Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

NAMA : ARIF GUNAWAN (4191431012)

` KRISNA RAHAYU (4192431019)

NATALIA VALENTINA PANE (4193131044)

YOLANDA ARUAN (4192431018)

MATA KULIAH : PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN KIMIA

KELAS : PSPK B 2019

DOSEN PENGAMPU : Dr. AJAT SUDRAJAT, M.Si

MUHAMMAD ISA SIREGAR, S.Si, M.Si

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah tentang “Keterampilan Dasar Mengajar”. Kami juga berterimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah ini yang membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari
segi kata, bahasa, dan juga susunan kalimat. Oleh karena itu kami meminta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan, dan kami juga mengharapkan saran dan kritik pemikiran yang
membangun guna kesempurnaan makalah ini kedepannya.

Semoga tugas ini dapat berguna kedepannya dan memberikan manfaat berupa ilmu
pengetahuan yang baik bagi kita semua.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Medan, 29 Agustus 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 2
2.1 Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran.......................................................................... 2
2.1.1 Keterampilan Membuka Pelajaran ........................................................................................ 2
2.1.2 Keterampilan Menutup Pelajaran.......................................................................................... 3
2.2. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil ................................................................ 4
2.3 Keterampilan Mengelola Kelas .................................................................................................... 8
2.3.1. Tujuan Pengelolaan Kelas .................................................................................................... 8
2.3.2. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas ...................................................................................... 9
2.3.3. Jenis-Jenis Keterampilan Mengelola Kelas ........................................................................ 10
2.3.4. Hal-Hal Yang Harus Dihindari Dalam Pengelolaan Kelas ............................................... 11
2.4. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan ........................................................ 12
2.4.1. Keterampilan yang Harus Dimiliki Guru Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan
Perseorangan ................................................................................................................................ 12
BAB III................................................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 15
B. Saran ......................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan yang
melibatkan guru dan siswa. Dalam dunia pendidikan terutama di sekolah, interaksi antara
guru dan siswa memiliki peranan yang utama untuk menentukan suatu pembelajaran dapat
dikatakan berhasil. Banyak jenis interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa, salah satunya
interaksi di kelas yaitu dalam kegiatan proses pembelajaran.

Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dan keaktifan
peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau lingkungan belajar, juga akan
tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan mengajar.
Keterampilan-keterampilan ini sudah sepantasnya dikuasai guru, lebih-lebih bagi guru
sekolah dasar dalam menghadapi perilaku anak yang benar-benar unik.
Keterampilan-keterampilan mengajar yang dimaksudkan itu paling tidak meliputi
keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan menggunakan variasi,
keterampilan memberi penguatan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, keterampilan mengelola kelas, dan
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil di Sekolah . Melihat pentingnya peran
guru dalam mengelola kelas maka guru haruslah mempunyai keterampilan dasar dalam
mengajar agar bisa efektif

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran ?
2. Apa itu keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil?
3. Apa itu keterampilan Mengelola Kelas?
4. Apa itu keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu keterampilan membuka dan menutup pelajaran
2. Untuk mengetahui apa itu keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
3. Untuk mengetahui apa itu keterampilan Mengelola Kelas
4. Untuk mengetahui apa itu keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

2.1.1 Keterampilan Membuka Pelajaran


Keterampilan Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan guru/tenaga pendidik
untuk peserta didik dengan tujuan terciptanya suasana belajar yang siap mental dan penuh
perhatian dari peserta didik.

Membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana
siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik agar terpusat pada hal-hal yang akan
dipelajarinya. Sedangkan keterampilan membuka pelajaran adalah kemampuan yang harus
dimiliki guru dalam membuka pelajaran sehingga peserta didik siap dan fokus dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses pembelajaran yang
harus dilaluinya. Sebab jika seorang guru pada awal pembelajaran tidak mampu menarik
perhatian peserta didik, maka proses dan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan
baik. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dlakukan oleh guru pada awal pembelajaran,
tetapi pada setiap kegiatan inti pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi
acuan dan memberikan kaitan antara materi pembelajaran yang akan dikuasi oleh peserta
didik dengan bahan yang akan diajarkan.

Kegiatan atau pemeriksaan yang bersifat adminitrasi saja pada saat mengawali pembelajaran,
belum tentu bisa mencapai sasaran menumbuhkan kesiapan mental siswa secara optimal.
Dengan demikian kegiatan pembukaan pembelajaran selain untuk mempersiapkan hal-hal
yang bersifat teknis adminitratif, terutama harus memfokuskan pada upaya mengkondisikan
baik fisik dan mental, perhatian dan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan inti
pembelajaran.

Tujuan Keterampilan Membuka Pelajaran :

1. Membangkitkan motivasi dan perhatian.


2. Membuat anak memahami bentuk tugas
3. Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.

2
4. Menyadari siswa akan hubungan antara pengalaman / bahan yang sudah dimiliki /
diketahui dengan yang akan dipelajari.
5. Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan siterapkan atau
dilaksanakan dalam kegiatan

Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran :

1. Menarik Perhatian Siswa


2. Menimbulkan motivasi
3. Memberi acuan
4. Membuat Kaitan.

2.1.2 Keterampilan Menutup Pelajaran


Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri
pelajaran atau kegiatan belajar mengajar dengan mengemukakan kembali pokok-pokok
pelajaran. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar pendidikan menyatakan
bahwa kemajuan hasil belajar paling besar terjadi pada akhir pelajaran dengan cara
memberikan suatu ringkasan pokok-pokok materi yang sudah dibicarakan.

Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan merangkum inti


pelajaran pada akhir kegiatan belajar. Kegiatan ini cukup berarti bagi siswa, namun banyak
guru tidak sempat melakukan atau mungkin sengaja tidak dilakukan.

Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk:

1. Memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh peserta
didik
2. Mengetahui tingkat pencapaian peserta didik
3. Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar

Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran:

1. Meninjau Kembali
Pada akhir kegiatan, guru sebaiknya meninjau kembali (mengulangi kembali) hal-hal
yang dianggap penting, atau kunci bahan pelajaran yang diberikan, serta apakah inti
pelajaran yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa atau belum. Hal ini dapat
dilakukan setiap saat selesai memberikan satu konsep ataupun pada akhir pelajaran.

3
2. Evaluasi
Dalam menutup pelajaran disamping me-review, guru seharusnya juga melakukan
evaluasi terhadap proses pembelajaran yang baru saja dilakukan. Evaluasi merupakan
alah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah mendapatkan pemahaman yang
utuh terhadap konsep yang dijelaskan adalah dengan dilakukannya evaluasi.

3. Memberi tindak lanjut


Tindak lanjut yaitu upaya meningkatkan lanjutan terhadap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan, dengan maksud untuk lebih memanfaatkan pemahaman siswa
baik berkenaan dengan konsep-konsep dalam rangka mengaplikasikan pemahaman
konsep terhadap pemecahan-pemecahan masalah praktis. Misalnya tindak lanjut
berupa pekerjaan rumah (PR), mengerjakan tugas-tugas tertentu (proyek), melakukan
observasi atau pengamatan, wawancara sederhana atau kegiatan lain atau sejenisnya.

2.2. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), “diskusi kelompok adalah suatu proses
percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau
memecahkan suatu masalah”.

Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu


konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk
berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi
kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi
termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.

Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9 orang).
2. Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan ) dan langsung,
artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling beradu pandang dan
saling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan yang lain
3. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota kelompok.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju suatu kesimpulan.

4
Dengan memperhatikan keempat karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan diskusi kelompok adalah suatu proses pembicaraan yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan
untuk mengambil keputussan atau memecahakan suatu persoalan atau masalah.
Diskusi dalam kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan karakteristik diskusi
pada umumnya, seperti yang sudah diuraikan sebelumnya. Siswa dibagi kedalam
kelompok-kelompok kecil, ada pimpinan diskusi seperti guru atau salah seorang teman
dari siswa dalam kelompok tersebut. Setiap siswa dalam anggota kelompok masing-
masing bebas tanpa ada tekanan dari pihak manapun untuk urun rembung, menyumbang
pendapat, saran, berbagi pengalaman, untuk menghasilkan kesimpulan bersama atau
terpecahkannya masalah yang didiskusikan.
Membimbing kegiatan diskusi dalam pembelajaran merupakan salah satu
keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru, karena melalui diskusi siswa
didorong untuk belajara secara aktif, belajar mengemukakan pendapat, berinteraksi,
saling menghargai, dan berlatih bersikap positif. Melalui diskusi peran guru yang
dikesankan terlalu mendominasi pembicaraan dengan sendirinya akan hilang. Dengan
diskusi siswa dan guru sama-sama aktif, bahkan melalui diskusi dapat memfasilitasi
terjadinya proses pembelajaran aktif. Hasil pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai
melalui kegiatan diskusi terutama setiap individu dapat membandingkan persepsinya
yang mungkin berbeda dengan temannya yang lain, membandingkan interpretasi maupun
informasi yang diperoleh. Dengan demikian melalui kegiatan diskusi yang
dikembanghkan dalam pembelajaran setiap individu siswa dapat saling melengkapi,
memperbaiki, sehingga kekurangan-kekurangan dapat dipecahkan.
Adapun tujuan dan manfaat kegiatan diskusi anatara lain :
1. Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap pendapat yang
dikemukakan oleh setiap peserta didik.
2. Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa secara bebas dan bertanggung jawab
terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar fikiran untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
3. Memndorong pembelajaran secara aktif; yaitu siswa dalam membahas suatu topik
pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama dalam
kelompok diskusi siswa belajar mengembangkan kemmapuan berfikirnya

5
4. Menumbuhkan rasa percaya diri; yaitu dengan kebiasaan untuk beragumentasi yang
dilakukan antar sesama teman dalam kelompok diskusi, akan mendorong keberanian dan
rasa percaya diri mengajukan pendapat maupun mencari solusi pemecahan.

Diskusi dalam pembelajaran termasuk kedalam salah satu jenis metode pembelajaran.
Setiap metode pembelajaran termasuk diskusi diarahkan untuk terjadinya proses
pembelajaran secara aktif dan efektif dalam rangka mencapai tujuan (kompetensi)
pembelajaran. Oleh karena itu agar kegiatan diskusi dapat berjalan dengan lancar, maka
dalam pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa keterampilan dasar sebagai berikut:

1. Memusatkan perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus berusaha memusatkan
perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa pada topik atau permasalahan yang
didiskusikan. Dengan demikian apabila terjadi pembicaraan yang menyimpang dari
sasaran diskusi, maka pada saat itu pula pimpinan diskusi harus segera meluruskan dan
mengingatkan peserta diskusi tentang topik dan sasaran dari diskusi yang sedang
dilakukan. Oleh karena itu sebelum dan selama proses diskusi harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan diskusi; yaitu rumusan tujuan atau kompetensi secara jelas
dan terukur yang harus dimiliki atau dicapai oleh siswa dari kegiatan diskusi yang
akan dilakukan.
b. Menetapkan topik atau permasalahan; topik yang didiskusikan diusahakan harus
menarik minat, menantang dan memerhatikan tingkat perkembangan siswa. Topik
masih bisa dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan. Melalui topik
yang dirumuskan tersebut dapat mendorong dan menggugah rasa ingin tahu siswa,
sehingga siswa akan secara aktif mencari informasi, belajar, dan memecahkannya.
c. Mengidentifikasi arah pembicaraan yang tidak relevan dan menyimpang dari arah
diskusi. Hasil dari identifikasi dapat dijadikan masukan bagi pimpinan diskusi
untuk meluruskan pembicaraan, pertanyaan, atau komentar lainnya, sehingga
kegiatan diskusi senantiasa terjaga dan terfokus pada masalah diskusi.
d. Merangkum hasil diskusi; rangkuman ini tidak hanya dilakukan pada ahir diskusi,
tapi selama proses berlangsung hasil pembicaraan yang inti segera dirangkum,
sehingga pada ahir diskusi akan dapat menyimpulkannya secara lengkap dan
akurat.

6
2. Memperjelas Masalah
Untuk memperjelas setiap pembicaraan dari peserta diskusi, pimpinan diskusi atau
guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga menjadi jelas
dipahami oleh seluruh peserta didik.
b. Mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta komentas siswa untuk lebih
memperjelas ide atau pendapat yang disampaikannya.
c. Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat atau ide yang
disampaikannya, seperti melalui ilustrasi atau contoh, sehingga dapat lebih
memperjelas terhadap ide yang disampaikan itu.
3. Menganalisis pandangan siswa
Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar dan sangat mungkin
terjadi. Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau pimpinan diskusi adalah
bagaimana agar perbedaan tersebut menjadi pendorong dan membimbimng setiap
anggota kelompok untuk berpartisipasi secara aktif dan konstruktif terpecahkannya
masalah yang didiskusikan.
4. Meningkatkan urunan siswa
Agar sasaran dari diskusi dapat tercapai yaitu dalam rangka mengembangkan
kemampuan berfikir siswa secara opyimal, maka guru atau pimpinan diskusi harus
mendorong setiap anggota diskusi untuk berpikir dan menyampaikan buah fikirannya
dalm forum diskusi tersebut.
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Proses dan hasil diskusi harus mencerminkan dari hasil kerja kolektif antar sesama
peserta diskusi. Oleh karena itu setiap anggota diskusi harus memiliki kesempatan yang
sama untuk menyampaikan ide, pendapat, atau memberikan komentar. Apabila
pembicaraan dalam diskusi hanya dimonopoli oleh peserta tentu saja, maka proses diskusi
tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.
6. Menutup diskusi
Kegiatan terakhir dari pelaksanaan diskusi adalah ,menutup diskusi. Diskusi
dikatakan efektif dan efisien apabila semua peserta diskusi berkesempatan
mengemukakan ide atau pikirannya, sehingga setelah berakhirnya dikusi diperoleh
kesimpulan sebagai hasil berpikir bersama.

7
2.3 Keterampilan Mengelola Kelas
Kelas merupakan wahana paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran
bagi peserta didik. Kedudukan kelas yang begitu penting mengisyaratkan bahwa guru harus
profesional dalam mengelola kelas agar terselenggaranya proses pendidikan dan
pembelajaran yang efektif dan efisien (Helmiati, 2013).

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara


kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses
belajar mengajar. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu
diperhatikan komponen keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentif) berkaitan dengan kemampuan
guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif
keterampilan yang berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan peserta didik yang
berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal(Sundari, F.S., dkk., 2020). Suatu kondisi
belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran
serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam
mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.

2.3.1. Tujuan Pengelolaan Kelas


Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas
kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang
baik.Tujuan dari pengelolaan kelas adalah:

a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik


mengembangkan kemampuannya secara optimal.
b. Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disiplin yang dapat merintangi
terwujudnya interaksi belajar mengajar.
c. Mempertahankan keadaan yang stabil dalam suasana kelas, sehingga bila terjadi
gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan hindari.
d. Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik.
e. Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik
belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan intelektual peserta didik
dalam kelas.

8
Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan peserta
didik bekerja dan belajar, serta membantu peserta didik untuk memperoleh hasil yang
diharapkan emampuan mengelola kelas harus dimiliki oleh setiap guru, karena guru adalah
pihak yang berhubungan secara langsung dengan peserta didik. Guru harus mengetahui
kondisi dan kekhususan masing-masing kelas, baik yang menyangkut peserta didik maupun
yang menyangkut lingkungan fisiknya.

2.3.2. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas


Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas Menurut Usman (2005: 97-99) terdapat beberapa
prinsip yang harus diketahui dan digunakan oleh guru dalam mengelola kelas. Prinsip
tersebut adalah:

1. Kehangatan dan keantusiasan. Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan


terciptanya iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi
kegiatan belajar-mengajar yang optimal.
2. Tantangan. Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah peserta didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3. Bervariasi. Penggunaan alat atau media, gaya, dan interaksi belajar-mengajar yang
bervariasi merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan
menghindari kejenuhan.
4. Keluwesan. Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya
dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan peserta didik serta menciptakan
iklim belajar-mengajar yang efektif.
5. Penekanan pada hal-hal yang positif. Pada dasarnya di dalam mengajar dan mendidik,
guru harus menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian
peserta didik pada hal-hal yang negatif.
6. Penanaman disiplin diri. Pengembangan disiplin diri sendiri oleh peserta didik
merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk itu guru harus selalu
mendorong peserta didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri, dan guru sendiri
hendaknya menjadi contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan
tanggung jawab.

9
2.3.3. Jenis-Jenis Keterampilan Mengelola Kelas
Secara garis besar keterampilan mengelola kelas terbagi dua bagian yaitu:

1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi


belajar yang optimal, yang dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Memusatkan perhatian siswa. Hal ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan
peserta didik dalam pembelajaran dengan cara memperhatikan sikap dan
mengatur tempat duduk siswa, serta memulai pelajaran setelah nampak siswa siap
belajar.
b. Menunjukan sikap tanggap. Guru memperlihatkan sikap positif terhadap setiap
perilaku yang muncul pada siswa dan memberikan tanggapan-tanggapan atas
perilaku tersebut dengan maksud tidak menyudutkan kondisi siswa, perasaan
tertekan dan memunculkan perilaku susulan yang kurang baik.
c. Membagi perhatian. Kelas diisi lebih dari satu orang akan tetapi sejumlah orang
(siswa) yang memiliki keterbatasan-keterbatasan yang berbeda-beda yang
membutuhkan bantuan dan pertolongan dari guru. Perhatian guru tidak hanya
terpokus pada satu orang atau satu kelompok tertentu yang dapat menimbulkan
kecemburuan, tapi perhatian harus terbagi dengan merat kepada setiap anak yang
ada di dalam kelas.
d. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas. Untuk mengarahkan kelompok
kedalam pusat perhatian seperti dijelaskan di atas, juga memudahkan anak
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya maka tugas guru adalah
mamaparkan setiap pelaksanan tugas-tugas tersebut sebagai petunjuk pelaksanaan
yang harus dilaksanakan anak secara bertahap dan jelas.
e. Memberi teguran secara bijaksana. Permasalahan bisa terjadi dalam hubungannya
antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Permasalahan dalam
hubungan tersebut bisa terjadi dalam konteks pembelajaran, sehingga guru
sebagai pemegang kendali kelas harus mampu memberikan teguran yang bijak
sesuai dengan tugas dan perkembangan siswa. Sifat dari teguran tidak merupakan
hal yang memberikan efek penyerta yang menimbulkan ketakutan pada siswa tapi
bagaimana siswa bisa tahu dengan kesalahan yang dilakukannya.
f. Memberi penguatan ketika diperlukan. Penguatan adalah upaya yang diarahkan
agar prestasi yang dicapai dan perilaku-perilaku yang baik dapat dipertahankan
oleh siswa atau bahkan mungkin ditingkatkan dan dapat ditularkan kepada siswa

10
lainnya. Penguatan yang dimaksudkan dapat berupa reward yang bersipat moril
juga yang bersifat material tapi tidak berlebihan.
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara-cara:
a. Memodifikasi tingkah laku. Modifikasi tingkah laku adalah menyesuaikan bentuk-
bentuk tingkah laku ke dalam tuntutan kegiatan pemebelajaran sehingga tidak
muncul prototype pada diri anak tentang peniruan perilaku yang kurang baik.
b. Pengelolaan kelompok. Kelompok kecil ataupun kelompok belajar di kelas adalah
merupakan bagaian dari pencapaian tujuan pembelajaran dan strategi yang
diterapkan oleh guru. Kelompok juga bisa muncul secara informal seperti teman
bermain, teman seperjalanan, teman karena gender dan lain-lain. Untuk
kelancaran pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran maka kelompok
yang ada di kelas itu harus di kelola dengan baik oleh guru.
c. Menemukan & memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah..
Permasalahan memiliki sifat perennial (akan selalu ada) dan nurturan effect, oleh
karena itu permasalahan akan muncul di dalam kelas kaitannya dengan interaksi
dan akan diikuti oleh dampak pengiring yang besar bila tidak bisa diselesaikan.
Guru harus dapat mendeteksi permasalahan yang mungkin muncul dan dengan
secepatnya mengambil langkah penyelesaian sehingga ada solusi untuk masalah
tersebut.

2.3.4. Hal-Hal Yang Harus Dihindari Dalam Pengelolaan Kelas


Berikut adalah beberapa kekeliruan yang perlu dihindari dalam menerapkan
keterampilan mengelola kelas:

❖ Campur tangan yang berlebihan baik berupa komentar verbal atau mengintervensi
aktivitas siswa.
❖ Kelenyapan perbuatan dan tingkah laku guru yang gagal melengkapi suatu instruksi,
sehingga penyajian terhenti beberapa saat yang sifatnya mengganggu proses
pembelajaran.
❖ Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan. Contoh memulai kegiatan
berikutnya tanpa menuntaskan kegiatan sebelumnya dengan baik.
❖ Penyimpangan. Misalnya terlalu asyik membicarakan suatu hal atau melakukan
aktivitas yang keluar dari tujuan pembelajaran.

11
❖ Bertele-tele baik dalam uraian maupun dalam memberikan teguran yang sederhana
menjadi ocehan yang berkepanjangan.

2.4. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan


Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan
peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3
hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya. Sedangkan
keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan
guru dalam menentukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam
pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedan-perbedaan individual
peserta didik.

Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk dapat memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh
siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan ini harus dilatih
dan dikembangkan, sehingga para calon guru atau guru dapat memiliki banyak pilihan untuk
dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran (Sukirman, D., 2012).
Kelompok kecil memungkinkan peserta didik untuk berdiskusi di bawah pembinaan guru
atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau pengambilan keputusan
dilaksanakan dalam suasana terbuka (Mansyur, 2017).

2.4.1. Keterampilan yang Harus Dimiliki Guru Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan
Perseorangan
Ada empat komponen keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk pengajaran
kelompok kecil dan perorangan. Keempat keterampilan tersebut adalah mengadakan
pendekatan secara pribadi, mengorganisasikan, membimbing dan memudahkan belajar, serta
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.

Berikut uraian tentang cara bagaimana seharusnya guru melaksanakannya:

1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi


Agar potensi yang ada dalam diri siswa dapat dikembangkan secara optimal untuk
mencapai tujuan pembelajaran, siswa perlu merasa yakin bahwa guru siap
mendengarkan segala pendapatnya dan akan membantunya. Siswa perlu merasa
benar-benar diperhatikan oleh guru. Suasana ini dapat diciptakan dengan cara:

12
a. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa baik dalam
kelompok kecil maupun perorangan.
b. Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan siswa.
c. Memberikan respon positif terhadap buah pikiran siswa.
d. Membangun hubungan saling mempercayai.
e. Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan untuk
mendominasi ataupun mengambil alih tugas siswa.
f. Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan.
g. Berusaha mengendalikan situasi.
2. Keterampilan mengorganisasi
Dalam hal ini guru memerlukan keterampilan untuk melakukan hal-hal berikut:
a. Memberikan orientasi umum, tentang tujuan tugas atau masalah yang akan
dipecahkan sebelum kelompok mengerjakan berbagai kegiatan yang telah
ditetapkan.
b. Memvariasikan kegiatan.
c. Membentuk kelompok yang tepat.
d. Mengkoordinasikan kegiatan.
e. Membagi-bagikan perhatian.
f. Mengakhiri kegiatan.
3. Keterampilan membimbing dan memudahkan pelajaran
Keterampilan ini memungkinkan guru membantu siswa untuk maju tanpa
mengalami frustasi. Hal ini dapat dicapai bila guru memiliki keterampilan berikut:
a. Memberikan penguatan yang sesuai dalam bentuk kuantitas dan kualitas.
Karena pada dasarnya penguatan merupakan dorongan yang penting bagi
siswa.
b. Mengembangkan supervisi proses awal yaitu yang mencakup sikap tanggap
guru terhadap siswa secara perorangan maupun keseluruhan yang
memungkinkan guru melihat atau mengetahui apakah segalanya berjalan
dengan baik.
4. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Keterampilan ini mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kurikulum terutama
pengembangannya. Kegiatan belajar mengajar ini mencakup:

13
a. Membantu siswa menetapkan tujan pelajaran yang dapat dilakukan dengan
diskusi atau menyediakan bahan-bahan yang menarik yang mampu
menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Merencanakan kegiatan belajar bersama siswa yang mencakup kriteria
keberhasilan, langkah-langkah kerja, waktu serta kondsi belajar.
c. Bertindak/berperan sebagai penasehat bagi siswa bila diperlukan. Hal ini dapat
dilakukan dengan berinteraksi aktif.
d. Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri. Hal ini
berbeda dari cara penialaian tradisional yang pada umumnya dilakukan guru
sendiri. Membantu siswa menilai diri sendiri berarti memberi kesempatan
kepadasiswa untuk memperbaikinya, sekaligus pencerminan kerjasama guru
dalam situasi pendidikan yang manusiawi.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar (Teaching Skill) merupakan kemampuan khusus
yang yang harus dimiliki oleh tenaga pengajar seperti dosen, guru dan instruktur agar
dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan propesional. Dengan
adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi guru dituntut untuk meningkatkan
kemampuan dasar dalam mengajar sehingga proses pembelajaran lebih menarik.

B. Saran
Sebagai calon pendidik yang baik sudah seharusnya kita mengetahui dan memahami
hal hal yang dibutuhkan orang seorang guru / dosen yang akan mengajar mahasiswa atau
siswa dimana,agar mempermudahkan peserta didik memahami materi yang diajarkan
maka guru dapat menggunakan media pembelajaran yang semenarik mungkin.Oleh sebab
itu sebagai calon guru kita harus mampu memahami dan membuat media pembelajaran
khususnya dalam materi kimia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Helmiati. 2013. Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta:

Aswaja Pressindo.

Majid, A. (2015). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mansyur. 2017. Keterampilan Dasar Mengajar dan Penguasaan Kompetensi Guru (Suatu

Proses Pembelajaran Micro).El-Ghiroh. 12(1): 130-147.

Nurwahidah, I. 2020. Kemampuan Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Calon Guru

IPA Program Studi Pendidikan IPA. EduTeach : Jurnal Edukasi dan Teknologi

Pembelajaran. 1(2): 22-33.

Sukirman, D. 2012. Pembelajaran Micro Teaching. Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan

Islam Kementerian Agama RI.

Sundari, F.S.,Elly, S., Lina, N. danYuli, M. 2020. Keterampilan Dasar Mengajar. Bogor.

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan.

Susanto, Pudyo. 2006. Keterampilan Membimbing Diskusi. Dalam UPT Program

Pengalaman Lapangan (Ed.), Pengajaran Mikro Berbasis Kompetensi Malang:


Universitas Negeri Malang.

Wiyani, Novan A. (2013). Manajemen Kelas. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Zainal, A.(2010). Micro Teaching. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai