Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Tindakan Kelas PTK


Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal
dan ramai dibicarakan di dunia pendidikan. Istilah dalam Bahasa Inggris adalah
Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi
yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan
di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut.
1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu
suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu.
3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian
yang lebih spesifik. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dan dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungan bahasa pengertian tiga kata inti, yaitu: penelitian,
tindakan, dan kelas. Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelasmerupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.
Dalam PTK, peneliti/guru dapat melihat sendiri praktik pembelajaran atau
bersama guru lain ia dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari
segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Dalam PTK guru secara
reflektif dapat menganalisis, mensintesis terhadap apa yang telah dilakukan di
kelas. Dalam hal ini berarti dengan melakukan PTK, pendidik dapat
memperbaiki praaktik-praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif.
Pada intinya, PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya
muncul di kelas, dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga
sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan penelitian tindakan
kelasdiperoleh dari persepsi atau lamunan seorang peneliti. Jadi, agak sulit di
terima jika dosen meneliti tanpa kolaborasi dengan guru melakukan PTK di
SD/SMP/SMA. Maka dari itu dapat diartika bahwa penelitian tindakan sebagai
suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif, dan
spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja,
proses, isi, kompetensi, dan situasi.
Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan
(planing), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi
proses dan hasil tindakan (observation and evaluation). Dan melakukan
refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang
diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan), sebagaimana gambar Spiral/siklus
penelitian tindakan kelas, berikut:
Berikut beberapa hal yang perlu dipahami tentang penelitian tindakan kelas:
1. PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan
melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan
pembelajaran.
2. PTK adalah partisitori, melibatkan orang yang melakukan kegiatan untuk
meningkatkan praktiknya sendiri.
3. PTK dikembangkan melalui self-reflective spiral; a spiral of cycles of
planning, acting, observing, reflecting, the re-planning.
4. PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung
untuk mengkaji praktik pembelajaran dan, mengembangkan pemahaman
tentang makna tindakan.
5. PTK menumbuhkan kesadaran diri mereka untuk berpartisipasi dan
berkolaborasi dalam seluruh tahapan PTK.
6. PTK adalah proses belajar yang sistematis, dalam proses tersebut
menggnakan kecerdasan kritis membangun komitmen melakukan tindakan.
7. PTK memerlukan orang untuk membangun teori dengan praktik mereka
(guru).
8. PTK memerlukan gagasan dan asumsi ke dalam praktik untuk mengkaji
secara sistematis bukti yang menantangnya (memberikan hipotesis
tindakan).
9. PTK memungkinkan kita untuk memberikan rasional justifikasi tentang
pekerjaan kita terhadap orang lain dan membuat orang menjadi kritis dan
analisis.

PTK merupakan singkatan dari Penelitian Tindakan Kelas, yang


merupakan sebuah penelitian praktis yang bertujuan untuk memperbaiki
pembelajaran di kelas. Guru tentunya lebih mengenali apa saja masalah-
masalah yang terjadi selama pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas ini juga dapat diartikan sebagai proses
pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri, dalam
upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai
tindakan yang terencana dalam situasi nyata, serta menganalisis setiap
pengaruh dari perlakuan tersebut.
Selain pengertian umum di atas, PTK juga didefinisikan secara lebih
spesifik oleh beberapa tokoh dari beberapa sumber buku:
1. Menurut Aqib (2011), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
2. Menurut Arikunto, dkk (2006), penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pengamatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
3. Menurut O’Brien (Mulyatiningsih, 2011), penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan pada sekelompok orang (siswa) yang identifikasi
permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan
untuk mengatasinya.
4. Menurut Supardi (2006), penelitian tindakan kelas merupakan penelitian
yang mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan
meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di kelas
dengan melihat kondisi siswa.
Dari beberapa penjelasan PTK menurut ahli, dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah suatu kajian dalam bentuk penelitian yang
bersifat reflektif. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan
pada keseharian siswa yang kemudian diberikan perlakuan tertentu sehingga
didapatkan hasil yang diharapkan akan lebih baik dari sebelumnya.

B. Tujuan PTK
Tujuan PTK adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan
masalah pembelajaran di sekolah.
Penelitian Tindakan Kelas biasanya dilakukan oleh guru. Tujuan PTK ini
adalah untuk meningkatkan pembelajaran di kelasnya.
Tujuan PTK membuat seorang guru memiliki peran ganda, yaitu sebagai
guru dan sebagai peneliti.
Guru harus menyelesaikan masalah pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas praktek pembelajaran di kelasnya, dan juga harus menghasilkan karya
ilmiah yang berupa strategi pembelajaran inovatif yang bisa dimanfaatkan oleh
guru-guru lain yang memiliki masalah serupa.
Secara lebih terperinci, tujuan PTK sebagai berikut:

 Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan


guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.
 Memperbaiki dan meningkatkan kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru.
 Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di
kelas agar pembelajaran bermutu.
 Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru untuk memecahkan masalah-
masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas
yang diajarnya.
 Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi
pembelajaran (misalnya pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat
dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
 Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran
untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.
 Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian
agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-
mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.

C. Karakteristik dan Prinsip Penelitian Tindakan Kelas 


Karakteristik utama penelitian tindakan kelas adalah adanya partisipasi
dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian
tindakan kelas harus menunjukkan adanya perubahan ke arah perbaikan dan
peningkatan secara positif. Apabila dengan tindakan justru membawa
kelemahan, penurunan atau perubahan negatif, berarti hal tersebut menyalahi
karakter penelitian tindakan kelas. Adapun karakteristik yang menunjukkan ciri
dari penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1. Inkuiri reflektif. Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan
pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi oleh guru dan siswa. Jadi, kegiatan
penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas (practise driven) dan
pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi (action
driven). 
2. Kolaboratif. Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat
dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi ia harus berkolaborasi
dengan siswa. Penelitian tindak kelas merupakan upaya bersama dari berbagai
pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan.
3. Reflektif. Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khas khusus, yaitu sikap
reflektif yang berkelanjutan. Berbeda dengan pendekatan penelitian formal,
yang sering mengutamakan pendekatan empiris eksperimental, penelitian
tindakan kelas lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil
penelitian.

Penelitian tindakan kelas dapat berjalan dengan baik apabila dalam


perencanaan dan pelaksanaannya menerapkan enam prinsip, yaitu sebagai
berikut (Hopkins, 1993):
1. Tugas pertama dan utama guru di sekolah adalah mengajar siswa sehingga
apapun metode penelitian tindakan kelas yang akan diterapkan tidak akan
mengganggu komitmen sebagai pengajar. 
2. Metode pengumpulan data yang di gunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses
pembelajaran. 
3. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga memungkinkan
guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara cukup
meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi
kelasnya dan memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab
hipotesis yang di kemukakannya. 
4. Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan
masalah yang merisaukannya. Bertolak dari tanggung jawab profesionalnya,
guru sendiri memiliki komitmen yang diperlukan sebagai motivator intrinsik
bagi guru untuk bertahan dalam pelaksanaan kegiatan yang jelas-jelas
menuntut lebih dari yang sebelumnya diperlukan dalam rangka pelaksanaan
tugas-tugas pengajarnya. 
5. Dalam menyelenggarakan penelitian tindakan kelas, guru harus selalu
bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang
berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karena selain
melibatkan anak-anak, penelitian tindakan kelas juga hadir dalam suatu
konteks organisasional sehingga penyelenggaraannya harus mengindahkan
tata krama kehidupan berorganisasi. 
6. Kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas sejauh mungkin digunakan classroom
excedding perspektive, artinya permasalahan tidak dilihat terbatas dalam
konteks dalam kelas atau mata pelajaran tertentu,melainkan dalam
perspektif yang lebih luas ini akan berlebih-lebih lagi terasa urgensinya
apabila dalam suatu penelitian tindakan kelas terlibat dari seorang pelaku.

D. Unsur-unsur Penelitian Tindakan Kelas


1) Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan
sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/
laboratorium atau bengkel, maupun ketika sedang asyik mengerjakan
pekerjaan rumah di dalam hati, atau ketika mereka sedang mengikuti kerja
bhakti di luar sekolah.
2) Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di
kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata., atau
ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
3) Unsur materi pelajaran, dapat dicermati urutan materi tersebut ketika
disajikan kepada siswa, meliputi pengorganisasiannya, cara penyajiannya,
atau pengaturannya.
4) Unsur peralatan atau sarana pendidikan, meliputi peralatan, baik yang
dimiliki oleh siswa secara perorangan, peralatan yang disediakan oleh
sekolah, ataupun peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas.
5) Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik
tujuan yang harus di capai melalui pembelajaran, baik susunan maupun
tingkat pencapaian. Oleh karena hasil belajar merupakan produk yang harus
ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain.
6) Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang
melingkungi siswa dirumahnya. Informasi tentang lingkungan ini dikaji
bukan untuk dilakukan camput tangan, tetapi digunakan sebagai
pertimbangan dan bahan untuk pembahasan.
7) Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga
mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Yang digolongkan
sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika
guru memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan, tempat
duduk siswa, penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa dan
sebagainya.

E. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas 


Menurut Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas diawali dengan
perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi
dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation and evaluation).
Sedangkan prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas terdiri atas empat
komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau
peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Gambar dan
penjelasan langkah-langkah penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

1. Perencanaan (Planning), yaitu persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan


Penellitian Tindakan Kelas, seperti: menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dan pembuatan media pembelajaran. 
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan
dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan serta
prosedur tindakan yang akan diterapkan. 
3. Observasi (Observe), Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan
semua rencana yang telah dibuat dengan baik, tidak ada penyimpangan-
penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan observasi dapat dilakukan dengan
cara memberikan lembar observasi atau dengan cara lain yang sesuai dengan
data yang dibutuhkan. 
4. Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi
atau hasil yang diperoleh atas yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan
yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan diketahui perubahan yang
terjadi. Bagaimana dan sejauh mana tindakan yang ditetapkan mampu
mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara signifikan. Bertolak dari
refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan dalam bentuk replanning dapat
dilakukan.

F. Model-model Penelitian Tindakan Kelas 


Menurut Mulyatiningsih (2011), terdapat empat model penelitian
tindakan kelas, yaitu:

a. Model Kurt Lewin 


Menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model
Penelitian Tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena
dialah yang pertama kali memperkenalkan action research atau penelitian
tindakan. Konsep model ini terdiri dari empat komponen (siklus), yaitu:
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

b. Model Riel 
Model PTK ini membagi proses penelitian tindakan menjadi beberapa
tahap, yaitu: studi dan perencanaan, pengambilan tindakan, pengumpulan
dan analisis kejadian, refleksi. Untuk mengatasi masalah diperlukan studi
dan perencanaan. Masalah ditentukan berdasarkan pengalaman empiris yang
ditemukan sehari-hari. Setelah masalah teridentifikasi kemudian
direncanakan tindakan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan dan
mampu dilakukan oleh peneliti. Perangkat pendukung tindakan (media,
RPP) disiapkan pada tahap perencanaan. Tahap berikutnya pelaksanaan
tindakan, kemudian mengumpulkan data/informasi dan menganalisis. Hasil
evaluasi kemudian dianalisis, dievaluasi dan ditanggapi. Kegiatan dilakukan
sampai masalah bisa diatasi.

c. Model Kemmis dan Taggart 


Menurut Kemiss dan Taggart (1988)prosedur penelitian terdiri dari
empat tahap kegiatan pada satu putaran (siklus), yaitu: perencanaan-
tindakan dan observasi-refleksi. Model ini sering diacu oleh para peneliti.
Kegiatan tindakan dan observasi digabung dalam satu waktu. Hasil
observasi direfleksi untuk menentukan kegiatan berikutnya. Siklus
dilakukan terus menerus sampai peneliti puas, masalah terselesaikan dan
hasil belajar maksimum.

d. Model DDAER 
Desain lengkap PTK disingkat DDAER (diagnosis, design, action and
observation). Dalam penelitian ini hal yang pertama dilakukan bukan
diagnosis masalah sebelum tindakan diagnosis penelitian. Diagnosis
masalah ditulis dalam latar belakang masalah. Kemudian peneliti
mengidentifikasi tindakan dan memilih salah satu tindakan untuk
menyelesaikan masalah.

Anda mungkin juga menyukai