TAHUN 2018 PENGERTIAN, METODE, DAN TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK).
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research (CAR), yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Classroom action researchdiawali dari istilah action research. 2. Suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan (PGSM, 1999) 3. Untuk mempermudah memahami pengertian PTK maka berikut akan diuraikan pengertian tiga unsur atau konsep yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas yakni: a. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. b. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitass proses belajar mengajar. c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru B. Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Metode Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan guru akan bermacam-macam. Misalnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dapat menggunakan metode diskusi atau ceramah. Metode lainnya dalam pembelajaran adalah : 1. Metode global, merupakan metode dimana siswa membaca keseluruhan materi, kemudian meringkasnya. 2. Metode problem solving, merupakan metode yang dapat merangsang berfikir siswa sehingga dapat mengeluarkan pendapatnya. 3. Peer teaching method, merupakan metode mengajar yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh temannnya. 4. Metode pengajaran beregu, merupakan metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing memiliki tugas, dan salah satu pendidiknya dapat berperan sebagai koordinator. 5. Drill method, merupakan metode mengajar yang memberikan pelatihan keterampilan berulang-ulang. 6. Metode resitasi, merupakan metode pengajaran dimana siswa diharuskan untuk membuat ringkasan dengan kalimatnya sendiri. 7. Metode demonstrasi, merupakan metode pengajaran dimana guru/ siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses. 8. Metode PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) ebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya, yaitu proses interaksi, proses komunikasi, proses refleksi, dan proses eksplorasi. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Tujuan PTK dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan. Tujuan- tujuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan layanan profesional Guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi, kemudian mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif yang diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran. Dengan kata lain, guru melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi, dan refleksi. 2. Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keteranpilan Guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Tujuan ini dilandasi oleh tiga hal penting, (1) kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru sendiri, bukan karena ditugaskan oleh kepala sekolah, (2) proses latihan terjadi secara hand-on dan mind-on, tidak dalam situasi artifisial, (3) produknyas adalah sebuah nilai, karena keilmiahan segi pelaksanaan akan didukung oleh lingkungan. 3. Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru. Saat ini PTK tidaklah asing lagi di telinga kita, terlebih lagi para guru. Karena, para guru telah banyak yang melaksanakan PTK di kelasnya masing-masing. Banyak manfaat yang dapat diambil dengan diadakannya PTK. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya adalah : 1. Dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran yang mana menjadi tugas utamanya 2. Dapat meningkatkan sikap profesional guru 3. Adnaya peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa 4. Dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas 5. Dapat meningkatkan kualitas penggunaan media, atau alat bantu belajar 6. Dapat meningkatkan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa 7. Dapat meningkatkan pengembangan pribadi siswa di sekolah 8. Dapat meningkatkan kualitas penerapan kurikulum LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
1. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Masalah dalam PTK terkait dengan proses pembelajaran yang pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku guru, mitra peneliti dan siswa. Contoh permasalahan yang di-PTK- kan: a. Metode mengajar, mungkin mengganti metode tradisional dengan metode penemuan; b. strategi belajar, menggunakan pendekatan integratif pada pembelajaran daripada satu gaya belajar mengajar; c. prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam penilaian kontinyu/otentik; d. penanaman atau perubahan sikap dan nilai, mungkin mendorong timbulnya sikap yang lebih positif terhadap beberapa aspek kehidupan; e. pengembangan profesional guru misalnya meningkatkan keterampilan mengajar, mengembangkan metode mengajar yang baru, menambah kemampuan analisis, atau meningkatkan kesadaran diri; f. pengelolaan dan kontrol, pengenalan bertahap pada teknik modifikasi perilaku; dan g. administrasi, menambah efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah (Cohen dan Manion, 1980: 181). Rumusan Masalah Penelitian Inti suatu masalah adalah kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. Oleh karena itu rumusan masalah harus mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. 2. Analisis Masalah Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui demensi-dimensi masalah yang mungkin ada untuk mengidentifikasikan aspek-aspek pentingnya dan untuk memberikan penekanan yang memadai. Analisis masalah melibatkan beberapa jenis kegiatan, bergantung pada kesulitan yang ditunjukkan dalam pertanyaan masalahnya; analisis sebab dan akibat tentang kesulitan yang dihadapi, pemeriksaan asumsi yang dibuat kajian terhadap data penelitian yang tersedia, atau mengamankan data pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan atau untuk mengubah perspektif orang-orang yang terlibat dalam penelitian tentang masalahnya. Kegiatan- kegiatan ini dapat dilakukan melalui diskusi di antara para peserta penelitian dan fasilitatornya, juga kajian pustaka yang berhubungan. 3. Perumusan Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan,melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Contoh hipotesis tindakan akan diberikan di sini. Situasinya adalah kelas yang siswa- siswanya sangat lamban dalam memahami bacaan. Berdasarkan analisis masalahnya peneliti menyimpulkan bahwa siswa-siswa tersebut memiliki kebiasaan membaca yang salah dalam memahami makna bahan bacaannya, dan bahwa ‘kesiapan pengalaman’ untuk memahami konteks perlu ditingkatkan. Maka hipotesis tindakannya sebagai berikut: “Bila kebiasaan membaca yang salah dibetulkan lewat teknik-teknik perbaikan yang tepat dan ‘kesiapan pengalaman’ untuk memahami konteks bacaan ditingkatkan, maka para siswa akan meningkat kecepatan membacanya 4. Membuat rencana tindakan dan pemantauannya; Pada prinsipnya, tindakan yang akan direncanakan hendaknya: a. Membantu guru sendiri dalam mengatasi kendala pembelajaran kelas, bertindak secara lebih tepat guna dalam kelas, dan meningkatkan keberhasilan pembelajaran kelas; dan b. membantu guru menyadari potensi baru diri untuk melakukan tindakan guna meningkatkan kualitas kerja. Dalam proses perencanaan, guru harus berkolaborasi dengan sejawat melalui diskusi untuk mengembangkan bahasa yang akan dipakai dalam menganalisis dan meningkatkan pemahaman dan tindakan guru dalam kelas. 5. Melaksanakan tindakan dan mengamatinya; Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar hasilnya dapat disinkronkan dengan maksud semula. Pengamatan harus dilakukan oleh kolaborator, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Walaupun demikian, antara tindakan (dilakukan oleh guru) dan pengamatan (dilakukan oleh kolaborator), keduanya harus berlangsung dalam satu waktu dan satu tempat atau kelas. Inilah sebabnya, mengapa Suharsimi mengatakan kurang tepat jika pengamatan disebut sebagai tahap ketiga. Sebab, antara tahap kedua dan tahap ketiga itu berlangsung secara bersamaan. Walaupun demikian, tidak ada salahnya kita menyebut “pengamatan” sebagai tahap ketiga dalam PTK. Hanya saja, sebutan ini hanya untuk membedakan antara tindakan dan pengamatan, bukan menunjukkan suatu urutan. 6. Mengolah dan menafsirkan data Data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas memiliki arti yang sangat bermanfaat bagi pelaksana, sekolah, dan juga tentunya untuk siswa. Untuk itu langkah selanjutnya dari data yang telah dianalisis adalah menginterpretasi hasilnya. Interpretasi diartikan sebagai pendapat, tafsiran atau pandangan teoretis terhadap sesuatu (berdasarkan hasil analisis data)yang berujung pada penarikan kesimpulan penelitian. Dalam penyusunan kesimpulan penelitian tindakan dapat dilakukan secara bervariasi, namun pada dasarnya seorang peneliti berpegang pada tahap-tahap presentase data, penafsiran data, intergrasi dari temuan penelitian, dan aplikasi hasil temuan. penafsiran data menuntut agar peneliti menjelaskan makna data yang diperoleh dan sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan. Melalui hasil analisis data dan kemudian menafsirkan temuan dengan data tersebut dapat diketahui apakah kegiatan penelitian tindakan dapat memperbaiki hasil pembelajaran (dalam domain kognitif, afektif, psikomotor, dan aspek-aspek lainnya) 7. Melaporkan Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menjadi urgensi bagi guru untuk mengembangkan peran sebagai pendidik yang profesional. Untuk menyusun laporan akhir penelitian harus mengikuti acuan penulisan karya tulis ilmiah (KTI) dalam upaya meningkatkan jabatan/golongan guru melalui pengembangan profesi. SIKLUS DAN CONTOH PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
A. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Siklus adalah kata kunci penting dalam penelitian tindakan kelas. Tanpa siklus, maka, ia tidak dapat disebut sebagai penelitian tindakan. Siklus tentu tidak tunggal, meski tahapannya selalu dan pasti sama. Apa dan bagaimana siklus disusun, berikut adalah gamabaran pentingnya. Para ahli didik, menyebut siklus dalam PTK, setidaknya membutuhkan empat tahapan. Keempat tahapan dimaksud adalah: adanya planing (perencanaan), Adanya act (tindakan), melakukan observe (pengamatan), dan; tersedianya ruang untuk melakukan refleksi (perenungkan) atas segala tindakan yang dilakukan. Keempat langkah yang harus ditempuh dalam menyusun PTK pada nalar siklus ini, penjelasannya sebagai berikut: 1. Tahap planing (perencanaan) Guru yang melakukan Penelitian Tindakan Kelas, harus sudah menemukan masalah yang dia hadapi. Masalah tersebut muncul di dalam kelas ketika dia menyampaikan materi tertentu dalam pokok bahasan tertentu, atau mungkin dalam sub pokok bahasan tertentu. Sekali lagi, PTK sipatnya sangat terbatas. Setelah dia merasa ada sesuatu yang patut diduga sebagai masalah [ilmiah] dalam pembelajaran, ia dituntut memutuskan bahwa masalah dimaksud, hanya dapat diselesaikan melalui kegiatan penelitian tindakan. Ia merasa bahwa masalah yang dighadapinya, tidak mungkin diselesaikan oleh cara apapun, selalui hanya melalui kegiatan penelitian tindakan. Artinya, kegiatan penelitian tindakan kelas yang dia lakukan, harus dianggap mampu memberi manfaat bagi dirinya, dan juga bagi peserta didiknya. PTK harus difahami bukan hanya sebagai sesuatu yang patut dianggap dapat memperoleh keuntungan bagi guru dimaksud, tetapi yang paling penting, justru bagi siswa. Selanjutnya, apa yang disebut sebagai masalah haruslah dapat diidentifikasi. Guru dalam kaca mata ini, tidak diperkenankan untuk melakukan penelitian, ketika apa yang disebut sebagai masalah dimaksud, tidak mampu diidentifikasi. Karena masalah tersebut mampu diidentifikasi, maka, dia dapat melanjutkan semangatnya ke dalam bentuk perencanaan. Perencanaan yang matang, akan menghasilkan langkah yang juga matang. 2. Tahap act (tindakan) Pada tahap tindakan dalam pelaksanaan PTK, guru dituntut selalu berpedoman pada perencanaan yang dia susun sebelumnya secara rinci. Karena itu, harus selalu ada sinergi antara perencanaan dengan tahap tindakan. Artinya pada tahap tindakan, seorang guru yang melakukan penelitian, diupayakan semaksimal mungkin untuk selalu “on the track” dengan apa yang dia rencanakan. Kemampuan guru dalam meningkatkan praktek mengajar, kemampuannya dalam meningkatkan interelasi dengan teman-teman sejawat guru, akan teruji melalui kegiatan ini. Guru yang melakukan penelitian tindakan dituntut mampu melakukan sharing knowlwdge dengan sesama guru. Kemampuannya dalam soal ini, akan menjadi faktor lain keberhasilan dia dalam menyusun PTK. Ujung dari tindakan penelitian ini, harus selalu diingat dalam kepentingan meningkatkan kualitas pembelajaran dia sebagai seorang guru di dalam kelas. 3. Tahap observe (pengamatan) Bagaimana upaya perbaikan yang dia lakukan dalam PTK dimaksud, harus selalu diamati seorang guru yang sedang melakukan penelitian tindakan. Melalui pengamatan ini, seorang guru harus mampu mengamati bagaimana menurut dirinya, tentu saja, hasil dari tindakan-tindakan [baru] yang dia lakukan dalam bentuk uji coba tadi. Karena itu, instrumen pengumpul data menjadi demikian penting. Di posisi dan di letak ini, guru yang melakukan Penelitian Tindakan dapat menjadi pengamat di satu sisi dan menjadi pengajar yang baik di sisi yang lainnya. Agar data tetap dipandang objektif, pengamatan atas hasil penelitiannya penting untuk diamati oleh teman sejawat. Terman sejawat inilah yang akan menjadi media melakukan sharing knowledge. Pengamatan dimaksud misalnya menyangkut, bagaimana peningkatan kemampuan dia sebagai guru dan sebagai peneliti dimaksud mampu mengelola suatu pembelajaran yang dia sampaikan. Apakah misalnya dia mampu menguasai kelas, menguasai materi ajar atau aspek lain yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Ini juga penting sebab secara filosofis, sesungguhnya tidak mungkin manusia dapat menilai dirinya sendiri secara objektif. Karena itu, butuh penilai pembanding yang dilakukan salah satunya oleh teman sejawat. Khusus terkait dengan instrumen perekam data, seorang guru yang sedang melakukan penelitian tindakan, harus mampu memberi muatan fleksibelitas kepada pengamat dalam menambahkan atau mencatat informasi berharga yang mungkin tidak dengan begitu baik terekam dalam instrumen data yang telah dikembangkan oleh guru yang melakukan penelitian. 4. Tahap refleksi (perenungkan) Tahapan refleksi ini dibutuhkan agar melalui kegiatan ini, akan muncul gagasan- gagasan baru. Gagasan baru dimaksud, misalnya berkaitan dengan kepentingan memulai siklus berikutnya. Di fase ini, secara kolaboratif guru yang menjadi peneliti dengan pengamat secara bersama, tentu saja melakukan diskusi. Diskusi dimaksud misalnya menyangkut tentang, bagaimana hasil penerapan tindakan yang telah dilakukan? Mengapa hal tertentu bisa terjadi dan hal lain tidak terjadi. Persoalan lainnya, langkah apa yang dalam tahap selanjutnya harus dia lakukan sebagai seorang peneliti? Inilah yang akan menjadi langkah awal dan sekaligus fase penting dalam penelitian tindakan. Mengapa? Karena secara teoretik, setiap siklus akan melahirkan siklus berikutnya. Selain itu, proses refleksi ini juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan atau penyempurnaan mulai dari tahap perencanaan, tindakan dan observasi. Inilah tonggak penting dalam memulai siklus yang mesti ada dalam Penelitian Tindakan Kelas. Karena itu, tahap refleksi dapat dipandang sebagai tonggak baru sekaligus tonggak akhir dalam penyelesaian penelitian. B. Contoh Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Tautan Contoh Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional