Anda di halaman 1dari 11

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur


Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu : Dr. Shinta Dewi, M. Pd

Oleh:
Ega Ismi Sekar Asmara 859506377
Yulia Christanti 859516464

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Ilmu Kependidikan dan Keguruan
Universitas Terbuka Jakarta
Jakarta
2023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran, lumrah sekali terjadi beberapa
gangguan baik yang berasal dari dalam kelas maupun dari luar kelas. Guru
sebagai fasilitator dan orang yang mengelola kelas dituntut untuk mampu
peka dan menindak lanjuti, bisa dengan melakukan pencegahan atau
perbaikan. Upaya ini dilakukan dengan harapan kualitas pembelajaran tidak
terganggu dan terus bergerak kea rah yang lebih baik.
Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas merupakan acuan atau
landasan utama bagi guru dalam memecahkan masalah yang ia khwatirkan.
Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ada dengan tujuan sebagai
petunjuk yang digunakan guru yang dimulai dari mengidentifikasi masalah,
merencanakan perbaikan, pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas,
mendiskripsikan aturan-aturan serta Teknik dalam pengumpulan data dan
menganalisis data, menjelaskan langkah-langkah dan merencanakan tindak
lanjut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana membuat rencana pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas?
2. Apa saja cara yang dapat digunakan dalam pengumpulan data dalam
Penelitian Tindakan Kelas?
PEMBAHASAN
A. Rencana dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Merencanakan sesuatu merupakan kegiatan pokok bagi orang-orang
yang terbiasa hidup teratur. Seperti contohnya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang rutin dibuat, tetapi ada masa dimana kita
diharuskan membuat rencana khusus ketika menghadapi situasi yang tidak
sering terjadi. Dalam prosesnya, Penelitian Tindakan Kelas merupakan solusi
dalam menghadapi situasi tersebut.
Sebelumnya, Penelitian Tindakan Kelas dapat ditempuh melalui 4
tahap yang berulang, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati,
dan melakukan refleksi. Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan
digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata tindakan yang
dilakukan belum berhasil memperbaiki praktik atau belum berhasil
memecahkan masalah. Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali,
barangkali perbaikan yang diinginkan sudah terjadi, dalam hal ini daur PTK
dengan tujuan perbaikan yang direncanakan sudah berakhir, namun
biasanya akan muncul kembali masalah yang baru. Masalah ini akan kembali
dipecahkan dengan PTK, jika guru sudah melakukan hal ini, maka guru
sedang mengembangkan kemampuan profesionalnya secara sistematis.
Langkah dalam pemecahan masalah ini dapat dikaji dengan dua
tahapan, yaitu merencanakan dan melakukan tindakan dengan empat
Langkah utama, sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi Masalah
PTK dirancang karena adanya masalah yang dirasakan oleh guru
selaku orang yang terlibat dalam praktik. Masalah-masalah tersebut
dapat diidentifikasi dengan mengajukan pertanyaan berikut
a. Apa yang sedang terjadi di kelas saya?
b. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu?
c. Apa pengaruh masalah itu bagi kelas saya?
d. Apa yang terjadi jika masalah tersebut saya biarkan?
e. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah
tersebut atau memperbaiki situasi yang ada?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut guru perlu merenung dan
merfleksikan tentang apa yang terjadi di dalam kelas. Refleksi akan
efektif jika guru mempunyai pemahaman atau kesadaran yang tinggi
akan fungsi pembelajaran dan jujur terhadap diri sendiri. Jika setelah
menjawab pertanyaan tersebut guru sampai pada kesimpulan bahwa
ia memang menghadapi masalah dalam bidang tertentu, berarti ia
sudah berhasil mengidentifikasi masalah.
Jika masalah sudah teridentifikasi, maka perlu mencocokkan
apakah masalah tersbut bisa dipecahkan melalui PTK? Berikut
adalah bidang yang dijadikan fokus PTK:
a. Melibatkan kegiatan belajar dan mengajar
b. Mungkin ditangani oleh guru
c. Sangat menarik minat guru
d. Ingin diubah atau diperbaiki oleh guru.
2. Menganalisis dan Merumuskan Masalah
Setelah masalah teridentifikasi, kita perlu melakukan analisis
sehingga dapat merumuskan masalah dengan jelas. Sebelum masalah
dianalisis, kita perlu mengumpulkan data terkait masalah tersebut.
Analisis dapat dilakukan dengan metode refleksi diri, dapat pula dengan
mengkaji ulang berbagai dokumen seperti pekerjaan siswa, daftar hadir,
daftar nilai, atau bahan ajar.
Masalah yang dihadapi guru bisa jadi sangat luas, oleh karenanya
guru perlu memfokuskan perhatiannya pada masalah yang dapat ia
tanggulangi dan merupakan prioritas. Selanjutnya masalag perlu
dijabarkan secara operasional agar terencana perbaikannya lebih
terarah.
3. Merencanakan PTK
a. Rumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk
hipotesis tindakan.
Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik
untuk mengatasi masalah. Dugaan atau hipotesis ini dibuat
berdasarkan kajian berbagai teori, kajian hasil penelitian yang pernah
dilakukan dalam masalah yang serupa, diskusi dengan teman sejawat
atau pakar, serta refleksi pengalaman sendiri sebagai guru.
Berdasarkan hasil kajian tersebut, guru Menyusun berbagai alternatif
tindakan. Selanjutnya, guru perlu mengkaji setiap alternatif, terutama
keterkaitannya dengan tujuan tindakan (perbaikan) serta kelayakan
pelaksanaannya. Akhirnya, dengan mempertimbangkan hasil kajian,
guru memilih alternatif yang dianggap paling layak.
1. Analisis kelayakan hipotesis tindakan
Setelah menetapkan alternatif hipotesis yang terbaik,
hipotesis ini masih perlu dikaji kembali kelayakannya dikaitkan
dengan pelaksanaannya. Dengan perkataan lain, guru harus
bertanya, mungkinkah rencana tindakan tersebut
dilaksanakan. Hal itu harus berkaitan dengan kemampuan
guru sebagai pelaksana PTK apakah ia mampu
melaksanakan rencana perbaikan dan mampu
menyelesaikannya, serta kemampuan dan kondisi fisik siswa
dalam mengikuti kegiatan PTK tersebut, ketersediaan fasilitas
ytang diperlukan, dan suasana belajar di sekolah.
2. Melaksanakan PTK
Setelah yakin hipotesis tindakan sudah layak, guru harus
mempersiapkan diri untuk melaksanakan PTK.
3. Menyiapkan pelaksanaan
Ada beberapa ;angkah yang perlu disiapkan sebelum
merealisasikan rencana Tindakan kita.
a) Membuat rencana pembelajaran beserta scenario
Tindakan yang akan dilaksanakan.
b) Menyiapkan fasilitas yang diperlukan
c) Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang
berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan
d) Mensimulasikan pelaksanaan tindakan
4. Melaksanakan tindakan
Agar pelaksanaan dapat berlangsung secara terarah, guru
perlu memperhatikan beberapa prinsip, yaitu:
a) PTK tidak boleh mengganggu komitmen guru dalam
mengajar, maka guru tidak boleh mengorbankan siswa
hanya demi penelitian yang sedang dilaksanakannya.
b) Pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu
menyita waktu karena dapat mengganggu konsentrasi
guru dalam mengajar.
c) Metodologi yang diterapkan haruslah reliabel, sehingga
memungkinkan guru mengembangkan strategi
pembelajaran sesuai dengan situasi kelasnya.
d) Masalah yang ditangani guru harus sesuai dengan
kemampuan dan komitmen guru.
e) Guru harus memperhatikan aturan atau etika yang terkait
dengan tugas-tugasnya.
f) PTK harus mendapat dukungan dari seluruh personel
sekolah.
Di samping kriteria di atas, dalam pelaksaan PTK,
observasi dan interpretasi terhadap proses dan hasil Tindakan
berlangsung secara bersamaan. Ini berarti guru harus mampu
mengobservasi dan menginterpretasi secara cepat.

B. Pengumpulan dan Analisis Data, serta Tindak Lanjut


1. Pengumpulan Data
a. Observasi dan interpretasi
PTK menekankan bahwa observasi dan interpretasi
berlangsung secara simultan. Artinya, data yang diamati tersebut
langsung diinterpretasikan, tidak hanya sekedar direkam. Tetapi ada
juga data hasil pengamatan yang tidak memerlukan interpretasi
sehingga memungkinkan pengamat hanya merekam apa yang dilihat
tanpa perlu memberi makna kepada hasil rekamannya. Menurut
pengamatan ala Flanders yang diberi nama “low-inference
observation”, data yang hanya perlu direkam dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu pembicaraan guru, pembicaraan siswa, dan sepi
(tanpa pembicaraan). Sedangkan data yang mempersyaratkan
interpretasi saat merekam data dinamakan “high-inference
observation”.
1) Prinsip dan jenis observasi
Sederhananya, observasi berarti pengamatan yang memiliki
tujuan tertentu. Walau seperti itu, observasi mempunyai prinsip
yang harus diikuti, diantaranya:
a) Perencanaan bersama antara pengamat dan yang diamati
dengan tujuan untuk membangun rasa saling percaya.
b) Fokus kegiatan pengamatan haruslah pada usaha perbaikan
pembelajaran dan mendorong keberhasilan strategi yang
diterapkan, bukan pada kegagalan perilaku guru yang
dianggap tidak sesuai.
c) Membangun kriteria (sasaran) pengamatan yang didasarkan
pada proses pengumpulan dan pemanfaatan data observasi.
d) Keterampilan observasi yang mengharuskan guru mengambil
kesimpulan dengan baik atas pembelajaran yang dikelolanya
dari data yang dikumpulkan dan membuat hipotesis.
e) Balikan (feedback) antara guru dan pengamat yang saling
ketergantungan yang menguntungkan dalam mengobservasi.
Menurut cara melakukannya, observasi dibagi menjadi:
a) Observasi terbuka, tidak menggunakan lembar observasi
tetapi hanya menggunakan kertas kosong untuk merekam
jalannya pelajaran.
b) Observasi terfokus, observasi ini secara khusus ditujukan
untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran.
c) Observasi terstruktur, observasi ini menggunakan instrumen
observasi yang terstruktur dan siap pakai, pengamat hanya
tinggal membubuhkan tanda cek (v) pada tempat yang
disediakan.
d) Observasi sistematik, observasi ini adalah observasi yang
paling rinci dalam kategori yang diamati. Contoh dari
observasi sistematik adalah kategori observasi yang
dikemukakan oleh Flanders.
2) Tujuan atau sasaran observasi
Secara umum observasi bertujuan untuk mengumpulkan data
yang valid dan reliabel (sahih dan handal). Data ini kemudian
akan diolah untuk menguji hipotesis. Dalam PTK, observasi
bertujuan untuk memantau proses dan dampak perbaikan yang
direncanakan. Sasaran observasi dalam PTK adalah proses dan
hasil atau dampak pembelajaran yang direncanakan sebagai
tindakan perbaikan. proses dan dampak yang teramati
diinterpretasikan, selanjutnya digunakan untuk menata kembali
langkah-langkah perbaikan.
3) Prosedur observasi
Berikut tiga tahapan dalam prosedur observasi:
a) Pertemuan pendahuluan, pertemuan perencanaan yang
bertujuan untuk menyepakati berbagai hal yang berkaitan
dengan pelajaran yang akan diamati dan observasi yang
akan dilakukan.
b) Pelaksanaan observasi, merealisasikan rencana pada
pertemuan pendahuluan dan mengobservasi proses dan hasil
tindakan perbaikan. Pengamat merekam dan
menginterpretasikan data sesuai dengan kesepakatan dan
berusaha menciptakan suasana yang mendukung
berlangsungnya proses perbaikan.
c) Diskusi balikan, pada pertemuan ini guru dan pengamat
berbagi informasi yang dilakukan selama pengamatan,
mendiskusikan dan menginterpretasikan informasi tersebut,
serta mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.
b. Catatan harian, rekaman, angket, dan wawancara
Di samping observasi, data pembelajaran dapat dikumpulkan
dengan cara melihat catatan harian siswa, rekaman pembelajaran
sebelumnya, angket, wawancara, dan berbagai dokumen lainnya
yang berhubungan dengan siswa.
Catatan harian siswa merupakan catatan harian yang dibuat
oleh siswa secara bebas tentang pelajaran tertentu. Catatan ini dapat
berisi segala pendapat, reaksi, atau bahkan mungkin saran siswa
tentang pembelajaran yang dilakukannya. Rekaman pembelajaran
bisa menggunakan tape-recorder merupakan salah satu cara
mendapatkan data yang berkaitan dengan interaksi di dalam kelas.
Angket atau kuisioner dapat digunakan untuk menjaring pendapat
siswa tentang pembelajaran. Wawancara dapat dilakukan dengan
tujuan mengungkap pendapat siswa tentang pembelajaran.
Wawancara dapat terjadi antara guru dan siswa, pengamat dan
siswa, serta siswa dan siswa. Dokumen-dokumen lain seperti hasil
belajar siswa, yang berupa tugas, latihan, ulangan dapat
dimanfaatkan sebagai data yang dapat memberi informasi tentang
kualitas perbaikan.
2. Analisis dan Refleksi
a. Analisis Data
Analisis data pada tahap ini agak berbeda dengan interpretasi
yang dilakukan pada tahap observasi. Jika interpretasi dilakukan
pada setiap saat observasi dan pada pertemuan atau diskusi balikan,
maka analisis data dilakukan setelah satu paket perbaikan selesai
diimplementasikan secara keseluruhan. Analisis data dilakukan
secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan mengelompokkan
(reduksi data), kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan
data, dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna.
b. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan merenungkan kembali secara
intensif kejadian-kejadian atau peristiwa yang menyebabkan
munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan.
3. Perencanaan Tindak Lanjut
Seperti yang sudah dijabarkan dalam tahap analisis data dan refleksi,
hasil atau kesimpulan yang didapat pada analisis data dan setelah
melakukan refleksi digunakan untuk membuat rencana tindak lanjut. Jika
ternyata tindakan perbaikan belum berhasil menjawab masalah, maka
hasil analisis data dan refleksi digunakan untuk merencanakan kembali
tindakan perbaikan, bahkan bila perlu dibuat rencana baru. Siklus PTK
dikatakan berakhir apabila perbaikan sudah berhasil dilakukan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengumpulan data dalam PTK dapat dilakukan dengan berbagai
teknik, yaitu observasi, catatan harian, rekaman, angket, wawancara, serta
analisis dokumen hasil belajar siswa.
Tahap observasi dan interpretasi dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan perbaikan. Observasi yang efektif berlandaskan pada
lima prinsip dasar, yaitu: (1) harus ada perencanaan bersama antara guru
dan pengamat, (2) fokus observasi harus ditetapkan bersama, (3) guru dan
pengamat harus membangun kriteria observasi bersama-sama, (4)
pengamat harus memiliki keterampilan mengobservasi, dan (5) observasi
akan bermanfaat jika balikan (feedback) diberikan segera dan mengikuti
berbagai aturan. Ada empat jenis observasi yang dapat dipilih, yaitu
observasi terbuka, observasi terfokus, observasi terstruktur, dan observasi
sistematik. Observasi yang bertujuan memantau proses dan dampak
perbaikan dilakukan dengan mengikuti tiga langkah yang merupakan satu
siklus yang selalu berulang, yaitu pertemuan pendahuluan (perencanaan),
pelaksanaan observasi, dan diskusi balikan.
Analisis data dilakukan dengan menyeleksi dan mengelompokkan
data, memaparkan atau mendeskripsikan data dalam bentuk narasi, tabel,
dan grafik, serta menyimpulkan dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan hasil
analisis dilakukan refleksi, yaitu renungan atau mengingat kembali apa yang
sudah dikerjakan dan penyebab keberhasilan. Berdasarkan hasil refleksi,
guru melakukan perencanaan tindak lanjut, yang dapat berupa revisi dari
rencana lama, atau bahkan baru.

Anda mungkin juga menyukai