Nim : 1203351038
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatd a n
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata
k u l i a h ini KETERAMPILAN DASAR PENDIDIKAN SD yang berjudul “CRITICAL
BOOK REPORT”. Penulis berterima k a s i h k e p a d a I b u S o r t a S i m a n j u n t a k y a n g
s u d a h m e m b e r i k a n bimbingannya.Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak
kekurangan oleh karena itu penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan
penulis juga mengharapkan kritikdan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas
ini.Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaat dan bisamenambah
pengetahuan bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang………………………………………………..4
C.Manfaat CBR…………………………………………………4
D.Identitas Buku………………………………………………...4
A. Buku utama………………………………………………6
B. Buku pembanding………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk membaca dan pahami.Terkadang
kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita.Misalnya dari segi analisis bahasa ,
pembahasan tentang kepemimpinan .
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam
memilih buku referensi,terkhusus pada pokok bahasa tentang kepemimpinan.
c. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yabg diberikan oleh setiap bab
dari buku
C.Manfaat CBR
a. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Pendidikan SD
Buku Utama :
-Drs.Robenhart Tamba,M.Pd
7. ISBN :-
Buku Pembanding :
2. Edisi :Pertama
7. ISBN :978-979-692-713-5
BAB II
Ringkasan Buku Utama
1. Bidang Pengetahuan
2. Bidang Keterampilan
Pancasila menjadi acuan untuk berkarya pada segala bidang. Sejalan dengan ini, pasal 2
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang “Sistem Pendidikan Nasional” menyatakan
bahwa “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.
Psikologi sebagai sebuah landasan dalam pendidikan adalah bahwa dalam pelaksanaan
pendidikan haruslah menerapkan unsur-unsur psikologis karena yang menjadi sasaran
pendidikan tersebut adalah manusia. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraannya, pendidikan
selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia. Untuk memahami berbagai karakteristik siswa yang
beragam maka diperlukan psikologi dalam pendidikan. Pendidikan memposisikan manusia
sebagai objek dan subjeknya sehingga sangat diperlukan psikologi sebagai landasan pendidikan.
4.Landasan Hukum
Dengan memahami landasan hokum,guru lebih siap menerima penyesuaian yang perlu
dilakukan dan kemungkinan dapat diadakan inovasi dalam bidang pendidikan.Pancasila seperti
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945,merupakan kepribadian,tujuan dan pandangan
hidup bangsa Indonesia.Oleh karena itu acuan yang harus menjadi dasar landasan hokum sistem
pendidikan nasional adalah pancasila.
D.Latar Belakang dan Arah Pendidikan Dasar
Senang bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang
paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk
duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam
proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan,
belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung
jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga
dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan
dan demokrasi.
A.Pembelajaran Tematik
Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada
rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti
IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat
perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu
bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.
Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I –III untuk setiap mata pelajaran
dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa
Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni mata
pelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang
masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang
anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.
Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada
kelas rendah (I-III) antara lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah.
Angka mengulang kelas dan angka putus sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas yang lain. Data tahun 1999/2000 memperlihatkan bahwa angka
mengulang kelas satu sebesar 11,6% sementara pada kelas dua 7,51%, kelas tiga 6,13%,
kelas empat 4,64%, kelas lima 3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama angka
putus sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%, dan kelas enam
1,78%.
Angka nasional tersebut semakin memprihatinkan jika dilihat dari data di masing-masing
propinsi terutama yang hanya memiliki sedikit taman Kanak-kanak. Hal itu terjadi terutama
di daerah terpencil. Pada saat ini hanya sedikit peserta didik kelas satu sekolah dasar yang
atau 1.583.467 peserta didik usia 4-6 tahun yang masuk Taman Kanak-kanak, dan kurang
Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar peserta didik
kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara itu, hasil penelitian
menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak memiliki
kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikuti
pendidikan Taman Kanak-Kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsipprinsip
pembelajaran antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan prasekolah
dapat juga menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam
mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan,
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang Demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu
merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap
satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup, sejak dia bayi sampai ke liang lahat (Sardiman, 2001: 1). Proses
belajar selalu eksis dalam proses kehidupan dari awal hingga akhir. Salah satu pertanda
seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.
BAB III
Buku ini memiliki pembahasan yang jelas,padat,dan singkat sehingga mudah dimengerti oleh
para pembaca
Terdapat contoh laporan perkembangan anak usia dini yang membuat pembaca mengerti tentang
sistematika penilaian paud
Terdapat sebuah kalimat inti dari rangkuman paragraph pada buku ini
Cover atau sampul buku sangat menarik dan berwarna sehingga membuat pembaca tertarik untuk
membacanya
KEKURANGAN :
Terlalu banyak sub-sub topik sehingga untuk kalangan awam dapat merasa bingung akan hal itu
Terdapat satu bab dalam buku ini yang pembahasan nya sudah dijelaskan dua kali dalam buku ini
Tidak adanya gambar dalam buku ini sehingga membuat para pembaca merasa cepat bosan dalam
membaca buku ini
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Di dalam buku Keterampilan Pendidikan Di SD ini terdapat beberapa kelebihan seperti Buku ini
memiliki pembahasan yang jelas,padat,dan singkat sehingga mudah dimengerti oleh para pembaca.
Terdapat contoh laporan perkembangan anak usia dini yang membuat pembaca mengerti tentang
sistematika penilaian paud. Sistematika penulisan buku sangat jelas. Terdapat sebuah kalimat inti dari
rangkuman paragraph pada buku ini. Cover atau sampul buku sangat menarik dan berwarna sehingga
membuat pembaca tertarik untuk membacanya.
Juga didalam buku ini terdapat kekurangan seperti terlalu banyak sub-sub topik sehingga untuk
kalangan awam dapat merasa bingung akan hal itu,terdapat satu bab dalam buku ini yang pembahasan
nya sudah dijelaskan dua kali dalam buku ini, Tidak adanya gambar dalam buku ini sehingga membuat
para pembaca merasa cepat bosan dalam membaca buku ini.
Jadi kesimpulan saya adalah buku ini sangat cocok di baca oleh anda karena buku ini memilki
kelebihan yang dapat and abaca sehingga anda mengerti tentang apa itu PAUD.
SARAN
Mungkin akan lebih baik apabila penulis memberikan gambar keterangan yang terkait dengan
materi agar para pembaca tidak bosan ketika membaca buku ini.
DAFTAR PUSTAKA
Keterampilan Dasar Pendidikan Di SD,Universitas Negeri Medan