DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat kasih dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah laporan mini riset ini. Adapun
penyelesaian laporan mini riset ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar. Judul dari laporan mini riset ini adalah Pengaruh Lingkungan Fisik Terhadap
Kekondusifan Belajar.
Penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini dan makalah-makalah selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3
4.2 Pembahasan............................................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Kelas merupakan wadah atau tempat yang paling dominan bagi terjadinya sekelompok
siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Sudarwan Danim1 “kelas merupakan wahana
paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi anak-anak sekolah”. Dengan
demikian kedudukan kelas dalam pembelajaran sangat penting untuk menentukan keberhasilan
belajar siswa pada tingkat tertentu. Kelas yang efektif sangat dibutuhkan dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Indikator kelas yang efektif ditandai dengan adanya peran aktif siswa
dalam belajar. Secara teori, ruang kelas merupakan suatu ruangan dalam bangunan sekolah,
yang berfungsi sebagai tempat untuk bertatap muka antara guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Untuk menciptakan kelas yang efektif sangat diperlukan keterampilan guru
yang dapat dan mampu dalam mengelola kelas pembelajaran agar selalu dapat terpelihara
dengan baik.
Agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan
pengajaran secara efisien dan efektif. Untuk itu peran guru akan sangat menentukan hasil dari
proses belajar mengajar dikarenakan guru disini adalah sebagai pemimpin pendidikan diantara
siswa disuatu kelas.
1) Anak-anak itu suka mengikuti aturan karena memang mereka itu mengerti dan
menerimanya.
2) Masalah disiplin kelas dapat dikurangi manakala si anak terlibat secara teratur
dalam aktivitas (belajar) yang bermakna yang mendorong minat dan sikapnya.
3) Manajemen atau pengelolaan (kelas) hendaklah lebih didekati dari tujuan
memaksimalkan atau menghabiskan banyaknya waktu anak untuk terlibat dalam
2
kegiatan produktif; daripada mendasarkan pada sudut pandangan yang negatif
menekankan pengawasan atas perilaku anak yang menyimpang, dan
4) Tujuan guru adalah mengembangkan self control dalam diri anak dan bukan
semata-mata melakukan pengawasan yang menekan atas diri mereka.
Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan
Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar
dengan baik oleh peserta didik
Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;
Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar
peserta didik;
Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan
pada peraturan dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran;
Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis
kelamin, dan status sosial
ekonomi
Guru menghargai pendapat peserta didik;
Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;
Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya
Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.
1. Merencanakan Pembelajaran
3
2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Dalam hal ini, guru dituntut untuk menguasai dan mengetahui tentang tujuan yang selama ini
menjadi acuan dalam rumusan pencapain tujuan pembelajaran. Berdasarkan taksonomi
Bloom21, klasifikasi rumusan tujuan pembelajaran dapat dikelompokan ke dalam tiga ranah,
yaitu: (1) Ranah kognitif, yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan ingatan (recall),
pengetahuan, kemampuan intelektual. (2) Ranah afektif, yang mencakup tujuan yang
berhubungan dengan perubahan-perubahan sikap, nilai, perasaan, dan minat. (3) Ranah
psikomotorik, yang mencakup tujuan yang berhubungan dengan kemampuan gerak dalam
keterampilan.
Materi pokok yang dibuat berdasarkan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Materi pokok
pembelajaran merupakan alat bahkan sekaligus yang menjadi proses pengalaman bagi siswa
selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, materi pokok pembelajaran adalah
pokopokok materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana dalam pencapaian kompetensi
dasar yang disusun berdasarkan indikator hasil belajar.
Yaitu, merupakan upaya guru dalam cara penyampaian materi yang telah dibuat tadi untuk
lebih mudah disampaikan kepada siswa dengan cara seefektif mungkin.
5. Membuat Evaluasi/Penilaian
Evaluasi di sini merupakan alat untuk mengetahui atau mengukur sejauhmana kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan apakah tercapai sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan
ataukah tidak. Dalam proses pembelajaran kegiatan evaluasi sangat perlu dilakukan oleh guru.
Moh. Surya berpendapat, “salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan
tugas dan peranannya ialah kegiatan evaluasi”.
6. Melaksanakan Pembelajaran
Adapun syarat-syarat lingkungan fisik kelas yang membntu kegiatan belajar mengajar adalah
sebagai berikut:
a. Lingkungan harus bersih dan sehat, hal ini merupakan syarat mutlak untuk
kenyamanan anak dalam belajar.
4
b. Kelas diusahakan luas, jangan terlalu sempit, sehingga anak tidak
berdesakdesakan.
c. Kelas diusahakan agar nampak indah dan juga menyenangkan bagi
penghuninya
d. Kelas hendaknya luas/lebar, sehingga anak-anak dapat bergerak dengan bebas.
e. Kelas berisi benda-benda menarik seperti dekorasi yang mndorong minat
belajar siswa.
f. Hiasan dapat dirubah dalam waktu tertentu supaya tidak membosankan.
g. Lingkungan fisik mengandung unsur kesehatan.
h. Kelas terang, hangat dan penuh kekeluargaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian kuantitatif. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-
Eksperimen atau Survey. Non Eksperimen atau Survey merupakan penelitian yang melakukan
kegiatan berupa observasi, wawancara dan angket yang dilaksanakan di sekolah untuk
memeperoleh data untuk membandingkan 2 variabel. (Sugiyono, 2011: 7).
5
3.2 Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah angket yang dituangkan dalam google form.
Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan disini adalah dengan
menggunakan angket. Angket yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mendukung
dan menambah bukti yang diperoleh dari sumber yang lain seperti jurnal yang kami dapat.
Angket kami sebar secara online melalui google form, dan responden menjawab beberapa
pertanyaan yang ada didalam angket yang berkaitan dengan lingkungan fisik.
Dengan cara deskriptif, dimana prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian yang dapat berupa orang,
lembaga, masyarakat, dan yang lain yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau apa adanya.
BAB IV
6
4.1 Hasil Pengamatan
7
8
4.2 Pembahasan
Belajar pada hakikatnya adalah suatu interkasi antara individu dan lingkungan. Lingkungan
menyediakan rangsangan terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respon
terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu
berupa tingkah laku. Dapat juga terjadi, individu memnyebabkan terjadinya perubahan
lingkungan, baik yang positif atau negative. Hal ini menunjukan bahwa fungsi lingkungan
merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar.
“Lingkungan Belajar adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan
pengaruh tertentu kepada individu” (Oemar Hamalik, 2010: 195). Sementara itu, Lingkungan
Belajar oleh para ahli sering disebut sebagai Lingkungan Pendidikan. Menurut Dwi Siswoyo
(2007: 148) “Lingkungan Pendidikan pada hakikatnya merupakan sesuatu yang ada di luar
individu, walaupun ada juga yang mengatakan bahwa ada lingkungan yang terdapat dalam
individu”. Oemar hamalik menyatakan “Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
pada individu melalui interaksi dengan lingkungannya” (Oemar Hamalik, 2010: 28).
Sementara itu, inti dari Belajar adalah pengalaman, dan pengalaman ini diperoleh melalui
interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Berdasarkan
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa indikator Lingkungan Belajar adalah Lingungan
Keluarga, Lingkungan Sekolah, dan Lingkungan Masyarakat.
Berdasarkan layout angket yang telah kami sebar pada satu sekolah yaitu di sekolah SMA
Negeri 2 Kab. Tebo, ada sebanyak 27 responden yang menanggapi angket kami yang mana
dari ke-27 responden ini terdiri dari 19 orang wanita dan 8 orang pria. Disini kami menyebarkan
angket melalui google form secara online kemudian meminta responden menjawab beberapa
pertanyaan yang telah tersedia di dalam layout angket tersebut, dimana pertanyaan itu ada 2
tipe menjawabnya yaitu secara isian singkat dan multiple choices. Pertanyaan di dalam layout
angket tersebut mengenai lingkungan fisik kelas mereka. Adapun pertanyaan yang kami
berikan diawali dengan pertanyaan “menurut anda kelas yang nyaman dan kondusif itu seperti
apa? Sebanyak 100% menjawab kelas yang indah, yang bersih, kelas yang fasilitasnya
memadai”. Kemudian kami menanyakan pertanyaan yang menggambarkan kondisi kelas
mereka seperti apa? Sebagian besar mengatakan bahwa kelas mereka sudah memadai seperti
tong sampah, hiasan dinding, tumbuhan hidup (bunga) dan lain sebagainya. Kemudian kami
menanyakan kondisi belajar mereka bagaimana, apakah mereka memperhatikan gurunya saat
mengajar? Sebagaian besar menjawab ya.
Maka dari pengamatan kami mengenai pengaruh lingkungan fisik terhadap kekondusif-an
belajar, itu sangat berpengaruh, yang mana dengan lingkungan fisik kelas yang indah dan
bersih dapat membuat siswa nyaman dan kondusif dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena
itu, untuk mengawali sebuah pembelajaran kita awali dengan lingkungan fisiknya terlebih
dahulu agar siswa nyaman berada di rungan tersebut, jika siswa sudah nyaman dengan
lingkungannya maka dalam mengikuti proses pembelajaran siswa pun nyaman. Maka dari itu
kita sebagai pendidik sebelum mengajar alangkah lebih baiknya kita memperhatikan
lingkungan fisik kelas kita atau ruangan yang akan dijadikan sebagai tempat pembelajaran.
Dengan begitu kita sudah membuat lingkungan yang indah dan nyaman bagi siswa.
9
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengelolaan kelas berkarakter siswa adalah tugas dan tanggung jawab guru yang sangat
mendasar bagi terciptanya kondisi belajar yang kondusif dengan memperhatikan latar
belakang siswa baik secara individu maupun kelompok. Dengan terciptanya suasana
belajar yang kondusif siswa dapat terangsang mengikuti pembelajaran dengan rasa senang,
sehingga proses pembelajaran akan terwujud dengan kelancaran sesuai ke arah tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam pengelolaan kelas guru berfungsi sebagai manajer atau seorang
pemimpin di kelas yang bertanggung jawab terhadap siswa dalam melakukan kegiatan
belajar, dengan kata lain selain mengajar guru harusmdapat membelajarkan siswa secara
aktif. Fungsi guru dalam pengelolaan kelas secara sederhana dapat dikategorikan sebagai
fungsi, merencanakan pembelajaran, fungsi melaksanakan pembelajaran, dan fungsi
mengawasi atau mengendalikan pelaksanaan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Rachmadyanti. (2017). Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kelas Melalui Manajemen
Display Kreatif Bagi Kelompok Kerja Guru Sd Kecamatan Pakal Kota
Surabaya. Esj .Volume 7, No. 1.
Rachman, Maman.1998/1999. Manajemen Kelas. Depdikbud. Ditjen. Dikti. Proyek Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
Saifuddin, M.2014. Pengelolaan pembelajaran teoretis dan praktis.jakarta : Deepublish
Sumantri, Mulyani; Permana, Johar. 1998/1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.,
Ditjen Dikti., Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
10