Anda di halaman 1dari 8

MODUL 2

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Kegiatan Belajar 1:
RENCANA DAN PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)

PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap,
yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan refleksi. Hasil
refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi
rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki praktik atau
belum berhasil memecahkan masalah yang menjadi kerisauan guru.
Keempat tahap tersebut merupakan satu siklus atau daur, oleh karena itu setiap
tahap akan terulang kembali. Tahap merencanakan dan melakukan tindakan dengan
empau langkah utama adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisa dan merumuskan masalah
3. Merencanakan PTK
4. Melaksanakan PTK
Keempat langkah ini merupakan langkah yang berurutan, artinya langkah
pertama harus dikerjakan lebih dahulu sebelum langkah kedua dilaksanakan, demikian
seterusnya.

A. MENGIDENTIFIKASI MASALAH
Suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau
disadari oleh guru. Guru merasa ada sesuatu yang tidak beres di kelasnya, yang jika
dibiarkan akan berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar siswa. Masalah tersebut
mungkin masih kabur, sehingga guru perlu merenung atau melakukan refleksi agar
masalah tersebut semakin jelas.
Guru dituntut jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang dikelolanya
sebagai bagian penting dari dunianya. Guru dapat mengajukan pertanyaan berikut
kepada diri sendiri:
1. Apa yang sedang terjadi di kelas saya?
2. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu?
3. Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya?
4. Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut saya biarkan?
5. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut atau memperbaiki
situasi yang ada?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut guru perlu merenung atau melakukan
refleksi tentang apa yang terjadi di dalam kelas. Refleksi akan efektif jika guru
mempunyai pemahaman atau kesadaran yang tinggi akan fungsi pembelajaran dan
jujur terhadap diri sendiri. Ada kalanya guru perlu dibantu untuk mengidentifikasi
masalah. Guru dapat dibantu oleh kepala sekolah, pengawas, atau dosen LPTK yang
berkolaborasi dengan sekolah.
Bidang yang layak dijadikan fokus PTK adalah:
a. Melibatkan kegiatan belajar dan mengajar
b. Mungkin ditangani oleh guru
c. Sangat menarik minat guru
d. Ingin diubah/diperbaiki oleh guru

B. MENGANALISA DAN MERUMUSKAN MASALAH


Setelah masalah teridentifikasi, perlu dilakukan analisis sehingga dapat
merumuskan masalah dengan jelas. Sebelum menganalisis masalah, kita
mengumpulkan data yang terkait dengan masalah tersebut, seperti langkah yang
terdapat pada langkah dari Mills (2000). Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan kepada diri sendiri atau yang disebut refleksi dan dapat pula dengan
mengkaji ulang berbagai dokumen seperti pekerjaan siswa, daftar hadir, atau daftar
nilai, atau bahkan mungkin bahan pelajaran yang kita siapkan.
Guru perlu memfokuskan perhatiannya pada masalah yang mungkin dapat
ditanggulangi dan memerlukan prioritas untuk ditangani. Masalah perlu dijabarkan atau
dirinci secara operasional agar rencana perbaikannya dapat lebih terarah. Misalnya
masalah tugas dan bahan belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi
siswa dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana frekuensi pemberian tugas yang dapat meningkatkan motivasi siswa?
2. Bagaimana bentuk dan materi tugas yang memotivasi?
3. Bagaimana syarat bahan belajar yang menarik?
4. Bagaimana kaitan materi bahan belajar dengan tugas yang diberikan?
Dengan merumuskan masalah secara operasional, maka sudah dimulai rencana
perbaikan atau rencana PTK.

C. MERENCANAKAN PERBAIKAN
Langkah-langkah dalam menyusun rencana adalah:

1. Rumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis tindakan
Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk
mengatasi masalah. Hal ini dibuat berdasarkan kajian berbagai teori, kajian hasil
penelitian yang pernah dilakukan dalam masalah yang serupa, diskusi dengan teman
sejawat atau dengan pakar, serta refleksi pengalaman sendiri sebagai guru.

2. Analisis Kelayakan Hipotesis Tindakan


Hipotesis ini masih perlu dikaji kembali kelayakannya. Guru harus bertanya
mungkinkah rencana tindakan tersebut dilaksanakan. Hal ini terutama dikaitkan dengan
hal-hal berikut:
a. Kemampuan dan komitmen guru sebagai actor pelaksana karena pelaksanaan PTK
memang harus tumbuh dari keinginan guru sendiri. Guru harus bertanya pada diri
sendiri apakah ia cukup mampu melaksanakan rencana perbaikan tersebut dan apakah
dia cukup tangguh untuk menyelesaikannya.
b. Kemampuan dan kondisi fisik siswa dalam mengikuti tindakan tersebut; misalnya jika
diputuskan untuk member tugas setiap minggu, apakah siswa cukup mampu
menyelesaikannya. Apakah malah membuat siswa menjadi bosan.
c. Ketersediaan sarana/fasilitas yang diperlukan. Apakah sarana/fasilitas yang
diperlukan dalam perbaikan dapat diadakan oleh siswa, sekolah, ataukah oleh guru
sendiri?
d. Iklim belajar dan iklim kerja di sekolah. Iklim belajar berkaitan dengan berbagai
kebiasaan guru, siswa, dan personil lain dalam menyikapi kegiatan belajar atau
kegiatan akademik, sedangkan iklim kerja berkaitan dengan kebiasaan personil sekolah
dalam menyikapi tugas-tugasnya. Dalam hal ini guru perlu mempertimbangkan apakah
alternative yang dipilihnya akan mendapat dukungna dari kepala sekolah dan personil
lain di sekolah.

D. MELAKSANAKAN PTK
Setelah meyakini bahwa hipotesis tindakan atau rencana perbaikan sudah cukup
layak, kini guru perlu mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perbaikan.

1. Menyiapkan Pelaksanaan
Langkah-langkah yang perlu dipersiapkan:
a. Membuat rencana pembelajaran beserta scenario tindakan yang akan
dilaksanakan.
b. Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan.
c. Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan
proses dan hasil perbaikan.
d. Mensimulasikan pelaksanaan tindakan.

2. Melaksanakan Tindakan
Agar pelaksanaan dapat berlangsung secara terarah, guru perlu memperhatikan
beberapa prinsip/kriteria PTK (Hopkins, 1993) sebagai berikut:
a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar. Oleh karena itu, metodologi penelitian
yang sedang dilaksanakan tidak boleh mengganggu komitmen guru dalam
mengajar.
b. Cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu
guru.
c. Metodologi yang diterapkan harus reliable atau handal.
d. Masalah yang ditangani harus sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru.
e. Guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika yang terkait dengan
tugas-tugasnya.
f. PTK harus mendapat dukungan dari seluruh personil sekolah.

Pelaksanaan PTK, observasi dan interpretasi terhadap proses dan hasil tindakan
berlangsung secara bersamaan. Dengan arti guru sebagai actor PTK harus mampu
melakukan observasi dan interpretasi secara cepat, sehingga penyesuaian-
penyesuaian dapat dilakukan jika perlu.

Kegiatan Belajar 2:
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DARA, SERTA TINDAK LANJUT

A. PENGUMPULAN DATA
Data dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik, seperti observasi, wawancara,
catatan harian, angket, dan sebagainya.
1. Observasi dan Interpretasi
Pelaksanaan tindakan dan observasi/interpretasi berlangsung secara simultan.
Data yang diamati tersebut langsung diinterpretasikan, tidak sekadar direkam. Dalam
langkah persiapan pelaksanaan, hal yang harus dipersiapkan adalah cara perekaman
data. Apa yang harus direkam dan bagaimana merekamnya harus ditentukan secara
jelas. Salah satu cara untuk merekam atau mengumpulkan data adalah dengan
observasi atau pengamatan. Jika observasi/pengamatan data menyita waktu guru dan
mengakibatkan konsentrasi guru terganggu, maka guru dapat menggunakan bantuan
alat perekam atau meminta teman sejawat untuk membantu mengumpulkan data
melalui observasi.
a. Prinsip dan jenis observasi
Observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Khusus dalam konteks
PTK, observasi mempunyai makna yang sangat khas, yang membedakannya dari
observasi dalam penelitian formal. Hopkins (1993) menyebutkan ada lima prinsip dasar
atau karakteristik kunci observasi, yang secara singkat dapat dideskripsikan seperti
berikut:
1) Perencanaan Bersama
Observasi yang baik diawali dengan perencanaan bersama antara pengamat dengan
yang diamati, dalam hal ini antara teman sejawat yang akan membantu mengamati
dengan guru yang akan mengajar.
2) Fokus
Fokus pengamatan bisa secara luas atau umum dan bisa juga khusus/spesifik.
3) Membangun Kriteria
Observasi akan sangat membantu guru jika criteria berhasil atau sasaran yang ingin
dicapai sudah disepakati.
4) Keterampilan Observasi
Seorang pengamat yang baik memiliki tiga keterampilan: (1) dapat menahan diri untuk
tidak terlalu cepat memutuskan dalam menginterpretasikan satu peristiwa; (2) dapat
menciptakan suasana yang memberikan dukungan dan menghindari terjadinya
suasana yang menakutkan guru atau siswa; dan (3) menguasai berbagai teknik untuk
menemukan peristiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam.
5) Balikan (Feedback)
Hasil observasi dapat dimanfaatkan jika ada balikan yang tepat.

Dilihat dari cara melakukannya, observasi dapat dibedakan menjadi:


1) Observasi Terbuka
Pengamat tidak menggunakan lembar observasi, melainkan hanya menggunakan
kertas kosong untuk merekam pelajaran yang diamati.
2) Observasi Terfokus
Observasi ini untuk mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran.
3) Observasi Terstruktur
Observasi ini menggunakan instrument observasi yang terstruktur dan siap pakai,
sehingga pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda (V) pada tempat yang
disediakan.
4) Observasi Sistematik
Observasi sistematik lebih rinci dari observasi terstruktur dalam kategori data yang
diamati.

b. Tujuan/sasaran Observasi
Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab
masalah tertentu. Dalam penelitian formal, observasi bertujuan untuk mengumpulkan
data yang valid dan reliable(sahih dan handal). Dalam PTK, observasi ditujukan untuk
memantau proses dan dampak perbaikan yang direncanakan.

c. Prosedur Observasi
Prosedur atau langkah-langkah observasi terdiri dari tiga tahap, yaitu: pertemuan
pendahuluan, observasi, dan diskusi balikan. Ketiga tahap ini sering disebut sebagai
siklus pengamatan, Langkah-langkah tersebut adalah:
1) Pertemuan Pendahuluan
Sering disebut dengan pertemuan perencanaan, dilakukan sebelum observasi
berlangsung. Bertujuan untuk menyepakati berbagai hal yang berkaitan dengan
pelajaran yang akan diamati.
2) Pelaksanaan Observasi
Observasi dilakukan terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan, yang terfokus pada
prilaku mengajar guru, prilaku belajar siswa, dan interaksi antara guru dan siswa.
3) Diskusi Balikan
Hal ini dilakukan setelah tindakan perbaikan yang diamati berakhir.

2. Catatan Harian, Rekaman, Angket, dan Wawancara


Data dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik lain seperti catatan harian guru,
catatan harian siswa, rekaman dengan tape recorder, angket wawancara, dan berbagai
dokumen terkait dengan siswa.
Catatan harian guru disebut field note, dibuat oleh guru setelah pembelajaran
selesai. Catatan harian siswa dibuat siswa secara bebas tentang pelajaran tertentu.
Rekaman dengan tape recorder merupakan salah satu cara mendapatkan data penting
yang berkaitan dengan interaksi di dalam kelas. Angket atau kuesioner dapat
digunakan untuk menjaring pendapat siswa tentang pembelajaran. Wawancara dapat
dilakukan untuk mengungkap pendapat siswa tentang pembelajaran.

B. ANALISIS DATA DAN REFLEKSI


1. Analisis data
Agar data tersebut bermakna sebagai dasar untuk mengambil keputusan, data
tersebut harus dianalisis atau diberi makna. Analisis data dapat dilakukan secara
bertahap; (1) menyeleksi dan mengelompokkan, (2) memaparkan atau
mendeskripsikan data, dan (3) menyimpulkan atau memberi makna. Pada tahap
pertama, data diseleksi, difokuskan, dan direduksi. Tahap ini sering disebut reduksi
data. Tahap kedua, data yang sudah terorganisir, dideksripsikan sehingga bermakna,
baik dalam bentuk narasi, grafik, maupun tabel. Tahap terakhir dari data ditarik
kesimpulan dalam bentuk pernyataan atau formula singkat.
2. Refleksi
Refleksi seperti berdiri di depan cermin untuk melihat kembali bayangan kita atau
memantulkan kembali kejadian yang perlu dikaji. Dibantu hasil analisis data, guru
merenungkan mengapa satu kejadian berlangsung dan mengapa seperti itu. Melalui
refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai,
serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam permbelajaran berikutnya. Refleksi dilakukan
melalui analisis dan sintesis, serta induksi dan deduksi.

C. PERENCANAAN TINDAK LANJUT


Hasil atau kesimpulan yang didapat pada analisis data dan setelah melakukan
refleksi digunakan untuk membuat rencana tindak lanjut. Jika ternyata tindakan
perbaikan belum berhasil menjawab masalah yang menjadi kerisauan guru, maka hasil
analisis data dan refleksi digunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan,
bila perlu dibuat rencana baru. Jika ini terjadi, maka siklus 2 PTK langkah-langkahnya
tetap sama, Siklus PTK akan berakhir, jika perbaikan sudah berhasil dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai