Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nuratia rahmi

Stambuk : A40120098

Kelas :C

RESUME

A. Prinsip ptk

Menurut Stringer (1996) terdapat 6 prinsip penelitian tindakan kelas. Prinsip-prinsip tersebut adalah
sebagai berikut.

1. PTK Tidak Boleh Mengganggu Tugas Mengajar


Sebagai seorang guru yang pekerjaan utamanya adalah mengajar, seyogyanya PTK yang
dilakukan tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar. Ada dua hal penting terkait
dengan prinsip ini. mungkin metode pembelajaran yang diterapkannya dalam PTK tidak segera
dapat memperbaiki pembelajarannya, atau hasilnya tidak jauh berbeda dengan metode yang
digunakan sebelumnya. Sebagai pertanggungjawaban profesional, seorang guru hendaknya
selalu secara konsisten menemukan sebabnya, mencari jalan keluar terbaik, atau menggantinya
agar mampu memfasilitasi para siswa dalam belajar dan meningkatkan hasil belajar secara lebih
optimal. kemudian banyaknya siklus yang diterapkan hendaknya mengutamakan pada
ketercapaian kriteria keberhasilan, misalnya pembentukan pemahaman yang mendalam (deep
understanding) ketimbang sekadar menghabiskan kurikulum (content coverage), dan tidak
semata-mata mengacu pada kejenuhan informasi (saturation of information).
2. Teknik Pengumpulan Data Sederhana
Teknik pengumpulan data tidak menuntut waktu dan cara yang berlebihan. Sedapat mungkin
hendaknya dapat diupayakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangai sendiri,
sementara guru tetap aktif sebagai mana biasanya. Teknik pengumpulan data diupayakan
sesederhana mungkin, asal mampu memperoleh informasi yang cukup signifikan dan dapat
dipercaya secara metodologis.
3. Metode Penelitian Jelas
Metodologi yang digunakan hendaknya dapat dipertanggung jawabkan yang memungkinkan
Guru dapat mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan
strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelas, serta memperoleh data yang dapat digunakan
untuk membuktikan hipotesis tindakannya. Jadi, walaupun terdapat kelonggaran secara
metodologis, namun PTK mestinya tetap dilaksanakan atas dasar taat kaidah keilmuan. PTK
hakikatnya adalah penelitian eksperimen yang bernapaskan kualitatif.
4. Meneliti Untuk Menyelesaikan Masalah Pembelajaran
Masalah yang terungkap adalah masalah yang benar-benar membuat guru galau, sehingga atas
dasar tanggung jawab profesional, dia didorong oleh hatinya untuk memiliki komitmen dalam
rangka menemukan jalan keluarnya melalui PTK. Komitmen tersebut adalah dorongan hati yang
paling dalam untuk memperoleh perbaikan secara nyata proses dan hasil pelayanannya pada
siswa dalam menjalankan tugas-tugas kesehariannya dibandingkan dengan proses dan hasil-
hasil sebelumnya. Dengan demikian, mengajar adalah penelitian yang dilakukan secara
berkelanjutan dalam rangka mengkonstruksi pengetahuan sendiri agar mampu melakukan
perbaikan praktiknya.
5. Harus Mensosialisasikan Pelaksanaan PTK
Pelaksanaan PTK seyogyanya mengindahkan tata krama kehidupan berorganisasi. Artinya, PTK
hendaknya diketahui oleh kepala sekolah, disosialisasikan pada rekan-rekan guru, dilakukan
sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan, dilaporkan hasilnya sesuai dengan tata krama
penyusunan karya tulis ilmiah, dan tetap mengedepankan kepentingan siswa layaknya sebagai
manusia.
6. Melibatkan Pihak Lain
Permasalahan yang hendaknya dicarikan solusinya lewat PTK hendaknya tidak terbatas hanya
pada konteks kelas atau mata pelajaran tertentu, tetapi tetap mempertimbangkan perspektif
sekolah secara keseluruhan. Dalam hal ini, pelibatan lebih dari seorang pelaku akan sangat
mengakomodasi kepentingan tersebut.

B. Karakteristik ptk

PTK memiliki karakterlistik tersendiri sebagai pembeda dengan penelitian-penelitian lainya. Adapun
beberapa karakter tersebut adalah:

1. PTK hanya dilakukan oleh guru yang memahami bahwa proses pembelajaran perlu diperbaiki
dan ia terpanggil jiwanya untuk memberikan tindakan-tindakan tertentu untuk membenahi
masalah dalam proses pembelajaran dengan cara melakukan kolaborasi. Menurut Usman
(dalam Daryanto,2011:2) guru dengan kompetensi tinggi merupakan seorang yang memiliki
kemampuan dan keahlian serta keterampilan dalam bidangnya. Sehingga Ia dapat melakukan
fungsi dan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dengan maksimal.
2. Refleksi diri, refleksi merupakan salah satu ciri khas PTK yang paling esensial. Dan ini sekaligus
sebagai pembeda PTK dengan penelitian lainnya yang menggunakan responden dalam
mengumpulkan data, sementara dalam PTK pengumpulan data dilakukan dengan refleksi diri.
3. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di dalam “kelas” sehingga interaksi antara siswa dengan
guru dapat terfokuskan secara maksimal. “Kelas” yang dimaksud di sini bukan hanya ruang yang
berupa gedung, melainkan “tempat” berlangsungnya proses pembelajaran antara guru dan
murid.
4. PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. PTK dilaksakan
secara berkesinambungan di mana setiap siklus mencerminkan peningkatan atau perbaikan.
Siklus sebelumnya merupakan patokan untuk siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh model
pembelajaran yang paling baik.
5. merupakan salah satu indikator dalam peningkatan profesionalisme guru, karena PTK memberi
motivasi kepada guru untuk berfikir Kritis dan sistematis, membiasakan guru untuk menulis, dan
membuat catatan yang dapat. Di mana semua itu dapat menunjang kemampuan guru dalam
pembelajaran.
6. PTK bersifat fleksibel sehingga mudah diadaptasikan dengan keadaan kelas. Dengan demikian
proses pembelajaran tidak monoton oleh satu model saja.
7. PTK menggunakaan metode kontekstuall. Artinya variable- variable yang akan dipahami selalu
berkaitan dengan kondisi kelas itu sendiri. Sehingga data yang diperoleh hanya berlaku untuk
kelas itu saja dan tidak dapat digeneralisasikan dengan kelas lain
8. PTK dalam pelaksanaannya terbikai dalam beberapa pembagian waktu atau siklus.
9. PTK tidak diatur secara khusus untuk memenuhi kepentingan penelitian semata. melainkan
harus disesuaikan dengan program pembelajaran yang sedang berjalan di kelas tersebut.
(Sanjaya,2010:34)

C. Jenis-jenis ptk

Empat jenis penelitian tindakan kelas, yaitu:

1. Penelitian Tindakan Kelas Diagnostik. PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan
menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosa dan mendalami
situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti
berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang
terdapat di suatu sekolah atau kelas.
2. Penelitian Tindakan Kelas Partisipan. PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan
penelitian terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian
berupa penyusunan laporan. Dengan demikian, sejak perencanan panelitian peneliti senantiasa
terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa
data serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan
di sekolah seperti halnya contoh pada butir di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut
keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir penelitian. Jenis
ini yang biasanya dilakukan guru saat ini.
3. Penelitian Tindakan Kelas Empiris. Penelitian dilakukan dengan cara merencanakan, mencatat
pelaksanaan dan mengevaluasi pelaksanaan dari luar arena kelas, jadi dalam penelitian jenis ini
peneliti harus berkolaborasi dengan guru yang melaksanakan tindakan di kelas.
4. Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental (Chein, 1990). PTK eksperimental diselenggarakan
dengan peneliti (guru) berupaya menerapkan berbagai macam pendekatan, model, metode atau
strategi pembelajaran secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar-mengajar. Di
dalam kaitannya dengan kegiatan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu
strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan
diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif
dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.

Anda mungkin juga menyukai