Anda di halaman 1dari 9

RESUME MODUL 2

MATA KULIAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MAISYAROH
NIM : 856227731

POKJAR PANTI
UPBJJ UT 14 PADANG
UNIVERSITAS TERBUKA
2021.1
.
MODUL 2
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Kegiatan Belajar 1
RENCANA DAN PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap, yaitu
merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan refleksi. Hasil refleksi
terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika
ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki praktik atau belum berhasil
memecahkan masalah yang menjadi kerisauan guru.
Keempat tahap tersebut merupakan satu siklus atau daur, oleh karena itu setiap tahap akan
terulang kembali. Tahap merencanakan dan melakukan tindakan dengan empau langkah
utama adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisa dan merumuskan masalah
3. Merencanakan PTK
4. Melaksanakan PTK

Keempat langkah ini merupakan langkah yang berurutan, artinya langkah pertama harus
dikerjakan lebih dahulu sebelum langkah kedua dilaksanakan, demikian seterusnya.

A. MENGIDENTIFIKASI MASALAH
Suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau disadari oleh
guru. Guru merasa ada sesuatu yang tidak beres di kelasnya, yang jika dibiarkan akan
berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar siswa. Masalah tersebut mungkin masih kabur,
sehingga guru perlu merenung atau melakukan refleksi agar masalah tersebut semakin jelas.
Guru dituntut jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang dikelolanya
sebagai bagian penting dari dunianya. Guru dapat mengajukan pertanyaan berikut kepada diri
sendiri:
1. Apa yang sedang terjadi di kelas saya?
2. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu?
3. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya?
4. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut saya biarkan?
5. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut atau memperbaiki
situasi yang ada?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut guru perlu merenung atau melakukan refleksi tentang
apa yang terjadi di dalam kelas. Refleksi akan efektif jika guru mempunyai pemahaman atau
kesadaran yang tinggi akan fungsi pembelajaran dan jujur terhadap diri sendiri. Ada kalanya
guru perlu dibantu untuk mengidentifikasi masalah. Guru dapat dibantu oleh kepala sekolah,
pengawas, atau dosen LPTK yang berkolaborasi dengan sekolah.
Bidang yang layak dijadikan fokus PTK adalah:
a. Melibatkan kegiatan belajar dan mengajar
b. Mungkin ditangani oleh guru
c. Sangat menarik minat guru
d. Ingin diubah/diperbaiki oleh guru

B. MENGANALISA DAN MERUMUSKAN MASALAH


Setelah masalah teridentifikasi, perlu dilakukan analisis sehingga dapat merumuskan
masalah dengan jelas. Sebelum menganalisis masalah, kita mengumpulkan data yang terkait
dengan masalah tersebut, seperti langkah yang terdapat pada langkah dari Mills (2000).
Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri atau yang
disebut refleksi dan dapat pula dengan mengkaji ulang berbagai dokumen seperti pekerjaan
siswa, daftar hadir, atau daftar nilai, atau bahkan mungkin bahan pelajaran yang kita siapkan.
Guru perlu memfokuskan perhatiannya pada masalah yang mungkin dapat
ditanggulangi dan memerlukan prioritas untuk ditangani. Masalah perlu dijabarkan atau
dirinci secara operasional agar rencana perbaikannya dapat lebih terarah. Misalnya masalah
tugas dan bahan belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi siswa dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana frekuensi pemberian tugas yang dapat meningkatkan motivasi siswa?
2. Bagaimana bentuk dan materi tugas yang memotivasi?
3. Bagaimana syarat bahan belajar yang menarik?
4. Bagaimana kaitan materi bahan belajar dengan tugas yang diberikan?

Dengan merumuskan masalah secara operasional, maka sudah dimulai rencana perbaikan
atau rencana PTK.
C. MERENCANAKAN PERBAIKAN
Langkah-langkah dalam menyusun rencana adalah:
1. Rumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis tindakan
Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi
masalah. Hal ini dibuat berdasarkan kajian berbagai teori, kajian hasil penelitian yang pernah
dilakukan dalam masalah yang serupa, diskusi dengan teman sejawat atau dengan pakar, serta
refleksi pengalaman sendiri sebagai guru.

2. Analisis Kelayakan Hipotesis Tindakan


Hipotesis ini masih perlu dikaji kembali kelayakannya. Guru harus bertanya mungkinkah
rencana tindakan tersebut dilaksanakan. Hal ini terutama dikaitkan dengan hal-hal berikut:
a. Kemampuan dan komitmen guru sebagai actor pelaksana karena pelaksanaan PTK
memang harus tumbuh dari keinginan guru sendiri. Guru harus bertanya pada diri
sendiri apakah ia cukup mampu melaksanakan rencana perbaikan tersebut dan apakah
dia cukup tangguh untuk menyelesaikannya.
b. Kemampuan dan kondisi fisik siswa dalam mengikuti tindakan tersebut; misalnya jika
diputuskan untuk member tugas setiap minggu, apakah siswa cukup mampu
menyelesaikannya. Apakah malah membuat siswa menjadi bosan.
c. Ketersediaan sarana/fasilitas yang diperlukan. Apakah sarana/fasilitas yang
diperlukan dalam perbaikan dapat diadakan oleh siswa, sekolah, ataukah oleh guru
sendiri?
d. Iklim belajar dan iklim kerja di sekolah. Iklim belajar berkaitan dengan berbagai
kebiasaan guru, siswa, dan personil lain dalam menyikapi kegiatan belajar atau
kegiatan akademik, sedangkan iklim kerja berkaitan dengan kebiasaan personil
sekolah dalam menyikapi tugas-tugasnya. Dalam hal ini guru perlu
mempertimbangkan apakah alternative yang dipilihnya akan mendapat dukungna dari
kepala sekolah dan personil lain di sekolah.

D. MELAKSANAKAN PTK
Setelah meyakini bahwa hipotesis tindakan atau rencana perbaikan sudah cukup
layak, kini guru perlu mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perbaikan.
1. Menyiapkan Pelaksanaan
Langkah-langkah yang perlu dipersiapkan:
a. Membuat rencana pembelajaran beserta scenario tindakan yang akan dilaksanakan.
b. Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan.
c. Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses dan
hasil perbaikan.
d. Mensimulasikan pelaksanaan tindakan.

2. Melaksanakan Tindakan
Agar pelaksanaan dapat berlangsung secara terarah, guru perlu memperhatikan beberapa
prinsip/kriteria PTK (Hopkins, 1993) sebagai berikut:
a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar. Oleh karena itu, metodologi penelitian yang
sedang dilaksanakan tidak boleh mengganggu komitmen guru dalam mengajar.
b. Cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu guru.
c. Metodologi yang diterapkan harus reliable atau handal.
d. Masalah yang ditangani harus sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru.
e. Guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika yang terkait dengan tugas-
tugasnya.
f. PTK harus mendapat dukungan dari seluruh personil sekolah.

Pelaksanaan PTK, observasi dan interpretasi terhadap proses dan hasil tindakan berlangsung
secara bersamaan. Dengan arti guru sebagai actor PTK harus mampu melakukan observasi
dan interpretasi secara cepat, sehingga penyesuaian-penyesuaian dapat dilakukan jika perlu.
Kegiatan Belajar 2:
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA, SERTA TINDAK LANJUT

A. PENGUMPULAN DATA
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik, seperti observasi, wawancara, catatan
harian, angket, dan sebagainya.

1. Observasi dan Interpretasi


Pelaksanaan tindakan dan observasi/interpretasi berlangsung secara simultan. Data yang
diamati tersebut langsung diinterpretasikan, tidak sekadar direkam. Dalam langkah persiapan
pelaksanaan, hal yang harus dipersiapkan adalah cara perekaman data. Apa yang harus
direkam dan bagaimana merekamnya harus ditentukan secara jelas. Salah satu cara untuk
merekam atau mengumpulkan data adalah dengan observasi atau pengamatan. Jika
observasi/pengamatan data menyita waktu guru dan mengakibatkan konsentrasi guru
terganggu, maka guru dapat menggunakan bantuan alat perekam atau meminta teman sejawat
untuk membantu mengumpulkan data melalui observasi.

a. Prinsip dan jenis observasi


Observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Khusus dalam konteks PTK, observasi
mempunyai makna yang sangat khas, yang membedakannya dari observasi dalam penelitian
formal. Hopkins (1993) menyebutkan ada lima prinsip dasar atau karakteristik kunci
observasi, yang secara singkat dapat dideskripsikan seperti berikut:
1) Perencanaan Bersama
Observasi yang baik diawali dengan perencanaan bersama antara pengamat dengan yang
diamati, dalam hal ini antara teman sejawat yang akan membantu mengamati dengan guru
yang akan mengajar.
2) Fokus
Fokus pengamatan bisa secara luas atau umum dan bisa juga khusus/spesifik.
3) Membangun Kriteria
Observasi akan sangat membantu guru jika criteria berhasil atau sasaran yang ingin dicapai
sudah disepakati.
4) Keterampilan Observasi
Seorang pengamat yang baik memiliki tiga keterampilan: (1) dapat menahan diri untuk tidak
terlalu cepat memutuskan dalam menginterpretasikan satu peristiwa; (2) dapat menciptakan
suasana yang memberikan dukungan dan menghindari terjadinya suasana yang menakutkan
guru atau siswa; dan (3) menguasai berbagai teknik untuk menemukan peristiwa atau
interaksi yang tepat untuk direkam.
5) Balikan (Feedback)
Hasil observasi dapat dimanfaatkan jika ada balikan yang tepat.

Dilihat dari cara melakukannya, observasi dapat dibedakan menjadi:


1) Observasi Terbuka
Pengamat tidak menggunakan lembar observasi, melainkan hanya menggunakan kertas
kosong untuk merekam pelajaran yang diamati.
2) Observasi Terfokus
Observasi ini untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran.
3) Observasi Terstruktur
Observasi ini menggunakan instrument observasi yang terstruktur dan siap pakai, sehingga
pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda (V) pada tempat yang disediakan.
4) Observasi Sistematik
Observasi sistematik lebih rinci dari observasi terstruktur dalam kategori data yang diamati.

b. Tujuan/sasaran Observasi
Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah
tertentu. Dalam PTK, observasi ditujukan untuk memantau proses dan dampak perbaikan
yang direncanakan.

c. Prosedur Observasi
Prosedur atau langkah-langkah observasi terdiri dari tiga tahap, yaitu: pertemuan
pendahuluan, observasi, dan diskusi balikan. Ketiga tahap ini sering disebut sebagai siklus
pengamatan, Langkah-langkah tersebut adalah:
1) Pertemuan Pendahuluan
Sering disebut dengan pertemuan perencanaan, dilakukan sebelum observasi berlangsung.
Bertujuan untuk menyepakati berbagai hal yang berkaitan dengan pelajaran yang akan
diamati.
2) Pelaksanaan Observasi
Observasi dilakukan terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan, yang terfokus pada prilaku
mengajar guru, prilaku belajar siswa, dan interaksi antara guru dan siswa.
3) Diskusi Balikan
Hal ini dilakukan setelah tindakan perbaikan yang diamati berakhir.

2. Catatan Harian, Rekaman, Angket, dan Wawancara


Data dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik lain seperti catatan harian guru, catatan
harian siswa, rekaman dengan tape recorder, angket wawancara, dan berbagai dokumen
terkait dengan siswa.
Catatan harian guru disebut field note, dibuat oleh guru setelah pembelajaran selesai.
Catatan harian siswa dibuat siswa secara bebas tentang pelajaran tertentu. Rekaman dengan
tape recorder merupakan salah satu cara mendapatkan data penting yang berkaitan dengan
interaksi di dalam kelas. Angket atau kuesioner dapat digunakan untuk menjaring pendapat
siswa tentang pembelajaran. Wawancara dapat dilakukan untuk mengungkap pendapat siswa
tentang pembelajaran.

B. ANALISIS DATA DAN REFLEKSI


1. Analisis data
Agar data tersebut bermakna sebagai dasar untuk mengambil keputusan, data tersebut
harus dianalisis atau diberi makna. Analisis data dapat dilakukan secara bertahap; (1)
menyeleksi dan mengelompokkan, (2) memaparkan atau mendeskripsikan data, dan (3)
menyimpulkan atau memberi makna. Pada tahap pertama, data diseleksi, difokuskan, dan
direduksi. Tahap ini sering disebut reduksi data. Tahap kedua, data yang sudah terorganisir,
dideksripsikan sehingga bermakna, baik dalam bentuk narasi, grafik, maupun tabel. Tahap
terakhir dari data ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan atau formula singkat.

2. Refleksi
Refleksi seperti berdiri di depan cermin untuk melihat kembali bayangan kita atau
memantulkan kembali kejadian yang perlu dikaji. Dibantu hasil analisis data, guru
merenungkan mengapa satu kejadian berlangsung dan mengapa seperti itu. Melalui refleksi,
guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, serta apa yang
perlu diperbaiki lagi dalam permbelajaran berikutnya. Refleksi dilakukan melalui analisis dan
sintesis, serta induksi dan deduksi.
C. PERENCANAAN TINDAK LANJUT
Hasil atau kesimpulan yang didapat pada analisis data dan setelah melakukan refleksi
digunakan untuk membuat rencana tindak lanjut. Jika ternyata tindakan perbaikan belum
berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru, maka hasil analisis data dan
refleksi digunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan, bila perlu dibuat
rencana baru. Jika ini terjadi, maka siklus 2 PTK langkah-langkahnya tetap sama, Siklus PTK
akan berakhir, jika perbaikan sudah berhasil dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai