Dosen :
DISUSUN OLEH :
MARLINA ( 18862060050 )
2021
1
Daftar Isi
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................4
3) Kolaborasi.........................................................................................................................7
6) Penelitian Bersama...........................................................................................................8
4) Identifikasi Masalah.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua orang pasti setuju bahwa kita harus selalu meningkatkan mutu
pembelajaran. Tapi bagaimanakah caranya? Ada pendapat yang cukup ekstrem,
sebagaimana pendapat Angelo (1991). menurutnya, seharusnya dunia pendidikan dapat
ditingkatkan kualitasnya dengan memanfaatkan hasil penelitian dalam bidang pendidikan
dan psikologi. Tetapi kenyataan yang terjadi adalah hasil-hasil penelitian kurang dapat
menjawab peningkatan kualitas pendidikan. Kenyataannya, bahwa para peneliti (dalam
penelitian non kelas) telah gagal menjawab persoalan-persoalan praktis yang dihadapi
guru di kelas. Para peneliti (penelitian non kelas) ini lebih tertarik kepada aspek publikasi
ilmiah hasil penelitiannya, dibandingkan dengan kegiatan mengaplikasikan temuannya
untuk peningkatan kualitas pendidikan. Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Menurut
para pakar pendidikan, para peneliti tersebut di kegiatan penelitiannya hanya menjawab
persoalan-persoalan umum dalam dunia pendidikan, bukan untuk melakukan aplikasi-
aplikasi tertentu dalam kelas-kelas khusus. Itulah yang menyebabkan persoalan-
persoalan teknis (praktis) yang mendasar dalam dunia pendidikan masih tetap belum
terjawab.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari penelitian tindakan kelas (PTK) ?
2) Seperti apakah karakteristik penelitian tindakan kelas tersebut ?
3) Apa tujuan dari peneliian tindakan kelas (PTK) ?
4) Apa manfaat dari penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut ?
5) Bagaimana identifikasi masalah penelitian Tidakan kelas?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Dalam konteks pekerjaan guru, maka penelitian tindakan yang dilakukannya
disebut Penelitian Tindakan Kelas, dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah
suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan
tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan
memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan
yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan
guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada
pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama juga.
Lain lagi dengan Kasihani (1999), yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan
dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan
untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawab atas permasalahan yang dialami
guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Pada pelaksanaannya, setiap masalah
yang diungkap dan dicarikan jalan keluar haruslah masalah yang benar-benar ada dan
nyata dialami oleh guru.Sedangkan menurut Suyanto (1997) secara singkat PTK dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan
tindakan-tindakan tertentu, untuk memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK terkait erat dengan
persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang di alami guru.
Dari beberapa definisi sepertiyang telah dikemukakan dimuka maka ciri utama
dari penelitian tindakan adalah adanya intervensiatau perlakuan tertentu untuk perbaikan
kinerja dalam dunia nyata. Elliot (1982) mengatakan, “The fundamental aim of action
research is to improve practice rather than toproduce knowledge.
1. Nama PTK sudah menunjuk pada isinya yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah
kegiatan penelitian yang dilaksanakan di kelas. Ada tiga pengertian yang dapat
diterangkan:
Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati sebuah objek dengan
5
menggunakan cara tertentu dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi dalam peningkatan mutu suatu hal yang diminati.
2. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat dalam ruang kelas tetapipembelajaran yang lebih
spesifik yakni sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dari guru yang sama
pula.[3]
PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan,dan PTK
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, dsn
memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang telah dilakukan.[4]
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas merupakan suatu bentuk dari
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar
dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan
bersama dikelas secara profesional.
6
2) Pendidik- Peneliti memiliki kegiatan Praktis
3) Kolaborasi
Para peneliti PTK yang terjun ke dalam suatu proses yang dinamis
meliputi pengulangan kegiatan, seperti suatu ”spiral” dari beberapa kegiatan. Ide
penting ialah bahwa peneliti “spiral” kembali maju mundur diantara refleksi atau
merenungkan suatu problema, pengumpulan data, dan tindakan suatu team
school-based, misalnya biasa mencoba beberapa tindakan setelah merefleksikan
atau merenungkan waktu yang paling baik bagi sekolah menengah atas untuk
memulai.
7
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi suatu rencana tindakan. Pada
bebrapa poin di dalam proses kegiatan penelitian tersebut,peneliti PTK
merumuskan suatu rencana tindakan untuk merespon terhadap problema.
Perencanaan ini mungkin penting karena penyajian data terhadap penyandang
dana,membangun suatu program sebagai pilot proyek atau sebagai perintis,
menyediakan beberapa program yang sifatnya berkompetensi, atau
mengimplementasikan suatu agenda penelitian yang sedang berjalan untuk
menyelidiki praktik kegiatan yang baru. Ini bias merupakan suatu perencanaan
tertulis, formal atau diskusi-diskusi informal tentang bagaimana menjalankan, dan
ini mungkin melibatkan beberapa orang individu atau melibatkan seluruh
komunitas.
6) Penelitian Bersama
8
Kunandar (2008), dalam bukunya “Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Pengembangan Profesi Guru” , menyatakan bahwa tujuan dari PTK adalah
sebagai berikut:
1) Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dipahami
langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar,
meningkatkan profesinalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik
dikalangan guru.
2) Peningkatan kualitas praktik pembelajaran dikelas secara terus-menerus mengingat
masyarakat berkembang secara cepat.
3) Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini mulai dicapai melalui peningkatan proses
pembelajaran.
4) Sebagai alat training in service, yang memperlengkapi guru dengan skill dan
metode baru,mempertajamkekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran
dirinya.
5) Sebagai alat untuk lebih inovatif terhadap pembelajaran.
6) Peningkatan mutu hasilpendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas
dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatkan motivasi
belajar siswa.
7) Meningkatkan sifat profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
8) Menubuh kembangkan budaya akademik dilingkungan akademik.
9) Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan dan perbaikan
prosespembelajaran disamping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil
pendidikan juga untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya
yang terintegrasi di dalamnya.[5]
Jika perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran dapat terwujud dengan baik
berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, menurut Suyanto (1999) ada tujuan penyerta
yang juga dapat dicapai sekaligus dalam kegiatan penelitian itu. Tujuan penyerta yang
dapat dicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan oleh guru selama proses
penelitian tindakan kelas dilakukan. Ini dapat terjadi karena tujuan utama dari penelitian
tindakan kelas adalah perbaikan dan peningkatan layanan pembelajaran.
Artinya, dengan penelitian tindakan kelas itu guru sekaligus banyak berlatih
mengaplikasikan berbagai tindakan alternatif yang telah dipilihnya sebagai upaya untuk
meningkatkan layanan pembelajaran. Di sini guru akan lebih banyak mendapatkan
9
pengalaman tentang keterampilan praktik pembelaj aran secara reflektifdaripada ilmu
baru dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan itu. Dalam konteks pengalaman
latihan guru ini, Borg (1996) menegaskan bahwa tujuan utama penelifian tindakan adalah
untuk pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan
pembelajaranyang dihadapi guru di kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk
pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.[6]
McNiff (1992) menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya PTK adalah
untuk perbaikan. Kata perbaikan di sini terkait dengan memiliki konteks dengan proses
pembelajaran. Jika tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan
professional pendidik dalam menangani proses belajar, Mengajar, bagaimana tujuan
ituudapat di capai ? Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan
alternative dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, fokus
penelitian penelitian tindakan kelas terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang
direncanakan oleh pendidik, kemudian dicobakan dan selanjutnyadievaluasi.
Adapun tujuan penyerta penelitian tindakan kelas yang dapat dicapai adalah:
1) Terjadinya proses latihan dalan jabatan selama proses penelitian itu berlangsung.
2) Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka dan jujur dalam
pembelajaran.
3) Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan
pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.[7]
10
menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan haisl
belajar siswa. Kuduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan
kemauan untuk melakukan PTK.
11
pesat. Sekolah tidak akan berkembang, jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk
mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki
keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh
manfaat yang besar, karena meningkatkan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas
pendidikan di sekolah tersebut.
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan
pendidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan
peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan
meningkatkan tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan praktik dan pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.
Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanaan penelitian
tindakan kelas itu terkait komponen pembelajaran antara lain:
Inovasi pembelajaran.
Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan tingkat kelas.
Peningkatan profesionalisme guru.[9]
Dari beberapa penjelasan diatas, maka adapun manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Secara umum, yaitu :
a. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan guru untuk
meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat
menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan, antara lain
disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
b. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis
artikel ilmiah di kalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung profesionalisme dan
karir guru.
c. Mampu mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam satu
sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah
pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
d. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program
pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini
memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.
12
e. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan , kegairahan, ketertarikan,
kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas
yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat meningkatkan.
f. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang,
nyaman, menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan
atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih
secara sungguh-sungguh.
4) Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan langkah awal yang harus dilakukan guru dalam
melaksanakan PTK. Dalam mengidentifikasi masalah, guru harus melakukan refleksi
terhadap kondisi, proses, dan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Melalui kegiatan
refleksi guru dapat mengidentifikasi berbagai masalah dalam pembelajaran dan
memecahkan masalah tersebut.
Agar mudah dalam melakukan identifikasi masalah pembelajaran, guru dapat
menggunakan pertanyaan pemandu, seperti berikut:
Masalah apa yang sering dihadapi guru dalam pembelajaran di kelas yang
mendesak untuk dipecahkan?
1. Apakah siswa telah menguasai kompetensi dasar yang diajarkan?
2. Apakah siswa telah menguasai keterampilan yang diharapkan dalam pembelajaran?
3. Apakah siswa telah memahami materi yang diajarkan secara tuntas?
4. Apakah tugas-tugas yang diberikan oleh guru dapat dikerjakan dengan baik?
5. Apakah siswa aktif dalam proses pembelajaran?
6. Apakah interaksi kelas berlangsung secara kondusif?
7. Apakah soal-soal tes dikerjakan dengan baik oleh seluruh siswa.
8. Apakah siswa secara tertib mengikuti pelajaran di kelas?
9. Apakah aktivitas diskusi dapat terselenggara dengan baik?
10. Apakah aktivitas pembelajaran menarik minat siswa?
11. Apakah siswa memperhatikan secara baik dalam proses pembelajaran?
Dalam praktik nyata kegiatan pembelajaran di kelas, guru sering menghadapi
berbagai masalah atau kasus. Kasus-kasus tersebut diantaranya adalah:
1. Proses belajar terganggu
2. Kelancaran belajar kurang optimal
13
3. Tugas siswa tidak terselesaikan
4. Siswa pasif di kelas
5. Siswa ramai di kelas, bahkan sering membolos
6. Hasil tes siswa jelek
7. Motivasi belajar rendah
14
j) Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kerja
kelompok?
k) Apakah guru memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar?
l) Apakah guru memberikan bimbingan atau tutorial pada setiap individu siswa?
m) Apakah guru pernah mengajak siswa untuk mengadakan pengamatan langsung pada
objek atau benda-benda yang ada disekitar kelas?
masalah ini lebih fokus pada kekurangan atau kelemahan yang dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran. Sehingga guru dapat menemukan pola dan strategi pembelajaran
yang lebih baik dari yang pernah dilakukan sebelumnya sehingga dapat memperbaiki
kualitas dan mutu pembelajaran.
15
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. YRAMA WIDYA, 2006
Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2011
Daryanto. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta Contoh-
Grafindo,2011
16