Disusun oleh :
Putri Nabila A22121110
Nur Qadriah A22121082
Sultan Hasanuddin A22121135
Febrianti Falentina Musa A22121132
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………….. i
PRAKATA………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat…………………………………………… 2
BAB 2. PEMBAHASAN………………………………………………… 4
BAB 3. PENUTUP……………………………………………………… 21
3.1 Kesimpulan……………………………………………………. 21
3.2 Saran…………………………………………………………... 22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 23
3
BAB 1. PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar dan terus menerus
melalui bermacam-macam aktivitas dan pengalaman guna memperoleh pengetahuan baru
sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang lebih baik. Perubahan tersebut bisa
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan dalam hal pemahaman, pengetahuan,
perubahan sikap, tingkah laku dan daya penerimaan.
Landasan utama dalam mencapai keberhasilan belajar adalah kesiapan mental. Tanpa
kesiapan mental, maka tidak akan dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran (kesulitan)
yang dihadapi selama belajar.Setiap peserta didik hendaknya mempunyai minat yang besar
terhadap semua mata diklat yang diterima di sekolah. Suka atau tidak suka semua mata diklat
harus ditempuh.Sikap membenci mata diklat tidak ada manfaatnya, yang terbaik adalah
mengambil sikap positif dengan berusaha menyukai semua mata diklat yangdiajarkan.Karena
suka tidak suka mata diklat tersebut harus ditempuh pada jenjang pendidikan yang mereka
ikuti.
Tidak banyak orang yang menyadari pentingnya proses belajar. Tidak jarang pula
seseorang tidak menyadari dengan proses belajar yang dialaminya. Seseorang yang ketika
masih kecil belum dapat berjalan lantas bisa berjalan, itu merupakan proses belajar yang telah
dijalaninya. Seseorang yang tadinya belum dapat berpikir tentang apa-apa lantas dapat
berpikir dan bisa melihat, menilai, dan berperilaku terhadap lingkungan sekitar, maka orang
itu telah menjalani proses belajar dalam hidup ini. Proses belajar itu cakupannya sangatlah
luas. Proses belajar bisa melalui cara makan, minum, berjalan, mengendarai kendaraan,
menulis, menggambar dan masih banyak lagi.Tetapi semua itu sangat disayangkan ketika
orang yang melakukan proses belajar justru tidak menyadari proses belajar itu.
Ketidaksadaran itu disebabkan kebanyakan orang tidak tahu makna sebenarnya
tentang belajar dan mengajar. Proses belajar mengajar adalah suatu proses dua arah yang
melibatkan pendidik dan para siswa di institusi pendidikan yang melibatkan aspek kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Pendidik disini bisa siapa saja, bisa guru, dosen, praktisi
pendidikan, ataupun konselor. Ketidaksadaran seseorang tentang proses belajar yang telah
dijalaninya dan ketidaktahuan seseorang makna pentingnya proses belajar bisa jadi
4
disebabkan kesalahan dalam proses belajar dan mengajar itu sendiri.
Kesuksesan dalam proses belajar mengajar adalah tanggung jawab antara pendidik dan para
siswa. Metode yang diberikan oleh pendidik memang sudah seharusnya dapat diterima oleh
para siswa.Cara menyampaikan materi yang selama ini menjadi kendala bagi sebagian tenaga
pendidik, perlahan-lahan mulai diatasi dengan baik. Perkembangan teknologi sangat
membantu dalam proses menyusun metode pembelajaran dan penyampaian materi.
Rowntree dalam Wina Sanjaya (1974)
5
4. Dapat mengetahui Macam-macam Strategi Belajar yang Efektif
5. Dapat mengetahui Hakekat strategi pembelajaran
6. Dapat mengetahui Strategi Pembelajaran yang efektif
7. Dapat mengetahui Ciri-ciri Strategi Pembelajaran Efektif
8. Dapat mengetahui Kendala penggunaan SPE
9. Dapat mengetahui Macam-macam strategi pembelajaran Efektif
10. Dapat mengetahui Urgensi SPE untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
6
BAB 2. PEMBAHASAN
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan
bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.
Para ahli mendefinisikan belajar berbeda-beda, sesuai dengan sudut pandanganya masing-
masing :
1. Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
2. Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
3. Crow & Crow dan (1958) :“belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap baru”.
4. Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul
atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
5. Di Vesta dan Thompson (1970) : “belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap
sebagai hasil dari pengalaman”.
6. Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul
karena pengalaman”
7. Menurut Toeti Soekamto,dkk (1992) mengutip pendapat Margon dan kawan-kawan,
belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relative tetap dan
terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Dalam definisi tersebut menampakkan tiga
aspek penting dalam sebuah proses pengajaran,
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah
proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan (
kompetencies ), keterampilan ( skills ), dan sikap ( attitude ). Kemampuan,keterampilan,
maupun sikap tersebut diperoleh secara bertahap, memerlukan proses yang sangat panjang,
dan berkelanjutan. Oleh karena itulah dari proses pembelajaran yang bertahap dan
7
memerlukan waktu yg cukup lama, itu yang nantinya kita mampu menjadi seseorang yang
terampil, pandai, dan bahkan menjadi seseorang yang bisa berguna bagi lapisan masyarakat.
8
mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu
usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.
7. Hapalkan Kata-Kata Kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak.
Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya
mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama
warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila dan ungu.
8. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan
langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa
pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk
menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau
internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.
9. Latih Sendiri Kemampuan Kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab
pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi
dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana
kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.
10. Sediakan Waktu Untuk Istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda
pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu
belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk,
percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun
siap menerima materi baru. Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur
sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain
menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham
suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi
yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur, tak perlu
detail, berarti kita sudah paham.
9
2.3 Manfaat Strategi Belajar yang Efektif
Adapun kegunaan ataupun tujuan dari belajar dapat disimpulkan bahwa dengan
strategi belajar maka diharapkan akan ada hasil berupa :
1 Berkembangnya kemampuan intelektual siswa : Kemampuan yang memperlihatkan tingkat
intelektualitas siswa di mata pihak lain
.2 Berkembangnya kemampuan kognitif siswa : Kemampuan tentang mengatur „cara belajar
dan berpikir‟ seseorang.
3 Bertambahnya kemampuan informasi verbal : Kemampuan menyerap pengetahuan dan arti
informasi
4. Meningkatnya keterampilan motorik : Kemampuan yang erat kaitannya dengan ketrampilan
fisik.
5. Berkembangnya sikap dan nilai ke arah yang lebih baik : Kemampuan yang erat kaitannya
dengan arah dan intensitas emosional yang dimiliki seseorang.
Tanpa adanya proses yang namanya belajar, apa yang menjadi tujuan dan kegunaan dari
hasil belajar itu tidak dapat berjalan secara efisien dan efektif, atau bahkan belajar tidak
menghasilkan perkembangan atau peningkatan apapun pada siswa. Bahkan bila seorang
pendidik salah menyusun strategi belajar, maka bukan tidak mungkin dapat menurunkan
kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya.
10
Elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan
menjadi lebih bermakna, oleh karena itu membuat pengkodean lebih mudah
dan lebih memberi kepastian.(Nur,2000:30). Strategi ini dapat dibedakan
menjadi : 1). Notetaking (pembuatan catatan); pembuatan catatan membantu
siswa dalam mempelajari informasi secara ringkas dan padat untuk menghafal
atau pengulangan. Metode ini digunakan pada bahan ajar kompleks, bahan ajar
konseptual dimana tugas yang penting adalah mengidentifikasi ide-ide
utama.Membuat catatan memerlukan proses mental maka lebih efektif
daripada hanya sekedar menyalin apa yang dibaca, 2) Analogi yaitu
perbandingan-perbandingan yang dibuat untuk menunjukkan kesamaan antara
cirri-ciri pokok sesuatu benda atau ide-ide, selain itu seluruh cirinya berbeda,
seperti sistem kerja otak dengan komputer dan 3) Metode PQ4R adalah
preview,question, read, reflect, recite dan review. Prosedur PQ4R memusatkan
siswa pada pengorganisasian informasi bermakna dan melibatkan siswa pada
strategi-strategi yang efektif.
c. Strategi Organisasi
Strategi Organisasi bertujuan membantu siswa meningkatkan kebermaknaan
materi baru, terutama dilakukan dengan mengenakan struktur-struktur peng-
organisasian baru pada materi-materi tersebut. Strategi organisasi
mengidentifikasi ide-ide atau fakta-fakta kunci dari sekumpulan informasi
yang lebih besar. Strategi ini meliputi : 1). Pembuatan Kerangka (Outlining);
dalam pembuatan kerangka garis besar, siswa belajar menghubungkan
berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama, 2). Pemetaan (
mapping) biasa disebut pemetaan konsep di dalam pembuatannya dilakukan
dengan membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana
ide-ide penting atas suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain, 3)
Mnemonics; berhubungan dengan teknik-teknik atau strategi-strategi untuk
membantu ingatan dengan membantu membentuk assosiasi yang secara
alamiah tidak ada. Suatu mnemonics membantu untuk mengorganisasikan
informasi yang mencapai memori kerja dalam pola yang dikenal sedemikian
rupa sehingga informasi tersebut lebih mudah dicocokkan dengan pola skema
di memori jangka panjang. Contoh mnemonics yaitu : a). Chunking
(pemotongan) b). Akronim (singkatan), c). Kata berkait (Link-work) : suatu
mnemonics untuk belajar kosa kata bahasa asing.
11
d. Strategi Metakognitif
Metakognitif adalah pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri sendiri
atau berfikir tentang kemampuannya untuk menggunakan strategi-strategi
belajar tertentu dengan benar.(Arends, 1997:260). Metakognitif mempunyai
dua komponen yaitu (1) pengetahuan tentang kognitif yang terdiri dari
informasi dan pemahaman yang dimiliki seorang pebelajar tentang proses
berfikirnya sendiri dan pengetahuan tentang berbagai strategi belajar untuk
digunakan dalam suatu situasi pembelajaran tertentu, (2) mekanisme
pengendalian diri seperti pengendalian dan monitoring kognitif.
Nur, 2000:41
12
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang
disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenang-kan suatu peperangan.
Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam ber-bagai bidang kegiatan yang bertujuan
memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer
atau pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan
menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih akan tim basket
akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu
pertandingan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses
pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat
prestasi yang terbaik.
Wina sanjaya(1974)
13
Strategi Pembelajaran efektif mencakup 4 dimensi:
1. Konteks
Merupakan situasi/latar belakang yang mempengaruhi tujuan dan strategi yang
dikembangkan.misalnya berupa kebijakan departemen, sasaraan yang ingin dicapai oleh unit
kerja dsb.
2. Masukan (input)
Mencakup bahan, peralatan dan fasilitas yang disiapkan untuk keperluan program.
Misalnya dokumen, kurikulum, staf pengajar, media pembelajaran dsb.
3. Proses
Merupakan pelaksanaan yang nyata dari program pendidikan di kelas/lapangan.
4. Hasil/product
Merupakan hasil keseluruhan yang dicapai oleh program. Tujuan utamanya adalah
untuk meningkatkan kompetensi siswa.
Gerlach dan Ely (1980:244)
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan tentang pengertian dari pembelajaran
efektif adalah pembelajaran yang berorientasi pada program pembelajaran berkenaan dengan
usaha mempengaruhi, memberi efek yang dapat membawa hasil sesuai dengan tujuan
maupun proses yang ada di dalam pembelajaran itu sendiri.
14
mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
4. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang saling
menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberikan
kesempatan kepada siswa unyuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.
5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
6. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari,
sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya dan lebih
percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri orang lain.
7. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari
faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan, jika
diperlukan.
Mulyasa (2006)
a.Kurikulum
Kurikulum haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung
jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang
diselenggarakan secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan kelas bukan
sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang
bersifat intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik
sebagai makhluk individual dan makhluk social maupun sebagai makhluk yang bermoral
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan
jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan
kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat beruabh. Sedang
15
ruangan atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur
pendayagunaan ruang / gedung yang bersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan.
Dalam konteks ini kepandaian guru dalam Pengorganisasian kelas sangat dibutuhkan.
c. Guru
Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang bertanggung
jawab dalam memebnatu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam
pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi atau
pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan
berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi
anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
d. Murid
Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan (Sense Of kolektive) merupakan
kondisi yang sangat penting artinya bagi terciptanya kelas yang dinamis. Oleh karena , setiap
murid harus memiliki perasaan diterima (Sense of membershif) terhadap kelasnya agar
mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan inilah yang akan menumbuhkan rasa
tanggung jawab (Sense of respsibility) terhadap kelasnya. Sikap ini akan tumbuh dengan baik
apabila dilakukan tindakan-tindakan Pengorganisasian kelas sebagai berikut :
1) Setiap murid dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kelas, guru
hanya sekedar memberi petunjuk dan bimbingan agar program atau kegiatannya sejalan
dengan kurikulum.2) Murid diberi kesempatan dalam pembagian tugas-tugas
untukmkepentingan kelas.3) Bila guru atau wali kelas berhalangan, bagi dan serahkanlah
kepercayaan berupa tanggung jawab mengatur rumah tangga dan disiplin kealas diantar
murid.4) Motivasi agar setiap murid selalu bersedia mengatur kelasnya melalui kegiatan
rutin, misalnya membersihkan kelas,papan tulis dan lain-lain.5) Kembangkanlah kesediaan
bekerjasama dalam setiap kegiatan.6) Susunlah bersama murid tata tertib dan disiplin kelas
serta bentuklah pengurus kelas yang bekerja selama 1 tahun ajaran.7) Doronglah agar murid
secara terus menerus ikut memikirkan kegiatan kelas dan berani mengusulkannya untuk
dilaksanakan bersama didalam atau diluar kelas
16
e. Dinamika kelas
Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap wali atau
guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses kependidikannya. Dinamika kelas pada
dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang
dikembangkan melalui kretifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok, untuk itu setiap
wali atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat, gagasan,
keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi kegiatan-kegiatan yang
berguna.
Made Pidarta(2005)
1). Kurang kesatuan dengan adanya kelompok-kelompok dan pertentangan jenis kelamin.
2). Serentak ( Simultaneity ), berbagai hal dapat terjadi pada waktu yang sama di
kelas.
17
3). Segera ( Immediacy ), interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa terjadi
timbale-balik begitu cepat, sehingga menuntut guru agar dapat segera bertindak
melalui proses berpikir, menerima rangsangan dari luar, berpikir, memutuskan dan
melaksanakan tindakan.
5). Sejarah ( History ), peristiwa yang terjadi di kelas akan memiliki dampak yang
akan dirasakan dalam waktu yang jauh sesudahnya.
18
C. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
19
menerima serta merespon masukan-masukan dari siswa. Dengan demikian, strategi ini juga
dapat disebut sebagai strategi untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Gagne dan Briggs (1979) menyebut strategi ini dengan delivery system, yang
didefinisikan sebagai “the total of all components necessary to make an instructional system
operate as intended”. Pada dasarnya strategi penyampaian mencakup lingkungan fisik, guru,
bahan pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran. Dalam hal
ini media pembelajaran merupakan satu komponen penting dari strategi penyampaian
pembelajaran. Itulah sebabnya, media pembelajaran merupakan bidang kajian utama strategi
ini (Degeng, 1989).
Menurut Degeng (1989) secara lengkap ada komponen yang perlu diperhatikan dalam
mempreskripsikan strategi penyampaian, yaitu sebagai berikut :
20
Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen strategi
tepat dipakai dalam suatu situasi pembelajaran (Degeng, 1989). Menurut Degeng (1989)
paling tidak ada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan, yaitu :
Catatan kemajuan belajr siswa sangat penting bagi guru, karena untuk melihat
efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang dilakukan. Dari hasil analisis terhadap efektivitas
dan efisiensi pembelajaran, guru akan dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya, seprti
(1) apakah strategi pembelajaran yang digunakan telah sesuai/belum, (2) apakah rendahnya
hasil belajar siswa disebabkan oleh faktor guru/siswa, (3) apakah penjadwalan strategi
pembelajaran sudah sesuai/belum, dan lain sebagainya.
3. Pengelolaan motivasional
4. Kontrol belajar
Kontrol belajar terkait dengan kebebasan siswa untuk melakukan pilihan pada bagian
isi yang dipelajari,vkecepatan belajar, komponen strategi pembelajaran yang dipakai dan
strategi kognitif yang digunakan (Degeng,1989). Agar siswa dalam kegiatan pembelajaran
21
siswa dapat melakukan piliahan-pilihan tersebut, maka seorang guru harus mampu
merancang kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan berbagai alternatif pilihan
belajar bagi siswa.
Reigeluth(1983)
Ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar supaya sesuai dengan yang
diharapkan.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan sebagai
hasil belajar mengajar yang dilakukan. Dengan kata lain apa yang harus dijadikan sasaran
dari kegiatan belajar mengajar tersebut. Sasaran ini harus dirumuskan secara jelas dan konkrit
sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. Perubahan perilaku dan kepribadian yang kita
inginkan terjadi setelah siswa mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar itu harus jelas,
misalnya dari tidak bisa membaca berubah menjadi dapat membaca. Suatu kegiatan belajar
mengajar tanpa sasaran yang jelas, berarti kegiatan tersebut dilakukan tanpa arah atau tujuan
yang pasti. Lebih jauh suatu usaha atau kegiatan yang tidak punya arah atau tujuan pasti,
dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan tidak tercapainya hasil
yang diharapkan.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan
efektif untuk mencapai sasaran. Bagaimana cara kita memandang suatu persoalan, konsep,
pengertian dan teori apa yang kita gunakan dalam memecahkan suatu kasus akan
mempengaruhi hasilnya. Suatu masalah yang dipelajari oleh dua orang dengan pendekatan
berbeda, akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak sama. Norma-norma sosial
seperti baik, benar, adil, dan sebagainya akan melahirkan kesimpulan yang berbeda bahkan
mungkin bertentangan kalau dalam cara pendekatannya menggunakan berbagai disiplin ilmu.
Pengertian-pengertian, konsep, dan teori ekonomi tentang baik, benar, atau adil, tidak sama
dengan baik, benar atau adil menurut pengertian konsep dan teori antropologi. Juga akan
tidak sama apa yang dikatakan baik, benar atau adil kalau kita menggunakan pendekatan
agama karena pengertian, konsep, dan teori agama mengenai baik, benar atau adil itu jelas
22
berbeda dengan konsep ekonomi maupun antropologi. Begitu juga halnya dengan cara
pendekatan terhadap kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi siswa agar
mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda
dengan cara atau supaya murid-murid terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup
keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Perlu dipahami bahwa suatu metode
mungkin hanya cocok dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan sasaran yang
berbeda hendaknya jangan menggunakan teknik penyajian yang sama.
Keempat dasar strategi tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh antara dasar yang
satu dengan dasar yang lain saling menopang dan tidak bisa dipisahkan.Reigeluth, Bunderson
dan Meril(1983)
23
BAB 3. PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang
disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Strategi pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang berorientasi pada program
pembelajaran berkenaan dengan usaha mempengaruhi, memberi efek, yang dapat membawa
hasil sesuai dengan tujuan maupun proses yang ada di dalam pembelajaran itu sendiri.
Strategi Pembelajaran yang efektif dapat diketahui dengan ciri:
1. Belajar secara efektif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental ditunjukkan
dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis. Dan
secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta, dan lain-lain.
2. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas
menjadi hidup.
3. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi guru akan
mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
4. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang saling
menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberikan
kesempatan kepada siswa unyuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.
5. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
6. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari,
sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya dan lebih
percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri orang lain.
7. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari
faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan, jika
diperlukan.
Berdasarkan kegiatan yang ditimbulkannya, strategi pembelajaran dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu :
a. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Peserta Didik
24
b. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Pendidik
Macam-macam Strategi pembelajaran yang efektif diantaranya adalah :
a. Strateegi Pegorganisasian.
b. Strategi penyampaian.
c. Strategi pengelolaan.
Ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar supaya sesuai dengan yang
diharapkan.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang diinginkan sebagai
hasil belajar mengajar yang dilakukan. Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Ketiga, memilih dan
menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan
efektif.Keempat, menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru
mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana
keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya.
1.2 Saran
Jika anda ingin belajar secara efisien dan optimal maka seharusnya anda melakukan
belajar itu setiap hari secara dan secara rutin,dan pada diri anda sendiri semestinya
mempunyai semangat dan tanggung jawab untuk memperoleh nilai yang lebih baik.
25
DAFTAR PUSTAKA
26