Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

IMPLEMENTASI PTK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Dosen Pengampu:

Mukhamat Saini M.A

Disusun Oleh:

1. M.Rizki Nafia (20200880101870)


2. M.Zaki Firmansyah (20200880101869)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL `ULA

NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK

TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PTK merupakan salah satu sarana belajar sepanjang hayat yang penting yang perlu
dikuasai oleh setiap guru dalam mengembangkan keprofesionalannya. Selain itu penelitian
tindakan merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan
nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah.seperti kita tahu PTK dapat dilakukan dengan tujuh langkah yaitu : analisis situasi,
perumusan dan klarifikasi permasalahan, hipotesisi tindakan, perencanaan tindakan,
implementasi tindakan dan monitoring, evaluasi hasil tindakan, refleksi dan pengambilan
keputusan.

Dalam makalah ini, penulis akan mencoba memaparkan salah satu langkah PTK yaitu
implementasi tindakan dan montoringnya. Racangan atau perencanaan yang disusun tidak
akan memiliki arti apa-apa, tanpa diimplementasikan dalam kegiatan atau tindakan nyata.
Kemudian dalam proses pelaksanaanya dikenali dan dievaluasi perkembangannya melalui
monitoring.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Perguruan Tinggi merupakan wahana untuk


melakukan perbaikan, peningkatan, dan perubahan dalam pembelajaran sebagaimana yang
dikehendaki oleh dosen, dengan tujuan proses pembelajaran semakin efektif dan efisien,
serta hasil pembelajaran semakin berkualitas. Dalam konteks perkuliahan di pergruan
tiinggi, dosen diberikan kesempatan yang luas untuk melaksanakan dan menerapkan hasil
PTK guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Misalnya, pemanfaatan isi kontrak
perkuliahan, apakah dapat meningkatkan keseriusan dan disiplin mahasiswa dalam belajar,
sehingga tidak ada mahasiswa yang terlambat menyelesaikan tugas dan/atau dapat
mempercepat penyelesaian studi? Penerapan cara belajar “problem based learning”,
apakah dapat meningkatkan kemampuan dalam pemecahan masalah secara sistematis dan
meningkatkan kualitas hasil belajar atau indeks prestasi akademik?

Melalui PTK yang dilakukan oleh dosen dalamupaya peningkatan kualitas


pembelajaran akan diperoleh berbagai keuntungan, antara lain: 1. Secara langsung terjadi
perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diharapkan dapat dirasakan dan dinikmati
oleh mahasiswa. 2. Dosen bertambah kemampuan keterampilannya dalam proses
pembelajaran, sehingga akan merasa lebih mantap dalam mengajar. 3. Model pembelajaran
yang ditemukan dalam elaksanakan PTK dapat didiseminasikan (disebarluaskan) kepada
kolega dosen 94 lain yang ingin menerapkan pembelajaran dalam mata kuliah yang sama
atau berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja pola pelaksanaan PTK ?
2. Bagaimana proses implementasi tindakan dalam PTK ?
3. Bagaimana proses monitoring dalam PTK ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pola Pelaksanaan PTK
Penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan melalui cara atau teknik pelaksanaan
PTK berikut dengan mempertimbangkan kondisi peneliti dan sumber daya tersedia. Pola
pelaksanaan PTK sebagaimana berikut :
1. Pola guru peneliti
Dalam pola ini guru memiliki peran utama baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan
PTK, jikapun melibatkan orang lain hanya sekedar konsultatif untuk menjamin validitas
tindakan yang dilakukannya.
Pola ini ideal, jika digunakan oleh guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup
khususnya dalam proses pembelajaran, karena akan lebih menghayati masalah yang dihadapi
dan lebih memahami apa yang harus dilakukannya untuk memecahkan masalah. Akan tetapi
jika pola ini diterapkan oleh guru yang memiliki kelemahan, bisa menimbulkan kesalahan
dalam menentukan dan mengimplementasi tindakan.
2. Pola kolaboratif
Pada pola ini biasanya, inisiantif untuk melaksanakan PTK tidak dari guru, akan tetapi dari
pihak luar yang berkeinginan untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran. Guru
berperan sebagai anggota tim peneliti, karenanya dia tidak memiliki kesempatan yang luas
untuk melakukan tindakan, sebab baik perencanaan maupun bagaimana
mengimplementasikan tindakan tidak ditentukan oleh guru sendiri. Penelitian
kolaboratif lebih banyak digunakan pada PTK, karena akan lebih menjamin hasil dan
simpulan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah sebab dirancang oleh tim yang
melibatkan ahli dalam penelitian dan pembelajaran.
3. Pola penelitian terintegrasi
Dalam pola ini guru sama sekali tidak terlibat dalam rancangan penelitian. Inisiatif dan
masalah yang akan diteliti sepenuhnya berasal dari luar. Peran dan fungsi guru sebatas hanya
melaksanakan tindakan. Penelitian pola ini sama sekali tidak berkaitan dengan masalah
praktis yang dihadapi guru, dengan demikian hasil yang diperoleh adalah pengetahuan yang
ilmiah dalam pembelajaran.1

2. Implementasi Tindakan dalam PTK


Pelaksanakan PTK adalah berbagai tindakan atau perlakuan yang dikerjakan guru
dalam upaya memecahkan masalah yang disusun dalam perencanaan. Ada beberapa hal yang
harus dipahami dalam melaksanakan tindakan dalam PTK, yakni
v Pelaksanakan PTK sebaiknya dilakukan dalam bentuk siklus atau putaran.
pada siklus atau putaran dilakukan kegiatan tindakan sesuai dengan rancangan PTK,
observasi tindakan dengan menggunkan berbagai instrumen observasi dan refleksi atas
tindakan yang dilakukan setelah memerhatikan hasil observasi. Makna siklus atau putaran
dalam PTK adalah satu kali proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun. Bisa terjadi dalam pelaksanakan PTK terdiri atas beberapa siklus. Setiap siklus
mencerminkan kondisi tertentu baik dilihat dari aspek permasalahan yang dikaji maupun
hasil belajar.
Adapun kegiatan dalam setiap siklus adalah sebagai berikut :

1 Prof.Dr.Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : KENCAN Premada Media Group,2009), hlm.
58-60
a. Perencanaan
Perencanaan dalam setiap siklus disusun dalam perencanaan pembelajaran untuk perbaikan
pembelajaran. Perencanaan yang disusun harus dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses
pembelajaran. Ada dua proses perencanaan:
Perencanaan awal yang diturunkan dari berbagai asumsi perbaikan hasil dari kajian studi
pendahuluan dan Perencanaan lanjutan yang disusun berdasarkan hasil refleksi setelah
peneliti mempelajari berbagai kelemahan yang harus diperbaiki.
b. Pelaksanakan tindakan
Pelaksanakan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan
yang telah disusun dan sesuia dengan fokus masalah.
Tindakan inilah yang menjadi inti PTK, sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk
menyelesaikan masalah. Tindakan yang dilakukan dalam program pembelajaran harus apa
adanya, tidak direkayasa untuk kepentingan penelitian.
c. Observasi atau pemantau
Onservasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang
dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah disusun.
d. Refleski
Adalah aktifitas melihat berbagai kekuarangan yang dilaksanakan guru selama tindakan.
v Pelaksanakan PTK sebaiknya dilakukan secara kolaborasi,
Meskipun penelitian tindakan kelas guru merupakan pemeran utama, namun dalam
pelaksanaanya membutuhkan bantuan orang lain. Melalui kolaborasi yang melibatkan
berbagai pihak seperti teman sejawat dan mitra dari LPTK dapat membantu mengingatkan
atau memberitahuakn sesuatu yang terlupakan atau tersembunyi, khususnya ketika dilakukan
refleksi. Peran kolaborasi sangat menentukan keberhasilan PTK. Kolaborasi dilakukan dalam
setiap kegiatan, misalnya merumuskan masalah, menyusun usulan atau proposal penelitian,
melaksanakan PTK sampai menyusun laporan.2
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan reliasisai dari suatu tindakan yang
sudah direncanakan sebelumnya, mencakup strategi apa yang digunkan, materi apa yang
diajarkan atau dibahas.
Agar pelakasanaan dapat berlangsung dengan baik dan terarah, guru perlu
memperhatikan bebrapa prinsip ynag oleh Hopkins (1993) disebut dengan kriteria PTK yang
dilakukan oleh guru sebagai berikut :
a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, oleh karena itu metode penelitian yang sedang
dilakukan tidak boleh mengganngu komitemen guru dalam mengajar. Guru tidak boleh
mengorbankan sisiwa demi penelitian yang sedang dilaksanakannya.
b. Cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu guru, sehingga
guru sampai kehabisan waktu.
c. Metode yang diterapkan haruslah reliable dan handal, sehingga memungkinkan guru
mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelasnya.
d. Masalah yang ditangani guru haruslah sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru.
e. Sebagai peneliti, guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika yang terkait dengan
tugas-tugasnya.
f. PTK harus mendapat dukungan dari seluruh personil sekolah.3

2.Ibid ; hal 77
3 Implementasi PTK. Pdf
3. Proses Monitoring dalam Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )
Monitoring merupakan salah satu fungsi meneliti dalam penelitian tindakan kelas
yang bertujuan untuk mengenali dan mengevaluasi perkembangan yang terjadi dengan
adanya tindakan. Sehingga dapat diketahui apakah pelaksanaan PTK sudah sesuai dengan
rencana awal dan sudah mengalami perubahan menuju tukuan diadakannya PTK.
Instrumen yang dibutuhkan di dalam penelitian tindakan kelas ( PTK ) harus sesuai
dengan prosedur dan langkah PTK. Adapun instrumen untuk mengukur keberhasilan
tindakan dapat dilakukan dari dua sisi, yaitu : Sisi proses dan Sisi hal yang diamati.
a) Sisi Proses
Dari sisi proses (bagian alirnya), instrumen dalam PTK harus dapat menjangkau
masalah Yang berkaitan dengan input ( kondisi awal ), proses ( saat berlangsung ), dan output
( hasil ).
ü Instrumen untuk input
Instrumen untuk input disini dapat dikembangkan dari hal yang menjadi suatu akar
masalah beserta pendukungnya. Seperti , akar masalah merupakan bekal awal tertentu dari
siswa yang dianggap miilki kemampuan yang kurang. Dalam hal ini, tes bekal awal menjadi
instrumen yang tepat. Selain itu, dapat juga diperlukan instrumen pendukung yang mengarah
pada pemberdayaan tindakan yang akan dilakukan.
ü Instrumen untuk proses.
Istrumen yang digunakan pada saat proses berlangsung berkaitan erat dengan tindakan
yang dipilih untuk dilakukan.
ü Instrumen untuk output.
Instrumen untuk output berkaitan erat dengan evaluasi pencapaian hasil berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan. Misalnya, nilai 70 ditetapkan sebagai ambang batas
peningkatan ( pada saat dilaksanakan tes bekal awal, dan nilai peserta didik berkisar pada
angka 55 ). Maka pencapaian hasil yang belu sampai pada angka 70 perlu untuk dilakukan
tindakan lagi ( melalui siklus berikutnya ). Adapun angka 70 dapat diambil dari kriteria
ketuntasan minimal ( KKM ) yang telah ditentukan.
b) Sisi hal yang diamati
Adapun ini adalah instrumen dari segi sisi hal yang diamati. Dan dari segi hal yang
diamati, instrumen dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
· Pengamatan terhadap Guru ( Observing Teachers ),
Pengamatan merupakan suatu alat yang efektif untuk mempelajari metode dan strategi
yang diimplementasikan di dalam kelas. Seperti , tentang organisasi kelas, respon siswa
terhdap pembelajaran yang ada di kelas dan lainnya. Adapun salah satu bentuk instrumen
pengamatan adalah catatan anekdotal ( anecdotal record ).
Adapun catatan anekdotal disini adalah memfokuskan pada hal-hal spesifik yang
terjadi di dalam kelas atau catatan tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Dan
catatan anekdotal ini, mencatat suatu kejadian yang ada dalam kelas secara informal dan
memuat deskripsi terperinci mengenai peristiwa yang terjadi di kelas.
· Pengamatan terhadap kelas ( observing classroom )
Catatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan terhadap segala
kejadan yang ada di dalam kelas. Pengamatan ini dapat mengungkpkan praktik pembelajaran
yang menarik di kelas. Disamping itu, pengamatan ini, dapt menunjukkan strategi yang
digunakan guru dalam menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi dikelas.
Catatan anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas , tata letak dan
menejemen kelas.
· Pengamatan terhadap siswa (Observing Student)
Pengamatan terhadap perilaku sswa dapat mengungkapkan berbagai hal yang
menarik. Masing-masing siswa dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum,
saat berlangsung, dan sesudah selesai proses belajar mengajar. Perubahan pada setiap
individu juga dapat diamati dalam kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan
tindakan, saat tindakan diimplementasikan, dan setelah tindakan selesai dilakukan.
Beberapa model pengamatan terhadap perilaku siswa yang diusulkan oleh Reed dan
Bergerman ( 1992 ) yang dapat digunakan dalam PTK adalah sebagai berikut :
1. Tes Diagnostic ( Diagnostic Test )
2. Catatan Anekdotal Perilaku Siswa ( Anecdotal Record for Observing Student )
3. Format Bayangan ( Shadowing Form )
4. Kartu Profil Siswa ( Profile Card of Student )
5. Tabel Deskripsi Profil Siswa ( Descriptife Profile Chart )
6. Sistem Koding Partisipasi Siswa ( Coding System to Observe Student Participation in
Lessons )
7. Pedoman Wawancara untuk Refleksi ( Interview Guide for Reflection )
8. Sosiogram. 4

[1] Prof.Dr.Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : KENCAN Premada Media Group,2009), hlm.
58-60
[2] Prof.Dr.Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : KENCAN Premada Media Group,2009), hlm.
58-60[3] Implementasi PTK. Pdf
[4]DR. Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Orofesi Guru,
Cetakan ke 8, Juli 2012, Hak penerbitan pada PT RjaGrafindo Persada, Jakarta. hlm.137-142

4 DR. Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Orofesi Guru, Cetakan
ke 8, Juli 2012, Hak penerbitan pada PT RjaGrafindo Persada, Jakarta. hlm.137-142
BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai