Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN


KELAS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. SUCI APRILIA 2020143444
2. ELA APRILIA 2020143445
3. RISAINI HULI HAYATI 2020143455
4. ADILA 2020143456
5. NOVI SARIANI 2020143459
6. SITI ZULAIHA 143465
7. AJENG TRIHIDAYANI 2020143469

MATA KULIAH :PENELITIAN TINDAKAN KELAS


DOSEN PENGAMPU : RURY RIZHARDI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pengertian dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari bapak Rury Rizhardi, M. Pd. Pada mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Pengertian dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas baik bagi para pembaca
dan penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Rury Rizhardi, M. Pd. Selaku
dosen mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas yang telah memberikan tugas ini
kepada kami, berkat tugas ini kami dapat menambah ilmu pengetahuan.
Ungkapan terima kasih juga kami sampaikan kepada pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kami
menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 27 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3

2.1 Pengertian Tindakan Kelas................................................................................ 3


2.2 Tujuan Penelitian Tindakan Kelas..................................................................... 5
2.3 Manfaat penelitian Tindakan Kelas................................................................... 6
2.4 Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas............................................................ 8
2.5 Prinsip Penelitian Tindakan Kelas................................................................... 11

BAB III PENUTUP............................................................................................. 13

3.1 Saran................................................................................................................ 13

3.2 Kesimpulan...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan
profesionalitas guru. Perubahan kualitas pendidikan tergantung dari apa yang dipikirkan dan
dilakukan oleh guru. Untuk itu kompetensi guru sangat diperlukan dalam meningkatkan
profesionalitas guru agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Undang-Undang
No 14 Tahun 2005 kemudian diberlakukan untuk memenuhi tuntutan profesionalitas guru.
Berdasarkan Undang-Undang tersebut guru dituntut untuk memiliki beberapa kompetensi yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi personal dan kompetensi profesional.
Kompetensi pedagogik berkaitan dengan kemampuan guru untuk mengelola peserta didik,
kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan guru untuk menjadi bagian dari masyarakat.
Guru dituntut untuk mampu berkomunikasi secara efektif baik pada peserta didik, sesama guru,
tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, maupun masyarakat. Kompetensi personal
merupakan kemampuan guru untuk memiliki kepribadian yang mantap, stabil arif, dan dewasa.
Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan guru untuk memberikan teladan bagi peserta
didik dan masyarakat, sedangkan kompetensi profesional berkaitan dengan kemampuan guru
untuk menguasai pengetahuan dari bidang studi yang diajarkan secara luas dan mendalam, serta
kemampuan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakannya.
Peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dilakukan melalui
penelitian tindakan kelas. Dengan penelitian tindakan kelas, pembelajaran yang dihadirkan
oleh guru akan menjadi lebih efektif. Penelitian tindakan kelas juga merupakan suatu
kebutuhan guru untuk meningkatkan profesionalitasnya sebagai guru karena:
1. Penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan
tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Guru menjadi reflektif dan kritis
terhadap apa yang guru dan siswa lakukan.
2. Penelitian tindakan kelas meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional.
Guru tidak lagi sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang
dikerjakannya selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun
dia bisa menempatkan dirinya sebagai peneliti di bidangnya.
3. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu pengkajian yang
terdalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
4. Penelitian tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia
tidak perlu meninggalkan kelasnya. Pemerintah untuk tahun 2007 telah
memprogramkan peningkatan profesionalitas guru dengan menyediakan dana block
grant yang salah satunya adalah untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas oleh
guru.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Penelitian Tindakan Kelas?
2. Apa Tujuan Penelitian Tindakan Kelas?

1
3. Apa Saja Manfaat Penelitian Tindakan Kelas?
4. Bagaiamana Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas?
5. Apa Prinsip Penelitian Tindakan Kelas?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Penelitian Tindakan Kelas
2. Untuk mengetahui tujuan Penelitian Tindakan Kelas
3. Untuk mengetahui manfaat Penelitian Tindakan kelas
4. Untuk mengetahui Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
5. Untuk mengetahui prinsip Penelitian Tindakan Kelas

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tindakan Kelas


Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas berasal dari
bahasa Inggris, yaitu Classrom Action Research, yang berarti penelitian dengan
melakukan tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
belajar siswa menjadi menjadi meningkat. Pertama kali penelitian tindakan kelas
diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh
Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya. Untuk lebih
jelasnya, mari kita perhatikan beberapa pengertian PTK berikut: Pada awalnya
penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada bidang
pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan,
kesehatan maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan
utama dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani bimbingan dan
konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi subyek penelitian
adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah.
Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa
harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya. Secara
lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada
penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada
sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat
tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat
penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga
diperoleh hasil yang lebih baik. Dengan semakin mantapnya psikologi kognitif yang
mengedepankan aspek konstruktivisme, para guru tidak lagi dianggap sekedar sebagai
penerima pembaharuan yang diturunkan dari atas, tetapi guru bertanggung jawab dan
berperan aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri
melalui penelitian tindakan kelas dalam proses pembelajaran yang dikelolanya.
Latar belakang itulah yang melahirkan konsep PTK (Basuki 2009:2) Dalam
konteks pekerjaan guru, maka penelitian tindakan yang dilakukannya disebut Penelitian
Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan 4
penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang
secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah
atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja
dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian
dilakukan oleh siswa.
Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga. Kasihani (1999),
yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah penelitian praktis,
bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas
dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan
dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalahan yang dialami guru dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari. Pada pelaksanaannya, setiap masalah yang

3
diungkap dan dicarikan jalan keluar haruslah masalah yang benar-benar ada dan nyata
dialami oleh guru. Sedangkan menurut Suyanto (1997) secara singkat PTK dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan
persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dialami guru. PTK merupakan siasat
guru dalam mengaplikasikan pembelajaran dengan berkaca pada pengalamnya sendiri
atau dengan perbandingan dari guru lain. Lewin (Tahir 2012:77)
Menurut Bahri (2012:8) penelitian tindakan kelas merupakan sebuah kegiatan
yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk memperbaiki
praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajar
pun menjadi lebih baik. Dari beberapa definisi seperti yang telah dikemukakan dimuka
maka ciri utama dari penelitian tindakan adalah adanya intervensi atau perlakuan
tertentu untuk perbaikan kinerja dalam dunia nyata. Elliot (1982) mengatakan, “The
fundamental aim of action research is to improve practice rather than toproduce
knowledge (Wina 2011:25)
PTK secara lebih sistematis dibagi menjadi tiga kata yaitu penelitian, tindakan,
dan kelas. Peneletian yaitu kegiatan mengamati suatu objek tertentu dengan
menggunakan prosedur tertentu untuk menemukan data dengan tujuan meningkatkan
mutu. Kemudian tindakan yaitu perlakuan yang dilakukan dengan sengaja dan
terencana dengan tujuan tertentu. Dan kelas adalah tempat di mana sekelompok peserta
didik menerima pelajaran dari guru yang sama. (Suyadi,2012:18)
Secara bahasa ada tiga istilah yang berkaitan dengan penelitian tindakan keleas
(PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu
perlakuan yang menggunakan metologi untuk memecahkan suatu masalah. Kedua,
tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan yang dilakukan oleh guru untuk
memperbaiki mutu. Ketiga kelas menunjukkan pada tempat berlangsungnya tindakan.
(Sanjaya,2010:25)
Menurut john Elliot PTK adalah peristiwa sosial dengan tujuan untuk
meningkatkan kualiatas tindakan di dalamnya. Di mana dalam proses tersebut
mencakup kegiatan yang menimbulkan hubungan antara evaluasi diri dengan
peningkatan profesional. Sedangkan menurut kemmis dan Mc. Taggart mengatakan
bahwa PTK adalah gerakan diri sepenuhnya yang dilakukan oleh peserta didik untuk
meningkatkan pemahaman. (Sanjaya,2010:25)
Menurut Arikunto (Suyadi,2012:18), PTK adalah gabungan pengertian dari kata
“penelitian, tindakan dan kelas”. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek,
dengan menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang
bermanfaat bagi peneliti dan dan orang lain demi kepentingan bersama. Selanjutnya
tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan kepada objek dengan tujuan
tertentu yang dalam penerapannya dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Dan
kelas adalah tempat di mana sekolompok siswa belajar bersama dari seorang guru yang
sama dalam periode yang sama.
Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang menerapkan
tindakan didalam kelas yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu atau dengan menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang

4
dilakukan dalam beberapa periode atau siklus agar dapat memperbaiki dan atau
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan bersama dikelas secara
professional sehingga diperoleh peningkatan pemahaman atau kualitas atau target yang
telah ditentukan.

2.2 Tujuan Penelitian Tindakan kelas


Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam pelaksanaannya, PTK diawali
dengan kesadaran akan adanya permasalahan yang dirasakan mengganggu, yang
dianggap menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah
berdampak kurang baik terhadap proses dan atau hasil belajar pserta didik, dan 6 atau
implementasi sesuatu program sekolah. Bertolak dari kesadaran mengenai adanya
permasalahan tersebut, yang besar kemungkian masih tergambarkan secara kabur, guru
kemudian menetapkan fokus permasalahan secara lebih tajam kalau perlu dengan
mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis dan atau melakukan
kajian pustaka yang relevan. Kunandar (2008), dalam bukunya “Langkah Mudah
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru” , menyatakan bahwa
tujuan dari PTK adalah sebagai berikut:
1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang
dipahami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang
belajar, meningkatkan profesinalisme guru, dan menumbuhkan budaya
akademik dikalangan guru.
2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran dikelas secara terus-menerus
mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini mulai dicapai melalui peningkatan
proses pembelajaran.
4. Sebagai alat training in service, yang memperlengkapi guru dengan skill dan
metode baru,mempertajamkekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran
dirinya.
5. Sebagai alat untuk lebih inovatif terhadap pembelajaran.
6. Peningkatan mutu hasilpendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran
di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan
meningkatkan motivasi belajar siswa.
7. Meningkatkan sifat profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
8. Menubuh kembangkan budaya akademik dilingkungan akademik.
9. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan dan perbaikan
proses pembelajaran disamping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil
pendidikan juga untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber
daya yang terintegrasi di dalamnya (Kunandar 2008:63).

Jika perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran dapat terwujud dengan


baik berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, menurut Suyanto (1999) ada tujuan
penyerta yang juga dapat dicapai sekaligus dalam kegiatan penelitian itu. Tujuan
penyerta yang dapat dicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan oleh guru
selama proses penelitian tindakan kelas dilakukan. Ini dapat terjadi karena tujuan utama

5
dari penelitian tindakan kelas adalah perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran.
Artinya, dengan penelitian tindakan kelas itu guru sekaligus banyak berlatih
mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif yang telah dipilihnya sebagai upaya
untuk meningkatkan layanan pembelajaran.

Di sini guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang keterampilan


praktik pembelaj aran secara reflektif daripada ilmu baru dari penelitian tindakan kelas
yang dilakukan itu. Dalam konteks pengalaman latihan guru ini, Borg (1996)
menegaskan bahwa tujuan utama penelifian tindakan adalah untuk pengembangan
keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaranyang dihadapi
guru di kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum
dalam bidang pendidikan (Suharsimi 2011:106). McNiff (1992) menegaskan bahwa
dasar utama bagi dilaksanakannya PTK adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini
terkait dengan memiliki konteks dengan proses pembelajaran. Jika tujuan utama PTK
adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional pendidik dalam
menangani proses belajara mengajar, bagaimana tujuan ituudapat di capai ? Tujuan itu
dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternative dalam memecahkan
berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, fokus penelitian penelitian tindakan
kelas terletak pada tindakantindakan alternatif yang direncanakan oleh pendidik,
kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi. Adapun tujuan penyerta penelitian
tindakan kelas yang dapat dicapai adalah:
1. terjadinya proses latihan dalan jabatan selama proses penelitian itu
berlangsung.
2. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka dan jujur dalam
pembelajaran.
3. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan
tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya
(Mulyasa 2009:90).

2.3 Manfaat Penelitian Tindakan Kelas


Ada tiga komponen yang harus menjadi sasaran utama PTK, yaitu
siswa/pembelajaran, guru dan skolah. Tiga komponen itulah yang akan menerima
manfaat dari PTK.
1. Manfaat bagi siswa dan pembelajaran Dengan adanya pelaksanaan PTK,
kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran (baik strategi, teknik,
konsep dan lain-lain) akan dengan cepat dianalisis dan didiagnosis, sehingga
kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika kelasalahan yang
terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan,
menarik dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Ini menunjukkan
adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan haisl belajar
siswa. Kuduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan
kemauan untuk melakukan PTK.
2. Manfaat bagi guru Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain:
a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu
kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Keberhasilan

6
dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena ia telah
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran
yang dikelolanya.
b. Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan
kinerjanya secara professional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri dan
mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak
lagi hanya seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang
dikerjakan selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu
ingin melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif
c. Melakukan PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya
menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri
berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan
dapat menghasilkan teori-teori dan praktik pembelajaran
d. Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu
merefleksi diri, melakukan evaluasi diri dan menganalisis kinerjanya sendiri
dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan dan
tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan dan mengembangkan
alternative masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran.
Guru yang demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat
(Daryanto 2006:18).
3. Manfaat bagi sekolah Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan
untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara professional,
maka sekolah tersebut akan berkembang pesat. Sekolah tidak akan berkembang,
jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri.
Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan
dalam 9 melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh
manfaat yang besar, karena meningkatkan kualitas pembelajaran mencerminkan
kualitas pendidikan di sekolah tersebut. PTK merupakan salah satu cara yang
strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan pendidikan yang harus
diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas
program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan meningkatkan
tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
praktik dan pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Manfaat yang
dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanaan penelitian tindakan kelas
itu terkait komponen pembelajaran antara lain:
1. Inovasi pembelajaran.
2. Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan tingkat kelas.
3. Peningkatan profesionalisme guru (Zainal 2006:18).

Dari beberapa penjelasan diatas, maka adapun manfaat Penelitian Tindakan


Kelas (PTK) Secara umum, yaitu :
1. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan
guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang
dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai

7
kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal
ilmiah.
2. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan
menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung
profesionalisme dan karir guru.
3. Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru
dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan
masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau
program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan
kelas. Hal ini memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.
5. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,
kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di
kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat meningkatkan.
6. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik,
menantang, nyaman, menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi,
metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian
bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

2.4 Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


PTK memiliki karakterlistik tersendiri sebagai pembeda dengan penelitian-
penelitian lainya. Adapun beberapa karakteristik tersebut adalah:
1. PTK hanya dilakukan oleh guru yang memahami bahwa proses pembelajaran
perlu diperbaiki dan ia terpanggil jiwanya untuk memberikan tindakan-tindakan
tertentu untuk membenahi masalah dalam proses pembelajaran dengan cara
melakukan kolaborasi. Menurut Usman (dalam Daryanto,2011:2) guru dengan
kompetensi tinggi merupakan seorang yang memiliki kemampuan dan keahlian
serta keterampilan dalam bidangnya. Sehingga Ia dapat melakukan fungsi dan
tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dengan maksimal.
2. Refleksi diri, refleksi merupakan salah satu ciri khas PTK yang paling
esensial. Dan ini sekaligus sebagai pembeda PTK dengan penelitian lainnya
yang menggunakan responden dalam mengumpulkan data, sementara dalam
PTK pengumpulan data dilakukan dengan refleksi diri. (Tahir,2012:80)
3. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di dalam “kelas” sehingga interaksi
antara siswa dengan guru dapat terfokuskan secara maksimal. “Kelas” yang
dimaksud di sini bukan hanya ruang yang berupa gedung, melainkan “tempat”
berlangsungnya proses pembelajaran antara guru dan murid. (Suyadi,2012:6)
4. PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus
menerus. PTK dilaksakan secara berkesinambungan di mana setiap siklus
mencerminkan peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya merupakan
patokan untuk siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh model pembelajaran yang
paling baik. (Daryanto,2011:6)

8
5. PTK merupakan salah satu indikator dalam peningkatan profesionalisme
guru, karena PTK memberi motivasi kepada guru untuk berfikir Kritis dan
sistematis, membiasakan guru untuk menulis, dan membuat catatan yang dapat.
Di mana semua itu dapat menunjang kemampuan guru dalam pembelajaran.
(Daryanto,2011:6)
6. PTK bersifat fleksibel sehingga mudah diadaptasikan dengan keadaan kelas.
Dengan demikian proses pembelajaran tidak monoton oleh satu model saja.
(Tahir,2012:81) 11
7. PTK menggunakaan metode kontekstual. Artinya variable-variable yang
akan dipahami selalu berkaitan dengan kondisi kelas itu sendiri. Sehingga data
yang diperoleh hanya berlaku untuk kelas itu saja dan tidak dapat
digeneralisasikan dengan kelas lain. (Tahir,2012:81)
8. PTK dalam pelaksanaannya terbagi dalam beberapa pembagian waktu atau
siklus. (Sukardi, 2011:212)
9. PTK tidak diatur secara khusus untuk memenuhi kepentingan penelitian
semata melainkan harus disesuaikan dengan program pembelajaran yang
sedang berjalan di kelas tersebut. (Sanjaya, 2010:34)
10. Menurut Ibnu (dalam Aqib, 2009:16) memaparkan bahwa PTK memiliki
karakteristik dasar yaitu:
a. Dalam pelaksanaan tindakan berdasarkan pada masalah yang dihadapi
guru;
b. Adanya perpaduan dalam pelaksanaanya;
c. Peneliti sebagai media yang melakukan refleksi;
d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksional;
e. Dalam pelaksanaannya terbagi beberapa siklus atau periode.
Ada juga yang menyatakan bahwa PTK berbeda dengan penelitian formal pada
umumnya. PTK memilki karateristik sebagi berikut:
1. Fokus peneliti Tindakan yang Praktis Tujuan dari penelitian tindakan kelas
adalah untuk menangani suatu problematika actual pada setting pendidikan.
Dengan demikian, para peneliti penelitian tindakan mengkaji isu-isu praktis
yang akan menghasilkan keuntungan bagi pendidikan. Isu-isu ini dapat
merupakan masalah dari seorang guru di dalam kelas atau sebuah problematika
yang melibatkan banyak pendidik dalam gedung lembaga pendidikan. Ini biasa
merupakan suatu kebutuhan bagi suatu isu antara sekolah dan masyarakat,
sebuah isu dengan suatu kebijakan sekolah atau stuktur yang menghambat
kebebasan individu dan tindakan, atau suatu urusan individu di kota-kota kecil
dan kota-kota besar. Para peneltian tindakan tidak melakasanakan benuk
penelitian ini untuk memajukan pengetahuan untuk kepentingan ilmu

9
pengetahuan akan tetapi untuk memecahkan suatu problem tersebut sifatnya
terapan.
2. Pendidik- Peneliti memiliki kegiatan Praktis Dalam hal ini para peneliti
tindakan terjun ke dalam penelitian partisipatori atau penelitian self reflektif di
mana mereka mengalihkan pendangan pengamatan mereka pada ruang kelas,
sekolah , atau praktik-praktik pendidikan mereka sendiri. Karena mereka
mengkaji situasi mereka sendiri, mereka merefleksikan tentang apa yang telah
mereka pelajari suatu bentuk pengembangan diri serta apa yang dapat mereka
lakukan untuk memperbaiki praktik-praktik pendidikan mereka. Dalam refleksi
ini para peneliti tindakan menimbang solusi yang berbeda- beda pada problema
mereka dan belajar dari menguji ide. Penelitian tindakan yang demikian telah
disebut “suatu self refleksi spiral”.
3. Kolaborasi PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra deng pihak
lain, seperti teman sejawat. Jadi dalam PTK perlu ada partisipasi dari pihak lain
yang berperan sebagai pengamat. Hal ini diperlukan untuk mendukung
objektivitas dari hasil PTK. Kolaborasi dalam pelaksanaannya, seperti antara
guru dengan rekan sejawat, guru dengan kepala sekolah, guru dengan dosen
ataupun guru dengan pengawas (Kunandar, 2008:61-62)
4. Suatu proses yang dinamis Para peneliti PTK yang terjun ke dalam suatu
proses yang dinamis meliputi pengulangan kegiatan, seperti suatu ”spiral” dari
beberapa kegiatan. Ide penting ialah bahwa peneliti “spiral” kembali maju
mundur diantara refleksi atau merenungkan suatu problema, pengumpulan data,
dan tindakan suatu team school-based, misalnya biasa mencoba beberapa
tindakan setelah merefleksikan atau merenungkan waktu yang paling baik bagi
sekolah menengah atas untuk memulai.
5. Suatu rencana Tindakan Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi suatu
rencana tindakan. Pada bebrapa poin di dalam proses kegiatan penelitian
tersebut, peneliti PTK merumuskan suatu rencana tindakan untuk merespon
terhadap problema. Perencanaan ini mungkin penting karena penyajian data
terhadap penyandang dana, membangun suatu program sebagai pilot proyek
atau sebagai perintis, menyediakan beberapa program yang sifatnya
berkompetensi, atau mengimplementasikan suatu agenda penelitian yang
sedang berjalan untuk menyelidiki praktik kegiatan yang baru. Ini bias
merupakan suatu perencanaan tertulis, formal atau diskusi-diskusi informal
tentang bagaimana menjalankan, dan ini mungkin melibatkan beberapa orang
individu atau melibatkan seluruh komunitas.
6. Penelitian Bersama Tidak seperti penelitian tradisional bahwa para
investigator melaporkan dan diplubikasikan dalam juranl dan buku-buku para
peneliti PTK melaporkan hasil kegiatan penelitian mereka kepada para
pendidik, yang selanjutnya segera dapat menggunakan hasilnya. Sedangkan
menurut Mulyasa (2009), sedikitnya ada dua hal yang menjadi karakteristik
umum PTS. Pertama, masalah yang diangkat untuk dipecahkan, harus berangkat
dari praktik pendidikan nyata di sekolah tersebut. Kedua, Kepala Sekolah atau
pengawas dapat meminta bantuan orang lain untuk mengenal serta

10
mengelaborasi masalah yang akan dijadikan topik penelitian (Mulyasa,
2009:12)

2.5 Prinsip Penelitian Tindakan Kelas


Secara umum ada 4 prinsip kunci penelitian tindakan kelas, yaitu:
1. Kritik Reflektif, yaitu suatu perhitungan situasi, seperti catatan atau dokumen
pejabat, digunakan untuk membuat tuntutan tersembunyi menjadi lebih baik.
2. Kritik Dialektika, digunakan untuk memahami antara fenomena dan konteksnya.
3. Sumber Daya Kolaboratif, prinsip ini mempersyaratkan bahwa setiap gagasan
seseorang sama penting dengan sumber daya potensial.
4. Ambil Resiko, proses perubahan mengancam semua cara yang telah ditetapkan
sebelumnya, maka diperlukan kejelian untuk mengambil resiko (Emzir, 2011:237).

Sedangkan Menurut Hopkins ada enam prinsip dalam penelitian tindakan kelas
(PTK), yaitu:
1. PTK tidak mengganggu kegiatan guru mengajar di kelas. Pekerjaan utama
seorang guru adalah mengajar, sehingga dalam melakukan penelitian tindakan
kelas seyogyanya tidak berpengaruh pada komitmennya sebagai pengajar. Ada
tiga kunci utama yang harus diperhatikan, pertama guru harus menggunakan
berbagai pertimbangan serta tanggung jawab profesionalnya dalam menemukan
jalan keluar jika pada awal penelitian didapatkan hasil yang kurang maksimal.
Kedua interaksi siklus yang terjadi harus mempertimbangkan keterlaksanaan
kurikulum secara keseluruhan. Ketiga, acuan pelaksanaan tiap siklus harus
berdasarkan pada tahap perancangan bukan pada kejenuhan informasi.
2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan dari guru sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran. Dengan
kata lain, sejauh mungkin harus menggunakan prosedur pengumpulan data yang
dapat ditangani sendiri oleh guru sementara ia tetap aktif berfungsi sebagai guru
yang bertugas secara penuh.
3. Metode yang digunakan harus bersifat andal (reliabel), sehingga guru dapat
mengidentifikasikan serta merumuskan hipotesis dengan penuh keyakinan.
Pada dasarnya, penelitian ini memperbolehkan “kelonggaran-kelonggaran”
namun penerapan asas-asas dasar telaah taat kaidah tetap harus diperhatikan.
4. Peneliti adalah guru dan untuk kepentingan guru yang bersangkutan. Jadi
masalah penelitian diusahakan berupa masalah yang merisaukan dan bertitik
tolak dari tanggung jawab profesionalnya, hal ini bertujuan agar guru tersebut
memiliki komitmen terhadap pengembangan profesinya.
5. Konsisten dengan prosedur dan etika. Dalam penyelenggaraan penelitian
tindakan kelas, guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi
terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Prakarsa
penelitian harus diketahui oleh pimpinan lembaga, disosialisasikan kepada
rekan-rekan serta dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
6. Menggunakan wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas. Meskipun
kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam
pelaksanaan penelitian sejauh mungkin harus menggunakan wawasan yang

11
lebih luas dari tindakan perspektif, tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas
atau pelajaran tertentu, melainkan perspektif misi sekolah secara keseluruhan
(Zainal, 2006:17).
Dalam melakukan penelitian ada beberapa hal yang tidak boleh dilupakan,
menurut Nana Syaodih itu sangat pokok, yaitu:
1. Objektivitas
2. Ketepatan
3. Verifikasi
4. Penjelasan ringkas
5. Empiris
6. Penalaran logis
7. Kesimpulan kondisional
8. Langkah- langkah penelitian
9. Identifikasimasalah
10. Merumuskan dan membatasi masalah
11. Melakukan studi kepustakaan
12. Merumuskan hipotesis
13. Menentukan desain dan metode penelitian
14. Menyusun instrumen dan mengumpulkan data
15. Menginterpretasikan temuan, membuat kesimpulan dan rekomendasi

12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu langkah nyata yang dilakukan oleh guru
dalam memperbaiki kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini didasari pada
permasalahan yang dihadapi guru sangat beragam dalam kegiatan belajar mengajar.
Permasalahan harus diidentifikasi dan diformulasi untuk dicarikan upaya pemecahan dalam
wadah penelitian tindakan kelas sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki dan
dilakukan oleh guru untuk menjaga profesionalitas kinerjanya. Dengan penelitian tindakan
kelas dimungkinkan terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran yang pada gilirannya akan
memperbaiki pula kualitas pendidikan nasional. Dengan demikian penelitian tindakan kelas
merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas
pendidikan
3.2 SARAN
Dalam dunia pendidikan penelitia tindakan kelas merupakan suatu hal yang penting,
termasuk memahami fungsi, tujuan, manfaat, karakteristik dan prinsip dari penelitian tindakan
kelas itu sendiri. Oleh karena itu seorang guru atau calon guru wajib mengerti dan memahami
secara detail tentang penelitian tindakan kelas. Sehingga proses pendidikan dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien.

13
DAFTAR PUSTAKA
Sukardiyono Totok. 2015. Pengertian, Tujuan,Manfaat, Karakteristik, Prinsip, dan
Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta.

Widayati Ani. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal pendidikan Akutansi Indonesia
Vol.VI No.1-Tahun 2008 Hal.87-93

14

Anda mungkin juga menyukai