Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KARAKTERISTIK, TUJUAN, MANFAAT DAN IDENTIFIKASI


MASALAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Penelitian Tindakan Kelas

Dosen :

M. IHSAN RAMADHANI, M.Pd

DISUSUN OLEH :

GUSNA FARIDAH ( 18862060041 )

MARLINA ( 18862060050 )

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS ACHMAD YANI

2021

1
Daftar Isi
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3

A. Latar Belakang.....................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah................................................................................................................3

PEMBAHASAN.............................................................................................................................4

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas..................................................................................4

B. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas..............................................................................6

1) Fokus peneliti Tindakan yang Praktis.............................................................................6

2) Pendidik- Peneliti memiliki kegiatan Praktis...................................................................7

3) Kolaborasi.........................................................................................................................7

4) Suatu proses yang dinamis...............................................................................................7

5) Suatu rencana Tindakan....................................................................................................7

6) Penelitian Bersama...........................................................................................................8

C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas.......................................................................................8

D. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas...................................................................................10

1) Manfaat bagi siswa dan pembelajaran............................................................................10

2) Manfaat bagi guru...........................................................................................................11

3) Manfaat bagi sekolah......................................................................................................11

4) Identifikasi Masalah.......................................................................................................13

5) Analisis Penyebab Terjadinya Masalah..........................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua orang pasti setuju bahwa kita harus selalu meningkatkan mutu
pembelajaran. Tapi bagaimanakah caranya? Ada pendapat yang cukup ekstrem,
sebagaimana pendapat Angelo (1991). menurutnya, seharusnya dunia pendidikan dapat
ditingkatkan kualitasnya dengan memanfaatkan hasil penelitian dalam bidang pendidikan
dan psikologi. Tetapi kenyataan yang terjadi adalah hasil-hasil penelitian kurang dapat
menjawab peningkatan kualitas pendidikan. Kenyataannya, bahwa para peneliti (dalam
penelitian non kelas) telah gagal menjawab persoalan-persoalan praktis yang dihadapi
guru di kelas. Para peneliti (penelitian non kelas) ini lebih tertarik kepada aspek publikasi
ilmiah hasil penelitiannya, dibandingkan dengan kegiatan mengaplikasikan temuannya
untuk peningkatan kualitas pendidikan. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Menurut
para pakar pendidikan, para peneliti tersebut di kegiatan penelitiannya hanya menjawab
persoalan-persoalan umum dalam dunia pendidikan, bukan untuk melakukan aplikasi-
aplikasi tertentu dalam kelas-kelas khusus. Itulah yang menyebabkan persoalan-
persoalan teknis (praktis) yang mendasar dalam dunia pendidikan masih tetap belum
terjawab.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari penelitian tindakan kelas (PTK) ?
2) Seperti apakah karakteristik penelitian tindakan kelas tersebut ? 
3) Apa tujuan dari peneliian tindakan kelas (PTK) ?
4) Apa manfaat dari penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut ?
5) Bagaimana identifikasi masalah penelitian Tidakan kelas?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action
Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui
akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama
kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang
selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave
Ebbutt dan lainnya.
Pada awalnya penelitian tindakan menjadi salah satu model penelitian yang
dilakukan pada bidang pekerjaan tertentu dimana peneliti melakukan pekerjaannya, baik
di bidang pendidikan, kesehatan maupun pengelolaan sumber daya manusia. Salah satu
contoh pekerjaan utama dalam bidang pendidikan adalah mengajar di kelas, menangani
bimbingan dan konseling, dan mengelola sekolah. Dengan demikian yang menjadi
subyek penelitian adalah situasi di kelas, individu siswa atau di sekolah. Para guru atau
kepala sekolah dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke tempat lain
seperti para peneliti konvensional pada umumnya.
Secara lebih luas penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang
berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan
masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau
akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat
penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh
hasil yang lebih baik.
Dengan semakin mantapnya psikologi kognitif yang mengedepankan aspek
konstruktivisme, para guru tidak lagi dianggap sekedar sebagai penerima pembaharuan
yang diturunkan dari atas, tetapi guru bertanggung jawab dan berperan aktif untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian tindakan
kelas dalam proses pembelajaran yang dikelolanya. Latar belakang itulah yang
melahirkan konsep PTK.[1]

4
Dalam konteks pekerjaan guru, maka penelitian tindakan yang dilakukannya
disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah
suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan
tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan
memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan
yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan
guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada
pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama juga.

Lain lagi dengan Kasihani (1999), yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan
dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan
untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalahan yang dialami
guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Pada pelaksanaannya, setiap masalah
yang diungkap dan dicarikan jalan keluar haruslah masalah yang benar-benar ada dan
nyata dialami oleh guru.Sedangkan menurut Suyanto (1997) secara singkat PTK dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan
persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang di alami guru.

Dari beberapa definisi sepertiyang telah dikemukakan dimuka maka ciri utama
dari penelitian tindakan adalah adanya intervensiatau perlakuan tertentu untuk perbaikan
kinerja dalam dunia nyata. Elliot (1982) mengatakan, “The fundamental aim of action
research is to improve practice rather than toproduce knowledge.
1. Nama PTK sudah menunjuk pada isinya yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah
kegiatan penelitian yang dilaksanakan di kelas. Ada tiga pengertian yang dapat
diterangkan:
Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati sebuah objek dengan

5
menggunakan cara tertentu dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi dalam peningkatan mutu suatu hal yang diminati.
2. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat dalam ruang kelas tetapipembelajaran yang lebih
spesifik yakni sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dari guru yang sama
pula.[3]
PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan,dan PTK
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, dsn
memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang telah dilakukan.[4]

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas merupakan suatu bentuk dari
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar
dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan
bersama dikelas secara profesional.

B. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas


PTK berbeda dengan penelitian formal, pada umumnya PTK memilki karateristik
sebagi berikut:

1) Fokus peneliti Tindakan yang Praktis

Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk menangani suatu


problematika actual pada setting pendidikan. Dengan demikian,para peneliti
penelitian tindakan mengkaji isu-isu praktis yang akan menghasilkan keuntungan
bagi pendidikan. Isu-isu ini dapat merupakan masalah dari seorang guru di dalam
kelas atau sebuah problematika yang melibatkan banyak pendidik dalam gedung
lembaga pendidikan.Ini biasa merupakan suatu  kebutuhan bagi suatu isu antara
sekolah dan masyarakat, sebuah isu dengan suatu kebijakan sekolah atau stuktur
yang menghambat kebebasan individu dan tindakan, atau suatu urusan individu di
kota-kota kecil dan kota-kota besar. Para peneltian tindakan tidak melakasanakan
benuk penelitian ini untuk memajukan pengetahuan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan akan tetapi untuk memecahkan suatu problem tersebut sifatnya
terapan.

6
2) Pendidik- Peneliti memiliki kegiatan Praktis

Dalam hal ini para peneliti tindakan terjun ke dalam penelitian


partisipatori atau penelitian self reflektif  di mana mereka mengalihkan
pendangan pengamatan mereka pada ruang kelas, sekolah , atau praktik-praktik
pendidikan mereka sendiri. Karena mereka mengkaji situasi mereka sendiri,
mereka merefleksikan tentang apa yang telah mereka pelajari suatu bentuk
pengembangan diri serta apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki
praktik-praktik pendidikan mereka. Dalam refleksi ini para peneliti tindakan
menimbang solusi yang berbeda-beda pada problema mereka dan belajar dari
menguji ide. Penelitian tindakan yang demikian telah disebut “suatu self refleksi
spiral”.

3) Kolaborasi

PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan bermitra deng pihak lain,


seperti teman sejawat. Jadi dalam PTK perlu ada partisipasi dari pihak lain yang
berperan sebagai pengamat. Hal ini diperlukan untuk mendukung objektivitas dari
hasil PTK. Kolabborasi dalam pelaksanaanny, seperti antara guru dengan rekan
sejawat, guru dengan kepala sekolah,guru dengan dosen ataupun guru dengn
pengawas.[10]

4) Suatu proses yang dinamis

Para peneliti PTK yang terjun ke dalam suatu proses yang dinamis
meliputi pengulangan kegiatan, seperti suatu ”spiral” dari beberapa kegiatan. Ide
penting ialah bahwa peneliti “spiral” kembali maju  mundur diantara refleksi atau
merenungkan suatu problema, pengumpulan data, dan tindakan suatu team
school-based, misalnya biasa mencoba beberapa tindakan setelah merefleksikan
atau merenungkan waktu yang paling baik bagi sekolah menengah atas untuk
memulai.

5) Suatu rencana Tindakan

7
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi suatu rencana tindakan. Pada
bebrapa poin di dalam proses kegiatan penelitian tersebut,peneliti PTK
merumuskan suatu rencana tindakan untuk merespon terhadap problema.
Perencanaan ini mungkin penting karena penyajian data terhadap penyandang
dana,membangun suatu program sebagai pilot proyek atau sebagai perintis,
menyediakan beberapa program yang sifatnya berkompetensi, atau
mengimplementasikan suatu agenda penelitian yang sedang berjalan untuk
menyelidiki praktik kegiatan yang baru. Ini bias merupakan suatu perencanaan
tertulis, formal atau diskusi-diskusi informal tentang bagaimana menjalankan, dan
ini mungkin melibatkan beberapa orang individu atau melibatkan seluruh
komunitas.

6) Penelitian Bersama

Tidak seperti penelitian tradisional bahwa para investigator melaporkan


dan diplubikasikan dalam juranl dan buku-buku para peneliti PTK melaporakn
hasil kegiatan penelitian mereka kepada para pendidi, yang selanjutnya segera
dapat menggunakan hasilnya.
Sedangkan menurut Mulyasa (2009), sedikitnya ada dua hal yang menjadi
karakteristik umum PTS. Pertama, masalah yang diangkat untuk dipecahkan,
harus berangkat dari praktik pendidikan nyata di sekolah tersebut. Kedua, Kepala
Sekolah atau pengawas dapat meminta bantuan orang lain untuk mengenal serta
mengelaborasi masalah yang akan dijadikan topik penelitian.[11]

C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan kesadaran akan adanya


permasalahan yang dirasakan mengganggu, yang dianggap menghalangi pencapaian
tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan
atau hasil belajar pserta didik, dan atau implementasi sesuatu program sekolah. Bertolak
dari kesadaran mengenai adanya permasalahan tersebut, yang besar kemungkian masih
tergambarkan secara kabur, guru kemudian menetapkan fokus permasalahan secara lebih
tajam kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis
dan atau melakukan kajian pustaka yang relevan.

8
Kunandar (2008), dalam bukunya “Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Pengembangan Profesi Guru” , menyatakan bahwa tujuan dari PTK adalah
sebagai berikut:
1) Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dipahami
langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar,
meningkatkan profesinalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik
dikalangan guru.
2) Peningkatan kualitas praktik pembelajaran dikelas secara terus-menerus mengingat
masyarakat berkembang secara cepat.
3) Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini mulai dicapai melalui peningkatan proses
pembelajaran.
4) Sebagai alat training in service, yang memperlengkapi guru dengan skill dan
metode baru,mempertajamkekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran
dirinya.
5) Sebagai alat untuk lebih inovatif terhadap pembelajaran.
6) Peningkatan mutu hasilpendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas
dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan motivasi
belajar siswa.
7) Meningkatkan sifat profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
8) Menubuh kembangkan budaya akademik dilingkungan akademik.
9) Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan dan perbaikan
prosespembelajaran disamping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil
pendidikan juga untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya
yang terintegrasi di dalamnya.[5]

Jika perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran dapat terwujud dengan baik
berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, menurut Suyanto (1999) ada tujuan penyerta
yang juga dapat dicapai sekaligus dalam kegiatan penelitian itu. Tujuan penyerta yang
dapat dicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan oleh guru selama proses
penelitian tindakan kelas dilakukan. Ini dapat terjadi karena tujuan utama dari penelitian
tindakan kelas adalah perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran.
Artinya, dengan penelitian tindakan kelas itu guru sekaligus banyak berlatih
mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif yang telah dipilihnya sebagai upaya untuk
meningkatkan layanan pembelajaran. Di sini guru akan lebih banyak mendapatkan

9
pengalaman tentang keterampilan praktik pembelaj aran secara reflektifdaripada ilmu
baru dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan itu. Dalam konteks pengalaman
latihan guru ini, Borg (1996) menegaskan bahwa tujuan utama penelifian tindakan adalah
untuk pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan
pembelajaranyang dihadapi guru di kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk
pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.[6]
McNiff (1992) menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya PTK adalah
untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini terkait dengan memiliki konteks dengan proses
pembelajaran. Jika tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan
professional pendidik dalam menangani proses belajar, Mengajar, bagaimana tujuan
ituudapat di capai ? Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan
alternative dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, fokus
penelitian penelitian tindakan kelas terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang
direncanakan oleh pendidik, kemudian dicobakan dan selanjutnyadievaluasi.

Adapun tujuan penyerta penelitian tindakan kelas yang dapat dicapai adalah:
1) Terjadinya proses latihan dalan jabatan selama proses penelitian itu berlangsung.
2) Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka dan jujur dalam
pembelajaran.
3) Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan
pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.[7]

D. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas


Dari penjelasan di atas, tentu telah mengenal bahwa dalam PTK ada 3 (tiga)
komponen yang harus menjadi sasaran utama PTK, yaitu siswa / pembelajaran, guru dan
skolah. Tiga komponen itulah yang akan menerima manfaat dari PTK.

1) Manfaat bagi siswa dan pembelajaran

Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses


pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep dan lain-lain) akan dengan cepat dianalisis
dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut.
Jika kelasalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah
dilaksanakan, menarik dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Ini

10
menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan haisl
belajar siswa. Kuduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan
kemauan untuk melakukan PTK.

2) Manfaat bagi guru

Beberapa manfaat PTK bagi guru antara lain:


a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu
kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Keberhasilan
dalam perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena ia telah
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran
yang dikelolanya.
b. Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya
secara professional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri dan mampu
memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi
hanya seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan
selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu ingin
melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif
c. Melakukan PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya
menjadi penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri
berperan sebagai perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan
dapat menghasilkan teori-teori dan praktik pembelajaran
d. Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi
diri, melakukan evaluasi diri dan menganalisis kinerjanya sendiri dalam kelas,
tentu saja akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan dan tantangan
pembelajaran dan pendidikan masa depan dan mengembangkan alternative
masalah / kelemahan yang ada pada dirinya dalam pembelajaran. Guru yang
demikian adalah guru yang memiliki kepercayaan diri yang kuat.[8]

3) Manfaat bagi sekolah

Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan


atau perbaikan kinerjanya secara professional, maka sekolah tersebut akan berkembang

11
pesat. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk
mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki
keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh
manfaat yang besar, karena meningkatkan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas
pendidikan di sekolah tersebut.
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan
pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan
peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan
meningkatkan tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan praktik dan pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.

Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanaan penelitian
tindakan kelas itu terkait komponen pembelajaran antara lain:
 Inovasi pembelajaran.
 Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan tingkat kelas.
 Peningkatan profesionalisme guru.[9]
Dari beberapa penjelasan diatas, maka adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Secara umum, yaitu :
a. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk
meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat
menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain
disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
b. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis
artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan
karir guru.
c. Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam satu
sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah
pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
d. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program
pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini
memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.

12
e. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan , kegairahan, ketertarikan,
kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas
yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat meningkatkan.
f. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang,
nyaman, menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan
atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih
secara sungguh-sungguh.

4) Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan langkah awal yang harus dilakukan guru dalam
melaksanakan PTK. Dalam mengidentifikasi masalah, guru harus melakukan refleksi
terhadap kondisi, proses, dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Melalui kegiatan
refleksi guru dapat mengidentifikasi berbagai masalah dalam pembelajaran dan
memecahkan masalah tersebut.
Agar mudah dalam melakukan identifikasi masalah pembelajaran, guru dapat
menggunakan pertanyaan pemandu, seperti berikut:
Masalah apa yang sering dihadapi guru dalam pembelajaran di kelas yang
mendesak untuk dipecahkan?
1. Apakah siswa telah menguasai kompetensi dasar yang diajarkan?
2. Apakah siswa telah menguasai keterampilan yang diharapkan dalam pembelajaran?
3. Apakah siswa telah memahami materi yang diajarkan secara tuntas?
4. Apakah tugas-tugas yang diberikan oleh guru dapat dikerjakan dengan baik?
5. Apakah siswa aktif dalam proses pembelajaran?
6. Apakah interaksi kelas berlangsung secara kondusif?
7. Apakah soal-soal tes dikerjakan dengan baik oleh seluruh siswa.
8. Apakah siswa secara tertib mengikuti pelajaran di kelas?
9. Apakah aktivitas diskusi dapat terselenggara dengan baik?
10. Apakah aktivitas pembelajaran menarik minat siswa?
11. Apakah siswa memperhatikan secara baik dalam proses pembelajaran?
Dalam praktik nyata kegiatan pembelajaran di kelas, guru sering menghadapi
berbagai masalah atau kasus. Kasus-kasus tersebut diantaranya adalah:
1. Proses belajar terganggu
2. Kelancaran belajar kurang optimal

13
3. Tugas siswa tidak terselesaikan
4. Siswa pasif di kelas
5. Siswa ramai di kelas, bahkan sering membolos
6. Hasil tes siswa jelek
7. Motivasi belajar rendah

5) Analisis Penyebab Terjadinya Masalah

Dalam kegiatan pembelajaran, siswa berperan sebagai subjek belajar. Sebagai


subjek belajar, siswa memerlukan bimbingan dan arahan dari pengajar agar mampu
melaksanakan pembelajaran dengan baik.
Jika dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa mengalami kesulitan atau kendala
dalam mencapai target pembelajaran, dapat dipastikan ada kesenjangan atau faktor
penyebab yang membuat pembelajaran itu tidak berjalan dengan baik.

Untuk menyelesaikan dan mengatasi masalah pembelajaran, perlu dilakukan


analisis faktor penyebab terjadinya masalah. Faktor penyebab masalah pembelajaran
harus ditemukan dan diminimalkan.

Untuk menemukan faktor penyebab masalah pembelajaran, dapat digunakan


pertanyaan pemandu. Pertanyaan pemandu dapat dicontohkan sebagai berikut:

Mengapa masalah tersebut terjadi?


a) Apakah masalah tersebut disebabkan oleh media atau perangkat pembelajaran yang
kurang tepat?
b) Apakah bahan pembelajaran yang dipilih tidak sesuai dengan minat siswa?
c) Apakah metode yang digunakan dalam pembelajaran tidak menarik minat siswa?
d) Apakah model pembelajaran yang digunakan monoton?
e) Apakah interaksi kelas kurang menyenangkan?
f) Apakah guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih?
g) Apakah tugas-tugas yang diberikan guru kurang menantang proses berfikir siswa?
h) Apakah guru juga menggunakan materi lain selain materi pembelajaran yang ada
dalam buku paket?
i) Apakah guru juga memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar?

14
j) Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kerja
kelompok?
k) Apakah guru memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar?
l) Apakah guru memberikan bimbingan atau tutorial pada setiap individu siswa?
m) Apakah guru pernah mengajak siswa untuk mengadakan pengamatan langsung pada
objek atau benda-benda yang ada disekitar kelas?

masalah ini lebih fokus pada kekurangan atau kelemahan yang dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran. Sehingga guru dapat menemukan pola dan strategi pembelajaran
yang lebih baik dari yang pernah dilakukan sebelumnya sehingga dapat memperbaiki
kualitas dan mutu pembelajaran.

15
DAFTAR PUSTAKA

 Aqib, Zainal. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. YRAMA WIDYA, 2006

 Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2011

 As’adie, Basuki. Desain Pembelajaran Berbasis Penelitian Tindakan Kelas. Ponorogo:

STAIN Ponorogo Press, 2009

 Daryanto. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta Contoh-

Contohnya. Yogyakarta: Gava Media, 2011

 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja

Grafindo,2011

 Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi

Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008

 Mulyasa. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009

Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2011

16

Anda mungkin juga menyukai