakan bersama didalam atau diluar kelas

16
e. Dinamika kelas

Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap wali atau
guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses kependidikannya. Dinamika kelas pada
dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang
dikembangkan melalui kretifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok, untuk itu setiap
wali atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat, gagasan,
keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi kegiatan-kegiatan yang
berguna.

Made Pidarta(2005)

B. Keanekaragaman masalah perilaku siswa yang menimbulkan beberapa masalah


pengelolaan Pembelajaran adalah :

1). Kurang kesatuan dengan adanya kelompok-kelompok dan pertentangan jenis kelamin.

2). Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok.

3). Reaksi negative terhadap anggota kelompok.

4). Reaksi mentoleransi kekeliruan-kekeliruan.

5). Mudah mereaksi perilaku negative / terganggu.

6). Moral rendah, permusuhan, dan agresif.

7). Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.

Kategori masalah pengelolaan kelas terungkap dalam lima bentuk :

1). Berdimensi banyak ( Multidimensionality ), guru dituntut melaksanakan tugas


edukatif ( menyusun persiapan mengajar lengkap dengan alat serta sumber,
menyampaikan pelajaran dan mengevaluasi ) dan tugas administrative ( mengabsen,
mencatat data siswa, menyusun jadwal, mencatat hasil-hasil pengajaran, dan
sebagainya ).

2). Serentak ( Simultaneity ), berbagai hal dapat terjadi pada waktu yang sama di
kelas.

17
3). Segera ( Immediacy ), interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa terjadi
timbale-balik begitu cepat, sehingga menuntut guru agar dapat segera bertindak
melalui proses berpikir, menerima rangsangan dari luar, berpikir, memutuskan dan
melaksanakan tindakan.

4). Iklim kelas yang tidak dapat diramalkan terlebih dahulu.

5). Sejarah ( History ), peristiwa yang terjadi di kelas akan memiliki dampak yang
akan dirasakan dalam waktu yang jauh sesudahnya.

C. Kendala penyampaian pembelajaran.

Strategi penyampaian isi pembelajaran merupakan komponen variabel metode untuk


melaksanakan proses pembelajaran. Sekurang-kurangnya ada 2 fungsi dari strategi
ini, yaitu: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada mahasiswa, dan (2)
menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan
unjuk kerja (seperti latihan dan tes).
Paling tidak ada 5 cara dalam mengklasifikasi media untuk mempreskripsikan strategi
penyampaian:
1. Tingkat kecermatannya dalam menggambarkan sesuatu
2. Tingkat interaksi yang mampu ditimbulkannya
3. Tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya
4. Tingkat motivasi yang dapat ditimbulkannya, dan
5. Tingkat biaya yang diperlukan.
Doyle ( 1986 )

2.9 Macam-macam Strategi pembelajaran yang efektif


Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda pula (Reigeluth, 1983; Degeng,
1989). Variabel strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :

A. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran

B. Strategi Penyampaian Pembelajaran

18
C. Strategi Pengelolaan Pembelajaran

A. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran

Strategi pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan (sequencing) dan


mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan, suatu isi
pembelajaran. Sequencing terkait dengan cara pembuatan urutan penyajian isi suatu bidang
studi, dan synthesizing terkait dengan cara untuk menunjukkan kepada siswa hubungan /
keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip suatu isi pembelajaran.
Synthesizing bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi
lebih bermakna bagi siswa. Hal ini dilakukan dengan menunjukkan keterkaitan topik-topik itu
terkait dengan keseluruhan isi bidang studi. Adanya kebermaknaan tersebut akan
menyebabkan siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik
yang dipelajari (Degeng, 1989). Penataan urutan sangat penting artinya, karena amat
diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif hanya dapat dibuat apabila isi
telah ditata dengan cara tertentu, dan yang lebih penting, karena pada hakikatnya semua isi
bidang studi memiliki prasyarat belajar (Degeng, 1989).
Strategi pengorganisasian dapat dipilah menjadi dua, yaitu strategi mikro dan strategi
makro (Reigeluth, 1983). Strategi pengorganisasian makro adalah strategi untuk menata
urutan keseluruhan isi bidang studi, sedangkan strategi pengorganisasian mikro adalah
strategi untuk menata urutan sajian untuk suatu ide tunggal.
Sejumlah teori yang berurusan dengan strategi mikro antara lain adalah teori penataan
urutan berdasarkan prasyarat belajar dari Gagne, model pembentukan konsep dari Taba, dan
penguasaan konsep dari Brunner. Untuk strategi makro, pengintegrasian sejumlah teori,
seperti hierarki belajar dari Gagne, teori skema dari Mayer, urutan subsumatif dari Ausubel,
webteaching dari Norman, dan teori elaborasi oleh Reigeluth.

B. Strategi Penyampaian Pembelajaran

Uraian mengenai strategi penyampaian pembelajaran menekankan pada media apa


yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan apa yang dilakukan siswa, dan
struktur belajar mengajar bagaimana yang digunakan. Strategi penyampaian adalah cara-cara
yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk

19
menerima serta merespon masukan-masukan dari siswa. Dengan demikian, strategi ini juga
dapat disebut sebagai strategi untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Gagne dan Briggs (1979) menyebut strategi ini dengan delivery system, yang
didefinisikan sebagai “the total of all components necessary to make an instructional system
operate as intended”. Pada dasarnya strategi penyampaian mencakup lingkungan fisik, guru,
bahan pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran. Dalam hal
ini media pembelajaran merupakan satu komponen penting dari strategi penyampaian
pembelajaran. Itulah sebabnya, media pembelajaran merupakan bidang kajian utama strategi
ini (Degeng, 1989).

Menurut Degeng (1989) secara lengkap ada komponen yang perlu diperhatikan dalam
mempreskripsikan strategi penyampaian, yaitu sebagai berikut :

1. Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati


pesan yang akan disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, atau pun bahan.
2. Interaksi siswa dengan media komponen strategi penyampaian pembelajaran yang
mengacu kepada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan
media dalam merangsang kegiatan daerah.
3. Struktur belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang
mengacu kepada apakah siswa belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil,
peseorangan, ataukah belajar sendiri.

C. Strategi Pengelolaan pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajaran sangat penting dalam sistem strategi pembelajaran


secara keseluruhan. Bagaimanapun baiknya perencanaan strategi pengorganisasian dan
strategi penyampaian pembelajaran, namun jika strategi pengelolaan tidak diperhatikan maka
efektivitas pembelajaran tidak bisa maksimal. Pada dasarnya strategi pengelolaan
pembelajaran terkait denganusaha penataan interaksi antarsiswa dengan komponen strategi
pembelajaran yang terkait, baik berupa strategi pengorganisasian maupun strategi
penyampaian pembelajaran.

20
Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen strategi
tepat dipakai dalam suatu situasi pembelajaran (Degeng, 1989). Menurut Degeng (1989)
paling tidak ada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan, yaitu :

1. Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran

Dalam setiap pembelajaran, guru harus mampu meramu berbagai strategi


pembalajaran sehingga menjadi satu kesatuan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Oleh karena itu guru dituntut untuk mampu merancang tentang kapan, apa, berapa kali
suatu strategi pembelajaran digunakan dalam suatu pembelajaran. Untuk menentukan strategi
apa, kapan, dan berapa kali suatu strategi digunakan tentu sangat berhubungan dengan
kondisi pembelajaran yang ada.

2. Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa

Catatan kemajuan belajr siswa sangat penting bagi guru, karena untuk melihat
efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang dilakukan. Dari hasil analisis terhadap efektivitas
dan efisiensi pembelajaran, guru akan dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya, seprti
(1) apakah strategi pembelajaran yang digunakan telah sesuai/belum, (2) apakah rendahnya
hasil belajar siswa disebabkan oleh faktor guru/siswa, (3) apakah penjadwalan strategi
pembelajaran sudah sesuai/belum, dan lain sebagainya.

3. Pengelolaan motivasional

Menurut Degeng (1989) peranan strategi penyampaian untuk meningkatkan motivasi


belajar jauh lebih nyata dari strategi pengorganisasian. Mengingat hal tersebut, seorang guru
harus mampu mengembangkan kiat-kiat khusu dalam melakukan penjadwalan penggunaan
strategi penyampaian.

4. Kontrol belajar

Kontrol belajar terkait dengan kebebasan siswa untuk melakukan pilihan pada bagian
isi yang dipelajari,vkecepatan belajar, komponen strategi pembelajaran yang dipakai dan
strategi kognitif yang digunakan (Degeng,1989). Agar siswa dalam kegiatan pembelajaran

21
siswa dapat melakukan piliahan-pilihan tersebut, maka seorang guru harus mampu
merancang kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan berbagai alternatif pilihan
belajar bagi siswa.

Reigeluth(1983)

2.10 Urgensi Strategi Pembelajaran Efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

Ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar supaya sesuai dengan yang
diharapkan.

Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan sebagai
hasil belajar mengajar yang dilakukan. Dengan kata lain apa yang harus dijadikan sasaran
dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini harus dirumuskan secara jelas dan konkrit
sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Perubahan perilaku dan kepribadian yang kita
inginkan terjadi setelah siswa mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar itu harus jelas,
misalnya dari tidak bisa membaca berubah menjadi dapat membaca. Suatu kegiatan belajar
mengajar tanpa sasaran yang jelas, berarti kegiatan tersebut dilakukan tanpa arah atau tujuan
yang pasti. Lebih jauh suatu usaha atau kegiatan yang tidak punya arah atau tujuan pasti,
dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan tidak tercapainya hasil
yang diharapkan.

Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan
efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara kita memandang suatu persoalan, konsep,
pengertian dan teori apa yang kita gunakan dalam memecahkan suatu kasus akan
mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan
berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-norma sosial
seperti baik, benar, adil, dan sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda bahkan
mungkin bertentangan kalau dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu.
Pengertian-pengertian, konsep, dan teori ekonomi tentang baik, benar, atau adil, tidak sama
dengan baik, benar atau adil menurut pengertian konsep dan teori antropologi. Juga akan
tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau adil kalau kita menggunakan pendekatan
agama karena pengertian, konsep, dan teori agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas

22
berbeda dengan konsep ekonomi maupun antropologi. Begitu juga halnya dengan cara
pendekatan terhadap kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran.

Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi siswa agar
mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda
dengan cara atau supaya murid-murid terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup
keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode
mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang
berbeda hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama.

Keempat, menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru


mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana
keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya. Suatu program baru bisa diketahui
keberhasilannya setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar
mengajar merupakan salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar lain.
Apa yang harus dinilai dan bagaimana penilaian itu harus dilakukan termasuk kemampuan
yang harus dimiliki oleh guru. Seorang siswa dapat dikategorikan sebagai murid yang
berhasil bisa dilihat dari berbagai segi. Bisa dilihat dari segi kerajinannya mengikuti tatap
muka dengan guru, perilaku sehari-hari di sekolah, hasil ulangan, hubungan sosial,
kepemimpinan, prestasi olah raga, keterampilan dan sebagainya atau dilihat dan berbagai
aspek.

Keempat dasar strategi tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh antara dasar yang
satu dengan dasar yang lain saling menopang dan tidak bisa dipisahkan.Reigeluth, Bunderson
dan Meril(1983)

23
BAB 3. PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang
disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Strategi pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang berorientasi pada program
pembelajaran berkenaan dengan usaha mempengaruhi, memberi efek, yang dapat membawa
hasil sesuai dengan tujuan maupun proses yang ada di dalam pembelajaran itu sendiri.
Strategi Pembelajaran yang efektif dapat diketahui dengan ciri:
1. Belajar secara efektif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental ditunjukkan
dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis. Dan
secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta, dan lain-lain.
2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas
menjadi hidup.
3. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi guru akan
mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
4. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang saling
menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberikan
kesempatan kepada siswa unyuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.
5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
6. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari,
sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya dan lebih
percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri orang lain.
7. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari
faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan, jika
diperlukan.
Berdasarkan kegiatan yang ditimbulkannya, strategi pembelajaran dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu :
a. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Peserta Didik

24
b. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Pendidik
Macam-macam Strategi pembelajaran yang efektif diantaranya adalah :
a. Strateegi Pegorganisasian.
b. Strategi penyampaian.
c. Strategi pengelolaan.

Ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar supaya sesuai dengan yang
diharapkan.

Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan sebagai
hasil belajar mengajar yang dilakukan. Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Ketiga, memilih dan
menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan
efektif.Keempat, menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru
mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana
keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya.

1.2 Saran

Jika anda ingin belajar secara efisien dan optimal maka seharusnya anda melakukan
belajar itu setiap hari secara dan secara rutin,dan pada diri anda sendiri semestinya
mempunyai semangat dan tanggung jawab untuk memperoleh nilai yang lebih baik.

25
DAFTAR PUSTAKA

 Sanjaya, wina. Strategi Pembelajaran. 2006. Jakarta.


 The Liang Gie, 1988 : 57 – 65,Cara Belajar yang Efisien
 Saydasyrifa,2013.Pengorganisasian Kelas dalam proses pembelajaran
http://saydasyarifa.wordpress.com/2013/01/06/pengorganisasian-kelas-dalam-
proses-pembelajaran/ (Serial on Line) 18 Oktober 2013
 Mujahidinalbanjari,2012.Pengelolaan Kelas
http://mujahidinalbanjari.wordpress.com/2012/12/04/makalah-pengelolaan-
kelas/ (Serial on Line ) 19 Oktober 2013
 Exbenkexord,2012.Pengelolaan Pembelajaran
http://exbenkexord.wordpress.com/2012/10/17/makalah-pengelolaan-
pembelajaran/ ( Serial On Line) 20 Oktober 2013
 http://gora.edublogs.org/2007/04/09/kompetisi-nasional-guru-inovatif-2007/
(Serial On Line) 22 Oktober 2013

26

Anda mungkin juga menyukai