Anda di halaman 1dari 23

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas


Dosen Pengampu : Dra. Siti Rohmi Yulianti, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 2

Novita Rachmasari (1107617179)


Bestari Rizkiasa S (1107617182)
Shenny Nur Khaerunnisa (1107617186)
Rafi Taris Mafazi (1107617193)
Suci Sepdiana (1107617197)
Tita Sayidatun Nafisah (1107617210)
Marini Dwi Lestari (1107617213)

Kelas F / 2017

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala


rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul: “Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas”. Makalah ini kami
susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas.
Dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini kami
mendapatkan bantuan, arahan, koreksi, dan saran. Untuk itu kami
mengucapkan terimakasih yang dalam kepada:
1. Ibu Dra. Siti Rohmi Yulianti, M.Pd, selaku dosen mata kuliah Penelitian
Tindakan Kelas yang dengan segala keikhlasannya telah memberikan
bimbingan, arahan, serta nasehat kepada kami hingga terselesaikannya
makalah ini.
2. Rekan-rekan kelompok 2 mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas yang
senantiasa memberi kontribusi kerjasama untuk menyelesaikan
makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini berguna bagi kita semua. Dan apabila ada
kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan, kami mohon maaf sebesar-
besarnya.

Jakarta, 17 Maret 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................2

C. Tujuan.................................................................................................................2

D. Manfaat...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

A. Penelitian Tindakan Kelas..................................................................................3

B. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas......................................................................5

C. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas....................................................................6

D. Bidang Kajian Penelitian Tindakan Kelas...........................................................9

E. Topik Penelitian Tindakan Kelas......................................................................10

BAB III KESIMPULAN...............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih rendah,


Hal ini bisa dilihat lulusan dari sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap
memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki. Namun
semakin berkembangnya zaman pembaharuan pendidikan pun juga ikut
mengalami perbaikan, sehingga pembelajaran tidak hanya berbasis akademik
saja. Berbagai penemuan teori- teori pembelajaran selalu digencarkan agar
pendidikan mengalami inovasi yang terus menerus berkembang.
Salah satu pembaruan pendidikan yaitu dengan adanya suatu penelitian
yang mencari titik kelemahan dalam suatu pembelajaran yang dilakukan
dalam lingkup kelas. Dalam hal ini guru memang menjadi objek sebagai
pembaruan dalam pendidikan, sehingga seorang guru secara tidak langsung
juga dituntut untuk dapat melakukan sebuah penelitian dengan berbekal
pengetahuan, kesabaran, dan ketekunan.
Adanya masalah yang memicu guru untuk melakukan sebuah penelitian
tidak lain karena kesadaran guru itu sendiri yang menginginkan masalah
tersebut sebagai acuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran agar
menjadi lebih baik. Sehingga guru ingin mencari kelemahannya sendiri.
Kemudian mencoba menyempurnakan dengan diadakannya sebuah
penelitian tindakan kelas. Dengan adanya penelitian ini, guru dituntun untuk
berfikir kritis dan memperbaiki pola berfikirnya, yaitu bahwa mengajar
tentunya tidak hanya datang secara rutin lalu memberi penjelasan kepada
peserta didik kemudian selesai. Oleh karenanya, perlu adanya pemahaman
yang baik, sehingga tujuan yang ingin dicapai bisa berjalan dengan efektif
dan efisien.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Penelitian Tindakan Kelas ?


2. Apa tujuan Penelitian Tindakan Kelas ?
3. Apa manfaat Penelitian Tindakan Kelas ?
4. Apa saja bidang kajian Penelitian Tindakan Kelas ?
5. Bagaimana menentukan topik Penelitian Tindakan Kelas ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Penelitian Tindakan Kelas


2. Untuk mengetahui tujuan Penelitian Tindakan Kelas
3. Untuk mengetahui manfaat Penelitian Tindakan Kelas
4. Untuk mengetahui bidang kajian Penelitian Tindakan Kelas
5. Untuk mengetahui topik Penelitian Tindakan Kelas

D. Manfaat

1. Mahasiswa sebagai Calon Guru.


Memberikan informasi kepada mahasiswa sebagai calon guru dalam
memahami penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap peserta didik.
2. Bagi Guru.
Menambah wawasan guru tentang penelitian tindakan kelas dan memahami
tujuan dari penelitian yang dilakukan dalam perbaikan mutu pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classrom


Action Research, yang berarti penelitian dengan melakukan tindakan yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar
siswa menjadi menjadi meningkat. Pertama kali penelitian tindakan kelas
diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya
dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave
Ebbutt dan lainnya. Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan beberapa
pengertian PTK berikut: Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu
model penelitian yang dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana
peneliti melakukan pekerjaannya, baik di bidang pendidikan, kesehatan
maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu contoh pekerjaan
utama dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani
bimbingan dan konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang
menjadi subyek penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di
sekolah. Para guru atau kepala sekolah dapat melakukan kegiatan
penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain seperti para peneliti
konvensional pada umumnya. Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan
sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan
peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang
diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk
kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan
atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang
lebih baik.
Dengan semakin mantapnya psikologi kognitif yang mengedepankan aspek
konstruktivisme, para guru tidak lagi dianggap sekedar sebagai penerima
pembaharuan yang diturunkan dari atas, tetapi guru bertanggung jawab dan
berperan aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya

3
sendiri melalui penelitian tindakan kelas dalam proses pembelajaran yang
dikelolanya. Latar belakang itulah yang melahirkan konsep PTK (Basuki
2009:2)
Dalam PTK umumnya guru mempunyai rasa-tanggunggung jawab atau
committed untuk mengubah diri, cara berfikir, dan/ atau cara kerjanya sesuai
dengan arahan yang dapat ‖dibacanya‖ dari hasil penyelenggaraan PTK di
kelas/ sekolahnya. Berdsarkan pemahaman yang dibentuknya sendiri (self-
constructed knowledge) yang diperolehnya melalui PTK terebut, guru
kemudian secara sistematis menjajaki alternatif- alternatif tindakan untuk
meningkatkan kinerjanya menuju ke arah perbaikan dan/atau peningkatan.
Oleh karena itu, McNiff (1993:9) menekankan bahwa dengan dan dalam
kegiatan PTK, guru terbiasakanan menyambut tantangan peningkatan
kinerjanya dengan membuka diri terhadap pengalaman dan berbagai proses
pembelajaran yang baru. Dengan demikian tindakan-tindakan dalam PTK
juga memicu dan memacu pertumbuhan dalam jabatan bagi guru. Sehingga
dapat dikatakan bahwa PTK berpijak pada dua landasan, yaitu landasan
involment – yaitu, keterlibatan guru secara langsung dalam penggelaran PTK.
Dalam segi psikologik dan improvement – muncul adanya komitmen guru
untuk melakukan perbaikan, termasuk perubahan (baca:perbaikan), dan dari
segi pedagogik terdapat perubahan dalam cara berfikir dan kerjanya sendiri.
Dengan istilah lainnya bahwa PTK merupakan: self-reflective inquiry of, as
well as in real situation.
Kasihani (1999), yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PTK
adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-
tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian
jawab atas permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari. Pada pelaksanaannya, setiap masalah yang diungkap dan
dicarikan jalan keluar haruslah masalah yang benar-benar ada dan nyata
dialami oleh guru.
Sedangkan menurut Suyanto (1997) secara singkat PTK dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau
meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
4
Oleh karena itu PTK terkait erat dengan persoalan praktek pembelajaran
sehari-hari yang dialami guru.
Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan
yang menerapkan tindakan didalam kelas yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu atau dengan menggunakan aturan
sesuai dengan metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode
atau siklus agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran yang dilakukan bersama dikelas secara professional sehingga
diperoleh peningkatan pemahaman atau kualitas atau target yang telah
ditentukan. Dari beberapa definisi seperti yang telah dikemukakan dimuka
maka ciri utama dari penelitian tindakan adalah adanya intervensi atau
perlakuan tertentu untuk perbaikan kinerja dalam dunia nyata PTK secara
lebih sistematis dibagi menjadi tiga kata yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.

B. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan kesadaran akan


adanya permasalahan yang dirasakan mengganggu, yang dianggap
menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah
berdampak kurang baik terhadap proses dan atau hasil belajar pserta didik,
dan atau implementasi sesuatu program sekolah. Bertolak dari kesadaran
mengenai adanya permasalahan tersebut, yang besar kemungkian masih
tergambarkan secara kabur, guru kemudian menetapkan fokus
permasalahan secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan
tambahan data lapangan secara lebih sistematis dan atau melakukan
kajian pustaka yang relevan.
Kunandar (2008), dalam bukunya “Langkah Mudah Penelitian
Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru” , menyatakan
bahwa tujuan dari PTK adalah sebagai berikut:
1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang
dipahami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang
belajar, meningkatkan profesinalisme guru, dan menumbuhkan budaya
akademik dikalangan guru.

5
2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran dikelas secara terus-menerus
mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini mulai dicapai melalui peningkatan
proses pembelajaran.
4. Sebagai alat training in service, yang memperlengkapi guru dengan skill
dan metode baru,mempertajamkekuatan analitisnya dan mempertinggi
kesadaran dirinya.
5. Sebagai alat untuk lebih inovatif terhadap pembelajaran.
6. Peningkatan mutu hasilpendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran
di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan
meningkatkan motivasi belajar siswa.
7. Meningkatkan sifat profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
8. Menubuh kembangkan budaya akademik dilingkungan akademik.
9. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan dan perbaikan
proses pembelajaran disamping untuk meningkatkan relevansi dan mutu
hasil pendidikan juga untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-
sumber daya yang terintegrasi di dalamnya (Kunandar 2008:63).

E. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Ada tiga komponen yang harus menjadi sasaran utama PTK, yaitu
siswa/pembelajaran, guru dan skolah. Tiga komponen itulah yang akan
menerima manfaat dari PTK.
1. Manfaat bagi siswa dan pembelajaran Dengan adanya pelaksanaan
PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran (baik
strategi, teknik, konsep dan lain-lain) akan dengan cepat dianalisis dan
didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan
berlarut-larut. Jika kelasalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki,
maka pembelajaran akan mudah dilaksanakan, menarik dan hasil
belajar siswa diharapkan akan meningkat. Ini menunjukkan adanya
hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan haisl belajar
siswa. Keduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan
dan kemauan untuk melakukan PTK.
2. Manfaat bagi guru Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain:

6
a) Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran
melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di
kelasnya. Keberhasilan dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa
puas bagi guru, karena ia telah melakukan sesuatu yang bermanfaat
bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya.
b) Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan
kinerjanya secara professional, karena guru mampu menilai,
merefleksi diri dan mampu memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya seorang praktisi
yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama ini,
namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu ingin
melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan
kreatif
c) Melakukan PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif
dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri.
Guru tidak hanya menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain,
namun guru itu sendiri berperan sebagai perancang dan pelaku
perbaikan tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-
teori dan praktik pembelajaran
d) Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu
merefleksi diri, melakukan evaluasi diri dan menganalisis kinerjanya
sendiri dalam kelas, tentu saja akan selalu menemukan kekuatan,
kelemahan dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa
depan dan mengembangkan alternative masalah / kelemahan yang
ada pada dirinya dalam pembelajaran. Guru yang demikian adalah
guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat (Daryanto 2006:18).
3. Manfaat bagi sekolah
Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan
perubahan atau perbaikan kinerjanya secara professional, maka
sekolah tersebut akan berkembang pesat. Sekolah tidak akan
berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk
mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para
gurunya memiliki keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja
sekolah tersebut akan memperoleh manfaat yang besar, karena
7
meningkatkan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan
di sekolah tersebut. PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi
guru untuk memperbaiki layanan pendidikan yang harus
diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan
kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan
meningkatkan tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk
memperbaiki dan meningkatkan praktik dan pembelajaran di kelas
secara berkesinambungan.

Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanaan
penelitian tindakan kelas itu terkait komponen pembelajaran antara lain:
1. Inovasi pembelajaran. 2. Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah
dan tingkat kelas. 3. Peningkatan profesionalisme guru (Zainal
2006:18).

Dari beberapa penjelasan diatas, maka adapun manfaat Penelitian


Tindakan Kelas (PTK) Secara umum, yaitu : 1. Menghasilkan laporan-
laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk
meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang
dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk
berbagai kepentingan, antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan
dimuat di jurnal ilmiah. 2. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya,
dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan guru. Hal
ini telah ikut mendukung profesionalisme dan karir guru. 3. Mampu
mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam
satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan
masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran. 4.
Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum
atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal,
sekolah, dan kelas. Hal ini memperkuat dan relevansi pembelajaran
bagi kebutuhan siswa. 5. Dapat memupuk dan meningkatkan
keterlibatan , kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan
guru. Hasil belajar siswa pun dapat meningkatkan. 6. Dapat mendorong
8
terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman,
menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik,
dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian
bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

F. Bidang Kajian Penelitian Tindakan Kelas

Penyelenggaraan pendidikan di lembaga pendidikan formal


dilaksanakan oleh tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan
(kepala sekolah dan pengawas). Dalam konteks pekerjaan tersebut,
guru menerapkan action research pada kegiatan belajar mengajar di
kelas sedangkan kepala sekolah menerapkan action research untuk
memperbaiki manajemen sekolah. Action research yang dilakukan oleh
guru dinamakan penelitian tindakan kelas (classroom action research)
sedangkan action research yang dilakukan kepala sekolah dinamakan
penelitian tindakan sekolah (school action research).
Menurut O'Brien PTK dilakukan ketika sekelompok orang (siswa)
diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan
suatu tindakan untuk mengatasinya. Selama tindakan berlangsung,
peneliti melakukan pengamatan perubahan perilaku siswa dan faktor-
faktor yang menyebabkan tindakan yang dilakukan tersebut sukses atau
gagal. Apabila peneliti merasa tindakan yang dilakukan hasilnya kurang
memuaskan maka akan dicoba kembali tindakan kedua dan seterusnya.
Dari penjelasan diatas bidang kajian penelitian tindakan kelas dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Masalah belajar peserta didik sekolah (termasuk di dalam tema
ini, antara lain: masalah belajar di kelas, kesalahan-kesalahan
pembelajaran, miskonsepsi, dan sebagainya).
2. Desain dan strategi pembelajaran di kelas (termasuk dalam tema
ini, antara lain: masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran,
implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di
dalam kelas, dan sebagainya).
3. Alat bantu, media, dan sumber belajar (termasuk dalam tema ini,
antara lain: masalah penggunaan media, perpustakaan, dan sumber

9
belajar di dalam/luar kelas, dan sebagainya).
4. Sistem evaluasi (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah
evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrument
evaluasi berbasis kompetensi, dan sebagainya).
5. Masalah kurikulum (termasuk dalam tema ini, antara lain: masalah
implementasi Kurikulum 2013, interaksi pendidik-peserta didik, peserta
didik-bahan belajar, dan lingkungan pembelajaran, dan sebagainya.
6. Unsur Lingkungan baik lingkungan siswa di kelas, sekolah,
maupun yang melingkungi siswa dirumahnya. Informasi tentang
lingkungan ini dikaji bukan untuk dilakukan campur tangan, tetapi
digunakan sebagai pertimbangan dan bahan untuk pembahasan.
7. Unsur pengelolaan merupakan gerak kegiatan sehingga mudah
diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Yang digolongkan
sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa
ketika guru memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan,
tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik
siswa dan sebagainya.

G. Topik Penelitian Tindakan Kelas

Tema penelitian diangkat dari permasalahan yang dihadapi guru dan


siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Berdasarkan masalah
yang ditemukan tersebut, dilakukan diagnosis faktor-faktor yang menjadi
penyebabnya dan dirancang alternatif tindakan untuk mengatasi
permasalahan.
1. Menemukan Masalah PTK
a. Masalah yang dapat dikaji dalam PTK

Tidak semua masalah pembelajaran dapat dikaji dan dipecahkan melalui


PTK. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan penelitian tindakan kelas,
terlebih dahulu guru harus memiliki perasaan ketidakpuasan terhadap praktik
pembelajaran, berani dan jujur terhadap diri sendiri dan tindakannya dalam
pembelajaran; serta memahami kelemahan dari pembelajaran yang
dilakukannya.

10
Masalah yang akan diangkat menjadi topik PTK sebaiknya dikembangkan
secara berkelanjutan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, selama kurun
waktu satu semester atau satu tahun pembelajaran. Hal ini mengandung arti
bahwa guru sebagai peneliti harus senantiasa meninjau dan memperbaiki
rumusan masalah PTK yang dikembangkan secara berkelanjutan, demikian
halnya dengan hipotesis tindakan dan pelaksanaanya.
Lebih lanjut, masalah pembelajaran yang dapat dijadikan topik atau tema
PTK, dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran.
2. Strategi pembelajaran.
3. Perubahan sikap dan nilai yang dapat mendorong tumbuhnya sikap yang
lebih positif terhadap berbagai aspek kehidupan.
4. Pengembangan profesionalisme guru, misalnya meningkatkan
keterampilan mengajar, mendayagunakan sumber belajar, dan lain-lain.
5. Modifikasi perilaku, pengenalan bertahap terhadap teknik modifikasi
perilaku yang dapat menunjang standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
6. Manajemen, meningkatkan efisiensi aspek tertentu dari manajemen
pembelajaran dan pengelolaan kelas.
7. Penilaian, melakukan penilaian hasil belajar yang adil dan transparan.

Apapun masalah penelitian yang dipilih hendaknya dapat diteliti, dapat


diberi tindakan, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapat
dikembangkan secara berkelanjutan.

Untuk memudahkan kita dalam memahami masalah, mengembangkan


tema atau focus PTK, dapat dilakukan dengan berpedoman pada pertanyaan-
pertanyaan berikut ini
1. Apa yang terjadi dengan pembelajaran saya?
2. Apa ada masalah yang perlu dipecahkan?
3. Apa yang harus saya lakukan untuk memecahkan masalah tersebut?
4. Bagaimana masalah tersebut dipecahkan?

11
Berkaitan dengan masalah pembelajaran yang dapat dikaji melalui PTK,
Herawati ( dalam buku praktek penelitian tindakan kelas oleh Mulyasa )
mengelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu

1. Pengorganisasian materi pembelajaran.


2. Penyampaian materi pelajaran.
3. Pengelolaan kelas.

Masalah yang akan dijadikan topik PTK hendaknya disenangi,


menantang, dan mampu membangkitkan rasa penasaran terhadap masalah
itu, serta yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu untuk secepatnya
melihat hasil dari setiap tindakan yang dilakukan.Masalah yang terlalu kecil
pengaruhnya terhadap pembelajaran hendaknya tidak diangkat menjadi topic
PTK, misalnya seorang peserta didik yang lambat belajar merupakan
masalah kecil karena hanya menyangkut seorang diri; sementara masih
banyak masalah yang menyangkut kepentingan sebagian besar peserta
didik.Masalah yang dapat dikaji melalui PTK harus layak ( fleasible) dan
berada dalam lingkup pembelajaran. Masalah PTK juga harus urgen,
strategis dan bermanfaat bagi berbagai pihak.

Berikut contoh permasalahan pembelajaran yang dapat dikaji melalui


PTK:

1. Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran.


2. Metode pembelajaran.
3. Motivasi belajar peserta didik.
4. Kreativitas belajat peserta didik.
5. Strategi pembelajaran.
6. Model-model pembelajaran.
7. Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai.
8. Alat peraga, media dan sumber belajar.
9. Minat dan bakat peserta didik.
10. Materi pembelajaran.
11. Pelaksanaan pembelajaran terpadu.
12. Pembelajaran bermakna.
13. Mekanisme penilaian pembelajaran.

12
14. Feedback atau umpan balik dalam pembelajaran.
15. Penggunaan hadiah dan hukuman dalam pembelajaran.
16. Pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
17. Kerja sama mutualisme sekolah dengan masyarakat.

b. Merasakan Adanya Masalah

Dalam pembelajaran guru sering dihadapkan pada berbagai masalah


yang perlu dicarikan solusinya. Masalah pembelajaran terjadi apabila ada
kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi di
kelas, bahwa apa yang terjadi dikelas tidak sesuai dengan silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
Salah satu cara untuk merasakan adanya masalah adalah bertanya
kepada diri sendiri mengenai proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam
kualitas hasilnya. Misalnya, apakah intens peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran yang dilakukan cukup tinggi? Apakah proses pembelajaran
yang dilakukan cukup efektif? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan
yang dapat dilakukan untuk memancing dan memunculkan masalah yang
dapat dijadikan topik PTK.

c. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan tahap pertama dalam serangkaian tahapan


penelitian.Oleh karena itu, identifikasi masalah merupakan tahap kualitas
masalah yang diteliti. Masalah-masalah yang dirasakan muncul dalam
pembelajaran perlu diidentifikasi dan ditetapkan kelayakannya dan
kepentingannya untuk dipecahkan terlebih dahulu.
Terdapat beberapa kriteria yang perlu diperahatikan dalam identifikasi
masalah PTK sebagai berikut :
1. Masalah yang akan dijadikan topic PTK benar-benar muncul dalam
pembelajaran.
2. Penting dan bermanfaat untuk memecahkan masalah dan meningkatkan
mutu pembelajaran.

13
3. Penting bagi guru sebagai peneliti dan sejalan dengan rencana
pengembangan sekolah.
4. Dapat dipecahkan dengan mempertimbangkan waktu, tenaga, dan biaya
yang ada.
5. Mengungkap berbagai aspek fundamental mengenai sebab dan akibat
sehungga pemecahannya dapat dilakukan berdasarkan hal-hal yang
fundamental pula.
6. Adanya alas an rasional, logis, dan sistematis yang mendasari perlunya
penelitian tersebut dilakukan.
7. Adanya metode dan prosedur yang jelas untuk menemukan jawaban
terhadap masalah tersebut.
8. Masalah tersebut berada dalam jangakauan tugas guru yang dapat
dihadapi secara proporsional dan professional.
9. Masalah tersebut riil dan problematika yang memerlukan pemecahan
dengan segera.

d. Analisis Masalah
Setelah terindentifikasi masalah-masalah yang akan dijadikan topik PTK,
selanjutnya dianalisis untuk menentukan tingkat kepentingannya dan
dampaknya terhadap pembelajaran., Analisis masalah perlu dilakukan untuk
mengetahui dimensi-dimensi problematik dan untuk memberikan penekanan
yang memadai terhadap pentingnya masalah.analisis masalah melibatkan
berbagai jenis kegiatan, termasuk dsikusi antara guru sebagai peneliti
dengan teman sejawat untuk menentukan masalah yang tepat dan
mengetahui tindak lanjut perbaikan atau pemecahan yang diperlukan.
Analisis merupakan dasar peertimbangan untuk merencanakan waktu
dalam setiap siklus, mengidentifikasi indikator perubahan, serta mengukur
perubahan dan peningkatan yang terjadi sebagai dampak dari tindakan yang
dilakukan.
Untuk memastikan akar penyebab masalah, beberapa teknik
pengumpulan data dapat diterapkan, misalnya: mengembangkan angket,
mewawancarai siswa, mengadakan observasi langsung dikelas.

e. Memilih Masalah
14
Memilih masaah merupakan kegiatan untuk menentukan atau
menetapkan masalah yang layak diangkat ,menjadi topik PTK. Untuk
kepentingan tersebut terdapat beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam
memilih masalah.
1. Masalah yang dipilih harus faktual, fundamental, dan benar-benar terjadi
dalam pembelajaran.
2. Masalah yang dipilih harus problematis, belum ada yang membahas, dan
perlu ditangani atau dipecahkan dengan segera.
3. Masalah yang dipilih harus dapat dicari dan diidentifikasi faktor
penyebabnya, sebagai dasar untuk menentukan alternatif tindakan.
4. Masalah yang dipilih berada dibawah kewenangan dan tanggung jawab
guru.
5. Masalah yang dipilih harus memiliki nilai strategis bagi perbaikan dan
peningkatan proses dan hasil pembelajaran.

2. Menentukan Judul PTK

Langkah pertama sebelum membuat proposal PTK adalah menentukan


judul. Guru (peneliti) harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap
permasalahan di kelas. Berangkat dari kepekaan ini muncul inisiatif untuk
mengatasi masalah tersebut. Jadi judul PTK adalah ide yang diangkat dari
identifikasi permasalahan yang ada. Untuk lebih jelasnya, perhatikan pada
skema proses menemukan judul di bawah ini:

Judul sebaiknya dirumuskan dengan singkat dan spesifik, serta


mencerminkan permasalahan pokok yang akan dipecahkan dalam PTK. Judul

15
dipaparkan secara deklaratif, jelas, padat dan tidak memberi kemungkinan
penafsiran yang bergam.Usahakan jumlah kata judul tidak lebih dari dua puluh
kata.Judul haruslah mencerminkan sebuah aktivitas, mudah dipahami dan kita
dapat menembak isi penelitian tersebut. Hal pokok yang harus tertulis dalam
judul adalah gambaran dari apa yang dipermasalahkan dalam PTK yang
merupakan variable Y (misalnya: peningkatan hasil belajar siswa) dan bentuk
tindakan (treatment) yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah
yang merupakan variable X (penerapan model pembelajaran kooperatif). Judul
PTK juga harus memuat keterangan tentang tempat penelitian, waktu penelitian,
kelas yang dijadikan penelitian dan mata pelajaran apa yang dijadikan PTK.[18]
Umumnya dibawah judul dituliskan pula sub judul. Sub judul ditulis untuk
menambahkan keterangan lebih rinci tentang populasi, misalnya dimana
penelitian dilakukan, kapan, dikelas berapa, dll. Berikut beberapa contoh judul
PTK :
NO JUDUL PTK

1. Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik Melalui Penggunaan Peta pada


Pembelajaran Pengetahuan Sosial

2. Meningkatkan Sikap Positif Peserta Didik Melalui Metode Bermain Peran di SD…..

3. Meningkatkan Prestasi Belajar Melalui Tutor Sebaya pada Peserta Didik Kelas … SD…

4. Meningkatkan Keberanian Bertanya Melalui Metode Kooperatif Learning di SD…

5. Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Melalui Belajar Kelompok pada Mata Pelajaran …
Kelas … SD…

6. Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Peserta Didik dalam Mengikuti Mata
Pelajaran …. Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement
Divisions) di SD…
7. Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Penerapan
Pembelajaran Model Problem Based Learning MataPelajaran…. di SD….
8. Upaya Peningkatan Kemampuan Peserta Didik dalam Pemahaman Konsep Melalui
Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme dan Kontekstual pada Mata Pelajaran …. di
SD….

9. Upaya peningkatan Kemampuan Peserta Didik dalam Pemecahan Masalah pada Mata
Pelajaran…. dengan penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri di SMP. 16

10. Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe


Jigsaw  di SD…..
Judul PTK harus memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1) ada masalah yang akan diteliti (variable Y);
2) ada tindakan untuk mengatasi masalah (variabel X);
3) ada subjek (siswa kelas ….);
4) lokasi yang spesifik (tempat & waktu penelitian).
Sedangkan pola judul dalam PTK adalah:
1) Penerapan X untuk Meningkatkan Y pada Mata Pelajaran … Kelas
Sekolah ….;
2) Upaya Meningkatkan Y Melalui X pada Mata Pelajaran …. Kelas …
Sekolah …;
3) Optimalisasi X untuk Meningkatkan Y pada Mata Pelajaran ….. Kelas ….
Sekolah …;
4) Peningkatan Y Melalui X pada Mata Pelajaran … Kelas … Sekolah; Dan
5) Peningkatan Y dengan Menerapkan X pada Mata Pelajaran …. Kelas
…. Sekolah

17
BAB III
KESIMPULAN

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan yang


menerapkan tindakan didalam kelas yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu atau dengan menggunakan aturan sesuai dengan
metodologi penelitian yang dilakukan dalam beberapa periode atau siklus
agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran
yang dilakukan bersama dikelas secara professional sehingga diperoleh
peningkatan pemahaman atau kualitas atau target yang telah ditentukan.
Bidang kajian Penelitian Tindakan Kelas yaitu berupa permasalahan yang
terjadi di dalam kelas, seperti kurangnya media pembelajaran, masalah
kurikulum, dan sebagainya.
Begitu pula dengan tema/ topik yang diangkat dalam Penelitian Tindakan
Kelas dari permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar sehari-hari. Berdasarkan masalah yang ditemukan tersebut,
dilakukan diagnosis faktor-faktor yang menjadi penyebabnya dan dirancang
alternatif tindakan untuk mengatasi permasalahan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sukardiyono, Totok. 2015. Pengertian, Tujuan, Manfaat, Karakteristik, Prinsip, dan


Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas. Diunggah pada tanggal 16 Maret
2020 pukul 15.45 WIB.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048521/pengabdian/makalah-ppm-ptk-
2015.pdf

Diakses dari : https://www.google.com/search?


q=PENELITIAN+TINDAKAN+KELAS+(CLASSROOM+ACTION+RESEARCH)
+Oleh+Bandi+Delphie+PENDAHULUAN&oq=PENELITIAN+TINDAKAN+KELAS+
(CLASSROOM+ACTION+RESEARCH)
+Oleh+Bandi+Delphie+PENDAHULUAN&aqs=chrome..69i57.1584j0j9&sourceid=
chrome&ie=UTF-8# (Pada tanggal 16 Maret 2020 pukul 16.01 WIB).

Subyantoro. 2019. PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Depok:PT RajaGrafindo


Persada.

Diakses dari: http://kaminsumardi.staf.upi.edu/files/2011/10/Penelitian-Tindakan-


Kelas.pdf (Pada Tanggal 16 Maret 2020, pada pukul 17.24 WIB).

19
Mulyasa, E. 2010.Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.

Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suyadi. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva press

20

Anda mungkin juga menyukai