DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah tentang “Keterampilan Dasar Mengajar”. Kami juga berterimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah ini yang membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari
segi kata, bahasa, dan juga susunan kalimat. Oleh karena itu kami meminta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan, dan kami juga mengharapkan saran dan kritik pemikiran yang
membangun guna kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Semoga tugas ini dapat berguna kedepannya dan memberikan manfaat berupa ilmu
pengetahuan yang baik bagi kita semua.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan yang
melibatkan guru dan siswa. Dalam dunia pendidikan terutama di sekolah, interaksi antara
guru dan siswa memiliki peranan yang utama untuk menentukan suatu pembelajaran dapat
dikatakan berhasil. Banyak jenis interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, salah satunya
interaksi di kelas yaitu dalam kegiatan proses pembelajaran.
Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dan keaktifan
peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau lingkungan belajar, juga akan
tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan mengajar.
Keterampilan-keterampilan ini sudah sepantasnya dikuasai guru, lebih-lebih bagi guru
sekolah dasar dalam menghadapi perilaku anak yang benar-benar unik.
Keterampilan-keterampilan mengajar yang dimaksudkan itu paling tidak meliputi
keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan menggunakan variasi,
keterampilan memberi penguatan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, keterampilan mengelola kelas, dan
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil di Sekolah . Melihat pentingnya peran
guru dalam mengelola kelas maka guru haruslah mempunyai keterampilan dasar dalam
mengajar agar bisa efektif
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu keterampilan membuka dan menutup pelajaran
2. Untuk mengetahui apa itu keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
3. Untuk mengetahui apa itu keterampilan Mengelola Kelas
4. Untuk mengetahui apa itu keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana
siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajarinya. Sedangkan keterampilan membuka pelajaran adalah kemampuan yang harus
dimiliki guru dalam membuka pelajaran sehingga peserta didik siap dan fokus dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses pembelajaran yang
harus dilaluinya. Sebab jika seorang guru pada awal pembelajaran tidak mampu menarik
perhatian peserta didik, maka proses dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan
baik. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dlakukan oleh guru pada awal pembelajaran,
tetapi pada setiap kegiatan inti pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi
acuan dan memberikan kaitan antara materi pembelajaran yang akan dikuasi oleh peserta
didik dengan bahan yang akan diajarkan.
Kegiatan atau pemeriksaan yang bersifat adminitrasi saja pada saat mengawali pembelajaran,
belum tentu bisa mencapai sasaran menumbuhkan kesiapan mental siswa secara optimal.
Dengan demikian kegiatan pembukaan pembelajaran selain untuk mempersiapkan hal-hal
yang bersifat teknis adminitratif, terutama harus memfokuskan pada upaya mengkondisikan
baik fisik dan mental, perhatian dan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan inti
pembelajaran.
2
4. Menyadari siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan yang sudah dimiliki /
diketahui dengan yang akan dipelajari.
5. Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan siterapkan atau
dilaksanakan dalam kegiatan
1. Memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh peserta
didik
2. Mengetahui tingkat pencapaian peserta didik
3. Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar
1. Meninjau Kembali
Pada akhir kegiatan, guru sebaiknya meninjau kembali (mengulangi kembali) hal-hal
yang dianggap penting, atau kunci bahan pelajaran yang diberikan, serta apakah inti
pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa atau belum. Hal ini dapat
dilakukan setiap saat selesai memberikan satu konsep ataupun pada akhir pelajaran.
3
2. Evaluasi
Dalam menutup pelajaran disamping me-review, guru seharusnya juga melakukan
evaluasi terhadap proses pembelajaran yang baru saja dilakukan. Evaluasi merupakan
alah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang
utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan dilakukannya evaluasi.
1. Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9 orang).
2. Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan ) dan langsung,
artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling beradu pandang dan
saling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan yang lain
3. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota kelompok.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju suatu kesimpulan.
4
Dengan memperhatikan keempat karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan diskusi kelompok adalah suatu proses pembicaraan yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan
untuk mengambil keputussan atau memecahakan suatu persoalan atau masalah.
Diskusi dalam kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan karakteristik diskusi
pada umumnya, seperti yang sudah diuraikan sebelumnya. Siswa dibagi kedalam
kelompok-kelompok kecil, ada pimpinan diskusi seperti guru atau salah seorang teman
dari siswa dalam kelompok tersebut. Setiap siswa dalam anggota kelompok masing-
masing bebas tanpa ada tekanan dari pihak manapun untuk urun rembung, menyumbang
pendapat, saran, berbagi pengalaman, untuk menghasilkan kesimpulan bersama atau
terpecahkannya masalah yang didiskusikan.
Membimbing kegiatan diskusi dalam pembelajaran merupakan salah satu
keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru, karena melalui diskusi siswa
didorong untuk belajara secara aktif, belajar mengemukakan pendapat, berinteraksi,
saling menghargai, dan berlatih bersikap positif. Melalui diskusi peran guru yang
dikesankan terlalu mendominasi pembicaraan dengan sendirinya akan hilang. Dengan
diskusi siswa dan guru sama-sama aktif, bahkan melalui diskusi dapat memfasilitasi
terjadinya proses pembelajaran aktif. Hasil pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai
melalui kegiatan diskusi terutama setiap individu dapat membandingkan persepsinya
yang mungkin berbeda dengan temannya yang lain, membandingkan interpretasi maupun
informasi yang diperoleh. Dengan demikian melalui kegiatan diskusi yang
dikembanghkan dalam pembelajaran setiap individu siswa dapat saling melengkapi,
memperbaiki, sehingga kekurangan-kekurangan dapat dipecahkan.
Adapun tujuan dan manfaat kegiatan diskusi anatara lain :
1. Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap pendapat yang
dikemukakan oleh setiap peserta didik.
2. Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa secara bebas dan bertanggung jawab
terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar fikiran untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
3. Memndorong pembelajaran secara aktif; yaitu siswa dalam membahas suatu topik
pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama dalam
kelompok diskusi siswa belajar mengembangkan kemmapuan berfikirnya
5
4. Menumbuhkan rasa percaya diri; yaitu dengan kebiasaan untuk beragumentasi yang
dilakukan antar sesama teman dalam kelompok diskusi, akan mendorong keberanian dan
rasa percaya diri mengajukan pendapat maupun mencari solusi pemecahan.
Diskusi dalam pembelajaran termasuk kedalam salah satu jenis metode pembelajaran.
Setiap metode pembelajaran termasuk diskusi diarahkan untuk terjadinya proses
pembelajaran secara aktif dan efektif dalam rangka mencapai tujuan (kompetensi)
pembelajaran. Oleh karena itu agar kegiatan diskusi dapat berjalan dengan lancar, maka
dalam pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa keterampilan dasar sebagai berikut:
1. Memusatkan perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus berusaha memusatkan
perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa pada topik atau permasalahan yang
didiskusikan. Dengan demikian apabila terjadi pembicaraan yang menyimpang dari
sasaran diskusi, maka pada saat itu pula pimpinan diskusi harus segera meluruskan dan
mengingatkan peserta diskusi tentang topik dan sasaran dari diskusi yang sedang
dilakukan. Oleh karena itu sebelum dan selama proses diskusi harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan diskusi; yaitu rumusan tujuan atau kompetensi secara jelas
dan terukur yang harus dimiliki atau dicapai oleh siswa dari kegiatan diskusi yang
akan dilakukan.
b. Menetapkan topik atau permasalahan; topik yang didiskusikan diusahakan harus
menarik minat, menantang dan memerhatikan tingkat perkembangan siswa. Topik
masih bisa dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan. Melalui topik
yang dirumuskan tersebut dapat mendorong dan menggugah rasa ingin tahu siswa,
sehingga siswa akan secara aktif mencari informasi, belajar, dan memecahkannya.
c. Mengidentifikasi arah pembicaraan yang tidak relevan dan menyimpang dari arah
diskusi. Hasil dari identifikasi dapat dijadikan masukan bagi pimpinan diskusi
untuk meluruskan pembicaraan, pertanyaan, atau komentar lainnya, sehingga
kegiatan diskusi senantiasa terjaga dan terfokus pada masalah diskusi.
d. Merangkum hasil diskusi; rangkuman ini tidak hanya dilakukan pada ahir diskusi,
tapi selama proses berlangsung hasil pembicaraan yang inti segera dirangkum,
sehingga pada ahir diskusi akan dapat menyimpulkannya secara lengkap dan
akurat.
6
2. Memperjelas Masalah
Untuk memperjelas setiap pembicaraan dari peserta diskusi, pimpinan diskusi atau
guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga menjadi jelas
dipahami oleh seluruh peserta didik.
b. Mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta komentas siswa untuk lebih
memperjelas ide atau pendapat yang disampaikannya.
c. Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat atau ide yang
disampaikannya, seperti melalui ilustrasi atau contoh, sehingga dapat lebih
memperjelas terhadap ide yang disampaikan itu.
3. Menganalisis pandangan siswa
Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar dan sangat mungkin
terjadi. Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau pimpinan diskusi adalah
bagaimana agar perbedaan tersebut menjadi pendorong dan membimbimng setiap
anggota kelompok untuk berpartisipasi secara aktif dan konstruktif terpecahkannya
masalah yang didiskusikan.
4. Meningkatkan urunan siswa
Agar sasaran dari diskusi dapat tercapai yaitu dalam rangka mengembangkan
kemampuan berfikir siswa secara opyimal, maka guru atau pimpinan diskusi harus
mendorong setiap anggota diskusi untuk berpikir dan menyampaikan buah fikirannya
dalm forum diskusi tersebut.
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Proses dan hasil diskusi harus mencerminkan dari hasil kerja kolektif antar sesama
peserta diskusi. Oleh karena itu setiap anggota diskusi harus memiliki kesempatan yang
sama untuk menyampaikan ide, pendapat, atau memberikan komentar. Apabila
pembicaraan dalam diskusi hanya dimonopoli oleh peserta tentu saja, maka proses diskusi
tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.
6. Menutup diskusi
Kegiatan terakhir dari pelaksanaan diskusi adalah ,menutup diskusi. Diskusi
dikatakan efektif dan efisien apabila semua peserta diskusi berkesempatan
mengemukakan ide atau pikirannya, sehingga setelah berakhirnya dikusi diperoleh
kesimpulan sebagai hasil berpikir bersama.
7
2.3 Keterampilan Mengelola Kelas
Kelas merupakan wahana paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran
bagi peserta didik. Kedudukan kelas yang begitu penting mengisyaratkan bahwa guru harus
profesional dalam mengelola kelas agar terselenggaranya proses pendidikan dan
pembelajaran yang efektif dan efisien (Helmiati, 2013).
8
Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan peserta
didik bekerja dan belajar, serta membantu peserta didik untuk memperoleh hasil yang
diharapkan emampuan mengelola kelas harus dimiliki oleh setiap guru, karena guru adalah
pihak yang berhubungan secara langsung dengan peserta didik. Guru harus mengetahui
kondisi dan kekhususan masing-masing kelas, baik yang menyangkut peserta didik maupun
yang menyangkut lingkungan fisiknya.
9
2.3.3. Jenis-Jenis Keterampilan Mengelola Kelas
Secara garis besar keterampilan mengelola kelas terbagi dua bagian yaitu:
10
lainnya. Penguatan yang dimaksudkan dapat berupa reward yang bersipat moril
juga yang bersifat material tapi tidak berlebihan.
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara-cara:
a. Memodifikasi tingkah laku. Modifikasi tingkah laku adalah menyesuaikan bentuk-
bentuk tingkah laku ke dalam tuntutan kegiatan pemebelajaran sehingga tidak
muncul prototype pada diri anak tentang peniruan perilaku yang kurang baik.
b. Pengelolaan kelompok. Kelompok kecil ataupun kelompok belajar di kelas adalah
merupakan bagaian dari pencapaian tujuan pembelajaran dan strategi yang
diterapkan oleh guru. Kelompok juga bisa muncul secara informal seperti teman
bermain, teman seperjalanan, teman karena gender dan lain-lain. Untuk
kelancaran pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran maka kelompok
yang ada di kelas itu harus di kelola dengan baik oleh guru.
c. Menemukan & memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah..
Permasalahan memiliki sifat perennial (akan selalu ada) dan nurturan effect, oleh
karena itu permasalahan akan muncul di dalam kelas kaitannya dengan interaksi
dan akan diikuti oleh dampak pengiring yang besar bila tidak bisa diselesaikan.
Guru harus dapat mendeteksi permasalahan yang mungkin muncul dan dengan
secepatnya mengambil langkah penyelesaian sehingga ada solusi untuk masalah
tersebut.
❖ Campur tangan yang berlebihan baik berupa komentar verbal atau mengintervensi
aktivitas siswa.
❖ Kelenyapan perbuatan dan tingkah laku guru yang gagal melengkapi suatu instruksi,
sehingga penyajian terhenti beberapa saat yang sifatnya mengganggu proses
pembelajaran.
❖ Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan. Contoh memulai kegiatan
berikutnya tanpa menuntaskan kegiatan sebelumnya dengan baik.
❖ Penyimpangan. Misalnya terlalu asyik membicarakan suatu hal atau melakukan
aktivitas yang keluar dari tujuan pembelajaran.
11
❖ Bertele-tele baik dalam uraian maupun dalam memberikan teguran yang sederhana
menjadi ocehan yang berkepanjangan.
Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk dapat memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh
siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan ini harus dilatih
dan dikembangkan, sehingga para calon guru atau guru dapat memiliki banyak pilihan untuk
dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran (Sukirman, D., 2012).
Kelompok kecil memungkinkan peserta didik untuk berdiskusi di bawah pembinaan guru
atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan
dilaksanakan dalam suasana terbuka (Mansyur, 2017).
2.4.1. Keterampilan yang Harus Dimiliki Guru Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan
Perseorangan
Ada empat komponen keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk pengajaran
kelompok kecil dan perorangan. Keempat keterampilan tersebut adalah mengadakan
pendekatan secara pribadi, mengorganisasikan, membimbing dan memudahkan belajar, serta
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.
12
a. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa baik dalam
kelompok kecil maupun perorangan.
b. Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan siswa.
c. Memberikan respon positif terhadap buah pikiran siswa.
d. Membangun hubungan saling mempercayai.
e. Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan untuk
mendominasi ataupun mengambil alih tugas siswa.
f. Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan.
g. Berusaha mengendalikan situasi.
2. Keterampilan mengorganisasi
Dalam hal ini guru memerlukan keterampilan untuk melakukan hal-hal berikut:
a. Memberikan orientasi umum, tentang tujuan tugas atau masalah yang akan
dipecahkan sebelum kelompok mengerjakan berbagai kegiatan yang telah
ditetapkan.
b. Memvariasikan kegiatan.
c. Membentuk kelompok yang tepat.
d. Mengkoordinasikan kegiatan.
e. Membagi-bagikan perhatian.
f. Mengakhiri kegiatan.
3. Keterampilan membimbing dan memudahkan pelajaran
Keterampilan ini memungkinkan guru membantu siswa untuk maju tanpa
mengalami frustasi. Hal ini dapat dicapai bila guru memiliki keterampilan berikut:
a. Memberikan penguatan yang sesuai dalam bentuk kuantitas dan kualitas.
Karena pada dasarnya penguatan merupakan dorongan yang penting bagi
siswa.
b. Mengembangkan supervisi proses awal yaitu yang mencakup sikap tanggap
guru terhadap siswa secara perorangan maupun keseluruhan yang
memungkinkan guru melihat atau mengetahui apakah segalanya berjalan
dengan baik.
4. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Keterampilan ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kurikulum terutama
pengembangannya. Kegiatan belajar mengajar ini mencakup:
13
a. Membantu siswa menetapkan tujan pelajaran yang dapat dilakukan dengan
diskusi atau menyediakan bahan-bahan yang menarik yang mampu
menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Merencanakan kegiatan belajar bersama siswa yang mencakup kriteria
keberhasilan, langkah-langkah kerja, waktu serta kondsi belajar.
c. Bertindak/berperan sebagai penasehat bagi siswa bila diperlukan. Hal ini dapat
dilakukan dengan berinteraksi aktif.
d. Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri. Hal ini
berbeda dari cara penialaian tradisional yang pada umumnya dilakukan guru
sendiri. Membantu siswa menilai diri sendiri berarti memberi kesempatan
kepadasiswa untuk memperbaikinya, sekaligus pencerminan kerjasama guru
dalam situasi pendidikan yang manusiawi.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar (Teaching Skill) merupakan kemampuan khusus
yang yang harus dimiliki oleh tenaga pengajar seperti dosen, guru dan instruktur agar
dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan propesional. Dengan
adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi guru dituntut untuk meningkatkan
kemampuan dasar dalam mengajar sehingga proses pembelajaran lebih menarik.
B. Saran
Sebagai calon pendidik yang baik sudah seharusnya kita mengetahui dan memahami
hal hal yang dibutuhkan orang seorang guru / dosen yang akan mengajar mahasiswa atau
siswa dimana,agar mempermudahkan peserta didik memahami materi yang diajarkan
maka guru dapat menggunakan media pembelajaran yang semenarik mungkin.Oleh sebab
itu sebagai calon guru kita harus mampu memahami dan membuat media pembelajaran
khususnya dalam materi kimia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
Aswaja Pressindo.
Mansyur. 2017. Keterampilan Dasar Mengajar dan Penguasaan Kompetensi Guru (Suatu
IPA Program Studi Pendidikan IPA. EduTeach : Jurnal Edukasi dan Teknologi
Sundari, F.S.,Elly, S., Lina, N. danYuli, M. 2020. Keterampilan Dasar Mengajar. Bogor.
16