Anda di halaman 1dari 8

ESSAY ILMIAH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : Hadiyanto, S.Pd, M. Ed, Ph.D

Rahmadhan Hasyim
NIM. P2A619002

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


UNIVERSITAS JAMBI
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. PENDAHULUAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Class Acion Research merupakan hasil
perkembangan action research (AR) yang akhir-akhir ini menjadi pilihan
penelitian bagi sebagian guru-guru di Indonesia. Meskipun metode penelitian
ini tergolong baru, namun PTK langsung popular dalam dunia pendidikan. Hal
ini disebabkan dari siifat PTK itu sendiri yang sangat praktis dan realistis
memungkinkan guru menggunakannya untuk meneliti dan memperbaiki
masalah-masalah menarik yang terjadi di kelas atau sekolah masing-masing.
Berbagai hasil penelitian (seperti Mills, 2003; Johnson, 2005; dan Tomal,
2005) menunjukkan PTK adalah sebuah upaya yang prospektif dan efektif
untuk mengembangkan profesionalisme guru, karena dengan metode ini guru
dapat menguji penerapan sebuah strategi pembelajaran baru, menilai suatu
kurikulum baru, atau mengevaluasi metode pengajaran yang ada. Schmuck
(1997: 28) mendeifinisikan penelitian tindakan sebagai satu upaya untuk
“mempelajari situasi nyata sekolah dengan tujuan menigkatkan kualitas aksi
dan hasil di dalamnya”.
Hasil-hasil penelitian lain (Ferrance, 2000) menunjukkan keterlibatan
pendidik dalam Penelitian Tindakan Kelas mendorong mereka kearah
perubahan positif, yang dibuktikan dengan perbaikan dalam teknik mengajar,
refleksi diri, dan pembelajaran menyeluruh yang meningkatkan praktik
pembelajaran di kelas.
Penelitian Tindakan Kelas atau biasa disebut PTK atau dalam bahasa
Inggris disebut Classroom Action Research (CAR) adalah sebuah penelitian
tindakan (Action Research) yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan
tujuan memperbaiki mutu pembelajaran di dalam kelas (Wardani dkk, 2004;
Arikunto, S., 2006; Suhardjono, 2006). Apabila kita cermati ketiga kata dari
Penelitian Tindakan Kelas , pengertian ketiga kata itu adalah (Arikunto, S.,
2006): 1) Penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi
yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
atau penting bagi peneliti. 2) Tindakan menunjuk pada suatu kegiatan yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. 3) Kelas, pengertian kelas disini
tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi sekelompok siswa dalam
waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
B. PENGERTIAN PTK
Istilah PTK berasal dari bahasa Inggris Classroom Action Research—
sebuah  pengkajian yang dilakukan oleh guru untuk memahami dan
memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan pembelajaran di
kelas atau sekolah. memecahkan masalah-masalah praktis dalam sebuah kelas,
seperti persoalan disiplin maupun performa siswa.
Beberapa definisi penelitian tindakan kelas menurut beberapa ahli, yaitu :
a. Sanford (1970) & Kemmis (1993) dalam I Gede Harja Subrata:
Penelitian tindakan sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur
ulang dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau
situasi.
b. Elliot (1982) dalam Suwarsih Madya: Penelitian tindakan adalah kajian
tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di
dalamnya. Seluruh prosesnya--ditelaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan pengaruh—menciptakan hubungan yang diperlukan antara
evaluasi diri dan perkembangan professional.
c. Kemis dan Taggart (1988) dalam Suwarsih Madya: Penelitian tindakan
adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri kolektif yang dilakukan oleh
peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan
keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman
mereka terhadap praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan
praktik-praktik tersebut.
d. Tim Pelatih Proyek PGSM menyimpulkan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) sebagai berikut: Secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu
bentuk kajian yang besifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan
untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan- tindakan mereka
dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-
tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-
praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan
tersebut, PTK dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri dari
empat tahap: MERENCANAKAN --- MELAKUKAN TINDAKAN ---
MENGAMATI – MEREFLEKSI. Setelah dilakukan refleksi atau perenungan
yang mencakup analisis, sistesis dan penilaian terhadap hasil terhadap proses
serta hasil tindakan tadi, biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru
yang perlu mendapat perhatian, sehingga pada gilirannya perlu dilakukan
perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang, serta diikuti pula
dengan refleksi ulang. Demikianlah tahap-tahaop ini diikuti berulang-ulang,
sampai suatu permasalahan dianggap teratasi, untuk kemudian – biasanya –
diikuti oleh kemunculan permasalahan lain yang juga harus diperlalukan
serupa.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK
merupakan sebuah metode penelitian berbentuk tindakan yang dilakukan oleh
praktisi pendidikan secara kolaboratif dan diarahkan untuk memahami dan
memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan pembelajaran di
sekolah atau kelas spesifik, bukan untuk menghasilkan teori-teori pendidikan yang
baru atau menguji teori yang ada, sebagaimana lazimnya penelitian konvensional.
Orientasi PTK pada penerapan tindakan yang diarahkan untuk meningkatkan
mutu atau memecahkan masalah di sekolah atau kelas secara langsung membuat
metode penelitian yang relatif masih baru ini segera menjadi trend di kalangan
pendidik. Diakui bahwa pengalaman dan hasil-hasil penelitian di bidang
pendidikan selama ini memang telah memberikan pengetahuan yang cukup
banyak tentang metode pengajaran yang efektif (McKeachie, 1999; Weimer,
1996). Namun, karena setiap pengajaran memiliki keunikan tersendiri dalam hal
isi, kemampuan pelajar, gaya belajar siswa, kompetensi dan gaya mengajar guru
maupun faktor faktor lain, setiap guru harus menemukan apa yang terbaik bagi
siswa di kelas yang diasuhnya. Dengan demikian, dia tidak hanya berperan
memfasilitasi, tetapi juga memaksimalkan, pembelajaran di kelasnya.
Istilah kelas dalam PTK tidak terbatas hanya pada sekelompok peserta didik
(siswa) yang sedang belajar di dalam ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga pada
siswa yang sedang melakukan praktik di laboratorium, bengkel, rumah, atau atau
sedang berkaryawisata, atau ketika pelajar sedang mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru. Sehubungan dengan itu, komponen dalam suatu kelas yang
dapat dikaji melalui PTK adalah pelajar, guru, materi pelajaran, sarana
pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Komponen siswa dapat dicermati ketika
yang bersangkutan sedang mengikuti proses pembelajaran di kelas, lapangan,
laboratorium atau bengkel; ketika sedang mengerjakan tugas di rumah; atau ketika
sedang kerja bakti di halaman sekolah. Komponen guru dapat dicermati ketika
yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa pada
karya-wisata, atau ketika sedang mengawasi siswa melakukan praktik di
laboratorium. Komponen materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang
mengajarkannya atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada pelajar. Sarana
pembelajaran dapat dicermati ketika guru sedang menggunakannya dalam proses
mengajar atau ketika siswa sedang menggunakannya dalam proses belajar.
Sebagai produk pembelajaran, hasil dapat diamati dalam bentuk perubahan
kompetensi, sikap, atau kemahiran pelajar. Komponen pengelolaan dapat diamati
dalam bentuk teknik pengelompokan pelajar, pengaturan tempat duduk, teknik
berdiskusi, cara guru memberikan tugas, maupun penataan sarana pembelajaran.

C. CIRI-CRI PTK
Adapun ciri-ciri PTK, yaitu :
1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri
guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai
masalah yang perlu diselesaikan.
2. Self-reflective inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri
PTK yang paling esensial.
3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus
penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa
dalam melakukan interaksi.
4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama kegiatan
penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenal adanya siklus
pelaksanaan berupa pola: perencanaan-pelaksanaan-observasi-refleksi-
revisi (perencanaan ulang). Ini tentu berbeda dengan penelitian biasa, yang
biasanya tidak disertai dengan perlakuan yang berupa siklus. Ciri ini
merupakan ciri khas penelitian tindakan, yaitu adanya tindakan yang
berulang-ulang sampai didapat hasil yang terbaik.
Menurut Juang Suananto adapun ciri-ciri PTK, yaitu :
 Dipicu oleh permasalahan praktis
 Bertujuan perbaikan pengajaran secara praktis
 Dilakukan oleh guru atau berkolaborasi anatar guru dan peneliti
Adapun Ciri-ciri penelitian tindakan kelas (PTK) yang lain dapat dibedakan
menjadi dua, yakni ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus.
1. Ciri-ciri umum PTK adalah sebagai berikut (Cohen & Manion, 1980 dengan
beberapa modifikasi)
a. Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi dan secara
langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja. Ia berkenaan
dengan diagnosis suatu masalah dalam konteks tertentu dan usaha untuk
memecahkan masalah dalam konteks tersebut. Subjeknya bila siswa di
dalam kelas, petatar di kelas penataran, mahasiswa dan dosen di ruang
kuliah, dan lain sebagainya.
b. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah
praktis. Penelitian tindakan kelas juga bersifat empiris, artinya ia
mengandalkan observasi nyata dan data perilaku.
c. Fleksibel dan adaptif sehingga memungkinkan adanya perubahan selama
masa percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih menekankan
sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan di tempat kejadian
pelaksanaan PTK.
d. Partisipatori karena peneliti dan atau anggota tim peneliti sendiri ambil
bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melakukan PTK.
e. Self-evaluation, yaitu modifikasi secara kontinu yang dievaluasi dalam
situasi yang ada, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu
pembelajaran dengan cara tertentu
f. Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data yang
memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan.
g. Secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya
lemah meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis dan ilmiah.
2. Ciri-ciri khusus Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut (Whitehead,
2003)
a. Dalam penelitian tindakan kelas ada komitmen pada peningkatan
pendidikan. Komitmen tersebut memungkinkan setiap yang terlibat untuk
memberikan andil yang berarti demi tercapainya peningkatan yang mereka
sendiri dapat rasakan.
b. Dalam penelitian tindakan kelas, ada maksud jelas untuk untuk melakukan
intervensi ke dalam dan peningkatan pemahaman dan praktik seseorang,
serta untuk menerima tanggung jawab dirinya sendiri.
c. Pada penelitian tindakan kelas melekat tindakan yang berpengetahuan,
berkomitmen dan bermaksud. Tindakan dalam PTK direncanakan
berdasarkan hasil refleksi kritis terhadap praktik terkait berdasarkan nilai-
nilai yang diyakini kebenarannya. Tindakan dalam PTK juga dilakukan atas
dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat diubah kea rah
perbaikan.Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan pemantauan
sistematik untuk menghasilkan data atau informasi yang valid. Mengingat
hasil penting PTK adalah pemahaman yang lebih baik terhadap praktik dan
pemahaman tentang bagaimana perbaikan ini telah terjadi, pengumpulan
data harus sistematis sehingga peneliti dapat mengetahui arah perbaikan
dan juga dalam hal apa pembelajaran telah terjadi.
d. Penelitian tindakan kelas melibatkan deskripsi autentik tentang tindakan.
Deskripsi di sini bukan penjelasan melainkan rangkaian cerita tentang
kegiatan yang telah terjadi dan biasanya dalam bentuk laporan.Perlunya
validasi, dalam hal ini melibatkan: (1). Pembuatan pernyataan; (2).
Pemeriksaan kritis terhadap pernyataan lewat pencocokan dengan bukti;
(3). Pelibatan pihak lain dalam validasi. Validasi terjadi dalam beberapa
tingkatan, yakni: (1). Validasi diri, yaitu penjelasan yang diberikan peneliti
tentang praktik atau kegiatan yang telah dilaksanakan; (2). Validasi
sejawat, yaitu pemeriksaan kritis terhadap bukti oleh teman sejawat,
sehingga dapat dihindari penyampuradukan deskripsi dengan penjelasan,
data dengan bukti dan menyediakan kompensasi bagi kelemahan karena
kurang lengkapnya catatan; dan (3). Validasi public, yaitu upaya
meyakinkan public tentang kebenaran klaim peneliti.
D. KONSEP PTK
Konsep dasar dari sebuah PTK adalah :
1. Participatory Action Research : penelitian ttg strategi transformasi sosial
yang menekankan pada keterlibatan masyarakat, rasa ikut memiliki
program, dan analisis problem sosial berbasis masyarakat.
2. Critical Action Research : penelitian oleh kelompok yang secara kolektif
mengkritisi masalah praksis dgn penekanan pada komitmen untuk
bertindak menyempurnakan situasi.
3. Institutional Action Research : penelitian oleh manajemen atau organisasi
untuk meningkatkan kinerja, proses dan produktifitas dalam suatu lembaga.
4. Classroom Action Research : penelitian oleh guru di kelas atau sekolah
tempat ia mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praksis apembelajaran.
E. KESIMPULAN
PTK merupakan suatu penelitian proses yang dilaksanakan praktisi
pendidikan untuk mengkaji praktik yang mereka laksanakan untuk
meningkatkan praktik tersebut atau untuk memecahkan masalah yang timbul
dalam proses tersebut. PTK bisa dilakukan oleh seorang guru yang dibantu
oleh teman sejawat sebagai pengamat, oleh beberapa guru sebagai tim, atau
oleh seorang guru dengan seorang peneliti. Penelitian dilaksanakan sebagai
suatu proses dinamis yang berlangsung dalam satu atau lebih siklus, dan
masing-masing siklus terdiri dari empat fase, yakni: tindakan, observasi, dan
refleksi. Jumlah siklus dalam satu PTK tergantung pada kebutuhan. Siklus
pertama bisa diulangi menjadi siklus kedua, yang kemudian diulangi lagi
menjadi siklus ketiga dan selanjutnya hingga peneliti menganggap hasil yang
ada sudah memuaskan dan saatnya untuk menghentikan penelitian.
Walaupun kadang-kadang PTK dikritik sebagai suatu penelitian informal
karena pelaksananya adalah guru (bukan peneliti akademis) hasil-hasil
penelitian menunjukkan bahwa PTK sangat sesuai untuk sektor pandidikan
karena tujuannya membantu guru (sebagai peneliti), memecahkan masalah
melalui tindakan. PTK memungkinkan peneliti mamahami pembelajaran
masing-masing dan mengatasi masalah yang timbul. Oleh karena itu, PTK
sangat sesuai dan bermanfaat bagi bidang pendidikan.
REFERENSI
(Miaz, 2014)Miaz, Y. (2014). Penelitian tindakan kelas bagi guru dan dosen. In
Penelitian tindakan kelas bagi guru dan dosen.
http://repository.unp.ac.id/71/
Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Mata Pelajaran Bahasa Daerah, B. (1993).
PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh Sutrisna Wibawa (FBS UNY). 1970.
Wardani, I. A. . (2010). Hakikat penelitian tindakan kelas. In Penelitian tindakan
kelas (Vol. 359).

Anda mungkin juga menyukai