Kegiatan Belajar 1:
RENCANA DAN PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap,
yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan refleksi. Hasil
refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi
rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki praktik atau
belum berhasil memecahkan masalah yang menjadi kerisauan guru.
Keempat tahap tersebut merupakan satu siklus atau daur, oleh karena itu setiap
tahap akan terulang kembali. Tahap merencanakan dan melakukan tindakan dengan
empau langkah utama adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisa dan merumuskan masalah
3. Merencanakan PTK
4. Melaksanakan PTK
Keempat langkah ini merupakan langkah yang berurutan, artinya langkah
pertama harus dikerjakan lebih dahulu sebelum langkah kedua dilaksanakan, demikian
seterusnya.
A. MENGIDENTIFIKASI MASALAH
Suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau
disadari oleh guru. Guru merasa ada sesuatu yang tidak beres di kelasnya, yang jika
dibiarkan akan berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar siswa. Masalah tersebut
mungkin masih kabur, sehingga guru perlu merenung atau melakukan refleksi agar
masalah tersebut semakin jelas.
Guru dituntut jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang dikelolanya
sebagai bagian penting dari dunianya. Guru dapat mengajukan pertanyaan berikut
kepada diri sendiri:
1. Apa yang sedang terjadi di kelas saya?
2. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu?
3. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya?
4. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut saya biarkan?
5. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut atau memperbaiki
situasi yang ada?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut guru perlu merenung atau melakukan
refleksi tentang apa yang terjadi di dalam kelas. Refleksi akan efektif jika guru
mempunyai pemahaman atau kesadaran yang tinggi akan fungsi pembelajaran dan
jujur terhadap diri sendiri. Ada kalanya guru perlu dibantu untuk mengidentifikasi
masalah. Guru dapat dibantu oleh kepala sekolah, pengawas, atau dosen LPTK yang
berkolaborasi dengan sekolah.
Bidang yang layak dijadikan fokus PTK adalah:
a. Melibatkan kegiatan belajar dan mengajar
b. Mungkin ditangani oleh guru
c. Sangat menarik minat guru
d. Ingin diubah/diperbaiki oleh guru
C. MERENCANAKAN PERBAIKAN
Langkah-langkah dalam menyusun rencana adalah:
1. Rumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis tindakan
Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk
mengatasi masalah. Hal ini dibuat berdasarkan kajian berbagai teori, kajian hasil
penelitian yang pernah dilakukan dalam masalah yang serupa, diskusi dengan teman
sejawat atau dengan pakar, serta refleksi pengalaman sendiri sebagai guru.
D. MELAKSANAKAN PTK
Setelah meyakini bahwa hipotesis tindakan atau rencana perbaikan sudah cukup
layak, kini guru perlu mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perbaikan.
1. Menyiapkan Pelaksanaan
Langkah-langkah yang perlu dipersiapkan:
a. Membuat rencana pembelajaran beserta scenario tindakan yang akan
dilaksanakan.
b. Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan.
c. Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan
proses dan hasil perbaikan.
d. Mensimulasikan pelaksanaan tindakan.
2. Melaksanakan Tindakan
Agar pelaksanaan dapat berlangsung secara terarah, guru perlu memperhatikan
beberapa prinsip/kriteria PTK (Hopkins, 1993) sebagai berikut:
a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar. Oleh karena itu, metodologi penelitian
yang sedang dilaksanakan tidak boleh mengganggu komitmen guru dalam
mengajar.
b. Cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu
guru.
c. Metodologi yang diterapkan harus reliable atau handal.
d. Masalah yang ditangani harus sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru.
e. Guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika yang terkait dengan
tugas-tugasnya.
f. PTK harus mendapat dukungan dari seluruh personil sekolah.
Pelaksanaan PTK, observasi dan interpretasi terhadap proses dan hasil tindakan
berlangsung secara bersamaan. Dengan arti guru sebagai actor PTK harus mampu
melakukan observasi dan interpretasi secara cepat, sehingga penyesuaian-
penyesuaian dapat dilakukan jika perlu.
Kegiatan Belajar 2:
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DARA, SERTA TINDAK LANJUT
A. PENGUMPULAN DATA
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik, seperti observasi, wawancara,
catatan harian, angket, dan sebagainya.
1. Observasi dan Interpretasi
Pelaksanaan tindakan dan observasi/interpretasi berlangsung secara simultan.
Data yang diamati tersebut langsung diinterpretasikan, tidak sekadar direkam. Dalam
langkah persiapan pelaksanaan, hal yang harus dipersiapkan adalah cara perekaman
data. Apa yang harus direkam dan bagaimana merekamnya harus ditentukan secara
jelas. Salah satu cara untuk merekam atau mengumpulkan data adalah dengan
observasi atau pengamatan. Jika observasi/pengamatan data menyita waktu guru dan
mengakibatkan konsentrasi guru terganggu, maka guru dapat menggunakan bantuan
alat perekam atau meminta teman sejawat untuk membantu mengumpulkan data
melalui observasi.
a. Prinsip dan jenis observasi
Observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Khusus dalam konteks
PTK, observasi mempunyai makna yang sangat khas, yang membedakannya dari
observasi dalam penelitian formal. Hopkins (1993) menyebutkan ada lima prinsip dasar
atau karakteristik kunci observasi, yang secara singkat dapat dideskripsikan seperti
berikut:
1) Perencanaan Bersama
Observasi yang baik diawali dengan perencanaan bersama antara pengamat dengan
yang diamati, dalam hal ini antara teman sejawat yang akan membantu mengamati
dengan guru yang akan mengajar.
2) Fokus
Fokus pengamatan bisa secara luas atau umum dan bisa juga khusus/spesifik.
3) Membangun Kriteria
Observasi akan sangat membantu guru jika criteria berhasil atau sasaran yang ingin
dicapai sudah disepakati.
4) Keterampilan Observasi
Seorang pengamat yang baik memiliki tiga keterampilan: (1) dapat menahan diri untuk
tidak terlalu cepat memutuskan dalam menginterpretasikan satu peristiwa; (2) dapat
menciptakan suasana yang memberikan dukungan dan menghindari terjadinya
suasana yang menakutkan guru atau siswa; dan (3) menguasai berbagai teknik untuk
menemukan peristiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam.
5) Balikan (Feedback)
Hasil observasi dapat dimanfaatkan jika ada balikan yang tepat.
b. Tujuan/sasaran Observasi
Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab
masalah tertentu. Dalam penelitian formal, observasi bertujuan untuk mengumpulkan
data yang valid dan reliable(sahih dan handal). Dalam PTK, observasi ditujukan untuk
memantau proses dan dampak perbaikan yang direncanakan.
c. Prosedur Observasi
Prosedur atau langkah-langkah observasi terdiri dari tiga tahap, yaitu: pertemuan
pendahuluan, observasi, dan diskusi balikan. Ketiga tahap ini sering disebut sebagai
siklus pengamatan, Langkah-langkah tersebut adalah:
1) Pertemuan Pendahuluan
Sering disebut dengan pertemuan perencanaan, dilakukan sebelum observasi
berlangsung. Bertujuan untuk menyepakati berbagai hal yang berkaitan dengan
pelajaran yang akan diamati.
2) Pelaksanaan Observasi
Observasi dilakukan terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan, yang terfokus pada
prilaku mengajar guru, prilaku belajar siswa, dan interaksi antara guru dan siswa.
3) Diskusi Balikan
Hal ini dilakukan setelah tindakan perbaikan yang diamati berakhir.